cover
Contact Name
Firdaus M Yunus
Contact Email
alqonz90@gmail.com
Phone
+6281360424407
Journal Mail Official
alqonz90@gmail.com
Editorial Address
Gedung Fakultas Ushuluddin Lantai 1, Program Studi Aqidan dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Ar-Raniry. Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7551295. eMail: jpi@ar-raniry.ac.id
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Pemikiran Islam (JPI)
ISSN : 27989747     EISSN : 27989534     DOI : 10.22373/jpi
Jurnal Pemikiran Islam (JPI) published by Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh. This journal published twice a year, that is July-December and January-June. Jurnal Pemikiran Islam focuses on studies of Islamic thought, theology, philosophy, and Sufism. Jurnal Pemikiran Islam (JPI) diterbitkan oleh Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, yaitu bulan Januari-Juni dan Juli-Desember Setiap tahunnya. Jurnal Pemikiran Islam berfokus pada kajian Pemikiran Islam, Teologi, Filsafat, dan Tasawuf.
Articles 75 Documents
Nilai-Nilai Filosofis Edet Sumang dalam Masyarakat Linung Bulen II, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah Khairum Ayu Ningsih; Husna Amin
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i1.13141

Abstract

The people of Kampung Linung Bulen II have a way of regulating their behavior and daily social arrangements by Islamic Shari'a values. One of them is Edet Sumang. This study aims to identify the history of the birth of Edet Sumang and its influence on the understanding of the people of Linung Bulen II, Bintang District, Central Aceh Regency. This is field research that uses descriptive research methods and a qualitative approach. primary data is obtained from interviews with predetermined informants, secondary data is obtained from the relevant literature. The results of the study show that Edet Sumang's philosophy is seen in the morals that govern people's lives, this rule is useful for guiding people's attitudes and behavior. Edet Sumang as pemeger (fence) and protector of society from things that are considered inappropriate (inappropriate). Efforts to maintain Edet Sumang are very important because Edet Sumang can have a positive influence on the lives of the people of Linung Bulen II, Bintang District, Central Aceh Regency.AbstrakMasyarakat Kampung Linung Bulen II mempunyai adat istiadat untuk mengatur pola perilaku dan tata pergaulan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai syari’at Islam. Salah satu adat istiadat masyarakat yang dimaksud adalah Edet Sumang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  sejarah lahirnya Edet Sumang serta pengaruh Edet Sumang dalam pemahaman masyarakat Linung Bulen II, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan menggunakan metode penelitian deskriftif dan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari wawancara dengan para informan yang telah ditentukan, sementara data sekunder adalah kutipan-kutipan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan filosofi Edet Sumang berupa pesan yang mengatur dan mengukur aspek kehidupan masyarakat, aturan ini berguna untuk menuntun sikap, perilaku pada masyarakat itu sendiri.  Edet Sumang sebagai pemeger (Pagar) dan pelindung dirinya dari hal yang dianggap gere pantas (tidak pantas). Usaha untuk mempertahankan Edet Sumang sangat penting karena Edet Sumang dapat memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan masyarakat Linung Bulen II, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah.
Perseteruan Voltaire terhadap Islam dan Nabi Muhammad Maulana Iban Salda; Syamsul Rijal; Taslim HM. Yasin
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 1 (2022): Januari-Juni
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i1.12854

