cover
Contact Name
Abd Kholiq
Contact Email
kholiq@unesa.ac.id
Phone
+6285731570404
Journal Mail Official
jifi@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya Kampus Ketintang Unesa, Gedung C3 Lantai 1 Jl Ketintang, Surabaya 60321, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inovasi Fisika Indonesia (IFI)
ISSN : 23024216     EISSN : 28301765     DOI : https://doi.org/10.26740/ifi
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia(IFI) is a peer-reviewed journal, ISSN: 2302-4216, which is managed and published by the Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA). This journal is accessible to all readers and covers developments and research in physics (Materials Physics, Earth Physics and Instrumentation Physics).
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 3 (2019)" : 13 Documents clear
Aplikasi Modifikasi Hukum Green Untuk Estimasi Tsunami Run-Up NUR ALISSA ANWAR; TJIPTO PRASTOWO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

AbstrakPengetahuan tentang evolusi tinggi amplitudo gelombang tsunami selama perambatan dari lepas pantai menujugaris pantai diperlukan untuk studi mitigasi. Ketika tiba di pantai, kecepatan fase tsunami tereduksi yang menyebabkanpeningkatan amplitudo, biasa dikenal dengan tsunami run-up yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan properti.Dalam konteks pengurangan risiko bencana, estimasi tinggi run-up adalah vital. Dengan menggunakan data run-up darisurvei lapangan kasus Samoa 2009 dan Palu-Donggala 2018, validitas the basic Green’s Law berbasis efek shoaling sajadiuji untuk estimasi tinggi run-up, di mana kegagalan hukum dasar Green tersebut terjadi pada sebagian besar lokasipengamatan. Sebagai respons, kekekalan energi diterapkan untuk menurunkan the modified Green’s Law denganmenyertakan efek refraksi. The modified Green’s Law diuji untuk estimasi run-up dua kasus yang dipelajari, di manatinggi run-up diparameterisasi oleh dua faktor sekaligus, yaitu efek shoaling karena perubahan kedalaman lokal dan efekrefraksi karena kecepatan fase yang tereduksi saat tsunami mendekati garis pantai. Tujuan utama penelitian ini adalahmengkaji keberlakuan the modified Green’s Law untuk estimasi tinggi run-up dengan memanfaatkan data kedalamanlokal sebagai parameter eksternal dan jarak antar muka gelombang sebagai parameter internal. Estimasi run-up denganbantuan the modified Green’s Law adalah akurat karena 95% hasil-hasil estimasi sesuai dengan nilai yang terukur darisurvei lapangan, jauh lebih baik dari prediksi berbasis the basic Green’s Law yang memberikan kesesuaian sebesar 20%.Kompleksitas batimetri dan topografi, morfologi pantai, dan efek refleksi belum ikut dipertimbangkan. Faktor-faktortersebut juga penting, oleh karena itu perlu diselidiki dalam penelitian mendatang.Kata Kunci : modifikasi Hukum Green, efek refraksi, efek shoaling, run-upAbstractThe evolution of tsunami wave height during its propagation from open seas to coastal zones is required formitigation study. When arriving at a shoreline, tsunami phase speed decreases causing increased wave height onshore,commonly known as tsunami run-up that leads to fatalities on population and infrastructures. In the context of disasterrisk reduction, run-up estimate is of great importance. Using field data of run-up available from 2009 Samoa and 2018Palu-Donggala events, we examined the applicability of the basic Green’s law based on shoaling only to calculate run-upheights and found that it failed to predict run-ups in the majority of observational sites for all the events considered. Wethen applied concept of energy conservation to derive the modified Green’s Law by incorporating refraction effect intothe basic one. The modified Green’s Law was tested for run-up estimates of all occurrences, where run-up height wasparameterized with shoaling effect owing to changes in local ocean depth and refraction effect due to reduction in tsunamiphase speed when approaching coastal lines. The objective of this study is thus to determine if the modified Green’s lawis applicable for run-up estimate using both local depths as external parameters and tsunami wave-front separation asinternal parameters. The results are obtained with high accuracy as 95% of estimates are consistent with the measuredrun-up heights, much accurate than 20% of those derived from the basic Green’s Law. Factors such as bathymetry andtopography complexity, beach morphology, and wave reflection are not yet explored in the present study. These are alsocrucial and need to include for further investigation in future work.Keywords: modified Green’s law, refraction effect, shoaling effect, run-up
Analisis Travel Time Delay Untuk Kasus Tsunami Lintas Samudra BERTIN BINTORO PUTRI; TJIPTO PRASTOWO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

