cover
Contact Name
Dr. Abd. Manaf Tubaka, M.Si
Contact Email
lp2m@iainambon.ac.id
Phone
+6282248873689
Journal Mail Official
lp2m@iainambon.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. Tarmizi Taher, Kebun Cengkeh Batu Merah Atas, Kec. Sirimau Kota Ambon
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
DIALEKTIKA
ISSN : 18583679     EISSN : 2685791X     DOI : http://dx.doi.org/10.33477/dj.v12i2
Dialektika merupakan jurnal yang mengulas seputar Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial yang dikelolah oleh Jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, serta diterbitkan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon. Dialektika terbit berkala 2 edisi/tahun yakni pada bulan Juni dan Desember dan telah mendapatkan e-ISSN (Online) yang diterbitkan oleh LIPI dengan No. SK: SK no. 0005.2685791X/JI.3.1/SK.ISSN/2019.08 - 13 Agustus 2019 (mulai edisi Vol. 12, No.2, Juli-Desember 2019) dan p-ISSN (print) 1858-3679
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial" : 8 Documents clear
MENGURAI KONFLIK KOMUNAL INTERNAL NEGERI-NEGERI ISLAM DI JAZIRAH LEIHITU, MALUKU TENGAH Ridwan Tunny
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1393

Abstract

ABSTRACT This article is part of a field study to describe and parse the root of internal communal conflicts in the Muslim community of jazirah Leihitu, Central Maluku. For decades, the conflict between Muslim countries is difficult solved completely. The study was started with a vision that emerged from the dream that the resolution of communal conflicts between Islamic countries in Maluku can happen completely and peace can be realized in a sustainable manner if the actors of conflict has always felt as a victim have been turned into survivors. In other words, the victim has to be part of the solution. The first step to realizing this vision is to unravel the roots of the conflicts that occur. The study was conducted using qualitative methods to approach the Sociology of Religion. Data retrieval research carried out from June to September 2015. The research data consists of historical data and actual conditions related to the communal conflict in the research sites. Historical data include recording the subject and the experience of events that have been published in both official documents and personal property actors in the field. Actual data includes the reality and the escalation of the conflict, the patterns and sociological-philosophical meaning will be revealed through interviews and observations participate. The study shows that various internal conflicts Muslims in the peninsula Leihitu, it can be concluded that komunall violence is something that is implicated in the domestic society of these kings. Some roots of the conflict that has been identified is kenalakan adolescents and the influence of liquor, the completion of which is not comprehensive and complete, problem history and customs, and legal settlement have not touched base value.
PEMBERDAYAAN EKONOMI NELAYAN PERBATASAN DI DESA TEMAJUK KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT Syamratun Nurjanah
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1394

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Bagaimana potensi sumber daya ekonomi nelayan di Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, 2) Bagaimana upaya pemberdayaan ekonomi nelayan perbatasan di Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, dan 3) Bagaimana hambatan dalam pemberdayaan ekonomi nelayan di Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini di Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif melalui tahapan; Pengumpulan Data, Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan. Sedangkan uji keabsahan data, yaitu Triangulasi Data dan Member Check. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa, 1) Potensi yang dihasilkan nelayan Desa Temajuk berupa hasil laut yang melimpah. Potensi ekonomi nelayan di Desa Temajuk yaitu ikan dan ubur-ubur tetapi berbanding terbalik dengan potensi sumber daya manusianya. Kegiatan pemberdayaan ekonomi di desa Temajuk tergolong minimum bahkan tidak optimal. Kegiatan pemberdayaan ekonomi yang pernah dilaksanakan di Desa Temajuk, hanya bersifat final tanpa adanya tindakan yang berkelanjutan. 2) Dalam upaya pemberdayaan ekonomi nelayan di Desa Temajuk yang sudah dilakukan oleh kelompok nelayan yaitu bank ikan tetapi belum dimaksimalkan oleh pemerintah dan dalam upaya pemberdayaan lainnya harus adanya bentuk pembinaan dalam mengelola hasil tangkapan laut atau bentuk wirausaha untuk meningkatkan perekonomian nelayan di Desa Temajuk. Keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri untuk mencapai kemajuan kedepannya, membangkitkan potensi yang dimiliki dan mengembangkan sumber daya alam yang melimpah. 3) Dalam pemberdayaan ekonomi nelayan memiliki hambatan yaitu, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya bentuk keterampilan dan wawasan ilmu, kurangnya bentuk pelatihan atau sosialisasi dari pemerintah, sarana dan prasarana dan alat tangkap yang belum memadai atau masih tradisional
PRO-KONTRA KEBIJAKAN SYARIAT ISLAM DI BUMI SERAMBI MEKKAH Deni Setiawan; Zuly Qodir; Hasse Jubba
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1398

