cover
Contact Name
Singgih Wibowo
Contact Email
singgihwibowo@kemenperin.go.id
Phone
+6285782792443
Journal Mail Official
singgihwibowo@kemenperin.go.id
Editorial Address
Jl. Pangeran Sogiri No. 283, Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Warta AKAB
Published by Politeknik AKA Bogor
ISSN : 02159929     EISSN : 28079574     DOI : 10.55075
Warta AKAB adalah jurnal nasional yang dikelola oleh Politeknik AKA Bogor dan telah terindeks Google Scholar serta Garuda. Pertama kali diterbitkan pada Juli tahun 1998 dan terbit dua kali setiap tahunnya. Jurnal Warta AKAB memiliki tujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian, report maupun review yang telah diseleksi melalui proses peer review. Warta AKAB mempublikasikan paper penelitian, short communication, dan paper review terkait bidang kimia baik dari skala pendidikan sampai penerapan di industri. Beberapa topik yang menjadi pilihan dalam Warta AKAB tetapi tidak menutup untuk topik lainnya, antara lain : Analisis Kimia Biokimia Kimia Organik dan Bahan Alam Kimia Fisika Ilmu Bahan/Material Teknik dan Reaksi Kimia Elektrokimia Nanoteknologi Ilmu Pangan Penjaminan Mutu Industri Pangan Ilmu Lingkungan Pengolahan Limbah Industri Teknologi Konversi Energi Industri 4.0 pada Bidang Industri Kimia dan Pangan
Articles 102 Documents
Penerapan Data Science Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) Metode Self Organizing Mapping (SOM) untuk Klasifikasi Industri Ismail Ismail
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.872 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.62

Abstract

Artificial Neural Network (ANN) sebagai sebuah metode analitik dalam data science memiliki kemampuan pada bidang  klasifikasi, asosiasi, self organizing dan optimasi. Dengan kemampuan tersebut ANN dapat menciptakan suatu pola pengetahuan melalui pengaturan diri atau kemampuan belajar (self-organizing) bahkan mampu memetakan kumpulan data berdasarkan ciri-ciri kesamaan yang ada pada data tersebut dengan mekanisme Self Organizing Mapping (SOM). Kemampuan SOM dalam melakukan pemetaan terhitung cukup valid dan rendah bias, karena mengkalkulasi secara mandiri dan cepat berdasarkan kesamaan ciri atau karakter data yang diinput. Pada penelitian ini SOM diterapkan untuk pemetaan industi pada industri mesin pertanian dan kehutanan. Mengingat selama ini kekuatan industri mesin pertanian dan kehutanan dengan kode Kelompok Lapangan Usaha Industri (KLUI) 2921 belum dipetakan dengan sempurna. Data industri yang menjadi input pada program terlebih dahulu ditransformasi dengan aktivasi sigmoid biner dan  selanjutnya dimasukkan ke dalam program jaringan competitive kohonen. Berdasarkan perhitungan metode SOM dihasilkan klasifikasi industri dengan jenis menengah dan besar dengan capaian epoch 1000. Kata kunci: Data Science; Artificial Neural Network (ANN); Self Organizing Mapping (SOM); Klasifikasi Industri.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Fusarium equiseti terhadap Hewan Mus musculus dengan Pendedahan Akut Melalui Subkutan Silvia Rachmy; Jenny Anna Margaretha Tambunan
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.321 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.55