Abstrak Waktu kedatangan gelombang tsunami dan time delay di lokasi tertentu merupakan isu penting terkait dengan studi mitigasi bencana. Time delay dihitung dari perbedaan waktu antara observed travel time dan estimated travel time. Observed travel time diperoleh dari instrumen DART buoys dan tide gauges sedangkan estimasi waktu tempuh perambatan gelombang tsunami diperoleh dari solusi asumsi kecepatan gelombang panjang. Dalam penelitian ini, time delay dihitung untuk 3 kasus tsunami lintas samudra, yaitu Tohoku 2011, Sumatra 2012, dan Iquique-Chili 2014. Untuk semua kasus yang dipelajari, temuan penting adalah time delay meningkat secara linier dengan pertambahan jarak episentral. Hal itu menunjukkan bahwa kecepatan tsunami berkurang selama propagasi setidaknya karena dua faktor, yaitu variasi topografi dan batimetri dasar laut dan serta stratifikasi laut. Reduksi kecepatan tsunami untuk 2 kasus tsunami di Samudra Pasifik berada pada kisaran 1,3-1,4% sedangkan kasus tsunami di Samudra Hindia reduksi kecepatan ditemukan sebesar 4% karena kompleksitas batimetri dan topografi. Kata Kunci: time delay, estimasi waktu tempuh, reduksi kecepatan tsunami Abstract Tsunami arrival time and its corresponding time delay at a particular location or station has been an important issue in recent years. The delay in time is calculated from a difference in arrival times between observed and estimated travel times. While the observed travel times were obtained from records of DART buoys and gauge stations, the predicted travel times were derived from the basic solution for a long wave speed of propagating tsunami. In this study, we estimated time delay for trans-oceanic tsunamis, that is, 2011 Tohoku, 2012 Sumatra, and 2014 Iquique-Chili occurrences. We found for all cases that the delay increases linearly with increasing epicentral distance. It follows that tsunami speed is reduced during propagation due to at least two possible factors. These factors include varying ocean floor topography and ocean stratification. Speed reduction for 2 cases in the Pacific Ocean is lying in the range 1,3-1,4% whereas the case in the Indian Ocean takes a bit larger for the reduction in speed by 4%, owing to complex bathymetry and topography. Keywords: time delay, observed travel time, estimated travel time, reduced speed
Rancang Bangun Arduino Mini Weather System (AWMS) AL-BIKHAR ISLAM SAKTI; ENDAH RAHMAWATI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

Rancang Bangun Arduino Mini Weather System (AWMS) bertujuan untuk membuat suatu sistem pengukuran kondisi cuaca dengan menggunakan alat yang terdiri dari beberapa sensor yang terdapat dalam satu sistem, dimana data dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai refrensi kondisi cuaca di suatu lingkup daerah tersebut. Alat ini juga dapat dijadikan sebagai prototype stasiun cuaca karena dapat mengukur beberapa parameter cuaca diantaranya kecepatan dan arah angin, suhu dan kelembaban udara, curah hujan, intensitas sinar UV, kualitas udara dan tekanan udara sehingga dinamakan Rancang Bangun Arduino Mini Weather System. Dengan pembuatan alat ini diharapkan dapat membantu mempermudah dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah atau lokasi tertentu. Pengambilan data dilakukan di taman alat milik BMKG Juanda Surabaya selama selang waktu 1 bulan. Setelah data diperoleh, kemudian dibandingan dengan data hasil dari pengukuran alat BMKG Juanda Surabaya yang telah terkalibrasi. Dari perbandingan data yang dilakukan didapatkan ketelitian 95,87% pada parameter suhu udara, 98,26% pada parameter kelembaban udara, 99,95% pada paeameter tekanan udara, 100% pada parameter arah mata angin, 97,33% pada parameter curah hujan. Sedangkan untuk parameter intensitas sinar UV didapat 57,23% dan parameter kecepatan angin sebesar 63,79%. Hal ini didapat karena pada pengukuran intensitas sinar UV terdapat keterbatasan alat, dimana sensor yang dipakai hanya dapat menjangkau intensitas 0-19 mW/cm2 , sedangkan untuk pengukuran kecepatan angin dikarenakan tempat ketinggian alat yang tidak sesuai dengan alat milik BMKG Juanda surabaya sehingga menimbulkan perbedaan data. Kata Kunci: Cuaca, Sensor, Arduino, intensitas
Desain Sistem Solar Tracker Dua Derajat Kebebasan Berbasis Mikrokontroler ISMAIL HASAN; DZULKIFLIH
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

Panel surya merupakan alat yang terdiri dari beberapa sel surya serta dapat mengkonversi cahaya menjadi energi listrik. Masalah pada panel surya yang massive di Indonesia ialah posisi panel surya yang statis. Solusi dari masalah tersebut ialah mengubah posisi panel surya statis menjadi panel surya dinamis. Telah dilakukan penelitian panel surya dinamis dengan sistem solar tracker aktif dan sistem solar tracker kronologis, hasil penelitian dari dua sistem yang diperoleh saat pengujian alat selama lima hari berturut-turut, masing – masing hari selama 6 jam pengamatan didapatkan rata - rata persentase nilai optimasi daya sistem solar tracker aktif 95%, dan persentase nilai optimasi daya sistem solar tracker kronologis 90%. Telah dibuktikan bahwa