cover
Contact Name
Dede Lilis Chaerowati
Contact Email
uptpublikasi@unisba.ac.id
Phone
+6285294008040
Journal Mail Official
jrmk@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah lantai 4, Rektorat Unisba, Jln Tamansari No.20, 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi
ISSN : 28083075     EISSN : 27986586     DOI : https://doi.org/10.29313/jrmk.v1i2
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK) adalah jurnal peer review dan dilakukan dengan double blind review yang mempublikasikan hasil riset dan kajian teoritik terhadap isu-isu empirik dalam sub kajian manajemen komunikasi. JRMK ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN 2798-6586 yang di kelola dan di publikasikan oleh UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini akan ter-indeks di Google Schoolar, Garuda, Crossref, dan DOAJ. Terbit setiap Juli dan Desember.
Articles 106 Documents
Analisis Media Sosial Mengenai Isu Indonesia Sebagai Negara Paling Tidak Sopan di Asia Tenggara Dimas Ongko Wijoyo
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023 Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.1015

Abstract

Abstract. With the presence of the internet and new media, it makes the world of communication very fast and efficient for use in everyday life. Social media that came after the new media made researchers want to discuss social media analysis on the issue of Indonesian netizens as the most disrespectful netizens in Southeast Asia regarding the case of Nia Ramadhani's arrest on the @lambe_turah Instagram account. According to the Digital Civility Index research by Microsoft in 2020. This study aims to (1) To find out the importance of responding to a viral news that is being discussed on social media (2) To find out the factors that make Indonesian netizens known as the most disrespectful netizens throughout Southeast Asia. (3) To find out why Indonesian netizens really like to spread hate speech and things that are not polite on social media. In this study, the researcher used a qualitative method with a content analysis approach, with data collection sources from Instagram users who follow the @lambe_turah account, psychologists and communication experts. In this study, the author uses the cualitative descriptive method by Sugiyono Abstrak. Dengan hadirnya internet dan new media disertainya membuat dunia komunikasi sangatlah jauh cepat dan efisien untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sosial media yang hadir setelah adanya new media membuat peneliti ingin membahas Analisis media sosial mengenai isu netizen Indonesia sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara terhadap kasus penangkapan Nia Ramadhani di akun Instagram @lambe_turah. Menurut riset Digital Civility Index oleh Microsoft pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Guna mengetahui pentingnya dalam menyikapi sebuah berita viral yang sedang ramai diperbincangkan dalam media sosial (2) Guna mengetahui faktor yang membuat netizen Indonesia dikenal sebagai netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. (3) Guna mengetahui penyebab netizen Indonesia sangat menyukai menyebarkan ujaran kebencian dan hal-hal yang tidak sopan di media sosial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan narasumber pengambilan data dari pennguna Instagram yang mengikuti akun @lambe_turah, pakar psikolog dan juga ahli komunikasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Sugiyono.
Analisis Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah I Wayan Willy Mustika; Salsa Bila Jihan Maulidah
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023 Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.1716