Abstract

Islam in Western thought has a very bad brand image and relative image. One western figure named Voltaire included an orientalist who insulted the Prophet Muhammad and the religion of Islam. The study aimed to find out specifically about Voltaire's understanding of the Prophet Muhammad and the religion of Islam, factors that influenced Voltaire in committing insults. The approach of the method chosen in this study is qualitative method, while the data used is sourced from literature review in the form of works written by Voltaire himself and the works of others on the work and thoughts of Voltaire. The results of the study said Voltaire initially hated Islam by mentioning the nascent religion and also called the Prophet Muhammad as a perverted many marrying women, girls and widows. Voltaire's reason for doing so was that he wanted to criticize the church's inappropriate policies through the issue of insulting Islam and the Prophet Muhammad. At the end of his history Voltaire upheld the tolerance of Islam and did not exist in Protestantism that is, Caliph Umar allowed Jews and Christians full freedom of conscience after the conquest of Jerusalem.AbstrakAgama Islam dalam pemikiran Barat mempunyai brand image dan citra relatif yang sangat buruk. Salah satu tokoh Barat yang bernama Voltaire termasuk seorang orientalis yang menghina Nabi Muhammad dan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus tentang pemahaman Voltaire terhadap Nabi Muhammad dan agama Islam dan faktor yang mempengaruhi Voltaire dalam melakukan penghinaan. Pendekatan metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Adapun data yang digunakan bersumber dari telaah kepustakaan berupa karya-karya yang ditulis sendiri oleh Voltaire dan karya-karya orang lain terhadap karya dan pemikiran Voltaire. Hasil penelitian menyebutkan Voltaire pada awalnya membenci Islam dengan menyebut agama yang baru lahir dan Nabi Muhammad sebagai seorang yang mesum dan menikah dengan  banyak perempuan, baik gadis maupun janda. Alasan Voltaire berpendapat demikian karena dia ingin mengkritik kebijakan-kebijakan gereja yang tidak sesuai, menurutnya melalui isu menghina Islam dan Nabi Muhammad. Pada akhir hidupnya, Voltaire menjunjung tinggi toleransi yang ada pada agama Islam dan tidak ada pada agama Protestan seperti Khalifah Umar mengizinkan kebebasan dalam pelaksanaan agamanya bagi orang beragama Yahudi dan orang beragama Kristen, hal ini terjadi setelah penaklukkan Yerusalem.
Pelaksanaan Khanduri Laōt dalam Keyakinan Masyarakat Susoh Aceh Barat Daya Jetri Nelva Rudina; Syarifuddin Syarifuddin
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.15990

Abstract

This article aims to know about how the khanduri laot tradition is practiced in Susôh District, as well as the theological beliefs that develop in society regarding the khanduri laot celebration and the benefits of the khanduri laot tradition for the people of Susôh District. This study was qualitative method with data collection techniques through direct interviews with fishermen and community. This study showed that the celebration of the khanduri laōt tradition begins with carrying out recitation (tadarus) at night, tahlilan, and in the afternoon, besides recitations, prayers can also be held, and ends with eating together. The celebration closed with the delivery of directions and announcements by Panglima Laōt. Regarding the theological beliefs of the Susôh people, they still adhere to the principle that traditional celebrations adhere to the foundation of Islamic Sharia teachings. Khanduri laōt is carried out solely to obtain the pleasure and blessings of Allah SWT, because sustenance and safety come only from Allah SWT. Khanduri laōt for the Susôh people has become a manifestation of the relationship between humans and God as His creatures and towards nature as a form of gratitude to Allah SWT, who has provided abundant sustenance, blessings, and safety.AbstrakPeneliti ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan tradisi khanduri laōt di Kecamatan Susôh, dan bagaimana keyakinan teologis yang berkembang dalam masyarakat terhadap perayaan khanduri laōt, serta manfaat dari tradisi khanduri laōt bagi masyarakat Kecamatan Susôh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada nelayan dan tokoh masyarakat. Penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perayaan tradisi khanduri laōt diawali dengan melaksanakan pengajian (tadarus) pada malam hari, tahlilan, dan pada siang harinya di samping juga diadakan pengajian, juga dapat melakukan doa serta diakhiri dengan makan bersama. Perayaan ditutup dengan penyampaian arahan serta maklumat oleh Panglima Laōt. Terhadap keyakinan teologis pada masyarakat Susôh masih memegang prinsip bahwa perayaan tradisi tetap berpegang teguh pada landaskan ajaran syariat Islam. Khanduri laōt dilaksanakan semata-mata untuk memperoleh keridhaan dan keberkahan dari Allah SWT., karena rezeki dan keselamatan itu datangnya hanya dari Allah SWT. Khanduri laōt bagi masyarakat Susôh sudah menjadi sebuah perwujudan hubungan antara manusia dan Tuhan-Nya sebagai makhluk ciptaan-Nya serta terhadap alam sebagai wujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki, keberkahan, dan keselamatan secara berlimpah. 
Makna dan Perilaku Jihad GP Ansor Tegalwangi: Analisis Sosiologi Pengetahuan Imam Muhajir Dwi Putra
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.15163