pengamatan nilai daya panel surya mendapat selisih yang signifikan pada rentang pukul 12.00 – 13.00 WIB, karena pada rentang jam tersebut radiasi harian matahari yang jatuh pada panel surya berada di posisi sudut 90º atau tegak lurus menghadap ke arah sinar matahari, tidak pada posisi ± timur atau ± barat sinar matahari. Kata Kunci: Solar tracker, Metode aktif, Metode kronologis, Real time, ArduinoSolar panel is a device that consists of several solar cells and can convert light into electrical energy. The problem with massive solar panel in Indonesia the position of solar panel is still static. The solution to this problem is to change the position of static solar panel into dynamic solar panel. Dynamic solar panel research has been carried out with an active solar tracker systems and chronological solar tracker system, The result of two systems obtained an average percentage of the value from active solar tracker system power optimization until 95% and the percentage from chronological solar tracker system power value until 90%. This has been proven when observing the value of power in solar panel gets a significant difference in the range from 12.00 – 13.00 WIB because at that time the sun’s radiation falls on the solar panel at the position of the angle 90º or perpendicular to the sun, not in ± the west or ± west position of sunlight. Key Word: Solar tracker, Active method, Cronological method, Real time, Arduino
Rancang Bangun KIT Percobaan Untuk Menentukan Momen Inersia Benda Tegar NUR HALIZAH; DZULKIFLIH
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat sistem pengukuran momen inersia benda tegar bentuk teratur dengan mengaplikasikan sistem torsi dan mengetahui hasil pengujian dari pengaplikasian sistem torsi untuk menentukan nilai momen inersia benda tegar serta membandingkannya dengan nilai teoritisnya. Metode pengujian yang digunakan yaitu dengan mengukur nilai RPM dari perputaran benda uji sesaat setelah beban dijatuhkan, selanjutnya dikonversikan ke dalam satuan rad/s dan disajikan dalam bentuk grafik kecepatan sudut versus waktu oleh software PLX-DAQ. Nilai percepatan sudut diperoleh dari kemiringan garis dalam grafik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam persamaan momen inersia. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa 2 buah piringan pejal dan 2 buah cincin tebal dengan massa dan diameter yang berbeda, serta massa beban yang berbeda pula. Peneliti menentukan sensor rotary encoder sebagai sensor pembaca nilai kecepatan sudut. Langkah awal dalam penelitian ini yaitu dengan membandingkan nilai kecepatan sudut yang didapat dari sensor rotary encoder dengan nilai kecepatan sudut yang diperoleh dari Rotary Motion Sensor milik PASCO. Langkah berikutnya yaitu menguji alat dengan melakukan pengukuran pada masing-masing benda uji yang akan dicari momen inersianya dengan massa beban yang berbeda. Hasil percobaan diperoleh perbandingan nilai momen inersia rata-rata berdasarkan percobaan dengan perhitungan teoritis, dimana untuk benda uji 1 memiliki error sebesar 5,46% - 6,01%; untuk benda uji 2 memiliki nilai error sebesar 4,12% dan 4,58%; untuk benda uji 3 memiliki nilai error sebesar 7,10% - 11,66%; dan untuk benda uji 4 memiliki nilai error sebesar 3,58% - 4,22%. Kata Kunci: Momen inersia, kecepatan sudut, rotary encoder. This study aims to create a regular form rigid inertia moment measurement system by applying the torque system and knowing the test results from the application of the torque system to determine the moment value of rigid inertia and compare it with its theoretical value. The test method used is by measuring the RPM value of the rotation of the test object immediately after the load is dropped, then converted into rad / s units and presented in graphical angular velocity versus time by PLX-DAQ software. The angle acceleration value obtained from the slope of the line in the graph is then entered into the moment of inertia equation. The specimens used in this study were in the form of 2 solid discs and 2 thick rings with different masses and diameters, as well as different weight masses. The researcher determined the rotary encoder sensor as a reader sensor for angular velocity values. The first step in this research is to compare the angular velocity values ​​obtained from the sensor rotary encoder with the angular velocity values ​​obtained from the Rotary Motion Sensor of PASCO. The next step is to test the tool by measuring each specimen to be searched for inertia with a different mass of load. The final results of the experiment obtained a comparison of the moment inertia values ​​on average based on experiments with theoretical calculations, where for specimen 1 has an error of 5.46% - 6.01%; for specimen 2 has an error value of 4.12% and 4.58%; for specimen 3 has an error value of 7.10% - 11.66%; and for specimen 4 has an error value of 3.58% - 4.22%. Keywords: Moment of inertia, angle of speed, rotary encoder.
