cover
Contact Name
Farikha Maharani
Contact Email
farikhamaharani@unwahas.ac.id
Phone
+6281325449347
Journal Mail Official
inovasitekim@unwahas.ac.id
Editorial Address
JL. Menoreh Tengah X / 22, Sampangan, Gajahmungkur, Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50232
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Inovasi Teknik Kimia
ISSN : 2527614X     EISSN : 25415891     DOI : http://dx.doi.org/10.31942/inteka
Core Subject : Engineering,
The Inovasi Teknik Kimia (INTEKA) journal focuses upon aspects of chemical engineering: chemical reaction engineering, environmental chemical engineering, material and food engineering . The INTEKA is an research journal and invites contributions of original and novel fundamental research. The journal aims to provide a forum for the presentation of original fundamental research, interpretative reviews and discussion of new developments in chemical engineering. Papers which describe novel theory and its application to practice are welcome, as are those which illustrate the transfer of techniques from other disciplines. Reports of carefully executed experimental work, which is soundly interpreted are also welcome. The overall focus is on original and rigorous research results which have generic significance.
Articles 270 Documents
ANALISIS OPTIMASI KADAR VITAMIN C DARI FILTRAT BUAH NANAS (Ananas comosus L Merr) MENGGUNAKAN SISTEM EVAPORATOR VACUUM Qurrotun A’yuni Khoirun Nisa’
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2490

Abstract

Riset ini bertujuan untuk mengembangkan skema proses evaporasi untuk analisa kadar vitamin C. Target yang ingin dicapai berupa optimisasi parameter proses. Kajian dilakukan pada berbagai variabel,meliputi suhu (40 - 60 ºC), konsentrasi (20 – 40 g/L), dan waktu (60 – 90 menit. Sedangkan variabel bergantungnya adalah viskositas, moisture content, dan kadar vitamin C. Penentuan variabel yang berpengaruh dapat menggunakan central composite rotatotional design (CCRD). Percobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum pengaruh variabel evaporasi terhadap kadar vitamin C, diperoleh saat nilai kadar vitamin C lebih dari 0,00014 % dengan konsentrasi 34 – 36 g/L pada suhu 56 – 58 ◦C selama 80 – 90 menit. Kata kunci: evaporasi, nanas, vitamin C
EKSTRAKSI GELOMBANG MIKRO TERPENOID DAUN SURIAN (Toona sureni merr) Indah Hartati; Safaah Nurfaizin; Suwardiyono Suwardiyono; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i2.1656

Abstract

Terpenoid merupakan salah satu jenis metabolit sekunder yang memiliki berbagai peran penting dibidang obat obatan, agrikultur dan industri. Pemilihan metode ekstraksi merupakan salah satu kunci dalam menghasilkan ekstrak dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Menimbang keluasan spektrum peran dan sifat farmakologi terpenoid, maka dilakukan penelitian dengan tujuan menerapkan proses pemanasan gelombang mikro pada proses ekstraksi terpenoid daun surian serta mengkaji profil spektra FTIR esktrak terpenoid daun surian. Proses ekstraksi gelombang mikro daun surian dilakukan dengan kondisi operasi optimum yang telah diperoleh dari penelitian pendahuluan yakni proses ekstraksi selama 3 menit, rasio solid-liquid 1:12 (b/v), menggunakan larutan etanol dengan konsentrasi 56% serta ekstraksi menggunakan daya mikrowave sebesar 399W. Ekstrak daun surian diuji secara colorimetri menggunakan larutan Lieberman Buchard serta dianalisa menggunakan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi gelombang mikro terhadap daun surian yang dilakukan selama 3 menit, rasio solid-liquid 1:12 (b/v), menggunakan larutan etanol dengan konsentrasi 56% serta ekstraksi menggunakan daya mikrowave sebesar 399W menghasilkan yield sebesar 35,05%. Uji kolorimetri menggunakan larutan Lieberman Buchard menunjukkan bahwa ekstrak positif mengandung terpenoid. Profil spektra FTIR menunjukkan bahwa ekstrak daun surian menunjukkan puncak-puncak serapan yang menunjukkan adanya gugus gugus fungsi yang menjadi karakteristik keberadaan golongan terpenoid. Kata kunci :ekstraksi, FTIR, gelombang mikro, suren, triterpenoid
STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEGAGAN (Centella asiatica L.) DI DUA TEMPAT TUMBUH Aulia Rahmaniati M; Maria Ulfah; Dewi Andini Kunti Mulangsari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i1.2128