Abstract

Abstract. Social media or often called social networking is the fastest growing marketing channel in the world (Coremetrics, 2010). This trend reflects a paradigm shift in the advertising and marketing communications industry: from one-way mass media, namely from companies to consumers, to two-way communication between companies and consumers. This research uses qualitative methods, where qualitative research as a scientific method is often used and carried out by a group of researchers in the field of social sciences, qualitative research is carried out to build knowledge through understanding and discovery, qualitative research is carried out in the natural environment. and this is a discovery. MSMEs are the dominant form of business in Indonesia. Statistics Finland (BPS) defines SMEs classified according to the number of employees. According to Thoyibi (2010), social media is content that contains information created by people using publishing technology that is easily accessible and designed to facilitate communication, influence, and interaction with other people and the general public. Digital marketing is a form of direct marketing that electronically connects consumers with sellers using interactive technologies such as email, websites, social media and news groups, interactive television, mobile communications, etc. (Kotler and Armstrong, 2009). Digital marketing facilitates communication among many people due to high connectivity and is usually used to promote products or services at the right time, more relevant, personalized and cost- effective (Satyo, 2009). The various benefits offered by the Instagram for Business feature motivated 30 MSME actors in the food and beverage industry in the Jatinangor area who responded to this study to use this feature as a meansof promoting their business Abstrak. Media sosial atau sering disebut jejaring sosial merupakan saluran pemasaran yang tumbuh paling cepat di dunia (Coremetrics, 2010). Tren tersebut mencerminkan perubahan paradigma dalam industri komunikasi iklan dan pemasaran: dari media massa satu arah yaitu dari perusahaan kepada konsumen menjadi dua arah adanya komunikasi perusahaan dengan konsumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilakukan oleh sekelompok peneliti di bidang ilmu-ilmu sosial, penelitian kualitatif dilakukan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan, penelitian kualitatif dilakukan di lingkungan alam. dan ini adalah penemuan. UMKM merupakan bentuk usaha yang dominan di Indonesia. Statistik Finlandia (BPS) mendefinisikan UKM diklasifikasikan menurut jumlah karyawan. Menurut Thoyibi (2010), media sosial adalah konten yang berisi informasi yang dibuat oleh orang-orang dengan menggunakan teknologi penerbitan yang mudah diakses dan dirancang untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh, dan interaksi dengan orang lain dan masyarakat umum. Pemasaran digital adalah bentuk pemasaran langsung yang secara elektronik menghubungkan konsumen dengan penjual menggunakan teknologi interaktif seperti email, situs web, media sosial dan grup berita, televisi interaktif, komunikasi seluler, dll. (Kotler dan Armstrong, 2009). Pemasaran digital memfasilitasi komunikasi di antara banyak orang karena konektivitas yang tinggi dan biasanya digunakan untuk mempromosikan produk atau layanan pada waktu yang tepat, lebih relevan, personal, dan hemat biaya (Satyo, 2009). Berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh fitur Instagram for Business tersebut memotivasi 30 pelaku UMKM industri makanan dan minuman di wilayah Jatinangor yang merespon kajian ini untuk menggunakan fitur tersebut sebagai sarana promosi usahanya.
Praktik Virtualisasi Ruang Kelas di Masa Pandemi: Penyeragaman, Banking System Freirean dan Literasi Emmanuel Kurniawan
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023 Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.2314

Abstract

Abstract. The Covid-19 pandemic requires schools to adapt health protocols procedures and the logic of pandemic conditions, at all costs. Schools in Indonesia conduct distance learning or e-learning, one of which is in the form of the virtual classroom. It has the potential to improve digital and information literacy among teachers and students, furthermore it could turn the “banking system” learning style to become a more “problem-posing” strategy. However, it seems that virtual classes only use the internet as a support system, not as a learning ecosystem. This paper aims to look at the online learning process carried out by teachers and students in virtual classrooms, through qualitative research with several high school teachers selected by purposive sampling as research subjects. As a result, most informants revealed that virtual classes still referred to offline conventional classrooms with their obstacles such as uniformity, banking system, lack of information literacy, and the internet had not become a learning ecosystem yet. Abstrak. Pandemi Covid-19 mewajibkan sekolah menyesuaikan diri pada protokol kesehatan dan logika pandemi, dengan segala risikonya. Sekolah-sekolah di Indonesia melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau e-learning, salah satunya berupa kelas virtual. Hal ini berpotensi meningkatkan literasi digital dan literasi informasi guru maupun murid lebih dari sekadar digitalisasi sumber belajar, bahkan berpotensi memperbaiki gaya belajar banking system menjadi lebih problem posing strategy. Akan tetapi, tampaknya kelas virtual tersebut hanya memanfaatkan internet sebagai sistem pendukung, bukan sebagai ekosistem belajar. Tulisan ini bertujuan untuk melihat proses pembelajaran online yang dilakukan guru dan murid di kelas virtual, melalui penelitian kualitatif dengan subjek beberapa guru sekolah menengah yang dipilih secara purposeful sampling. Hasilnya, sebagian besar informan mengungkapkan bahwa kelas virtual masih mengacu pada kelas konvensional luring dengan berbagai tantangan seperti penyeragaman, banking system, kurangnya literasi informasi, dan internet belum menjadi ekosistem belajar.
Analisis Kompetensi Literasi Digital pada Guru Sekolah Menengah Atas King Anugrah Wiguna
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023 Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.2316

