cover
Contact Name
Mustofa
Contact Email
jtpg@poligon.ac.id
Phone
+6282195027610
Journal Mail Official
jtpg@poligon.ac.id
Editorial Address
Prodi Mesin dan Peralatan Pertanian, Politeknik Gorontalo. Jl. Muchlis Rahim, Panggulo, Kec. Botupingge, Kab. Bone Bolango, Gorontalo
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo
Published by Politeknik Gorontalo
ISSN : 2502485X     EISSN : 25032992     DOI : 10.30869
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) adalah jurnal ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Politeknik Gorontalo. Jurnal ini memuat hasil-hasil penelitian dan pengetahuan sistematis rekayasa dan teknologi dalam bidang teknologi mesin dan peralatan pertanian. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Mei dan November.
Articles 110 Documents
Studi Komparasi Desain Mata Pisau Pencacah Eceng Gondok Hasni Ina
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 1 (2021): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i1.744

Abstract

Eceng gondok merupakan salah satu tanaman air yang banyak tumbuh di sungai, pematang sawah atau waduk. Keberadaan tanaman ini lebih sering dianggap sebagai gulma air yang merugikan manusia. Penelitian ini merupakan penelitian studi komparasi berdasarkan hasil penelitian terdahulu untuk mendapatkan desain mata pisau dan hasil cacahan dari mesin pencacah eceng gondok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk desain mata pisau terhadap hasil cacahan dari beberapa mesin pencacah Eceng Gondok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan beberapa mesin pencacah eceng gondok dari penelusuran referensi. Penelusuran referensi dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan mencari informasi berupa pengumpulan data dari internet dan beberapa mesin yang telah ada di laboratorium mesin dan peralatan pertanian. Berdasarkan hasil studi diketahui bahwa untuk pembuatan pupuk organik, mesin pencacah eceng gondok harus didesain dengan meggunakan mata pisau tipe blender dan melakukan pengaturan pada plat penahan. Hal ini dimaksudkan agar hasil cacahan yang diperoleh dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya, dimana ukuran cacahan eceng gondok untuk pembuatan pupuk organik berkisar 1,5 cm.
Analisis Efisiensi Kompor Menggunakan Bahan Bakar Pertalite Vahrullah Mokoagow
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 1 (2021): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i1.745

Abstract

Bahan bakar minyak seperti pertalite umumnya hanya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Di sisi lain, gas digunakan sebagai bahan bakar kompor untuk memasak. Disamping kesediaannya yang terbatas, harganya pun lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar cair. Oleh karena itu, perlu adanya alat alternatif kompor yang menggunakan bahan bakar selain gas seperti bahan bakar pertalite. Untuk mengetahui pemanfaatan pertalite sebagai bahan bakar kompor pengganti gas maka perlu dilakukan penelitian. Adapun tujua penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kompor pertalite terhadap pendidihan air, pengaruh tekanan kompresor terhadap nyala api yang dihasilkan, dan mengetahui performa kompor berbahan bakar pertalite. Penelitian ini dilakukan dengan metode Water Boiling Test (WBT) melalui tiga tahapan. Pertama, uji WBT kompor dengan volume bahan bakar yang sama dengan volume air yang berbeda sehingga diketahui lamanya waktu pendidihan. Tahapan kedua, yaitu melakukan uji WBT dengan mengukur jumlah maksimal air yang dapat dipanaskan pada jumlah bahan bakar tertentu. Tahapan ketiga, yaitu melakukan uji WBT dengan jumlah air 1000 ml dengan waktu pendidihan pada penambahan tekanan udara pada kompor sebesar 1 atm (tekanan normal), 0,2 bar, dan 0,5 bar untuk menentukan besar energi kalor yang dihasilkan serta efisiensi kompor yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lamanya waktu pendidihan berbading lurus dengan volume air yang dididihkan. Semakin banyak volume air maka diperlukan waktu pendidihan yang semakin lama. Demikian juga dengan kosumsi bahan bakar pertalite. Volume air yang dididihkan semakin banyak maka dibutuhkan bahan bakar pertalite yang semakin banyak. Selain itu, energi kalor terbesar kompor alternatif berbahan bakar pertalite diperoleh pada penambahan tekanan sebesar 0,5 bar yakni sebesar 2,695 kal/detik, namun efisiensi terbesar didapat pada penambahan tekanan sebesar 0,2 bar dengan besaran efisiensi 24,734 %.
Identifikasi Perkebunan Kopi Menggunakan ArcGIS di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango Yunita Humola
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 1 (2021): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i1.747

