cover
Contact Name
A. Grummy Wailanduw
Contact Email
grummywailanduw@unesa.ac.id
Phone
+6285730235172
Journal Mail Official
jurnalotopro@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Gedung A6 Kampus UNESA Ketintang Surabaya 60231 Telp. (031) 8299487, Fax. (031) 8292957
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Otopro
ISSN : 1858411X     EISSN : 26857863     DOI : http://dx.doi.org/1026740/otopro
Jurnal Otopro diterbitkan 2 (dua) kali setahun yaitu bulan Mei dan November oleh Jurusan Teknik Mesin, FT-UNESA, sebagai media informasi dan forum kajian masalah ilmu Teknik Mesin. Berisi tentang tulisan ilmiah, ringkasan hasil penelitian, pembahasan kepustakaan dan gagasan kritis yang orisinil. Redaksi mengundang para ahli, praktisi, dan siapa saja yang berminat untuk menyumbangkan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain, tema tulisan meliputi: Permesinan, Konversi Energi, Material dan Metalurgi, Manufaktur, Rancang Bangun Mesin
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 1 Nov 2019" : 5 Documents clear
(MAS SULE) MESIN PENGOLAH & PENGEMAS SUSU KEDELAI DENGAN SISTEM 3-IN-1 INTEGRATED PROCESS Yan Dwi Pratama; Siti Roudhotul Haririn; Rizki Akbar; Mohammad Karnata; Havid Mirvansyah; Wahyu Dwi Kurniawan
Otopro Vol 15 No 1 Nov 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v15n1.p14-19

Abstract

Susu kedelai terbuat dari hasil ekstraksi kedelai. Susu kedelai memiliki komposisi yang mirip dengan susu sapi yaitu 3,5% protein, 2% lemak, dan 2,9% karbohidrat, sehingga susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi orang yang alergi terhadap protein hewani. Masalah yang dihadapi UKM mitra (pengusaha susu kedelai) yaitu pada proses pengolahan, pendinginan dan pengemasan. Selama ini proses pengadukan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan pengaduk manual sehingga karyawan mudah capek dan tangan terasa panas karena terkena uap panas. Selain itu, suhu yang digunakan harus tepat (80-90 oC) karena jika suhunya >90 oC maka susu kedelai akan pecah dan jika suhunya < 80 oC maka susu kedelai akan menggumpal. Masalah berikutnya yaitu pada proses pendinginan membutuhkan waktu yang lama (30 menit) dan kurang higenis karena dibiarkan di udara terbuka. Sedangkan untuk proses pengemasan memerlukan 2 orang sehingga waktu yang diperlukan untuk mengemas juga relatif lebih lama (60 menit). Tujuan dalam kegiatan PKMT ini yaitu meningkatkan efektivitas produksi susu kedelai dengan indikator: proses pengadukan dilakukan mesin dengan penggerak motor listrik, proses pendinginan menjadi 5 kali lebih cepat, dan proses pengemasan menjadi 2 kali lebih cepat. Metode pelaksanaan dalam kegiatan ini yaitu merancang, manufaktur, assembly, ujicoba mesin, serah terima mesin, pelatihan pengoperasian dan perawatan mesin serta pemantauan secara berkala. Hasil penerapan mesin pengolah dan pengemas susu kedelai semi otomatis diperoleh bahwa proses pengadukan menjadi lebih praktis karena dilakukan mesin dengan penggerak motor listrik, mempercepat proses pendinginan menjadi 4 menit, dan mempercepat proses pengemasan menjadi 21 menit maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan UKM mitra dapat teratasi karena proses pengolahan, pendinginan dan pengemasan dapat dilakukan dalam satu mesin
Modifikasi Alat Bantu Gerinda Silindris untuk Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut Hendra Saputra Pratama
Otopro Vol 15 No 1 Nov 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v15n1.p9-13

Abstract

Pemesinan adalah salah suatu bagian dari industri manufaktur. Pemesinan memenggang peranan penting didalam produksi yaitu konstruksi mesin dan komponen-komponen mesin. Proses pemesinan meliputi mesin perkakas yaitu mesin bubut, mesin freis, mesin sekrap, mesin bor, mesin gerinda duduk, mesin gerida silindris, mesin gerinda datar, mesin pons dan yang lain-lain. Mesin bubut membuat proros , baut dan lain-lain ini dilakukan secara manual oleh operator. Untuk meningkatkan fungsi dari mesin bubut yaitu dengan menambahkan alat bantu gerinda silindris yang mana alat bantu tersebut dipasang pada eretan melintang mesin bubut ( dudukan tool post ) dan alat bantu ini memiliki fungsi yang sama dengan mesin gerinda silindris. Alat bantu gerinda silindris   dengan rancangan yang sesuai yaitu meliputi motor listrik sebagai elemen penggerak, bantalan ( bearing) untuk memutarkan poros yang dihubungkan dengan batu gerinda, poros dan sebagai elemen transmisi yang digerakan digunakan pulley dan belt. Dengan dibuatrnya alat bantu gerinda silindris bisa menghasilkan produk kesilindrisan yang sama dengan produk mesin gerinda silindris.
RANCANG BANGUN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MEMBANTU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI KECIL (HOME INDUSTRY) Dewanto Dewanto
Otopro Vol 15 No 1 Nov 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v15n1.p1-8

