cover
Contact Name
Haudi
Contact Email
haudi@stabdharmawidya.ac.id
Phone
+62811857888
Journal Mail Official
haudi@stabdharmawidya.ac.id
Editorial Address
JI. Rawa Kucing No.90, Tangerang
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha (JIAPAB)
ISSN : 26861194     EISSN : 27465179     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha (JIAPAB) merupakan jurnal yang memuat kajian ilmiah agama Buddha dan Pendidikan Agama
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2020): JIAPAB Vol. 2 No. 2 September 2020" : 5 Documents clear
Analisis Tangible Tingkat Kepuasan Peserta Retret Meditasi di Yayasan Bodhinanda Pekanbaru Muchtar; Santamoko, Ruby
Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2 No. 2 (2020): JIAPAB Vol. 2 No. 2 September 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA DHARMA WIDYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi kualitas pelayanan perlu dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari pelayanan yang diberikan yayasan terutama kepada para peserta retret meditasi sebagai pengguna jasa pelayanan. Aspek-aspek tersebut misalnya pada kenyamanan tempat atau ruang meditasi, makanan yang sesuai, tempat tinggal yang sesuai, perawatan medis, dan guru yang memenuhi syarat dalam memberikan bimbingan. Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan para peserta retret dalam mengikuti kegiatan retret meditasi yang diselenggarakan oleh Yayasan Bodhinanda Pekanbaru yang ditinjau berdasarkan aspek keberwujudan (tangibles). Pengambilan data dilakukan dengan metode skala sikap. Data skala sikap kemudian dianalisis menggunakan perthitungan sebaran skor kemudian dipersentasekan sesuai kriteria yang dijelaskan dengan tabel. Aspek dimensi keberwujudan ini meliputi: fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Dan aspek kepuasan meliputi, kualitas produk, kualitas pelayanan dan emosional. 1. Kepuasan para peserta meditasi berdasarkan aspek tangible secara umum memiliki nilai sebesar 77% dengan kategori puas, akumulasi skor tertinggi diperoleh pada indikator perlengkapan yakni sebesar 84%, adapun skor terendah dicapai pada indikator panitia yakni sebesar 62%. Ini berarti para peserta sangat puas atas perlengkapan perlengkapan yang disediakan oleh penyelenggara retret meditasi berupa alas duduk dan perlengkapan ruang makan tersedia, bersih dan cukup. Sedangkan untuk kepanitiaan yakni: seragam dan tanda pengenal panitia dinilai hanya cukup puas
Pengaruh Pendidikan Sekolah Minggu Buddha terhadap Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik Kelas Sati di Sariputta Buddhist Studies Dharma, Budhi; Wijoyo, Hadion; Anjayani, Nidya Sri
Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2 No. 2 (2020): JIAPAB Vol. 2 No. 2 September 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA DHARMA WIDYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses belajar tidak terlepas dari peran aktif peserta didik agar terjadinya interaksi proses belajar mengajar yang lebih efektif, sehingga kegiatan kelas dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya. Tanpa mengesampingkan tujuan pendidikan seperti yang tertuang dalam undang-undang, bahwa untuk mengembangkan potensi diri dan spiritual keagamaan dalam diri peserta didik, sehingga pendidik juga harus memperhatikan perkembangan peserta didiknya. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, data yang berbentuk angka atau yang dipersamakan (data yang dibuat menjadi angka). Metode kuantitatif ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel yang telah ditetapkan. Data penelitian umumnya diambil secara acak, yang dalam pengumpulan datanya menggunakan variable penelitian, dan analisis statistik, yang akan digunakan untuk tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Kesimpulannya H0 ditolak, karena nilai thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa variabel faktor-faktor pendidikan (X) berpengaruh terhadap perkembangan fisik-motorik peserta didik (Y) atau dengan kata lain pendidikan sekolah minggu Buddha (SMB) berpengaruh terhadap perkembangan fisik-motorik peserta didik kelas Sati di SMB Sariputta Buddhist Studies Pekanbaru.