Pengaruh Doping Ion Zn dan Ion Sn Pada Sistem (Mg0,6Zn0,4)(Ti0,99Sn0,01)O3 Terhadap Pembentukan Fasa MgTiO3 NOVYANTI NUR FIRDAUSI; FRIDA ULFAH ERMAWATI
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

Abstrak Telah dilakukan sintesis serbuk (Mg0,6Zn0,4)(Ti0,99Zn0,01)O3 (disingkat MZTS) dengan menggunakan metode pencampuran larutan, dengan bahan awal berupa serbuk logam Mg, Zn, Ti, dan Sn (Merck). Serbuk MZTS dikalsinasi pada suhu 550 °C dan ditahan selama 2 jam. Hasil uji XRD menunjukkan bahwa serbuk MZTS mempunyai struktur yang terdiri dari fasa MgTiO3 sebagai fasa utama dan TiO2 sebagai fasa sekunder. Selanjtnya, hasil uji XRD dari sampel MZTS dibandingkan dengan hasil uji XRD sampel MgTiO3 tanpa doping (disebut MT) yang juga dikalsinasi pada suhu yang sama. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa fasa MgTiO3 terbentuk lebih sempurna pada sampel MZTS dibandingkan pada sampel MT. Puncak difraksi milik fasa TiO2 (Rutile) dan puncak difraksi milik fasa MgO (Periclase) masih ditemukan secara signifikan pada pola XRD sampel MT. Keberadaan kedua fasa tersebut menandakan bahwa keduanya belum bereaksi secara sempurna untuk membentuk fasa MgTiO3. Berbeda dengan pola XRD MT, pada pola XRD sampel MZTS, puncak difraksi milik fasa MgO sama sekali tidak ditemukan. Sedangkan puncak difraksi milik fasa TiO2 tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa penambahan ion Zn dan Sn pada sistem (Mg0,6Zn0,4)(Ti0,99Zn0,01)O3 mampu membentuk larutan padat MZTS. Pada suhu kalsinasi yang sama, penambahan ion Zn dan Sn pada sistem tersebut mampu mempercepat pembentukan fasa MgTiO3 sehingga fasa MgTiO3 terbentuk lebih stabil. Kata Kunci: Metode pencampuran larutan, Uji Struktur, Hasil uji XRD serbuk MZTS. Abstract Powder synthesis (Mg0,6Zn0,4)(Ti0,99Zn0,01)O3 has been carried out (abbreviated MZTS) by using a solution mixing method, with the initial material in the form of metal powder Mg, Zn, Ti, and Sn (Merck). MZTS powder is calcined at a temperature of 550 °C and stored for 2 hours. The XRD test results show that MZTS powder has a structure consisting of the phase MgTiO3 as the main phase and TiO2 as the secondary phase. Furthermore, the XRD test results from the MZTS sample were compared with the XRD test results of the MgTiO3 without doping (called MT) which was also calcined at the same temperature. The results of this comparison indicate that the MgTiO3 phase was formed more perfectly in the MZTS sample than in the MT sample. The diffraction peaks belonging to TiO2 (Rutile) and the diffraction peaks belonging to the MgO (Periclase) phase were still found significantly in the XRD pattern of the MT samples. MgTiO3. Unlike the XRD MT pattern, in the XRD pattern of the MZTS sample, the diffraction peaks belonging to the MgO phase were not found at all. While the diffraction peaks belonging to the TiO2 phase are not significant. Can be removed from this amount Zn and Sn on the system (Mg0,6Zn0,4)(Ti0,99Zn0,01)O3 is able to fulfill the needs of MZTS. At the same calcination temperature, add Zn and Sn ions to this system which support the increase of the MgTiO3 phase so that the MgTiO3 phase is formed more stable. Key Words: liquid mixing method, structure test, XRD test result of MZTS powder.