Abstract

Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas industri kecil penghasil bawang goreng. Industri kecil tersebut merupakan salah satu dari 20 tenant binaan tim pelaksana Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Unesa yang sebagian besar didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarat (DRPM) tahun 2019. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan rancang bangun Teknologi Tepat Guna (TTG) Mesin Perajang Bawang untuk menggantikan alat perajang bawang manual milik tenant yang penggunaanya sudah tidak efektif dan efisien lagi. Dari pelaksanaan program dihasilkan TTG Mesin Perajang bawang dengan spesifikasi: Kerangka baja ST.37, tinggi TTG 95 cm, berat 14,8 kg, motor ½ PK, dan kapasitas TTG 1,2 kg bawang irisan per menit. Bila dibanding dengan peralatan tenant sebelumnya yang hanya berkapasitas 0,28 kg bawang irisan per menit, maka jelas dengan menerpkan TTG hasil rancangan tim pelaksana program PPK ini dapat meningkatkan produktivitas tenant.
KARAKTERISTIK POMPA SENTRIFUGAL DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH FIN PADA BILAH TIPE SEMI OPEN Ahmad kurniawan
Otopro Vol 15 No 1 Nov 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v15n1.p20-26

Abstract

Impeller merupakan salah satu bagian terpenting dari pompa sentrifugal yang dapat mempengaruhi performa pompa. Hal yang perlu dilihat dari performa pompa adalah nilai efisiensi, NPSH, Head dan kebisingan dari pompa. Variasi riblet dengaan menambahkan fin pada sudu impeler dapat meningkatkan performa pompa, untuk mengetahui tingkat evisiensi performa pompa sentrifuggal perlu dilakukan variasi kecepatan motor dan temperatur air. Tujuan dari penelitian performa pompa sentrifugal agar dapat menganalisis pengaruh penambahan jumlah fin, variasi kecepatan dan temperaur terhadap performa pompa sentrifugal. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi penambahan jumlah fin pada impeller, variasi kecepatan dan variasi temparetur air. Dalam variasi pebambahan fin menggunakan impeller jumlah sudu 8 tanpa fin, variasi 1 fin, variasi 2 fin dan variasi 3 fin dengan ukuran  riblet fin yaitu, lebar fin (w) = 2 mm, ­jarak antar fin (s) = 3,4 mm, tinggi fin (h) = 2 mm. Variasi kecepatan putar motor yaitu 1500, 2200 dan 2800 rpm sedangkan variasi temperatur air 30°C dan 70°C. Dalam penelitian penambahan variasi jumlah fin pada sudu impeller ini memberi dampak positif pada kapasitas, head, npsh dan juga efisiesi pompa. Untuk impeller dengan variasi penambahan 3 fin  mendapatkan nilai kapasitas yaitu 65 lpm, dengan nilai head 17 m didapatkan pada putaran motor 2800 rpm, sedangkan nilai npsh tertinggi 13,5 m didapatkan pada putaran motor 1500 rpm, pada suhu 30°C, untuk nilai efisiensi tertinggi pompa yaitu 54 % pada kecepatan 2800 rpm, pada suhu 30°C.Kata Kunci” pompa sentrifugal; riblet; npsh; efisiensi.
Pengaruh Model Sudu Overlap dan Helix pada Proses Inisiasi Putaran Turbin Savonius Kris Witono; Moh. Nasir; Elka Faizal; Hangga Wicaksono; Bayu Pranoto
Otopro Vol 15 No 1 Nov 2019
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/otopro.v15n1.p27-31

Abstract

This research proposes a new model of overlap and helix blade shape. The overlap shape of the blades gives room to the air flow shortly after pounding the blades. Air flow direction is strived to be able to push the next blade so that the process of the turbine blade rotation becomes more effective. While the helix model is expected to produce a more efficient turbine rotation due to its multilevel shape. The wind speeds tested were 2 m / s, 4 m / s, and 6 m / s. Turbine speed rotation data retrieval is carried out at each additional time. The overlap blade has a greater angular velocity value of 9.4 rad / s at 2 m / s wind speed, 21.9 rad / s at 4 m / s wind speed, and 29.8 rad / s at 6 m / s wind speed.Turbines with multilevel helix blades have a higher level of stability compared to overlap blades. This is because there are two levels of turbine blades which have an angle difference of 600 which can receive more stable wind collisions. However, due to the smaller cross-sectional area of the helix blade turbine (ie 50% of the overlap blade) the effective impact area on the blade is also getting smaller. So that the energy that can be converted is also relatively smaller than the overlapping blade.

Page 1 of 1 | Total Record : 5