Abstract

This article aims to reveal the meaning of jihad from the view of GP Ansor Tegalwangi and its relation to knowledge and social construction. This article uses a qualitative approach, in which the researcher presents data in a descriptive-analytical form. This study concludes that there are three meanings of jihad from the perspective of GP Ansor Tegalwangi. First, the objective meaning is cultural-institutional jihad resulting from the process of appreciating the verses of the Qur’an by individuals, which then becomes collective knowledge. Second, the expressive meaning can be seen from the individual's perception of the experience of jihad in the organizational sphere. Third, the meaning of the documentary is in the form of an action performed that then became a tradition as a whole. Thus, jihad is not only oriented towards status quo political goals, but jihad is also a concept that leads individuals to a priori knowledge; the meaning of the concept of jihad strongly influences the externalization of jihad. The meaning and implementation of jihad also cannot be separated from the context of society, including its sociological and humanitarian aspects.AbstrakArtikel ini bertujuan mengungkap makna jihad dari pandangan GP Ansor Tegalwangi dan kaitannya dengan pengetahuan dan konstruksi sosial. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana peneliti menyajikan data dalam bentuk deskriptif-analitik. Kajian ini menyimpulkan bahwa ada tiga makna jihad dari sudut pandang GP Ansor Tegalwangi. Pertama, makna objektif adalah jihad kultural-institusional yang dihasilkan dari proses penghayatan ayat-ayat Al-Qur'an oleh individu, yang kemudian menjadi pengetahuan kolektif. Kedua, makna ekspresif dapat dilihat dari persepsi individu terhadap pengalaman jihad dalam lingkup organisasi. Ketiga, makna dokumenter berupa aksi yang dilakukan yang kemudian menjadi tradisi secara keseluruhan. Dengan demikian, jihad tidak hanya berorientasi pada tujuan politik status quo, tetapi jihad juga merupakan konsep yang membawa individu pada pengetahuan apriori; pemaknaan konsep jihad sangat mempengaruhi eksternalisasi jihad. Makna dan implementasi jihad juga tidak lepas dari konteks masyarakat, termasuk aspek sosiologis dan kemanusiaan.
Penyelesaian Khalwat dan Qanun Gampong: Studi Kasus di Gampong Meunasah Moncut Aceh Besar Fatimahsyam Fatimahsyam
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.15339

Abstract

Communities in Gampong Meunasah Moncut are required to enforce Islamic law, but its implementation has resulted in various violations or anarchic actions that are not in accordance with Islamic values and have had an impact on social clashes in society. Under these conditions, village qanuns are considered an alternative to preventing and resolving these violations. The purpose of this research is to identify violations in resolving khalwat and identify the needs and desires of the community in compiling a gampong qanun that is able to prevent these violations from occurring. The research method uses a qualitative approach, and data collection methods include interviews, observation, and documentation. The results of the study showed that there were violations in the form of taking the law into their own hands by the people in Gampong Meunasah Moncut Aceh Besar against people who were accused of committing khalwat and that there was a need for gampong qanuns to prevent criminal violations committed by the community in resolving khalwat cases. Gampong Qanun is regarded as an alternative in preventing and resolving various social problems in the Gampong Meunasah Moncut Aceh Besar community. AbstrakMasyarakat di Gampong Meunasah Moncut dihadapkan pada tanggung jawab menegakkan syariat Islam, namun rasa tanggung jawab ini justru direalisasikan pada berbagai pelanggaran-pelanggaran atau tindakan anarkis yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keislaman yang berdampak pada benturan-benturan sosial pada masyarakat. Pada kondisi tersebut qanun gampong dianggap sebagai salah satu alternatif pencegahan dan penyelesaian pelanggaran tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pelanggaran dalam menyelesaikan khalwat dan mengidentitas kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam penyusunan suatu qanun gampong yang mampu mencegah terjadinya pelanggaran tersebut. Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, dan metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil Penelitian, bahwa terjadinya pelanggaran berupa main hakim sendiri oleh masyarakat di Gampong Meunasah Moncut Aceh Besar terhadap masyarakat yang dituduh melakukan khalwat dan adanya kebutuhan qanun gampong dalam mencegah pelanggaran-pelanggaran pidana yang dilakukan masyarakat dalam menyelesaikan kasus khalwat. Qanun Gampong dianggap sebagai Alternatif dalam mencegah dan menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan di Gampong Meunasah Moncut Aceh Besar.
Tantangan Radikalisme dan Upaya Deradikalisasi Beragama Sunita Devi; Mahmud Arif
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.13475

