cover
Contact Name
Firdaus Noor
Contact Email
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Phone
+6221-3159687
Journal Mail Official
jurnalurban@pascasarjanaikj.ac.id
Editorial Address
Jl. Cikini Raya No. 73 Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Urban : Jurnal Seni Urban dan Industri Budaya
ISSN : 26142767     EISSN : 28283015     DOI : -
Urban: Jurnal Seni Urban is published twice a year (Apr and October) issued by the Postgraduate School of the Jakarta Institute of the Arts. Urban provides open access to the public to read abstract and complete papers. Urban focuses on creation and research of urban arts and cultural industries. Each edition, Urban receives a manuscript that focuses on the following issues with an interdisciplinary and multidisciplinary approach, which are: 1. Film 2. Television 3. Photograph 4. Theatre 5. Music 6. Dance 7. Ethnomusicology 8. Interior Design 9. Fine Arts 10. Art of Craft 11. Fashion Design 12. Visual Communication Design 13. Literature
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No.2: Oktober 2019" : 6 Documents clear
Dunia Urban Kontemporer: Dari Lurik Sampai Game Horor Sondakh, Sonya Indriati
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.2: Oktober 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i2.33

Abstract

Fashion Lurik Kontemporer sebagai Hibriditas dalam Budaya Urban Widiyanti, Dhyani
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.2: Oktober 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i2.34

Abstract

Lurik is a fabric that has a stripe motif and is made with a non-machine loom (Alat Tenun Bukan Mesin - ATBM). Lurik’s stripes can be divided into three motifs, namely lajuran, pakan malang, and cacahan. In the beginning lurik was only worn in the palace circles, not just by anyone, especially common people. In its development, lurik becomes a general public consumption; especially among urbanites lurik is a means to build their identities. This research studies contemporary works in lurik fashion, which are hybridity between elements in traditional lurik and elements existing in the culture or lifestyle of urbanites in building their new identity; it is a combination of qualitative research and the utilization of literary exploration. The primary data objects are various examples of contemporary lurik, which are analysed through content analysis. The content analysis applied here is Homi Bhabha’s post colonialism, which is a part of the deconstructive postmodern text interpretation method. The results show the following: (1) contemporary lurik fashion is a fusion between elements representing Eastern culture, viz. lurik with lajuran motifs, pakan malang, and cacahan, with elements that represent Western culture, viz. long wrap dresses, midi dress, and semi billowy airy dress, (2) based on an elucidation of internal aspects, contemporary lurik fashion expresses a dualism in meaning, viz. the popular meanings that is the superficial appreciations enjoyed by the common people and the subliminal meanings indicating depth of lurik motifs the meaning of which are studied by people who understand their significance. (3) Based on the interpretation of external aspects, contemporary lurik fashion is a form of resistance to modern Western fashion as well as being a Keraton tradition. Posed against Western fashion, hybridity is used as a way to de-colonialize Western influences that are considered incompatible with Eastern culture. Meanwhile, in the perspective of Keraton tradition, hybridity is carried out as a form of desacralization so that lurik can be utilized by as many people as possible as an individual expression, (4) the hybridity in contemporary lurik fashion creates a new identity, namely its placement in urban spaces and lifestyles more broadly, especially in relation to its access in semi-formal environment.Lurik merupakan kain yang mempunyai motif garis-garis dan dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Motif garis-garis pada lurik dapat dibagi ke dalam tiga macam motif, yaitu lajuran, pakan malang, dan cacahan. Lurik sendiri pada awalnya hanya digunakan di keraton dan tidak boleh digunakan oleh sembarang orang apalagi rakyat biasa. Pada perkembangannya, lurik kemudian menjadi konsumsi umum terutama bagi kaum urban dalam membangun identitasnya. Penelitian ini mengkaji karya-karya fashion lurik kontemporer yang merupakan hibriditas antara unsur-unsur dalam lurik tradisional dengan unsur-unsur yang ada dalam budaya atau gaya hidup kaum urban dalam rangka membangun identitas baru yang merupakan hasil peleburan atau fusi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data-data kepustakaan. Objek data primer ini adalah berbagai contoh busana lurik kontemporer untuk kemudian dianalisis dengan analisis konten. Analisis konten yang digunakan adalah dengan menggunakan poskolonialisme Homi Bhabha yang merupakan satu bagian dari metode tafsir teks posmodern dekonstruktif. Hasil penelitian kemudian menunjukkan hal-hal berikut ini: (1) fashion lurik kontemporer adalah peleburan atau fusi antara unsur yang merepresentasikan budaya Timur, yaitu lurik dengan motif lajuran, pakan malang, dan cacahan dengan unsur-unsur yang merepresentasikan budaya Barat, yaitu gaun panjang (long wrap dress), midi dress, dan gaun airy semi billowy, (2) berdasarkan interpretasi terhadap aspek internal, fashion lurik kontemporer melahirkan dualisme makna, yaitu makna populer yang cenderung dinikmati secara permukaan untuk diapresiasi orang awam dan makna subliminal yang menunjukkan adanya kedalaman pada motif-motif lurik yang digunakan untuk dikaji secara mendalam oleh orang yang paham makna lurik secara mendalam, (3) berdasarkan interpretasi terhadap aspek eksternal, fashion lurik kontemporer adalah bentuk resistensi terhadap fashion modern Barat sekaligus tradisi keraton. Terhadap fashion modern Barat, hibriditas dilakukan sebagai cara untuk dekolonialisasi terhadap pengaruh-pengaruh Barat yang dianggap tidak sesuai sepenuhnya dengan budaya Timur. Sementara terhadap tradisi keraton, hibriditas dilakukan sebagai bentuk desakralisasi agar lurik dapat dikonsumsi oleh sebanyak mungkin orang sebagai ekspresi individual, (4) hibriditas yang dilakukan pada fashion lurik kontemporer melahirkan identitas baru, yaitu penempatan lurik pada ruang dan gaya hidup urban secara lebih luas terutama terkait aksesnya pada situasi semiformal.
Drupadi: Representasi Perempuan Urban dalam Musik Video Drupadi Melantun Karya Drupadi.id Gatot, Agustinus
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.2: Oktober 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i2.35