Abstract

Salah satu metode penyampaian informasi data spasial yang digunakan untuk memaparkan informasi-informasi yang berhubungan dengan data spasial dan data pendukung lainnya adalah Teknologi SIG (sistem informasi geografis). Teknologi ini mengintegritaskan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perkebunan kopi di Kecamatan Pinogu. Pinogu adalah nama wilayah kecamatan yang terletak pada bagian paling timur dari Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Kawasan ini terletak di pegunungan tilongkabila di pedalaman hutan kawasan taman nasional bogani nani wartabone pada ketinggian 247 s/d 1600 mdpl. Kopi pinogu adalah kopi organik yang menjadi produk unggulan di Kabupaten Bone Bolango. Teknik identifikasi perkebunan kopi dilakukan menggunakan teknologi SIG melalui software ArcGIS dengan sumber data berupa data primer dan data sekuder. Data primer pada penelitian ini adalah data sebaran perkebunan kopi yang diambil secara langsung. Sedangkan data sekunder terdiri dari peta administrasi, peta kemiringan lereng, peta penggunaan lahan, peta tanah, peta status kawasan, dan tabulasi komoditas tanaman kopi pinogu di Kecamatan Pinogu. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perkebunan kopi di Kecamatan Pinogu tersebar di Desa Dataran Hijau, Bangio, Pinogu Permai, Pinogu, dan Tilongibila. Beberapa perkebunan kopi didominasi dengan tanah dystropept sebesar 82%, tanah tropaquept 9,4% dan tropudults 8,6% dan berada dikelas curam antara 25-40 % dan bahkan ada yang dikelas sangat curam <40%.
Identifikasi Pengaruh Perkembangan Tanaman Terhadap Dua Jenis Ikan Menggunakan Sistem Akuaponik Evi Sunarti Antu; Romi Djafar; Faldi Saliko
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.791

Abstract

Akuaponik merupakan kombinasi sistem akuakultur dan hidroponik yang saling menguntungkan. Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik dapat diartikan memberdayakan air. Dalam proses akuaponik tanaman memanfaatkanunsur hara yang berasal dari kotoran ikan. bakteri pengurai akan mengubah kotoran ikan menjadi unsur nitrogen, kemudian unsur tersebut akan dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan sistem akuaponik ikan Lele dan ikan terhadap pertumbuhan tanaman kangkung dan sawi. Peneletian kali ini dilakukan di kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode identifikasi. Terdapat dua kolam ikan yang berbeda yaitu kolam ikan Lele dan kolam ikan Mas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara identifikasi, pengamatan dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman, lebar daun, panjang daun kangkung pada kolam ikan Mas lebih unggul dari pada kolam ikan Lele sedngkan untuk banyak daun kangkung lebih baik kolam ikan Lele dari pada ikan Mas. Data penelitian untuk tinggi tanaman, lebar daun, banyak daun, dan panjang daun untuk tanaman sawi lebih unggul kolam ikan Mas dari pada kolam ikan Lele.
Destilasi Bioetanol dari Nira Aren dengan Variasi Waktu Pengadukan pada Proses Fermentasi Andika Latara; Mustofa Mustofa; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.809

Abstract

Bioetanol merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor menggantikan bensin dan pertalite. Bioetanol umumnya diperoleh dari produk-produk pertanian, baik yang berupa padatan seperti dari ubi-ubian atau produk cair seperti nira nipah atau nira aren. Produksi bioetanol umumnya dilakukan dengan metode destilasi dengan memanfaatkan perbedaan titik didih antara zat yang akan dipisahkan, dalam hal ini etanol dan air. Sebelum proses destilasi, bahan sumber bioetanol dilakukan proses fermentasi dengan bantuan ragi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kadar alkohol dari bioetanol yang dihasilkan dengan perbedaan waktu pengadukan selama fermentasi. Produksi bioetanol pada penelitian ini dilakukan melalui serangkaian tahapan kegiatan meliputi pasteurisasi, fermentasi, dan destilasi. Proses fermentasi bioetanol berlangsung selama 3 hari setelah proses pasteurisasi. Selama fermentasi, air nira diaduk dengan dua variasi waktu pengadukan yang berbeda, yaitu 3 menit dan 6 menit setiap 6 jam sekali. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi, kompor gas, pH meter, termometer, alkohol meter, pompa air, air pendingin, nira aren, ragi dan gas LPG. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa semakin lama waktu pengadukan saat fermentasi dapat meningkatkan kadar alkohol dari bioetanol yang dihasilkan. Proses pengadukan selama 3 menit menghasilkan bioetanol dengan kadar alkohol 49%, sedangkan peningkatan waktu pengadukan menjadi 6 menit berkontribusi pada peningkatan kadar alkohol menjadi 55%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa waktu pengadukan saat fermentasi bioetanol memiliki peran dalam peningkatan kualitas etanol yang dihasilkan.
Rancang Bangun Mesin Penghancur Kacang Tanah Menggunakan Motor Induksi Rizal Oponu; Siradjuddin Haluti; Burhan Liputo
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.818