Abstract

Abstract. Digital literacy comes as a basic ability in the utilization of internet and digital media. Through the UNESCO Policy Brief and the 2030 Agenda for SDG’s, digital literacy is considered as one of the basic knowledge capital in 21st century. Sadly, digital literacy in Indonesia is not yet at a good level. Educational institutions have a very important role in the implementation of digital literacy. Therefore, teacher/educator as one of the devices in formal educational institutions is expected to have good digital literacy competence. This research looks at digital literacy competence of Senior High School teacher in Banyumas Regency. In this research, DigComp model is used to measure digital literacy competence level of the teacher. Level of digital literacy competence is measured from five competence dimensions, namely Information, Communication, Content Creation, Safety and Problem Solving. With quantitative descriptive method, this research uses online survey to collect data from 89 teacher respondents from 14 Senior High School in Banyumas Regency. This research resulted in a finding that digital literacy competence level of Senior High School teacher in Banyumas Regency is at intermediate level. This research also looks at digital literacy competence level based on the teacher’s age and gender. Even though the average of digital literacy competence is at an intermediate level, the age group of 24 - 40 years and female gender group have higher competence level in several competence dimensions compared to those in 41 - 61 years age group and male gender group. Abstrak. Literasi digital hadir sebagai kemampuan dasar dalam pemanfaatan internet dan media digital. Melalui UNESCO Policy Brief dan “The 2030 Agenda for SDG’s”, literasi digital ditempatkan sebagai salah satu modal pengetahuan dasar di abad ke-21. Sayangnya, kondisi literasi digital di Indonesia belum berada pada level yang baik. Institusi pendidikan memiliki tanggung jawab serta berperan dalam terlaksananya implementasi pendidikan literasi digital. Oleh karena itu, tenaga pendidik sebagai salah satu perangkat dalam institusi pendidikan formal diharapkan mempunyai kompetensi literasi digital yang baik. Penelitian ini melihat bagaimana kompetensi literasi digital yang dimiliki oleh guru Sekolah Menengah Atas (SMA) yang merepresentasikan tenaga pendidik sebagai perangkat dalam institusi pendidikan formal. Dalam penelitian ini DigComp digunakan untuk mengukur tingkat kompetensi literasi digital yang dimiliki oleh guru. Tingkat kompetensi literasi digital diukur dari lima dimensi kompetensi yaitu dimensi Information, dimensi Communication, dimensi Content Creation, dimensi Safety dan dimensi Problem Solving. Dengan metode deskriptif kuantitatif, penelitian ini menggunakan survey online untuk mengumpulkan data dari 89 responden guru dari 14 SMA Negeri di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa tingkat kompetensi literasi digital pada guru SMA Negeri di Kabupaten Banyumas berada pada level intermediate (Sedang). Penelitian ini juga melihat tingkat kompetensi literasi digital berdasarkan usia dan jenis kelamin guru. Ditemukan bahwa walaupun secara rerata kompetensi literasi digital berada pada level sedang namun pada kelompok usia 24-40 tahun dan pada kelompok jenis kelamin perempuan memiliki level kompetensi yang lebih tinggi pada beberapa dimensi kompetensi dibandingkan kelompok usia 41-61 tahun dan kelompok jenis kelamin laki-laki.
Dasar-Dasar Komunikasi Bisnis Zein Adin
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023 Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.2324

Abstract

Abstract. Communication in the business world is used to build partnerships, intellectual resources, to promote an idea, product, service, or an organization, with the aim of creating value for the business being run. According to Purwanto, business communication is communication used in the business world which includes various forms of communication, verbal or non-verbal communication to achieve certain goals. In this sense of communication, it includes the party communicating and something being communicated. The nature of communication includes oral, written, non-verbal communication through gestures or gestures, namely body language, or through symbols and pictures. Verbal communication is used in the business world to convey business messages to other parties either in writing or orally, while non-verbal communication is more spontaneous than verbal communication in terms of conveying a message. Abstrak. Komunikasi dalam dunia bisnis digunakan untuk membangun Partnership, sumberdaya intelektual , untuk mempromosikan satu gagasan, produk, servis, atau suatu organisasi,dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Menurut purwanto komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, komunikasi verbal ataupun komunikasi non verbal untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian komunikasi ini tercakup pihak yang berkomunikasi dan sesuatu yang dikomunikasikan. Sifat komunikasi meliputi komunikasi lisan, tulisan, komunikasi non-verbal melalui kial atau gestural yaitu Bahasa tubuh, atau melalui symbol dan gambar-gambar. Komunikasi verbal digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis (written) maupun lisan (oral) sedangkan komunikasi non verbal lebih bersifat spontan dibandingkan dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu pesan.
Makna Pesan "Saling Menjaga adalah Amanah" dalam Iklan Gojek Indonesia Ahda Syahida Oktaviani
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Vol. 3 No. 1 (2023): Juli 2023 Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.2340