Abstract

Fungi dari genus Fusarium menghasilkan termasuk tricothecene yang merupakan jenis mycotoxin berbahaya karena sifatnya yang mampu menembus kulit hewan dan masuk ke dalam sistem tubuh (Miller, 2003). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Fusarium equiseti yang diberikan secara akut melalui subkutan pada hewan mencit selama 48 jam pertama. Dalam percobaan ini digunakan dua puluh ekor mencit jantan strain SW sebagai hewan model dari toksisitas suatu senyawa pada manusia. Ekstrak Fusarium didedahkan kepada mencit secara subkutan. Setiap mencit diamati pada 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam, 24 jam, dan 48 jam setelah perlakuan. Pada setiap jam tersebut, diamati parameter dan kematian yang terjadi. Parameter yang diamati antara lain adalah diam, kejang-kejang, kehilangan koordinasi, menjulurkan lidah, dan feses yang cair. Setiap mencit yang mati selanjutnya ditimbang berat badannya dan dibedah dengan menggunakan alat bedah untuk ditimbang berat organ hati dan limfanya. Pemberian ekstrak Fusarium pada mencit yang diberikan secara akut melalui subkutan menyebabkan munculnya ketidakaktifan, kejang-kejang, kehilangan koordinasi, menjulurkan lidah, dan feses cair yang frekuensi terjadinya meningkat sesuai dengan konsentrasi perlakuan yang diberikan, hingga kematian. Selain itu, massa organ hati dan limfa relatif terhadap berat badan meningkat sesuai dengan konsentrasi perlakuan yang diberikan.
Pengaruh Pelarut dan Jenis Ekstrak Terhadap Kadar Kurkumin dalam Simplisia Kunyit dan Temulawak secara Spektrofotometri Sinar Tampak Sandy Sugiandi; Kartini Afriani; Ali Hamidi; Gina Maulia
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.333 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.48

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kadar kurkumin dari ekstrak kunyit dan temulawak yang diekstrak dengan pelarut yang berbeda. Sampel pada penelitian ini dibuat dalam bentuk serbuk simplisia, ekstrak cair dan ekstrak kental. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelarut dalam mengekstrak kurkumin dan menentukan kadar kurkumin tertinggi yang diperoleh dari serbuk simplisia, ekstrak cair, dan ekstrak kental yang berasal dari kunyit (Curcuma domestica Val.) dan temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) menggunakan metode spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 425 nm. Hasil penelitian menunjukkan kadar kurkumin tertinggi yang diperoleh dari kunyit dan temulawak  masing-masing sebesar 47,41% (b/b) dan 10,18% (b/b) berasal dari sampel ekstrak kental dengan pelarut etanol 95%. Kata kunci: kurkumin; kunyit; temulawak; simplisia; ekstak etanol
Penurunan Kadar Total Oksalat Tepung Talas dan Tepung Belitung asal Bogor, Indonesia Menggunakan Dua Metode Perendaman dhina aprilia nurani widyahapsari; Hanafi -; Sri Redjeki Setyawati; Shinta Damerys Sirait; Eva Yuliana
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.021 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.32

Abstract

Umbi talas (Colocasia esculenta) dan umbi belitung (Xantosoma sigittifolium) memiliki kandungan kristal oksalat. Kristal oksalat dapat menimbulkan sensasi rasa gatal saat dikonsumsi. Penurunan kadar kristal oksalat diharapkan mampu mengurangi rasa gatal yang timbulkan. Umbi talas dan umbi belitung direndam dengan 2 metode, pertama dalam air panas (90oC) dan kedua dalam larutan NaCl (10% b/v) selama 1 jam. Setelah perendaman, dilakukan pengeringan oven suhu 60oC selama 4 jam dan 5 jam kemudian dihaluskan untuk menghasilkan tepung talas dan tepung belitung. Tepung yang dihasilkan dianalisis kadar total oksalat, kadar amilosa serta sifat fisik berupa daya kembang dan daya serap tepung. Kedua perlakuan perendaman dalam air panas suhu 90oC dan larutan NaCl 10% dapat menurunkan kadar total oksalat dan kadar amilosa serta meningkatkan swelling power dan kelarutan pada tepung talas dan tepung belitung. Sedangkan kemampuan daya serap air dan minyak tepung talas dan tepung belitung tidak dipengaruhi secara signifikan. Penurunan kadar oksalat akibat perendaman dalam larutan NaCl 10% lebih efektif dibandingkan perendaman dalam air panas 90oC. Lama waktu pengeringan pada suhu 60oC juga menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kadar total oksalat, tepung talas maupun tepung belitung yang dikeringkan selama 5 jam mengalami penurunan kadar oksalat lebih besar dibandingkan pengeringan selama 4 jam.
Studi Potensi Sifat Anti-Aging Ekstrak Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merrill) Varietas Detam 1 melalui Uji Antioksidan Annissa Amalia; Ristiana Kusumawinahyu; Iin Ruliana Rohenti
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.139 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.29