Deteksi Kecepatan Pada Percobaan Tumbukan Berbasis HB100 NINIK SETIYAWATI; DZULKIFLIH
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

ABSTRAK Deteksi Kecepatan Pada Percobaan Tumbukan Berbasis Sensor Radar HB100 Nama : NINIK SETIYAWATI NIM : 15030224023 Program Studi : S-1 Fisika Jurusan : Fisika Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing : Dzulkiflih, M.T. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan deteksi kecepatan pada percobaan tumbukan berbasis sensor radar HB100 dan menganalisis nilai impuls dan taraf ketelitian alat yang dirancang bila dibandingkan dengan pengukuran oleh photogate timer. Penelitian ini dilakukan dengan merancang suatu deteksi kecepatan pada bidang datar untuk percobaan tumbukan menggunakan bumper. Metode pengujian yang digunakan yaitu dengan mengukur kecepatan yang kemudian dimasukkan ke dalam persamaan impuls. Bumper yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegas 3 cm, pegas 1,5 cm, karet, plastisin dan magnet. Peneliti menentukan sensor radar HB100 sebagai pendeteksi kecepatan. Langkah awal dalam penelitian ini yaitu dengan mengkalibrasi sensor radar HB100. Sensor diberi jarak sebesar 40 cm hingga 100 cm dari bumper yang kemudian diketahui nilai kecepatan pada masing-masing jarak. Nilai kecepatan yang didapat dari sensor radar HB100 kemudian dibandingkan dengan nilai kecepatan yang diukur menggunakan photogate timer. Langkah berikutnya yaitu menguji alat dengan melakukan pengukuran pada masing-masing bumper yang telah ditentukan. Hasil percobaan diperoleh nilai kecepatan sebelum tumbukan dan sesudah tumbukan pada bumper pegas 3 cm, pegas 1,5 cm, karet, plastisin dan magnet berturut-turut sebesar v1= 0,69 m/s dengan akurasi 98,63 % dan v2 = 0,32 m/s dengan akurasi 96,70 %; v1 = 0,69 m/s dengan akurasi 95,46 % dan v2 = 0,24 m/s dengan akurasi 100%; v1= 0,67 m/s dengan akurasi 98,47% dan v2=0,13 m/s dengan akurasi 92,86%; v1= 0,67 m/s dengan akurasi 98,51% dan v2=0,0 m/s; dan v1= 0,68 m/s dengan akurasi 96,67% dan v2=0,0 m/s. Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan deteksi kecepatan memiliki keakurasian sebesar 97,78 %. Kata kunci :kecepatan, deteksi kecepatan, bumper, HB100 ABSTRACT Speed Detection On Collision Experiment Based on HB100 Radar Sensor Name : NINIK SETIYAWATI NIM : 15030224023 Study program : S-1 Physics Department : Physics Faculty : Mathematics and natural science Institution name : Surabaya State University Mentor : Dzulkiflih, MT . This study aims to produce speed detection in HB100 radar sensor based on collision experiments and analyze the value of impulses and the level of precision tools designed when in comparison with measurements by photogate timer. This research is to design a speed detection for collision experiments using the bumper. The method used is by measuring the velocity which is then incorporated into the impulse equation The bumpers used in this study were 3 cm springs, 1.5 cm springs, rubber, plasticine and magnets. The researcher determined the HB100 radar sensor as a speed detector. The initial step in this research is to calibrate the HB100 radar sensor. The sensor is given a distance of 40 cm to 100 cm from the bumper, then the velocity value is known at each distance. The speed value obtained from the HB100 radar sensor is then compared with the value of the speed measured using the photogate timer. The next step is to test the tool by making measurements on each of the specified bumpers. The experimental results obtained impulse values on the 3 cm spring, 1.5 cm spring, rubber, plasticine and magnetism respectively v1= 0,69 m/s with an accuracy of 98,63 % and v2 = 0,32 m/s with an accuracy of 96,70 %; v1 = 0,69 m/s with an accuracy of 95,46 % and v2 = 0,24 m/s with an accuracy of 100%; v1= 0,67 m/s with an accuracy of 98,47% dan v2=0,13 m/s with an accuracy of 92,86%; v1= 0,67 m/s with an accuracy of 98,51% and v2=0,0 m/s; and v1= 0,68 m/s with an accuracy of 96,67% and v2=0,0 m/s. Based on the results of the research that has been done, this speed detection can make measurements with an accuracy of 97,78 %. Keywords: speed, speed ​​detection , impulse, HB100