Abstract

Drupadi, known as a female character in the Mahabharata epic, was the five Pandawa’s spouse. However, Drupadi’s story is not just about polyandrous woman. Drupadi, the female character in the Mahabarata’s epic has inspired many artists in their work, such as a music video from Drupadi ID. Drupadi ID through Drupadi Melantun on Youtube platform with the title “Semacam Riang”; “Bima’s Dream”; and “Bersama Gelap” tried to show the urban woman figure and their problems. Using the critical approach and semiotic analysis this study has succeeded to capture texts that represent an urban woman through Drupadi Character on Music Video Drupadi Melantun. The problems that urban women experience are represented very nicely by the Drupadi figure in this music video. This music video has become a criticism for the urban people who are not able to separate “Sex” from “Gender” so there is still an imbalance until now.Drupadi dikenal oleh masyarakat sebagai karakter perempuan dalam kisah Mahabharata yang merupakan istri dari kelima Pandawa. Seungguhnya, tokoh Drupadi bukan hanya sekadar perempuan poliandris saja, melainkan juga telah menjelma menjadi sosok perempuan urban masa kini. Drupadi sebagai sosok perempuan dalam kisah Mahabharata telah banyak menginspirasi para seniman dalam berkarya, salah satunya dalam karya musik video yang dibuat oleh Drupadi.Id. Lewat karya bertajuk Drupadi Melantun dengan judul “Semacam Riang”, “Bima’s Dream”, dan “Bersama Gelap” di kanal Youtube-nya, Drupadi.Id berusaha menampilkan sosok perempuan urban dan permasalahannya. Dengan menggunakan pendekatan kritis dan analisis semiotika, tulisan ini menghadirkan analisis berupa teks-teks yang merepresentasikan sosok perempuan urban yang ditampilkan melalui karakter Drupadi 99 dalam musik video Drupadi Melantun. Tulisan ini juga berusaha membongkar permasalahan yang dialami oleh perempuan urban yang mampu direpresentasikan dengan sangat apik oleh sosok Drupadi pada musik video ini. Oleh karena itu, musik video ini dianggap mampu merepresentasikan kehidupan dan harapan para perempuan urban di lingkungan masyarakat perkotaan.
Representasi Gender dalam Film Dua Garis Biru (2019) Harigelita, Dian; Tandian, Erina Adeline; Sari, Nia
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.2: Oktober 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i2.36