Abstract

Kulit merupakan bagian utama perlindungan tubuh perlindungan yang bersentuhan langsung dengan lingkungan. Salah satu faktor penyebab kerusakan kulit adalah paparan radikal bebas. Pencegahan terhadap berkembangnya radikal bebas dapat diatasi dengan menggunakan senyawa antioksidan yang saat ini banyak dimanfaatkan sebagai anti-aging pada berbagai produk kosmetik. Peneliti terdahulu menyebutkan bahwa kedelai hitam memiliki kandungan antioksidan isoflavon, polifenol total, flavonoid dan antosianin masing-masing dalam kadar 6,13 mg/g; 2,19 mg/g; 0,65mg/g. Selain itu, ekstrak kedelai hitam dianggap memiliki nilai antioksidan yang lebih baik dari kedelai kuning karena kandungan senyawa yang dimilikinya. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kedelai hitam berpotensi memiliki sifat antioksidan yang dapat dimanfaatkan sebagai anti-aging. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kedelai hitam dari varian detam 1. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium, yang meliputi uji susut pengeringan, uji skrining fitokimia, dan uji aktivitas antioksidan melalui metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan pembanding Vitamin C (Asam Askorbat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kedelai hitam detam 1 memiliki nilai susut pengeringan sebesar 7,90% dan positif terhadap adanya flavonoid, alkaloid, triterpenoid dan saponin. Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak kedelai hitam sebesar 220,42 ppm dan tergolong memiliki sifat antioksidan sedang.
Skrining Fitokimia dan Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Kualitas Ekstrak Etanol Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt) Septilina Melati Sirait; Riri Enriyani
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.729 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.42

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cara pengeringan terhadap kualitas ekstrak etanol daging buah pala (Myristica fragrans Houtt). Cara-cara pengeringan yang dilakukan adalah pengeringan oven 40oC dan pengeringan langsung di bawah sinar matahari. Hasil uji fitokimia ekstrak daging buah tanaman pala diperoleh bahwa ekstrak daging buah pala mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin. Analisis kualitas ekstrak etanol daging buah pala (Myristica fragrans Houtt) terdiri dari uji organoleptis, uji kadar air dan uji kadar abu. Dari hasil penelitian diperolah bahwa ekstrak etanol daging buah pala (Myristica fragrans Houtt) dari masing-masing proses pengeringan memiliki ekstrak kental, berwarna cokelat pekat dan bau khas pala. Kadar air daging buah pala dengan metode pengeringan oven sebesar 22,22 % sedangkan dengan metode pengeringan di bawah sinar matahari memiliki kadar air sebesar 3,3 %. Kadar abu daging buah pala dengan metode pengeringan oven sebesar 5,47 % sedangkan dengan metode pengeringan di bawah sinar matahari memiliki kadar abu sebesar 1,77 %.Kata kunci : Myristica fragrans Houtt; pengeringan; kadar air; kadar abu
Analisis Kadar Senyawa Fenol, 2-Metilfenol dan Asetofenon dalam Limbah Industri Farmasi Secara Gas Chromatografy Mass Spectrometry (GC-MS) Endang Sri Lestari; Jenny Anna Margaretha Tambunan; Choirun Nisa; Priharti Ningsih
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.232 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.61

Abstract

Limbah industri farmasi mengandung limbah B3 yang harus dikelola sebelum dibuang ke badan air.  Salah satu limbah farmasi dengan kandungan limbah B3 adalah senyawa yang tergolong dalam Semivolatile Organic Compounds (SVOC), yaitu senyawa fenol, 2-metilfenol dan asetofenon.   Senyawa ini digunakan dalam bahan baku campuran pada industri farmasi. Keberadaan senyawa tersebut harus dipantau dengan melakukan analisis  kadar senyawa fenol, 2- metilfenol dan asetofenon dalam sampel air limbah secara gas chromatografi mass spectrometry (GC-MS). Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan kadar senyawa fenol sebesar 0,0053 mg/L, kadar senyawa 2-metilfenol  sebesar 0,1692 mg/L dan kadar senyawa asetofenon sebesar 0,8952 mg/L
Pemisahan Ion Besi dalam Larutan dengan Teknik Adsorpsi Menggunakan Karbon Aktif Fajar Amelia Rachmawati Putri; Cheppy Asnadi
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.897 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.35