Abstract

Abstract. The Gojek advertisement for the #PesanDariRumah edition is an advertisement created by Gojek Indonesia in the context of dealing with the Covid- 19 pandemic which is lifted from a 'reality' of life. Advertising based on reality is often the essence that remains superior without compromising the intent, message, and purpose of the ad. This study aims to find out the meaning of denotation, connotation, and myth as well as the meaning of the message 'Guarding each other is Amanah' contained in the Gojek advertisement based on the signs that appear on the advertisement. This study uses several relevant theories, namely: Message Meaning, Advertising Semiotics, and Roland Barthes Semiotics as research perspectives. This study uses an interpretive paradigm and uses qualitative research methods with a semiotic analysis approach of Roland Barthes. Data were obtained through data observation, document study, and literature study. The data analysis technique uses Roland Barthes' semiological analysis tool in the form of two orders of significations, namely denotation, connotation, and myth. Validity test using source triangulation technique. The results of the study indicate that in each scene in the advertisement, it tries to present a reality of changes in social life in the scope of the driver partner. In addition, the results of the study also show that this advertisement contains the message 'Guarding each other is Amanah' which can be used as an understanding that the importance of taking care of each other in the current pandemic era, be it between individuals, between families, to between driver partners and passengers. because it is a mandate and must be done by every element of society. Abstrak. Iklan Gojek edisi #PesanDariRumah merupakan iklan hasil karya Gojek Indonesia dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19 yang diangkat dari sebuah„realitas‟ kehidupan. Iklan berdasarkan realitas seringkali menjadi esensi yang tetap unggul tanpa mengesampingkan maksud, pesan, hingga tujuan dari iklan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos serta makna pesan „Saling Menjaga Adalah Amanah‟ yang terdapat dalam iklan Gojek berdasarkan tanda-tanda yang muncul pada iklan. Penelitian ini menggunakan beberapa teori yang relevan, yaitu: Makna Pesan, Semiotika Iklan, dan Semiotika Roland Barthes sebagai perspektif penelitian. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Data diperoleh melalui observasi data, studi dokumen, dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan perangkat analisis semiologi Roland Barthes berupa signifikasi dua tahap (two oder of significations), yaitu denotasi, konotasi, serta mitos. Uji keabsahan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap scene dalam iklan berusaha mempresentasikan sebuah realitas perubahan kehidupan sosial di ruang lingkup mitra driver. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dalam iklan ini mengandung makna pesan „Saling Menjaga adalah Amanah‟ yang dapat dijadikan pemahaman bahwa pentingnya saling menjaga antar sesama di era pandemi saat ini, baik itu antar individu, antar keluarga, hingga antara mitra driver dan penumpang, karena hal tersebut merupakan amanah dan wajib dilakukan oleh setiap elemen masyarakat.
Analisis Media Sosial Mengenai Isu Indonesia Sebagai Negara Paling Tidak Sopan di Asia Tenggara Dimas Ongko Wijoyo
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.1015

Abstract

Abstract. With the presence of the internet and new media, it makes the world of communication very fast and efficient for use in everyday life. Social media that came after the new media made researchers want to discuss social media analysis on the issue of Indonesian netizens as the most disrespectful netizens in Southeast Asia regarding the case of Nia Ramadhani's arrest on the @lambe_turah Instagram account. According to the Digital Civility Index research by Microsoft in 2020. This study aims to (1) To find out the importance of responding to a viral news that is being discussed on social media (2) To find out the factors that make Indonesian netizens known as the most disrespectful netizens throughout Southeast Asia. (3) To find out why Indonesian netizens really like to spread hate speech and things that are not polite on social media. In this study, the researcher used a qualitative method with a content analysis approach, with data collection sources from Instagram users who follow the @lambe_turah account, psychologists and communication experts. In this study, the author uses the cualitative descriptive method by Sugiyono Abstrak. Dengan hadirnya internet dan new media disertainya membuat dunia komunikasi sangatlah jauh cepat dan efisien untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sosial media yang hadir setelah adanya new media membuat peneliti ingin membahas Analisis media sosial mengenai isu netizen Indonesia sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara terhadap kasus penangkapan Nia Ramadhani di akun Instagram @lambe_turah. Menurut riset Digital Civility Index oleh Microsoft pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Guna mengetahui pentingnya dalam menyikapi sebuah berita viral yang sedang ramai diperbincangkan dalam media sosial (2) Guna mengetahui faktor yang membuat netizen Indonesia dikenal sebagai netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. (3) Guna mengetahui penyebab netizen Indonesia sangat menyukai menyebarkan ujaran kebencian dan hal-hal yang tidak sopan di media sosial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan narasumber pengambilan data dari pennguna Instagram yang mengikuti akun @lambe_turah, pakar psikolog dan juga ahli komunikasi. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Sugiyono.
Penerapan Propaganda di Media Sosial Twitter Guna Menyebarkan Informasi Terkait Covid-19 M Yusuf Samad; Fatimah Azzahra
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Volume 2, No. 2, Desember 2022 Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v2i2.1634