Abstract

Radicalism is a delicate subject with the potential to disrupt the natural order. This study aims to determine the meaning of radicalism, the genealogy of religious radicalism, the factors that cause radical Islam, and deradicalization efforts. This research was a qualitative method with descriptive approach. Based on the research results, it is known that radicalism's teachings and movements are a movement that leads to ideological changes both politically and socially through violence, which is contrary to Islamic values. The challenge of radicalism is overcome by various deradicalization efforts so that it can maintain the nature of Islam itself. Deradicalization is not intended as an attempt to convey a "new understanding" of Islam or to refute the creed but rather as an effort to purify the understanding of what and how Islam is.Abstrak      Radikalisme merupakan suatu pembahasan yang sangat sensitif dan merupakan paham yang dapat menggoyahkan tatanan kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari radikalisme, genealogi radikalisme agama, faktor terjadinya Islam radikal, serta upaya deradikalisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ajaran dan gerakan radikalisme merupakan suatu pergerakan yang menuju kepada perubahan ideologi baik secara politik maupun sosial melalui jalan kekerasan, dan ini bertentangan dengan nilai-nilai keislaman. Tantangan radikalisme diatasi dengan berbagai upaya deradikalisasi sehingga dapat menjaga fitrah dari agama Islam itu sendiri. Deradikalisasi bukan dimaksudkan sebagai upaya untuk menyampaikan “pemahaman baru” tentang Islam dan bukan pula pendangkalan akidah, melainkan sebagai upaya purifikasi atau pemurnian pemahaman tentang apa dan bagaimana Islam. 
Peran dan Kontribusi Islam dalam Dunia Ilmu Pengetahuan Abid Nurhuda
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.15909

Abstract

This article aims to describe the role and contribution of Islam in science and its impacts. The method used is descriptive-qualitative with a literature study approach. The results of the study show that the role and contribution of Islam in science and its impact on life are the naqliyyah sciences, where Aqidah is the paradigm, sharia is the standard for its use, and morality is the ethics. The aqliyyah sciences cover medicine, mathematics, science (Physics, Astronomy, and Chemistry), and social sciences (Economics, Geography, and Psychology). In addition, Islam also contributed to translating works into Latin, providing concepts and methodologies to the West, introducing notation and decimal numbers, using works in college, helping to stimulate European thinking, pioneering universities in Europe, maintaining Greco-Persian, spreading new teachings in Europe, and teaching knowledge about hospitals. AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan terkait Peran Dan Kontribusi Islam Dalam Ilmu Pengetahuan Beserta Dampaknya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan kontribusi islam dalam ilmu pengetahuan beserta dampaknya terhadap kehidupan antara lain dalam ilmu-ilmu naqliyyah dimana Aqidah menjadi paradigmanya, syariah standar pemanfaatannya dan akhlak sebagai etikanya. Adapun dalam ilmu-ilmu aqliyyah mencakup ilmu kedokteran, matematika, sains (Fisika, Astronomi dan Kimia) hingga ilmu sosial (Ekonomi, Geografi dan Psikologi). Selain itu islam juga berkontribusi dalam penerjemahan karya kepada bahasa latin, pemberian konsep dan metodologi kepada barat, pengenalan notasi dan angka desimal, penggunaan karya di bangku kuliah, membantu merangsang pemikiran orang Eropa, merintis universitas-universitas di Eropa, pemelihara Greco-Persian, menyebarkan ajaran baru di Eropa dan mengajarkan pengetahuan tentang rumah sakit. 
Nasionalisme Bangsa dalam Perspektif Hadits Riwayat Imam Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi Suci Emilia Fitriani; Tajul Arifin
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.14188

Abstract

The purpose of this research is to find out specifically about nationalism from the perspective of the hadith of Imam Bukhari, Ibnu Hibban, and Tirmidzi. The research method used is a descriptive analytical method that applies a qualitative approach and uses various relevant references as data sources. Data were collected using literature study techniques, which were then analyzed using content analysis techniques. The results of this study indicate that Islam is the first religion to realize the concept of citizenship, including nationalism. The assumption that Islam is not compatible with nationalism and that the value of nationalism has no basis in Islam, either in the Qur'an or Hadith, is incorrect. According to the Hadith that have been researched showing that the Messenger of Allah highly respected the value of nationalism, it is explained that when the Messenger of Allah returned from traveling and SAW the walls of Madinah, he accelerated the pace of his camel. Because of his love for Madinah, he moves the camel when he rides it. In another hadith, it's said that the proof of the love of the Prophet was when he was forced to leave the city of Makkah. The Prophet actually did not want to leave the city of Makkah because he loved the city so much, but he was forced to leave because the people of the city of Makkah were expelled. The Hadith shows that the Prophet was a person who upheld the value of nationalism and had great love for his country.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara khusus mengenai nasionalisme bangsa dalam perspektif Hadits Imam Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif analitis dan mengaplikasikan pendekatan kualitatif, serta menggunakan berbagai referensi yang relevan sebagai sumber data. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi literatur yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama pertama yang merealisasikan konsep kewarganegaraan termasuk juga nasionalisme. Anggapan bahwa Islam tidak kompatibel dengan nasionalisme dan nilai nasionalisme tidak memiliki landasan dalam agama Islam baik di dalam Al Qur’an ataupun Al Hadits itu tidak tepat. Menurut Hadits-Hadits yang telah diteliti menunjukkan bahwa Rasulullah sangatlah menjunjung nilai nasionalisme, dijelaskan bahwa ketika Rasulullah kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. Dalam Hadits lainnya dikatakan bahwa bukti kecintaan Rasulullah ketika beliau di paksa meninggalkan kota Makkah Rasulullah sebenarnya tidak ingin meninggalkan kota Makkah karena beliau begitu mencintai kota tersebut akan tetapi beliau terpaksa pergi karena di usir oleh masyarakat kota Makkah. Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah merupakan orang yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme serta kecintaan terhadap negerinya begitu besar. 
Konsep Akhlak dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim Karya Syaikh Burhanuddin Al-Zarnuji Lisa Ulfa
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.15989

