cover
Contact Name
Canthing
Contact Email
salimasdi@yahoo.com
Phone
+6281225870059
Journal Mail Official
salimasdi@yahoo.com
Editorial Address
Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta Jl. Garuda Mas No. 03, Pabelan, Solo
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
SENI
ISSN : 23020644     EISSN : 23020644     DOI : seni
Core Subject : Art,
Jurnal chanting adalah jurnal berkala terbit 2 kali dalam setahun yang bertujuan untuk mewadahi dan mempublikasikan berbagai pengkajian dan konsep penciptaan desain, serta berbagai pemikiran tentang karya seni.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2016)" : 5 Documents clear
VISUALITAS MEDIA PERIKLANAN CETAK LUAR RUANGAN MUSEUM PURBA SANGIRAN SRAGEN Zulfa Rahmawati
Canthing Vol. 3 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan kajian semiotika, tentang makna visual media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran Sragen. Media periklanan Museum Sangiran menjadi menarik untuk diteliti karena adanya keterkaitan antar sajian visual media periklanannyaa. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk visual media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran dan bagaimana visual media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran dimaknai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan konstruksi makna pesan iklan yang ingin disampaikan, kemudian menjelaskan konstruksi makna pesan Sangiran serta mengetahui makna denotatif dan konotatif yang terdapat pada media periklanan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Saussure, yaitu pananda dan petanda, kemudian analisis semiotika Roland Barthes, yakni denotatif dan konotatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran berupa street banner, sign board, dan billboard. Kedua, struktur makna media periklanan cetak luar ruangan Museum Sangiran terdiri dari elemen visual dan elemen verbal. Ketiga, terdapat makna denotatif dan makna konotatif pada media-media periklanan Museum Sangiran. Dari makna yang terdapat pada media periklanannya, terdapat kesamaan isi pesan, yaitu mengenai keberadaan Museum Sangiran yang berisi informasi mengenai kehidupan masa pra sejarah yang telah mengalami kepunahan. Tujuan pesan terakhir pemerintah ingin mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya menjaga, mengembangkan dan melestarikan warisan dunia ini. Kata kunci: museum, Sangiran, periklanan, makna.
PERGESERAN FUNGSI GEDUNG SAREKAT ISLAM DARI MASA KE MASA Peter Ardhianto; Ratih Dian Saraswati
Canthing Vol. 3 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semarang merupakan kota yang kaya akan budaya dan akulturasi, peninggalan sejarah dari masa lampau yang masih bediri tegak di kota Semarang. Salah satu peninggalan cagar budaya yang pada tahun 2014 selasai dipugar adalah Gedung Sarekat Islam (GSI) Semarang. Gedung yang kaya akan nilai sejarah ini sudah lama tidak berpenghuni dan digunakan, perpindahan kekuasaan atas gedung ini pun juga berpindah-pindah tangan. Dalam penelitian ini dilakukan proses pengematan dengan metode sejarah yang terjadi pada pergesaran fungsi yang sangat jauh dari masa ke masa sejak GSI didirikan, metode wawancara dan observasi. Banyak kepentingan-kepentingan budaya, politik dan sosial ada dan mengawali pergerakan dalam gedung tersebut. Dari pergeseran fungsi tersebut maka GSI dapat dinobatkan menjadi salah satu bangunan cagar budaya di kota Semarang. Fungsi dari penelitian ini adalah dapat diketahui bagaimana perpindahan fungsi yang menjadikan GSI mempunyai peranan penting dalam menghadapi peradaban dan budaya pada masa ke masa, manfaat penelitian ini adalah dapat memberi wawasan tentang warisan budaya yang terjaga nilai-nilai sejarahnya dan menghargai bangunan cagar budaya. Hasil dari penelitian ini adalah didapati pergeseran fungsi yang sangat luas dengan lintas generasi, awalnya GSI digunakan untuk kepentingan politik, perjuangan kemerdekaan, sosial kemasyarakatan dan baru-baru ini berfungsi sebagai tempat kebudayaan beberapa seniman. Gedung ini dapat dikatakan gedung serbaguna dan merupakan gedung pusat perencanaan strategi baik dalam politik, sosial dan budaya yang ada. Kata kunci: Gedung Sarekat Islam, pergeseran fungsi, sejarah, desain budaya.