Abstract

Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat karena kandungan gizinya, seperti protein dan lemak. Diantara pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku pembuatan kue kurma. Kue kurma adalah salah satu jenis kue yang bagian luarnya dilumuri/ditaburi dengan kacang tanah yang sudah dihancurkan. Proses penghancuran kacang tanah selama ini menggunakan alat tradisional berupa kayu dan botol. Penggunaan alat tradisional ini memiliki kelemahan karena memerlukan tenaga dan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu diperlukan alat atau mesin yang dapat membantu masyarakat dalam proses penghancuran kacang tanah untuk pembuatan kue kurma. Pada penelitian ini dirancang suatu mesin penghancur kacang tanah dengan menggunakan motor induksi ¼ HP. Penelitian ini bertujuan selain merancang mesin juga untuk mengetahui kinerja mesin penghancur kacang tanah. Mesin penghancur kacang tanah dibuat di Laboratorium Mesin Umum Politeknik Gorontalo. Mesin ini dibuat dari bahan stainless steel dengan sistem transmisi menggunakan pulley 4 inchi. Mesin dirancang untuk menghancurkan kacang tanah sesuai ukuran yang diinginkan dengan kapasitas 500 gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penghancuran kacang tanah lebih cepat dibandingkan menggunakan alat tradisional. Proses penghancuran menggunakan mesin hanya memakan waktu antara 27-29 detik untuk 500 gr kacang tanah. Sedangkan penghancuran menggunakan alat tradisional memerlukan waktu 6-10 menit untuk berat kacang tanah yang sama. Dengan demikian mesin ini dapat meghancurkan kacang tanah 12 kali lebih banyak dibandingkan alat tradisional. Kinerja mesin ini mampu menghancurkan kacang tanah sekitar 64,3 kg/jam.
Identifikasi Pertumbuhan Sayuran dengan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Menggunakan Akuaponik Sistem Apung Abas Saleh; Ikrima Staddal; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.853

Abstract

Akuaponik adalah penggabungan antara budidaya ikan dan hidroponik (budidaya tumbuhan). Akuaponik menjadi salah satu solusi beternak sekaligus menanam di perkotaan dengan menngunakan lahan sempit. Dalam budidaya ikan nila tentunya menghasilkan limbah air kolam yang bersal dari metabolisme ikan dan sisa pakan yang terlarut. Air yang berasal dari limbah ikan nila ini masih bisa digunakan untuk proses pembudidayaan sayuran melalui sistem akuaponik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh limbah kolam ikan nila terhadap pertumbuhan sayuran yang mennggunakan sistem apung untuk peningkatan kapasitas produksi. Penelitian ini dilakukan di green house Program Studi Mesin dan Pralatan Pertanian Politeknik Gorontalo. Penelitian dilakukan pada tiga perlakuan masing-masing dengan jumlah sayuran sebanyak 25 tanaman. Tiga jenis sayuran yang menjadi objek penelitian adalah kangkung, pakcoy, dan bayam. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, panjang daun, dan diameter batang. Hasil penelitian dianalisis dari minggu pertama sampai minggu keempat. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode aquaponik sistem apung merupakan metode yang baik untuk budi daya sayur-sayuran, terutama kangkung tanpa tambahan AB MIX.
Rancang Bangun Mesin Penggembur Tanah Menggunakan Mesin Pemotong Rumput Sandriyanto Une; Syamsu Akuba; Burhan Liputo
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.854