Abstract

One of the leading books written by Shaykh Burhanuddin al-Zarnuji is Ta'lim al-Muta'allim; this book is still a reference in the field of morality to this day. The contents of the book Ta'lim al-Muta'allim consist of learning methods, character education, and solutions to achieve success in taking education. This study uses a qualitative method; a relevant qualitative method approach is used to explore data sources in the book of Ta'lim al-Muta'allim Shaykh Burhanuddin al-Zarnuji. The results of the research are as follows: (1) Shaykh Burhanuddin sees that morality toward Allah SWT is something very important; this morality is reflected in a person through praying, hoping, and thanking Allah. (2) morals in respecting teachers, morals towards friends, morals in acquiring knowledge, and compassion for others; (3) morals towards oneself; here Shaykh Burhanuddin gives an explanation of how to respect yourself, think positively, respect time, and avoid reprehensible traits.AbstrakSalah satu kitab terkemuka karangan Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji adalah Ta’lim al-Muta’allim, kitab ini masih menjadi rujukan dalam bidang akhlak sampai saat ini.  Isi kitab Ta’lim al-Muta’allim terdiri dari metode belajar, pendidikan karakter, serta  solusi untuk mencapai keberhasilan dalam menempuh jenjang pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan metode kualitatif relevan digunakan untuk menggali sumber data dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji. Adapun hasil penelitian antara lain sebagai berikut: (1) Syaikh Burhanuddin melihat bahwa akhlak kepada Allah Swt merupakan sesuatu yang sangat penting, akhlak ini tercermin pada seseorang melalui berdoa, berharap dan bersyukur kepada Allah, (2) akhlak dalam menghormati guru, akhlak kepada teman, akhlak dalam memperoleh ilmu, serta kasih sayang kepada sesama, (3) akhlak kepada diri sendiri, di sini Syaikh Burhanuddin memberikan penjelasan tentang tata cara menghargai diri sendiri, berpikir positif, menghargai waktu, serta menghindari dari sifat-sifat tercela.
Nasionalisme dalam Pemikiran Panglima Polem IX Muhammad Ihcsan
Jurnal Pemikiran Islam Vol 2, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jpi.v2i2.14676

Abstract

This article aims to discusses about nationalism in the thoughts of Panglima Polem IX for several reasons that are a problem, so this research is important to do, including the role of Panglima Polem IX in defending Aceh from colonial attacks and his concern for the independence of the Republic of Indonesia, which is quite large. However, the name of Panglima Polem IX is not widely known by the public. The research method used is library research, which is supported by mixed methods, while the research technique is used to obtain additional data from respondents as well as to confirm data obtained from writing through interviews. The study's findings indicate that Panglima Polem IX's concept of nationalism in the struggle against Dutch and Japanese colonial occupation was struggle nationalism, humanitarian nationalism, liberation nationalism, and nationalism of unity and oneness. AbstrakArtikel ini bertujuan untuk membahas mengenai nasionalisme dalam pemikiran Panglima Polem IX, beberapa alasan yang menjadi problem sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan di antaranya adalah adanya kiprah Panglima Polem IX dalam mempertahankan Aceh dari serangan penjajahan dan kepeduliannya terhadap kemerdekaan Republik Indonesia cukup besar. Namun nama Panglima Polem IX tidak banyak dikenal oleh masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research), yang didukung dengan metode gabungan (Mixed Methods), adapun teknik penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data tambahan dari responden sekaligus mengkonfirmasi data-data yang didapatkan dari tulisan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep Nasionalisme yang dimiliki oleh Panglima Polem IX dalam perjuangan melawan penjajahan kolonial Belanda dan Jepang yaitu Nasionalisme perjuangan, Nasionalisme kemanusiaan, Nasionalisme pembebasan, Nasionalisme persatuan dan kesatuan.