Abstract

The struggle of the people of Aceh to get the legitimacy of implementing Islamic law has been ongoing from the government of President Sukarno. Finally, this long cycle pays off with the enactment of Law Number 11 of 2006 concerning the Government of Aceh, which discusses the birth of Islamic Sharia Qanun. Instead, it experienced a lot of rejection after the implementation of the Islamic Sharia Qanun. Inversely related to the Aceh Qanun before it was passed which received support from the community. Since 2006, the pros and cons of implementing Sharia Syariah Qanun has been ongoing. The fundamental problem that must be sought for a solution is the attitude of the discriminatory implementers and Qanun material that is not comprehensive. This study will discuss the implementation of Islamic Sharia Qanun, as well as several factors that contribute to the emergence of the rejection of the application of Islamic Sharia Qanun. The output of this research is to provide government recommendations to resolve the issue of upholding the Islamic Sharia Qanun in Aceh.
Agama dan Masa Depan Kebangsaan Indonesia M Asrul Pattimahu
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1362

Abstract

Kehidupan kebangsaan di Indonesia adalah suatu realitas multikultural. Fakta itu dibuktikan tidak hanya dengan melihat secara kasat mata bahwa Indonesia dihuni oleh berbagai latar belakang agama dan etnis yang penuh dengan kekayaan budaya. Kebangsaan Indonesia adalah produk dari keragaman etnis dan agama itu sendiri. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis masa depan dan kelanjutan kehidupan kebangsaan Indonesia ditengah kuatnya kompetisi entitas termasuk entitas agama dan kebangsaan. Sebagai bangsa yang lahir dari kesadaran keberagaman, Indonesia harus tetap memupuk pola kehidupan sosial yang menjadi dasar kelahiran bangsanya sendiri dengan menyadari hal-hal sebagai berikut; Pertama, agama dan negara (bangsa) harus tetap diletakkan dalam relasi untuk saling mengisi. Indonesia harus dibangun diatas nilai-nilai luhur keagamaan. Kedua, banga Indonesia harus menyadari bahwa agama dan negara adalah masalah yang telah didamaikan pendiri bangsa sejak awal pembentukkan Indonesia sebagai negara-bansa. Ketiga, moralitas bangsa Indonesia merupakan moralitas yang di produksi dari moralitas agama sehingga kehidupan sebagai bangsa tetap tumbuh dalam kesadaran natural, bukan kasadaran yang dipaksakan. Kata Kunci : Agama, bangsa, keberagaman, moralitas
Dialektika Islam dan Budaya Lokal: Strategi Bertahan Komunitas Bawakaraeng di Sulawesi Selatan Mustaqim Pabbajah
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1392

Abstract

Agama dan Budaya telah menjadi satu kesatuan dalam berbagai praktik sosial keagamaan di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk memotret kembali hubungan dialektis antara Islam dan budaya lokal orang Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dalam studi melalui observasi partisipatif dan studi literatur terkait objek kajian studi ini, kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Studi ini menunjukkan tiga potret dialektika Islam dan budaya lokal dalam praktik ritual komunitas Bawakaraeeng. Pertama, bahwa kebiasaan orang Bugis-Makassar untuk melaksanakan serangkaian ritual di puncak Gunung Bawakaraeng merupakan budaya lokal masyarakat yang terus berproses dialektis dengan ajaran Islam, sehingga dikenal dengan stilah Haji Bawakaraeng. Kedua, potret budaya masyarakat di Sulawesi Selatan, baik sebelum datangnya Islam maupun pasca kedatangan Islam memperlihatkan hubungan dialektis yang dinamis. Ketiga, dalam proses dialektika dengan ajaran Islam sebagai upaya strategis dalam mempertahankan keberlangsungan praktik ritual komunitas Bawakaraeng. Studi ini sebagai pelengkap studi yang ada, sehingga disarankan studi lanjutan dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan komprehensif dalam rangka pemetaan budaya lokal di era Indonesia komporer.
Being Social Justice Role Model: Menggali Jejak Relasi Mutualisme Sultan Muhammad Kaharuddin III dan GMIT Baitani Sumbawa Besar Yaspis Edgar Nugroho Funay
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1391