VISUAL LOOK KARAKTER Mgr. SOEGIJAPRANATA DALAM FILM SOEGIJA Ag. Dicky Prastomo
Canthing Vol. 3 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soegija, karakter Mgr. Soegijapranata yang ditampilkan dalam film tampaknya dibangun berbeda. Karakterisasi Soegija dapat diamati melalui bagaimana ia mengatakan, apa yang dia pikir, bagaimana perasaannya, ia bereaksi terhadap orang lain, dan terutama bagaimana ditampilkan secara visual (visual look). Dengan metode adegan per adegan, pengamatan mengungkapkan Bias antara Mgr. Soegijapranata dan Soegija. Tampaknya tampilan visual memberikan perspektif sebuah docudrama daripada informasi dokumentasi tentang Mgr. Soegijapranata.
PENGARUH PROPORSI DAN TATA LETAK ORNAMEN TERHADAP PERSEPSI PENGGUNA PADA DESAIN BATIK SEMARANG MOTIF TUGUMUDA Bayu Widiantoro
Canthing Vol. 3 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batik adalah hasil desain berupa sehelai kain yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan. Pesan tersebut sangat neragam, mulai dari pesan yang terkait dengan kondisi dan keadaan suatu lokasi pada suatu masa tertentu sampai dengan pesan yang berupa doa dan pengharapan terhadap sebuah pihak. Penggunaan batik awalnya akan sangat memperhatikan pada event saat mengenakannya. Namun seiring dengan berjalhannya waktu hal tersebut mulai berubah. Banyak pembatim yang membuat batiknya dengan lebih didasarkan pada keinginan pemesan dan kurang memahami pesan yang akan disampaikan kepada pemakai ataupun orangvyang melihat.Semarang sebagai salah satu penghasil batik juga perlu untuk memperhatikan hal tersebut, supaya batik bukan hanya digunakan sebagai penutup badan, tetapi diharapkan juga dapat menjadi penunjang branding wilayah kota. Untuk itu akan dilihat dampak dari penerapan tata layout dan proporsi terhadap ketersampaian pesan dari selembarvkain batik.Metode yabg digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan studi literatur yang diperkuat oleh wawancara kepada pihak terkait.Dan dari hasil penelitian ini didapati bahwa tataletak dan proporsi yang diaplikasikan dalam sebuah desain akan berpengaruh cukup besar dalam penyampaian pesan melalui kain batik, sehingga diharapkan saat akan mendesain kain batik perlu untuk memperhatikan elemen yang dapat mempengaruhi ketersampaian pesan secara visual.Kata kunci : batik, komunikasi, pesan, layout, proporsi
Quantum Estetik dari kaum muda di tengah era Multikultural Soegeng Toekio M
Canthing Vol. 3 No. 1 (2016)
Publisher : Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerja kreatif memang tidak identik dengan asal-asalan atau neko-neko, namun lebih banyak diwamai oleh optimalisasi kerja nyata yang membawa kebaruan. Dengan bersandar pada kemahiran serta pengetahuan memadai proses kreatif mampu membuahkan kinerja bernilai. Tat kala kinerja itu di luncurkan ke tengah khalayak, itu sebuah ekspresi dari kerja budaya. Hasil kerja perupa dengan ragam mediumnya bagai wahana ekspresi yang dilengkapi teknik penciptaan. Berbagai wujud karya tidak hanya didominasi seni-seni moderen semata, akan tetapi juga tampak pada seni-seni primitif mau pun jenis lainnya. Posisi tersebut meletakan kekaryaan seni berada di garda depan peradaban manusia. Adapun pasang surut keberadaan serta keragaman gaya/style yang dihadirkan merupakan bagian dari dinamika yang menyertainya. Berbagai komunitas sebagai pendukung senantiasa memperlihatkan betapa kuat serapan yang dihasilkannya. Dalam kontek itu nampaknya para kawula muda sebagai seniman yang sedang tumbuh berkembang muncul dengan unjuk kemampuan melakukan kerja budaya. Ada sederetan agenda kegiatan disajikan di berbagai kota besar dengan tampilan kinerja kaum muda di dalamnya. Paparan ini sebenamya hanya bagian kecil dari dinamika kawula muda yang sedang bergulir. Paparan ini hanya seberkas catatan yang sempat dikemas; masih banyak sisi Iain yang tidak terliput di sini. Walau pun hanya selintas, diharapkan dapat memberi makna bagi wacana berkesenian. Mudah-mudahan Kata kunci; kaum muda, kerja budaya.

Page 1 of 1 | Total Record : 5