ANALISIS MODEL KECEPATAN 3D PADA GEMPA BUMI DI SELAT SUNDA MENGGUNAKAN LOTOS-12 (LOCAL EARTHQUAKE TOMOGRAPHY SOFTWARE) KHOIROTUL ROHMAINAH; SUPARDIYONO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

Selat Sunda berada pada pertemuan lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia atau zona subduksi serta jalur patahan antar Sumatra dan Jawa seingga menyebabkan daerah ini sering mengalami gempa bumi. Studi tomografi di Selat Sunda jarang dilakukan oleh karena itu, perlu adanya penelitian yang dapat memberikan data waktu tiba serta distribusi anomali kecepatan gelombang P dan S yang selanjutnya dapat digunakan untuk memperoleh citra tomografi di Selat Sunda menggunakan metode inversi tomografi Local Earthquake Tomography Software (LOTOS-12). Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana data yang digunakan sebagai input menyesuaikan dengan variabel yang dibutuhkan oleh program. Data gempa diunduh dari katalog WebDC3 di BMKG dalam rentang waktu tujuh tahun yaitu dari 01 Januari 2012 sampai 14 Februari 2019. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa anomali negatif deviasi kecepatan dalam bidang irisan horizontal menyebar di Selat Sunda bagian barat. Daerah ini adalah daerah disekitar Pulau Krakatau dan Pulau Sertung serta daerah yang dekat dengan zona subduksi dan patahan yaitu di sekitar Laut Hindia. Pada bagian kerak atas Vp sekitar 5.846 km/s dan Vs sekitar 3.141 km/s, pada bagian kerak bawah Vp sekitar 6.423 km/s danVs sekitar 3.846 km/s sehingga dapat diperkirakan tomografi Selat Sunda memiliki beberapa lapisan batuan yaitu kerak atas di kedalaman sekitar 0 km sampai 20 km, kemudian kerak bawah pada kedalaman sekitar 20 km sampai 40 km dan mantel atas pada kedalaman lebih dari 40 km. Kata Kunci: gempa bumi, seismik tomografi, anomali kecepatan gelombang P dan S, Vp/Vs ratio
ABSTRAK ANALISIS MODEL KECEPATAN TOMOGRAFI 3D BODY WAVES PADA GEMPA BUMI DI WILAYAH SULAWESI TENGAH TAHUN 2008-2018 MENGGUNAKAN LOTOS¬-12 AWIT JUWITARINI; SUPARDIYONO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

ABSTRAKANALISIS MODEL KECEPATAN TOMOGRAFI 3D BODY WAVES PADA GEMPA BUMI DI WILAYAH SULAWESI TENGAH TAHUN 2008-2018 MENGGUNAKAN LOTOS­-12Awit Juwitarini), Supardiyono2)1) Mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Negeri Surabaya, email: awitjuwitarini@mhs.unesa.ac.id2) Dosen Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, email: supardiyono@unesa.ac.id Abstrak Penelitian skripsi ini dilaksanakan bertujuan untuk menganalisis tomografi lokal di daerah Palu Sulawesi Tengah menggunakan LOTOS-12 (Lotos Tomography Software-12) dan menganalisis data distribusi anomali kecepatan gelombang P dan S yang dihasilkan pada daerah Palu Sulawesi Tengah. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder di sekitar Sulawesi Tengah tahun 2008-2018 yang diunduh dari WebDC3 at BMKG (http://202.90.198.100/webdc3/). Dengan koordinat 2022 LU dan 3048 LS, serta 119022 BT dan 124022 BT dengan magnitudo ≥ 3 SR, dari rentang tahun 2008-2018. Diperoleh data kejadian gempa sebanyak 201 event gempa dan 7 stasiun seismik yang merekam kejadian gempa tersebut. Mekanisme pengoperasian perangkat lunak ini digunakan model kecepatan awal untuk daerah Sesar Palu Koro, selanjutnya akan dilakukan pengolahan dengan menggunakan inversi tomografi dengan software LOTOS-12 dalam mode 3D. Hasil dari penelitian ini diperkirakan wilayah Sulawesi Tengah memiliki beberapa lapisan kerak diperoleh nilai Vp 5,961 km/s dan nilai Vs 3,589 km/s, pada kerak bawah nilai Vp >6,423 km/s dan nilai Vs 3,816 km/s, pada mantel nilai Vp sekitar 6,423 km/s dan nilai Vs 3,816 km/s. Diperoleh nilai anomali rasio Vp/Vs maksimum sekitar 1,6, sedangkan nilai anomali rasio Vp/Vs maksimum sekitar 1,888. Anomali negatif deviasi kecepatan