Abstract

The Indonesian film, Two Blue Stripes (2019), narrates the story of a teenage couple who gets pregnant out of wedlock. The protagonists of this film are Bima and Dara, who come from different backgrounds. Bima is responsible for Dara’s pregnancy. There are several gender discourses based on Indonesian culture, especially in the setting of Jakarta, which this film tries to convey. This article aims to examine gender representation in the film Two Blue Stripes. The research method is textual study by observing the mise-en-scene in the film. The approach is cultural studies with a focus on gender issues. The results of the study state that the representation of patriarchal mindset, which is conveyed in this film, does not only hurt Dara as a female character, but also Bima as a male character as well.Film Indonesia berjudul Dua Garis Biru (2019) menceritakan tentang pasangan remaja yang hamil di luar nikah. Protagonis film ini adalah Bima dan Dara yang memiliki latar belakang berbeda. Bima memutuskan bertanggung jawab atas kehamilan Dara. Ada beberapa wacana gender berdasarkan budaya Indonesia, terutama dengan latar Jakarta, yang coba disampaikan dalam film ini. Artikel ini bertujuan mengkaji representasi gender dalam film Dua Garis Biru. Metode penelitian yang dilakukan adalah kajian tekstual dengan mengamati mise-en-scene film. Pendekatan yang dilakukan yaitu cultural studies dengan berfokus pada masalah gender. Hasil kajian menyatakan bahwa representasi pemahaman patriarki, yang disampaikan dalam film ini, tidak hanya merugikan tokoh Dara sebagai perempuan saja, namun juga Bima sebagai tokoh laki-laki.
Penggunaan Mitos Minyak Kuyang pada Ritual Pesugihan dalam Game Horor “Pulang: Insanity” Misky, Fatma
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.2: Oktober 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i2.37

Abstract

Indonesia has various myths and beliefs. This is in line with the diversity of cultures in Indonesia. The belief in myths in Indonesia is still very strong, which also shows the strong belief in religious rituals and ancestors. One of them is a famous myth in Kalimantan about the ritual of pesugihan using kuyang oil to get wealth instantly. The ritual of the pesugihan, which until now is still not believed by the people of Kalimantan, was adapted and combined with two other myths from Java and Bali in the narrative of the horror game “Pulang: Insanity” by adding a horror aspect. The addition of this horror aspect is implemented in the game’s narrative structure, thus creating a new and complex mythical story about the ritual of pesugihan using kuyang oil. Some of the elements from these three are used to finally create a horror narrative with Indonesian myths and make the ritual of this pesugihan have a more complex horror aspect.Indonesia memiliki mitos dan kepercayaan yang beragam. Kepercayaan terhadap mitos itu masih sangat kental karena dipengaruhi kuatnya kepercayaan terhadap ritual keagamaan untuk menghormati roh para leluhur. Tulisan ini akan memaparkan salah satu mitos yang terdapat di daerah Kalimantan tentang ritual pesugihan dengan menggunakan minyak kuyang untuk mendapatkan kekayaan secara instan. Ritual pesugihan yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat daerah Kalimantan ini merupakan hasil adaptasi dan penggabungan dua mitos lain dari daerah Jawa dan Bali. Data penelitian ini diambil dari narasi game horor “Pulang: Insanity”. Penambahan aspek horor pada game ini diimplementasikan lewat struktur naratif game sehingga tercipta cerita mitos baru yang kompleks tentang ritual pesugihan menggunakan minyak kuyang dengan tampilan latar baru yang lebih horor dan mistis.
Potret Dunia Gay Urban dalam Novel Lelaki Terindah Karya Andrei Aksana Putra, Sipin
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.2: Oktober 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i2.38

Abstract

This article discusses the trend and portrait of homosexual behaviour in urban environment in two different countries: Indonesia and Thailand. This research uses the novel Lelaki Terindah written by Andrei Aksana as its corpus. By applying literature sociology approach, the analysis results show that there are a number of behaviour trends revealed by the gay character that are closely related to the place, social and cultural setting experienced by the characters in the novel. Behaviours, stigma and the existence of gay couples are actually deeply influenced by the settings they live in.Artikel ini membahas tentang kecenderungan dan potret perilaku gay (homo seksual) di lingkungan urban (perkotaan) di dua negara berbeda, yaitu di Indonesia (Jakarta) dan Thailand. Penelitian ini dilakukan terhadap novel Lelaki Terindah karya Andrei Aksana melalui studi pustaka dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil analisis memperlihatkan bahwa ada beberapa kecenderungan perilaku yang ditunjukkan tokoh gay yang berkaitan erat dengan latar tempat, sosial, dan budaya yang dilalui para tokoh itu. Perilaku, stigma, dan eksistensi pasangan gay sejatinya juga sangat dipengaruhi oleh berbagai latar yang melingkupi kehidupannya.

Page 1 of 1 | Total Record : 6