Abstract

Pegagan leaf (Centella asiatica L.) is one of the potential medicinal plants that are often used for the treatment of analgesics, anti-inflammatory and hepatoprotector. Because of the many benefits of leaf pegagan it is necessary to standardize the extracts to ensure the quality associated with the substance of identity, and the composition of the chemical content whose specifications are contained in the monograph as the quality requirements listed in Materia Medika Indonesia.This research is an experimental research. Samples in this study were obtained from Tawangmangu and Kediri then extract using maceration method with 96% ethanol solvent. Standardization of non-specific parameters of ethanol extract of bay leaf includes determination of moisture content, total ash content, acid unsaturated ash content, drying shrinkage, specific gravity and heavy metal contamination (Pb, As and Hg). The data of the research results are compared with the standard that has been set in the book of Indonesian Herbal Pharmacopoeia and the Book of Standardization of Natural Medicinal Material.The result of non-specific test of extract ethanol extract of gotu kola leaf from Tawangmangu obtained by water content 4,689% ± 2,165%, total ash content 3,12% ± 1,76%, acid soluble ash content 0,97% ± 0,87%, weight Type of 1.631 g / mL ± 1.277 g / mL, shrinkage dried 11.26% ± 3.355% and heavy metal contaminants 0.27 ± 0.519 mg / kg extract, As ˂0.005 μg / mL, Hg <0.001 mg / kg extract. While the result of ethanol extract of pegagan leaf from Kediri is moisture content 6,197% ± 2,489%, total ash content 4,42% ± 2,10%, ash acid unsaturated level 0,97% ± 0,98%, weight of type 1,630 g / ML ± 1,275 g / mL, shrinkage rate 3,51% ± 1,873% and heavy metal contamination Pb 0,30 ± 0,547 mg / kg extract, As ˂0,005 μg / mL, Hg 0,001 mg / kg extract. Based on these results both extracts have met the standard of non-specific parameters but the parameter content of acid soluble ash content of ethanol extract of pegagan leaf from both Tawangmangu and Kediri and drying dried from Tawangmangu does not meet the standard requirements of non-specific parameters. Keywords: ethanol extract of gotu kola leaf, non specific parameter, Standardization.
PENGARUH KUAT ARUS DAN WAKTU TERHADAP HASIL PEWARNAAN DAN MASSA ALUMINIUM PADA PROSES ANODIZING DENGAN ELEKTROLIT H2SO4 15% Arif Andrianto; Suwardiyono Suwardiyono; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1645

Abstract

Perkembangan industri aluminium dari tahun ketahun semakin meningkat. Korosi pada aluminium terjadi karena adanya unsur lain dalam aluminium, untuk itu pengerjaan secara kimia atau dengan proses anodic oxidation (proses anodizing) diusahakan untuk mendapatkan lapisan oksida yang lebih tebal dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Proses anodisasi adalah proses pembentukan lapisan oksida pada logam dengan cara mereaksikan atau mengkorosikan suatu logam terutama aluminium dengan oksigen, diambil dari larutan elektrolit yang digunakan sebagai media, sehingga terbentuk lapisan oksida. Pada penelitian ini terdapat 2 tahapan utama, yaitu proses anodizing dan pewarnaan logam. Pada proses anodizing terjadi pembukaan pori-pori logam alumunium dan terbentuk lapisan alumunium oksida, sedang pada pewarnaan logam zat warna masuk kedalam pori-pori alumunium mengisi permukaan aluminium yang berpori. Pada penelitian ini ada 2 percobaan yang terjadi pada tahapan anodizing, yaitu percobaan pertama dengan waktu anodizing yang berbeda (5, 10, 15, 20, 25 menit) dan arus yang digunakan sebesar 1 ampere. Sedangkan pada percobaan kedua waktu anodizing tetap 10 menit, tetapi arus yang digunakan berbeda (0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 ampere). Semakin lama waktu anodizing dan arus yang semakin besar, maka semakin besar pula massa logam aluminium yang mengalami peluruhan. Pada kondisi ini, warna yang dihasilkan juga semakin pekat. Akan tetapi arus yang besar akan berdampak pada ketidakrataan hasil pewarnaan. Pada penelitian ini, faktor yang paling berpengaruh untuk menghasilkan pewarnaan yang rata adalah waktu anodizing, untuk menghasilkan hasil pewarnaan yang rata. Kata kunci : Alumunium, anodizing, korosi, lapisan oksida
PENGARUH PENAMBAHAN DAUN BAMBU DAN WAKTU AMALGAMASI TERHADAP PEROLEHAN EMAS Rizqa Puspitarini; Mukh Mintadi; Suwardiyanto Suwardiyanto
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i1.2119