Abstract

Tulisan ini hendak menggali sejarah dan menganalisa kekuatan hubungan mutualisme Sultan Muhammad Kaharuddin III dan GMIT Baitani Sumbawa, sebagai salah satu kekuatan main actor atau role-model dalam menyikapi dampak negatif dari perkembangan sosial di tanah Sumbawa melalui kacamata sosiologi agama. Hubungan antarmanusia di Sumbawa Besar diakui sebagai satu dari sedikit daerah yang mengalami transisi dan cukup berhasil. Walaupun demikian, relasi antarmanusia dengan konteks beranekaragam seperti Sumbawa Besar selalu berpotensi rawan konflik, sebab jurang identitas dan rasa kemanusiaan yang semakin memudar. Tulisan ini mengambil kesimpulan sementara bahwa Sultan Muhammad Kaharuddin III dengan gaya memimpinnya saat itu dapat dijadikan patron terbaik, yang dapat diikuti masyarakat dalam menyikapi dan menyaring dampak negatif dari lompatan budaya dan perkembangan zaman hingga saat ini. Tindakan disengaja dari seorang aktor sosial tersebut selalu memiliki alasan atas aktivitas-aktivitasnya, yang kemudian mampu dielaborasikan secara diskursif dengan konteks permasalahan di masa kini. Menggunakan perspektif sosiologi agama tulisan ini mengkaji pengembangan teori aktor sosial dalam konteks masyarakat sipil yang beranekaragam di Sumbawa besar. Seraya menyadari bahwa kesenjangan konteks saat itu dan masa kini akan sangat berpegaruh besar, pada bagian akhir tulisan ini, mengeksplorasi sejauh mana relasi antarmanusia dapat berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Kata Kunci: Aktor sosial, GMIT Baitani, Rekonsiliasi, role-model, dan Sultan Kahariddin III.
NILAI KEBERSAMAAN PADA TRADISI BELALLE’ DIASPORA MELAYU SAMBAS Zaenuddin Hudi Prasojo; Marliah Lia
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1395

Abstract

Masyarakat Melayu dikenal mempunyai berbagai macam tradisi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk Melayu Sambas. Salah satu warisan tersebut adalah tradisi belalle’. Tulisan ini membahas tentang tradisi belalle’ tersebut yang merupakan wujud rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama masyarakat Melayu Sambas walaupun menjadi diaspora di wilayah Kubu Raya. Tradisi ini dilaksanakan secara rutin setiap musim sawah berlangsung setiap tahunnya. Semakin baik seseorang mengenal orang lain, semikin baik pula hubungan emosional mereka dan akan semakin baik dan berpengaruh pula kepada rasa persatuan dan kesatuan. Tradisi Belalle’ tetap dilakukan oleh masyarakat Melayu di Desa Sungai Rengas karena mereka sadar bahwa hidup ini memerlukan bantuan orang lain. Dalam tradisi Belalle’ tidak hanya masyarakat Melayu yang melakukannya, akan tetapi etnis Madura pun ikut melakukan tradisi tersebut. Mereka bersama-sama dalam menjalankan tradisi tersebut tanpa memandang latar belakang etnis dari mereka. Dijelaskan juga dalam tulisan ini bahwa nilai kebersamaa yang ada dalam tradisi belalle’ adalah bersumber dari ajaran Islam. Selanjutnya dijelaskan pula nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi Belalle’ yang terkait dengan nilai kebersamaan yang dilakukan oleh masyarakat Melayu di Desa Sungai Rengas. Selain itu, tulisan ini juga menjelaskan tentang keistimewaan yang terdapat dalam tradisi belalle’ sehingga masyarakat Melayu masih menjalankan warisan nenek moyang mereka yang ada sejak ratusan tahun lalu
PERUBAHAN SOSIAL KEHIDUPAN PEREMPUAN SEKS KOMERSIL PRA DAN PASCA PENUTUPAN LOKALISASI DI KEBOBANG, MALANG Nur Afni Khafsoh
DIALEKTIKA Vol 13, No 1 (2020): DIALEKTIKA : Jurnal Pemikiran Islam dan Ilmu Sosial
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v13i1.1396

Abstract

Penutupan lokalisasi di sejumlah tempat di Jawa Timur melahirkan perubahan, termasuk lokalisasi Kebobang di Kecamatan Malang. Perubahan terjadi pada bidang sosial, budaya, ekonomi dan struktur masyarakat lokalisasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif, dengan menyajikan gambaran fenomena penutupan lokalisasi dan perubahan sosial, yang terjadi sebelum penutupan lokalisasi dan setelahnya. Hasil penelitian ini adalah meski penutupan sudah dilakukan pemerintah, praktik prostitusi masih dijalankan meskipun tidak secara terang-terangan. Tiga bidang yang paling mengalami perubahan adalah bidang ekonomi, kesehatan serta keamanan yang dirasakan langsung warga lokalisasi, meliputi perempuan seks komersil, mucikari, pedagang, dan penyedia jasa lainnya.

Page 1 of 1 | Total Record : 8