Abstract

Besi (Fe) merupakan salah satu logam berat yang secara alamiah berada di lingkungan dan dapat menjadi pencemar khususnya dalam perairan. Dalam penelitian ini dilakukan adsorpsi ion Fe3+ menggunakan karbon aktif dengan mempelajari pengaruh pH, kecepatan pengadukan, dan waktu kontak. Metode adsorpsi dipilih karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya tidak memperlukan peralatan yang rumit, tidak membutuhkan biaya yang mahal, dan aman. Karbon aktif komersial digunakan sebagai adsorben karena memiliki luas permukaan yang besar. Penentuan kapasitas adsorpsi ion Fe3+ menggunakan karbon aktif ditentukan secara kolorimetri. Metode ini dilakukan dengan menambahkan HNO3 1:3 dan KCNS 20% yang selanjutnya diukur menggunakan spektrofotometer Uv-Vis. Hasil analisis menunjukkan bahwa karbon aktif komersial dapat menyerap ion Fe3+ secara optimum pada pH 6 dengan kecepatan pengadukan sebesar 150 rpm selama 90 menit. Kapasitas adsorpsi ion Fe3+ optimum yang diperoleh pada tiga kondisi tersebut sebesar 23,69 mg g-1. Studi kinetika menunjukkan bahwa adsorpsi ion Fe3+ oleh karbon aktif mengikuti model orde kedua dengan nilai k2 sebesar 2,6 × 10-3 g mg-1 min-1.
Verifikasi Uji Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi Dengan Metode Cylinder Plate Pada Produk Erythromycin Ethylsuccinate Henny Rochaeni; Muhammad Jabal Iqyan; Desi Silmi Amalia; Singgih Wibowo
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.993 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.26

Abstract

Pada penelitian ini, telah dilakukan verifikasi uji potensi antibiotik produk erythromycin ethylsuccinate (EES) dengan metode cylinder plate. Hasil pengujian menunjukkan potensi antibiotik, simpangan baku relatif (SBR) uji presisi, uji akurasi, dan R2 uji linearitas yaitu 107,03%, 0,95%, 105,00-108,70 %, dan 99,90% berturut – turut. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa produk EES telah memenuhi syarat keberterimaan yang telah ditetapkan dalam standar acuan USP 41 2018 dan AOAC 2016.
Karakteristik Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pupa Black Soldier Fly (BSF) Tri Sutanti Budikania; Herawati Herawati; Amalia Fitrian Nasution
Journal Warta AKAB Vol 45, No 2 (2021): Warta AKAB
Publisher : Politeknik AKA Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.312 KB) | DOI: 10.55075/wa.v45i2.57

Abstract

The Black Soldier Fly (BSF) merupakan spesies lalat daerah tropis yang dapat menguraikan senyawa organik, sehingga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi limbah organic di perkotaan. Larva BSF memiliki kemampuan mengkonsumsi limbah organik dalam jumlah besar dan cepat karena bagian mulut dan enzim pencernaan yang aktif. Larva BSF juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena memiliki kadar protein dan lemak yang tinggi. Pupa BSF kaya akan senyawa kitin dan digunakan untuk bahan baku kitosan. Pupa BSF diduga mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki sifat antioksidan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder serta sifat aktivitas antioksidannya. Pengujian senyawa metabolit sekunder menggunakan skrining fitokimia sedangkan aktivitas antioksidan menggunakan metode radical scavenger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak heksana mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid dan triterpenoid. Ekstrak etil asetat mengandung alkaloid, saponin dan terpenoid, sedangkan  ekstrak metanol mengandung alkaloid, saponin dan terpenoid. Nilai IC50 pada larutan ekstrak n-heksan, etil asetat dan metanol berturut-turut adalah 41,18; 36,92 dan 17,45 mg/L. Nilai IC50 ini menunjukkan bahwa pupa BSF memiliki sifat antioksidan sangat kuat. Kata Kunci : BSF; fitokimia; antioksidan

Page 3 of 11 | Total Record : 102