Abstract

Daun bambu digunakan untuk pengolahan emas dalam bentuk senyawa secara amalgamasi. Variasi waktu yang digunakan untuk proses amalgamasi adalah 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Uji-t dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara metode amalgamasi penambahan daun bambu dan tanpa daun bambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan daun bambu dapat meningkatkan perolehan emas. Kadar logam emas (Au) secara amalgamasi tanpa daun bambu diperoleh sebesar 0,09 ppm, sedangkan  amalgamasi dengan daun bambu memiliki kadar tertinggi sebesar 0,28 ppm. Kadar emas optimum sebesar 0,28 ppm artinya kadar yang diserap daun bambu sebesar 0,28 gram/ton. Variasi waktu proses amalgamasi berpengaruh terhadap hasil amalgamasi. Hasil terbanyak diperoleh pada proses amalgamasi selama 48 jam. Ada perbedaan yang signifikan antara kadar emas yang diperoleh dengan proses  amalgamasi penambahan daun bambu dan tanpa daun bambu. Kata kunci: amalgamasi,daun bambu, uji-t 
ADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN ABU ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERAKTIVASI ASAM SULFAT Indah Riwayati; Ni’matul Fikriyyah; Suwardiyono Suwardiyono
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3016

Abstract

Salah satu masalah dalam perkembangan industri kimia adalah pencemaran oleh limbah. Methylen blue merupakan zat pewarna tekstil dalam industri dan menjadi salah satu sumber pencemar lingkungan. Metode adsorpsi menggunakan abu alang-alang (Imperata cylindrica)merupakan salah satu upaya untuk menurunkan konsentrasi methylene blue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio pH, waktu kontak dan massa adsorben terhadap adsorpsi oleh abu alang-alang (Imperata cylindrica). Metode penelitian ini meliputi 3 tahap. Tahap preparasi adsorben,adsorpsi, dan analisis Spektrofotometri UV-Vis. Proses adsorpsi dilakukan dengan variasi rasio pH 3-10. variasi waktu kontak 15-90 menit dan massa adsorben 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 gram. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terbaik adsorpsi terjadi pada pH 3, waktu kontak 75 menit, dan massa adsorben 1 gram dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,4844 mg/g. Kata kunci : adsorben, adsorpsi, silikon dioksida, methylene blue, abu alang-alang
ATRAKSI LOUIS : AKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK SAMBILOTO (AndrographisPaniculata) DAN KAYU MANIS (CinnamomumVerum, sin. C. zeylanicum) TERHADAP SISTEM IMUN HUMORAL (IgG dan IgM) PADA MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI VAKSIN HEPATITIS B Siti Saidah; Kholifah Kholifah; Lina Wahyuni; Arif Mirza Rahmatika; Maria Ulfah
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i2.1937

Abstract

Daun sambiloto dan kayu manis mengandung banyak komponen kimia  yang dapat digunakan sebagai agen immunostimulan diantaranya andrographolid pada sambiloto dan sinamaldehid pada kayu manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek  immunostimulan dari kombinasi eksrak etanol sambiloto dan kayu manis dengan melihat ekspresi sistem imun humoral (IgM dan IgG) pada mencit balb/c yang telah di induksi vaksin hepatitis B. Ekstraksi kedua bahan tersebut  menggunakan etanol 96% dengan cara soxhletasi kemudian dikentalkan dengan rotary evaporator. Pengamatan sistem imun Humoral IgG dan IgM dengan menggunakan ELISA tidak langsung. Perlakuan pada hewan uji dilakukan dengan pemberian oral pada masing-masing ekstrak 150 mg/kgBB dan kombinasi ekstrak sambiloto dan kayu manis  1:1 , 1:2, dan 2:1. Data ELISA yang diperoleh adalah OD (Optical Density) yang menunjukkan jumlah imunoglobulin (IgG dan IgM) dalam serum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak sambiloto dan kayu manis dengan dosis 300 mg : 150 mg  menunjukkan peningkatan IgG sedangkan kadar IgM tertinggi pada kelompok ES:EKM 1:2 (dosis 150 mg : 300 mg). Kata kunci : hepatitis B, elisa, immunostimulan
EKSTRAKSI DAUN SIRIH, BATANG SEREH DAN BAWANG MERAH UNTUK PRODUKSI PESTISIDA ORGANIK Catur Nilan H.; Lianta Monalisa S.; Afiyatun Inayah; Dwi Handayani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2682