Abstract

Abtract. Information related to Covid-19 is widely circulated on Twitter social media but the information is still fragmentary and efforts are needed to unite it so that social media users can easily access information related to Covid-19. This study aims to apply propaganda on social media Twitter and explain how the impact of the propaganda. The novelty of this research is focused on the propaganda of the Twitter social media account which is the most responded to by citizens because it informs the wargabantuwarga.com website which collects information about Covid-19, determining the account using Twitter's social media analysis tool in the form of Social Bearing. The research method used is qualitative research with data sources from literature studies and observations on Twitter social media. The results of the study show that the application of propaganda on Twitter social media has been proven to be able to get citizens involved in disseminating information related to Covid-19, including Covid-19 information on the wargabantuwarga.com website. The dissemination of this information was carried out by sharing tweets from the Twitter social media account @anandabadudu which reached thousands of times and received responses from netizens. The propaganda used is white propaganda and the propaganda technique Using All Forms of Persuasion. Both give rise to social action which means the relationship between the propagandist and the target of propaganda or other netizens. Abstrak. Informasi terkait Covid-19 banyak beredar di media sosial Twitter tetapi informasi tersebut masih terpisah-pisah dan diperlukan upaya untuk menyatukannya sehingga pengguna media sosial mudah mengakses informasi terkait Covid-19. Penelitian ini bertujuan menerapkan propaganda di media sosial Twitter dan menjelaskan bagaimana dampak dari propaganda tersebut. Kebaruan penelitian ini difokuskan pada propaganda akun media sosial Twitter yang paling banyak direspons oleh warganet karena menginformasikan terkait situs web wargabantuwarga.com yang menghimpun informasi tentang Covid-19, penentuan akun tersebut menggunakan alat analisis media sosial Twitter berupa Social Bearing. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan sumber data dari studi pustaka dan pengamatan di media sosial Twitter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan propaganda di media sosial Twitter telah terbukti mampu membuat warganet terlibat dalam menyebarkan informasi terkait Covid-19, termasuk informasi Covid-19 yang berada di situs web wargabantuwarga.com. Penyebaran informasi tersebut dilakukan dengan membagikan cuitan dari akun media sosial Twitter @anandabadudu yang mencapai ribuan kali dan mendapat respons dari warganet. Adapun propaganda yang digunakan adalah propaganda jenis propaganda putih dan teknik propaganda Using All Forms of Persuations. Keduanya memunculkan tindakan sosial yang berarti hubungan antara propagandis dan sasaran propaganda atau warganet lainnya.
Analisis Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah I Wayan Willy Mustika; Salsa Bila Jihan Maulidah
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.1716