dalam bidang irisan horizontal menyebar di wilayah Palu Sulawesi Tengah dengan deviasi kecepatan maksimum yang teresolusi dengan baik untuk gelombang P dan S. Daerah tersebut adalah daerah yang terdapat patahan aktif yaitu Sesar Palu Koro. Sesar Palu Koro memotong Sulawesi bagian barat dan tengah, menerus ke bagian utara sampai Palung Sulawesi Utara yang merupakan batas tepi benua di Laut Sulawesi. Sesar Palu Koro juga memanjang dari Palu ke arah Selatan dan Tenggara melalui Sulawesi Selatan bagian Utara menuju ke Selatan Bone sampai di laut Banda. Patahan Palu Koro memanjang dari utara (Palu) ke selatan (Malili) hingga teluk Bone sepanjang  240 km. Bersifat sinistral dan aktif dengan kecepatan sekitar 25-30 mm/tahun. Patahan palu Koro berhubungan dengan patahan Matano Sorong dan Lawanoppo Kendari, sedang di ujung utara melalui selat Makassar berpotongan dengan zona subduksi lempeng laut Sulawesi.Kata kunci : anomali gelombang, latitude, local earthquake, longitude, tomografi seismik Abstract Thesis research was conducted aiming to analyze local tomography in Central Sulawesi Palu area using LOTOS-12 (Lotos Tomography Software-12) and analyze the data distribution and P wave velocity anomaly S produced in region of Central Sulawesi Palu. The source of the data used in this research is secondary data around Central Sulawesi years 2008-2018 downloaded from WebDC3 at BMKG (http://202.90.198.100/webdc3/). With coordinates 2022 LU and 3048 LS, as well as 119022 BT and 124022 BT magnitude ≥ 3 SR., of 2008-2018 year range. Earthquake occurrence data obtained as many as 201 event earthquake seismic station and 7 recorded the earthquake occurrence. The mechanism of operation of this software is used for the initial speed model Fault Palu Koro, further processing will be done by using tomography inversion with software LOTOS-12 in 3D mode. The results of this study estimated the region of Central Sulawesi have several layers of crust retrieved values Vp 5.961 km/s and the value Vs. 3.589 km/s, on the crust below the value of Vp > 6.423 km/s and the value Vs. km/s, 3.816 on mantle values Vp about 6.423 km/s and value Vs. 3.816 km/s. Retrieved value anomaly Vp/Vs ratio maximum of about 1.6, while the value of the anomalous ratio Vp/Vs maximum around 1.888. Negative anomalies deviations in the areas of horizontal slices speed spread in the region of Central Sulawesi Palu with maximum speed deviation teresolusi for P and S wave. The area is the area contained an active fault line that is fault Palu Koro. Fault Palu Koro Koro cut Western and Central Sulawesi, continuously to the North to the North Sulawesi Trench which is the border of the continent in the Celebes Sea. Fault Palu Koro also extends from the Hammer to the South and South-East through the northern part of South Sulawesi, head South to the Bone in the Banda Sea. The Ridge extends from North of Koro Palu (Palu) to South (Malili) to the Bay of Bone along ± 240 km. Are sinistral and is active at speeds of about 25-30 mm/year. The Palu Koro-related faulting Matano Slide and Lawanoppo Kendari, being at the northern end through the Makassar Strait intersect with the Celebes Sea plate subduction zone. Keywords: wave anomalies, latitude, longitude, local earthquake, seismic tomography
ANALISIS MODEL KECEPATAN 3D GELOMBANG SEISMIK DI DAERAH SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN LOTOS-12 IRMA SAFITRI YANUARSI; SUPARDIYONO
Inovasi Fisika Indonesia Vol 8 No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ifi.v8n3.p%p

Abstract