Abstract

Daun sirih dengan kandungan alkaloid, steroid, tanin, fenol, saponin, flavonoid, asam amino, bawang merah dengan kandungan allisin dan alliin, flavonoid, alilpropil disulfide, fitosterol, flavonol, pektin, saponin, tripropanal sulfoksida, dan senyawa acetogenin, dan  sereh dengan kandungan zat aktif sitronellal, geraniol, dan sitronellol, bahan – bahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida organik karena kandungan zat aktif yang dimilikinya tidak disukai hama perusak tanaman. Kandungan flavonoid yang dimiliki oleh daun sirih dapat mengganggu metabolisme energi didalam mitikondria serangga dengan menghambat system pengangkutan electron, sehingga tidak disukai serangga. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menguji kuantitatif senyawa flavonoid dari ekstrak daun sirih (piper batle L.), batang sereh dan bawang merah. Implementasi dalam bentuk kerja laboratorium yaitu menggunakan ekstraktor kohobasi. Identifikasi senyawa flavonoid ekstrak daun sirih, batang sereh dan bawang merah menunjukkan hasil positif jika sampel berubah warna dari coklat dan kuning tua menjadi kuning atau jingga dan bening. Pada uji kuantitatif kadar flavonoid dengan menggunakan spektrofotomoter type UV – Vis didapat hasil pengujian ekstrak variabel 1 yaitu : 0.5724%, 0.504%, 0.5364%, 0.5424%, 0.4425 dan variabel 2 yaitu: 0.201%, 0.291%, 0.327%, 0.273%, 0.246%. Jadi pada pengujian kadar flavonoid yang diperoleh menunujukkan bahwa banyaknya variabel pelarut berpengaruh terhadap kadar flavonoid karena hasil yang diperoleh menghasilkan perbedaan kadar flavonoid yang signifikan. Kata kunci: ekstrak, flavonoid, daun sirih
PENGARUH PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP TENSILE STRENGTH DAN ELONGATION AT BREAK EDIBLE FILM DARI NATA DE SOYA Harianingsih Harianingsih; Suwardiyono Suwardiyono; Retno Wulandari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1736

Abstract

Perkembangan industri makanan disertai dengan perkembangan pengemasannya. Saat ini dibutuhkan pengemas makanan yang ramah lingkungan dan aman dikonsumsi oleh tubuh manusia. Pada penelitian ini dikembangkan pengemas makanan berupa edible film dari nata de soya dengan melihat pengaruh penambahan gliserol pada kualitas tensile strength (kekuatan tarik) dan elongation at break (pemanjangan saat pemutusan). Edible film nata de soya dibuat dari hasil samping pengolahan tahu yang biasanya hanya dibuang ke sungai. Nata de soya yang terbentuk dihaluskan ditambah dengan larutan gliserol kemudian diletakkan dalam cetakan kaca dan di oven dengan suhu 40oC selama 24 jam. Variasi penambahan gliserol 1% menghasilkan kekuatan tarik 0,11 N/mm2 dan pemanjangan saat pemutusan sebesar 0,976%. Penambahan gliserol 1,5% menghasilkan kekuatan tarik 0,098 N/mm2 dan pemanjangan saat pemutusan sebesar 1,211%. Kekuatan tarik 0,086 N/mm2 dihasilkan saat variasi penambahan gliserol 2% dan pemanjangan pemutusan meningkat menjadi 1,266%. Kekuatan tarik menurun menjadi 0,071 N/mm2 dan pemanjangan pemutusan naik pada penambahan gliserol 2,5 %. Penambahan gliserol 3% mengakibatkan kekuatan tarik berkurang menjadi 0,064 N/mm2 dan pemanjangan pemutusan bertambah menjadi 1,324%. Penambahan gliserol sebanyak ml dalam 100 gram nata de soya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan gliserol memberikan pengaruh terhadap kekuatan tarik dan pemanjangan saat pemutusan dari edible film nata de soya. Kata kunci: elongation at break, gliserol, nata de soya, tensile strength
TRANSFORMASI SITRONELAL DARI DESTILASI FRAKSINASI SEREH WANGI MENJADI SITRONELOL MENGGUNAKAN KATALIS Zr4+-ZEOLIT BETA Retno Wulandari; Harianingsih Harianingsih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v3i2.2486

Abstract

Minyak sereh wangi yang banyak tumbuh di Indonesia menmpunyai kandungan antara lain sitronelal, sitronelol, geraniol, limonene, sitronelil asetat dan beberapa komponen lainnya. Sitronelal merupakan komponen paling utama . Isolasi sitronelal dapat dilakukan menggunakan destilasi fraksinasi. Pada penelitian ini dilakukan transformasi dari sitronelal hasil destilasi fraksinasi menjadi sitronelol yang digunakan di dalam industry kosmetik, sabun dan parfum. Sitronelal dapat mengalami reduksi menjadi sitronelol menggunakan hidrogenasi katalis Zr4+-zeolit beta. Dari hasil penelitian diperoleh identifikasi GC MS minyak sereh wangi hasil destilasi fraksinasi yang dianalisa mempunyai kandungan sitronelal sebesar 70,09% pada peak 4. Sedangkan transformasi sitronelal menjadi sitronelol menggunakan hidrogenasi katalis  Zr4+-zeolit beta menghasilkan sitronelol sebesar 40,93%. Kata kunci : sitronelal, sitronelol,zeolit

Page 7 of 27 | Total Record : 270