Abstract

Pengolahan tanah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang baik. Kondisi tanah yang baik dimanfaatkan sebagai media tumbuh bagi berbagai jenis tanaman dan pembangan akarnya. Salah satu indikator tanah yang baik adalah tingkat kesuburannya. Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Beberapa proses yang dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah adalah upaya penggemburan tanah. Penggemburan tanah umumnya dilakukan pada lahan-lahan yang kering dan padat dan biasanya petani masih menggunakan alat tradisional untuk mengolah tanah tersebut. Penggunaan alat tradisional tentu akan mengurangi tingkat produktivitas karena memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya alat atau mesin yang dapat digunakan untuk mengganti alat-alat tradisional tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang mesin penggembur tanah dengan memanfaatkan mesin potong rumput sebagai motor penggerak. Mesin ini dilengkapi dengan bajak singkal dan bajak rotary. Pengujian mesin dilakukan pada lahan kering dengan luasan 30 m2. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diketahui bahwa mesin penggembur tanah dengan motor penggerak mesin potong rumput memiliki kinerja sekitar 0,115 m2/detik atau setara dengan 414 m2/jam. Kinerja mesin masih tergolong kecil karena beberapa faktor diantaranya dimensi bajak rotary yang kecil dan putaran yang terlalu cepat. Oleh karena itu, perlu adanya modifikasi dan pengembangan yang lebih optimal sehingga mesin ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya.
Analisis Kualitas Air Sawah Di Kota Gorontalo Secara Spasial Menggunakan ArcGIS Awen Dino Aryo; Siradjuddin Haluti; Iqrima Staddal
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i1.873

Abstract

Kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air. Kualitas air di Kota Gorontalo khususnya pada lahan sawah dapat terlihat melalui kualitas pH, TDS, Suhu, EC, dan salinitas. Untuk mengetahui lokasi kualitas air sawah di Kota Gorontalo dapat dilakukan melalui pemetaan. Penelitian ini bertujuan menguji dan memetakan kualitas air persawahan pada daerah perumahan di Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, mengambil sampel air kemudian diolah dan ditampilkan lokasi pengambilan sampel dalam bentuk peta. Penampilan dalam bentuk peta dilakukan menggunakan software ArcGIS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat beberapa daerah di Kota Gorontalo yang kualitas air persawahannya memenuhi dan tidak memenuhi syarat air irigasi. Beberapa lokasi yang tidak memenuhi standar air irigasi antara lain Desa Dembe II Kecamatan Kota Utara, Desa Libuo Kecamatan Dungingi dan Desa Molosipat Kecamatan Kota Barat. Parameter yang tidak memenuhi syarat kualitas air irigasi adalah pH. Selain itu, kualitas air irigasi terpenuhi.
Desain Turbin Spiral pada Perancangan Sistem PLTMH Skala Mikro Rizqi Adi Pangestu; Romi Djafar; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i1.874

Abstract

Energi listrik dari bahan bakar fosil dapat memenuhi kebutuhan manusia. Namun, di sisi lain cadangan bahan bakar fosil makin hari makin berkurang sehingga perlu dilakuakan upaya penghematan energi. Upaya ini dapat ditempuh dengan cara menggunakan energi alternatif yang merupakan bagian dari energi baru dan terbarukan. Salah satunya adalah pemanfaatan potensi air sebagai sumber energi. Hal ini umumnya diterapkan pada daerah-daerah yang sumber listriknya sulit tetapi memiliki potensi aliran air yang baik. Potensi ini dapat digunakan untuk membuat pembangkit listrik mikro hidro, baik untuk keperluan penerangan sawah, irigasi dan lahan pertanian lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang turbin tipe spiral pada skala mikro hidro dan untuk mengetahu daya turbin yang dihasilkan. Metode penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu desain dan perancangan, pembuatan turbin, pengujian, dan tahap analisa hasil pengujian. Karakteristik sistem pembangkit yang dirancang memiliki turbin berbentuk spiral dengan panjang 0,60 m dan diameter 0,18 m, diameter poros turbin 0,0254 m, pitch turbin 0,216 m dengan jumlah ulir turbin 12 buah. Turbin yang dirancang memiliki sudut kemiringan 11° dan debit aliran 0.017 m³/s menghasilkan kecepatan putaran turbin 127 rpm. Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan diperoleh daya turbin dan efisiensi matematis masing-masing sebesar 1446,3 watt dan 87,3 %.

Page 7 of 11 | Total Record : 110