Abstract

Abstract. Social media or often called social networking is the fastest growing marketing channel in the world (Coremetrics, 2010). This trend reflects a paradigm shift in the advertising and marketing communications industry: from one-way mass media, namely from companies to consumers, to two-way communication between companies and consumers. This research uses qualitative methods, where qualitative research as a scientific method is often used and carried out by a group of researchers in the field of social sciences, qualitative research is carried out to build knowledge through understanding and discovery, qualitative research is carried out in the natural environment. and this is a discovery. MSMEs are the dominant form of business in Indonesia. Statistics Finland (BPS) defines SMEs classified according to the number of employees. According to Thoyibi (2010), social media is content that contains information created by people using publishing technology that is easily accessible and designed to facilitate communication, influence, and interaction with other people and the general public. Digital marketing is a form of direct marketing that electronically connects consumers with sellers using interactive technologies such as email, websites, social media and news groups, interactive television, mobile communications, etc. (Kotler and Armstrong, 2009). Digital marketing facilitates communication among many people due to high connectivity and is usually used to promote products or services at the right time, more relevant, personalized and cost- effective (Satyo, 2009). The various benefits offered by the Instagram for Business feature motivated 30 MSME actors in the food and beverage industry in the Jatinangor area who responded to this study to use this feature as a meansof promoting their business Abstrak. Media sosial atau sering disebut jejaring sosial merupakan saluran pemasaran yang tumbuh paling cepat di dunia (Coremetrics, 2010). Tren tersebut mencerminkan perubahan paradigma dalam industri komunikasi iklan dan pemasaran: dari media massa satu arah yaitu dari perusahaan kepada konsumen menjadi dua arah adanya komunikasi perusahaan dengan konsumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilakukan oleh sekelompok peneliti di bidang ilmu-ilmu sosial, penelitian kualitatif dilakukan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan, penelitian kualitatif dilakukan di lingkungan alam. dan ini adalah penemuan. UMKM merupakan bentuk usaha yang dominan di Indonesia. Statistik Finlandia (BPS) mendefinisikan UKM diklasifikasikan menurut jumlah karyawan. Menurut Thoyibi (2010), media sosial adalah konten yang berisi informasi yang dibuat oleh orang-orang dengan menggunakan teknologi penerbitan yang mudah diakses dan dirancang untuk memfasilitasi komunikasi, pengaruh, dan interaksi dengan orang lain dan masyarakat umum. Pemasaran digital adalah bentuk pemasaran langsung yang secara elektronik menghubungkan konsumen dengan penjual menggunakan teknologi interaktif seperti email, situs web, media sosial dan grup berita, televisi interaktif, komunikasi seluler, dll. (Kotler dan Armstrong, 2009). Pemasaran digital memfasilitasi komunikasi di antara banyak orang karena konektivitas yang tinggi dan biasanya digunakan untuk mempromosikan produk atau layanan pada waktu yang tepat, lebih relevan, personal, dan hemat biaya (Satyo, 2009). Berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh fitur Instagram for Business tersebut memotivasi 30 pelaku UMKM industri makanan dan minuman di wilayah Jatinangor yang merespon kajian ini untuk menggunakan fitur tersebut sebagai sarana promosi usahanya.
Praktik Virtualisasi Ruang Kelas di Masa Pandemi: Penyeragaman, Banking System Freirean dan Literasi Emmanuel Kurniawan
Jurnal Riset Manajemen Komunikasi Volume 3, No. 1, Juli 2023, Jurnal Riset Manajemen Komunikasi (JRMK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrmk.v3i1.2314

Abstract

Abstract. The Covid-19 pandemic requires schools to adapt health protocols procedures and the logic of pandemic conditions, at all costs. Schools in Indonesia conduct distance learning or e-learning, one of which is in the form of the virtual classroom. It has the potential to improve digital and information literacy among teachers and students, furthermore it could turn the “banking system” learning style to become a more “problem-posing” strategy. However, it seems that virtual classes only use the internet as a support system, not as a learning ecosystem. This paper aims to look at the online learning process carried out by teachers and students in virtual classrooms, through qualitative research with several high school teachers selected by purposive sampling as research subjects. As a result, most informants revealed that virtual classes still referred to offline conventional classrooms with their obstacles such as uniformity, banking system, lack of information literacy, and the internet had not become a learning ecosystem yet. Abstrak. Pandemi Covid-19 mewajibkan sekolah menyesuaikan diri pada protokol kesehatan dan logika pandemi, dengan segala risikonya. Sekolah-sekolah di Indonesia melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau e-learning, salah satunya berupa kelas virtual. Hal ini berpotensi meningkatkan literasi digital dan literasi informasi guru maupun murid lebih dari sekadar digitalisasi sumber belajar, bahkan berpotensi memperbaiki gaya belajar banking system menjadi lebih problem posing strategy. Akan tetapi, tampaknya kelas virtual tersebut hanya memanfaatkan internet sebagai sistem pendukung, bukan sebagai ekosistem belajar. Tulisan ini bertujuan untuk melihat proses pembelajaran online yang dilakukan guru dan murid di kelas virtual, melalui penelitian kualitatif dengan subjek beberapa guru sekolah menengah yang dipilih secara purposeful sampling. Hasilnya, sebagian besar informan mengungkapkan bahwa kelas virtual masih mengacu pada kelas konvensional luring dengan berbagai tantangan seperti penyeragaman, banking system, kurangnya literasi informasi, dan internet belum menjadi ekosistem belajar.

Page 5 of 11 | Total Record : 106