ANALISIS MODEL KECEPATAN 3D GELOMBANG SEISMIK DI DAERAH SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN LOTOS-12 Irma Safitri Yanuarsi), Supardiyono2) 1) Mahasiswa Program Studi Fisika Universitas Negeri Surabaya, email: irmayanuarsi@mhs.unesa.ac.id 2) Dosen Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, email: supardiyono@unesa.ac.id Abstrak Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menganalisis tomografi 3D dan mengetahui anomali kecepatan gelombang P dan S di daerah Sumatera Barat dengan menggunakan LOTOS-12. Data penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari katalog WebDC3 at BMKG (http://202.90.198.100/webdc3/), dengan koordinat -1.77 LS – 0.83 LS dan 99.00 BT – 101.78 BT dan nilai magnitudo ≥ 3 SR, dari rentang tahun 2008-2018, diperoleh data sebanyak 149 event gempa dan 6 stasiun seismik yang mencatat kejadian gempa tersebut. Mekanisme pengoperasian software ini membutuhkan input model kecepatan 1D yaitu model referensi struktur kecepatan bumi Madlazim-Santosa di Wilayah Sumatera Barat. Selain itu, penentuan distribusi kecepatan 3D terdiri dari menentukan lokasi dalam model 3D menggunakan metode algoritma ray tracing, parameterisasi grid dan inversi menggunakan metode LSQR (Least Square), selanjutnya akan dilakukan pengolahan dengan menggunakan inversi tomografi Local Earthquake Tomography LOTOS-12 dalam model 3D. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pada lapisan kerak atas diperoleh nilai Vp sekitar 6.192 km/s dan Vs sekitar 3.717 km/s, pada lapisan kerak bawah diperoleh nilai Vp sekitar 7.083 km/s danVs sekitar 3.964 km/s dan pada lapisan mantel atas diperoleh nilai Vp sekitar 8.217 km/s dan Vs 4.679 km/s. Nilai rasio Vp/Vs rendah pada bidang vertikal diperoleh pada kedalaman sekitar 30 km hingga 60 km dan pada kedalaman sekitar 80 km hingga 120 km, sedangkan rasio Vp/Vs tinggi diperoleh pada kedalaman 10 km hingga 30 km. Distribusi kecepatan 3-D anomali Vp dan Vs di bagian barat Sumatera lebih dominan pada anomali negatif yang ditandai adanya deviasi kecepatan negatif maksimum yang teresolusi dengan baik untuk gelombang P dan S terdapat pada daerah Kepulauan Nias, Kepulauan Mentawai dan Padang, dikarenakan pada daerah tersebut terdapat beberapa jenis segmen patahan diantaranya adalah Patahan Mentawai, Patahan Barumun, Patahan Sumpur, Patahan Sianok dan Patahan Sumani. Kata Kunci: gempa bumi, tomografi seismik, rasio Vp/Vs Abstract This thesis is intended to analyze 3D tomography and recognizing P and S wave anomalies in Western Sumatera by using LOTOS-12. These research data came up with a secondary data acquired from the catalog WebDC at BMKG (http://202.90.198.100/webdc3/) with coordinate -1.77 LS – 0.83 LS dan 99.00 BT – 101.78 BT and magnitudo value ≥ 3 SR, from 2008-2018 got 149 quake events and 6 seismic stations registering the seismic events. The operating mechanism of this software required the 1D speed mode input, which the reference model for the speed structure of the Madlazim-Santosa earth speed model in the Western Sumatera region. In addition, determining 3D speed distribution consists of determining locations in 3D models using the ray tracing algorithm method, grid parameterization and invertion use LSQR (Least Square) method, further proccessing will be done using the local earthquake tomography style and inversion tomography LOTOS-12 in 3D model. Data proccessing shows that in the top layer of the crust there got Vp value at arround 6.192 km/s and Vs arround 3.717 km/s, in the lower layer of crust there is the value of Vp is about 7.083 km/s, and the Vs about 7.964 km/s and in the upper crust there is the value of Vp about 8.217 km/s and Vs about 4.679 km/s. The low Vp/Vs ratio on vertical areas is obtained at a depth of approximately 30 km to 60 km and at a depth of approximately 80 km to 120 km, whereas the higher Vp/Vs ratios are acquired at a depth of 10 km to 30 km. Distribution 3D anomaly Vp and Vs in West Sumatera dominates the negative anomaly highlighted in negative maximum speed deviation known well for the waves of P and S is found in the Nias Island, Mentawai and Padang. Because there are several types of fault segments among which are the The Mentawai Fault, The Barumun Fault, The Sumpur Fault, The Sianok Fault and The Sumani Fault. Keywords: earthquake, seismic tomography, ratio Vp/Vs

Page 1 of 2 | Total Record : 13