Analisis Metode Pembelajaran Guru Sebagai Fasilitor Di Sekolah Minggu Buddha (SMB) Trisaranagamana Pekanbaru Lingga, Jansen; Haudi
Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2 No. 2 (2020): JIAPAB Vol. 2 No. 2 September 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA DHARMA WIDYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang pendidik memegang peranan yang sangat penting dimana proses belajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan. Di dalam mendidik itu sendiri, seorang guru memiliki tanggung jawab yang sangat besar, tidak hanya sebatas di lingkungan kelas akan tetapi di lingkungan masyarakat. Dalam pendidikan Agama Buddha hendaknya menjadikan khotbah-khotbah Sang Buddha yang tertuang dalam kitab suci Tipitaka sebagai inspirasi dalam memberikan pelajaran di lingkungan sekolah. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan suatu stategi inquiry yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, symbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Metode pembelajaran Guru sebagai Fasilitator di Sekolah Minggu Buddha (SMB) Trisaranagamana Pekanbaru sudah terlaksana namun belum keseluruhan dan sebelas peran guru sebagai fasilitator diterapkan dengan baik dimana guru berusaha mendengarkan dan tidak mendominasi, bersikap sabar, menghargai dan rendah hati, mau belajar, bersikap sederajat, tidak berusaha menceramahi, berwibawa, tidak memihak dan mengkritik, bersikap terbuka, bersikap akrab dan melebur serta bersikap positif
Analisis Minat Belajar Peserta Didik Terhadap Metode Pembelajaran Abhidhammatthasangaha Di Yayasan Bodhinanda Pekanbaru Suelly, Tjam; Muliani, Henita Sri
Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2 No. 2 (2020): JIAPAB Vol. 2 No. 2 September 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA DHARMA WIDYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dalam menjalankan fungsinya di bidang pendidikan keagamaan Buddha dalam penyelengaraan pembelajaran (pariyatti), Yayasan Bodhinanda Pekanbaru menyediakan fasilitas belajar seperti ruang kelas, baktisala dengan berbagai perlengkapan di dalamnya untuk menunjang proses pembelajaran. Tersedianya fasilitas belajar yang mendukung memudahkan dalam belajar sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Selain itu, minat belajar peserta didik dan perhatian guru mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Bagi peserta didik Minat Belajar sangatlah penting, karena dapat menumbuhkan semangat dalam mengikuti aktivitas belajar dengan senang karena didorong minat peserta didik itu sendiri. Dengan adanya Minat Belajar yang tinggi tentunya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Dharma peserta didik. Walaupun peserta didik mempunyai kemampuan yang tinggi tetapi bila tidak disertai dengan minat belajar maka prestasi tidak optimal begitu juga sebaliknya. Pengumpulan data merupakan proses mengindentifikasi dan mengoleksi informasi yang dilakukan peneliti, sesuai dengan tujuan penelitian (Winarno, 2013: 143). Apa yang disajikan sebagai hasil penelitian hendaklah bersumber dari data yang dikumpulkan. Hasil rekaman, interview, foto, dokumen pribadi tentang suatu objek penelitian dilaporkan sesuai dengan makna yang sebenarnya dan dalam konteks yang benar. para peserta didik menyenangi kelas dan mencoba memahami materi abhidhammatthasangaha dikarenakan metode pembelajarannya memudahkan para peserta didik memahami pelajaran adalah sangat tinggi, yaitu masing masing 80 persen peserta menjawab menyenangi kelas, dan mayoritas tetap hadir di kelas (63 persen), selalu datang tepat pada waktunya (70 persen) dan mengikuti kelas hingga selesai (sebanyak 73 persen peserta) serta sungguh sungguh memperhatikan guru menerangi materi abhidhammatthasangaha (sebanyak 83 persen peserta). Akan tetapi meskipun menyenangi kelas, para peserta didik masih terkesan pasif dalam mengikuti kelas materi abhidhammatthasangaha.
Peranan Kebudayaan Tionghoa terhadap Perkembangan Agama Buddha: Studi Kasus di Desa Rancaiyuh Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang Kusuma, Grinata; Yonata, Hendrian; Handoko, Agus Leo
Jurnal Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2 No. 2 (2020): JIAPAB Vol. 2 No. 2 September 2020
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA DHARMA WIDYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya Tionghoa yang masih dijalankan di Indonesia ini memiliki keunikannya sendiri. Budaya ini sudah tidak sama lagi dengan budaya aslinya yang di Tiongkok karena sudah mengalami akulturasi dengan kebudayaan asli. Bagi masyarakat Indonesia sendiri, kebudayaan masyarakat Tionghoa sudah tidak asing lagi, seperti kesenian Barongsai dan makanan (Chinese food). Tarian barongsai saat ini sudah membumi, dimana yang memainkannya sudah banyak dari kalangan pribumi Indonesia begitu juga dengan Chinese food. Barongsai ini merupakan bagian kecil dari kekayaan budaya Tionghoa. Dalam hal religi, orang Tionghoa pada dasarnya menganut ajaran Sam Kauw, yang merupakan perpaduan dari ajaran Kong Hu Cu, Tao, dan Buddha. Dalam Sam Kauw, ajaran yang paling menonjol dalam arti yang paling banyak mempengaruhi kehidupan orang-orang Tionghoa secara keseluruhan adalah ajaran Kong Hu Cu. Masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia tersebar di setiap kota-kota dan bahkan ke pelosok desa. Mereka umumnya tinggal di tempat-tempat yang disebut Kampung Pecinan. Orang-orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia mendapat sebutan yang disesuaikan dengan daerah dimana mereka tinggal. 2. Agama Buddha di Desa Rancahiyu berkembang dengan baik, umat Buddha mengeikuti kegiatan keagamaan dengan memeperthankan tradisi kebudayaan setempat yang masih dijalankan : budaya baca parita, budaya pattidana, budaya retret dan Pabbajja, budaya sesajian, dan budaya menajalankan ajaran Buddha

Page 1 of 1 | Total Record : 5