cover
Contact Name
Ely Nurhidayati
Contact Email
uniplan@untan.ac.id
Phone
+6289668877779
Journal Mail Official
uniplan@untan.ac.id
Editorial Address
Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Kalimantan Barat, Indonesia.
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning
ISSN : -     EISSN : 27472973     DOI : https://10.26418/uniplan
Uniplan: Journal of Urban and Regional adalah jurnal akses terbuka yang berfokus pada karya ilmiah yang melingkupi: 1. Kajian kota, desa, wilayah, kawasan, lingkungan binaan, perbatasan, sumber daya lahan perairan dan pesisir dalam ranah multi dimensi (spasial, ekonomi, sosial, budaya, kesejarahan, geopolitik, pertahanan dan keamanan); 2. Kajian penelitian empiris, teoritis, dan normatif untuk mengembangkan keilmuan terkait perencanaan, pembangunan dan pengembangan kota dan wilayah; 3. Kajian kebijakan, tata kelola pemerintahan serta pemangku kepentingan, dan manajemen infrastruktur terkait perencanaan, pembangunan dan pengembangan kota dan wilayah di Indonesia dan dunia. Semua manuskrip termasuk penelitian asli, catatan penelitian, dan resensi buku diperbolehkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Articles 50 Documents
Ketangguhan Ekonomi Terhadap Bencana Kebakaran di Kota Pontianak Aryasa Bijak Utama
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 1, No 1 (2020): November
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.606 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v1i1.43035

Abstract

Kebakaran permukiman yang terjadi di Kota Pontianak jumlahnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Mempawah (BPBD, 2015). Permasalahan ini diperburuk dengan adanya daya tarik Kota Pontianak untuk aktivitas bermukim dengan intensitas yang tinggi. Kepadatan Kota Pontianak tersebut dapat menimbulkan kerawanan bencana kebakaran di wilayah permukiman yang merata di setiap kecamatan. Penelitian ini bertujuan menemukenali tingkat ketangguhan ekonomi terhadap bencana kebakaran. Kaitannya terhadap kemampuan masyarakat dari sisi ekonomi terhadap investasi untuk membangun kembali rumah pasca bencana kebakaran. Metode penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) yaitu menggabungkan teknik analisis spasial dan analisis kualitatif. Variabel penelitian ini yaitu tingkat kemiskinan dan mata pencaharian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rumah tangga miskin terdapat 2 kecamatan yang menduduki skor 1 atau tingkat ketangguhan sangat tinggi yaitu pada kecamatan Pontianak Selatan dan Kecamatan Pontianak Tenggara. Untuk skor 2 atau tingkat ketangguhan yang tinggi juga diduduki oleh 2 kecamatan yaitu kecamatan Pontianak Kota dan kecamatan Pontianak Barat. Sedangkan skor 4 dan 5 masing masing hanya diduduki oleh satu kecamatan. Kawasan tangguh kebakaran dari sisi ekonomi cukup banyak di Kota Pontianak, yaitu terdapat 4 kecamatan dari 6 kecamatan yang ada di Kota Pontianak.
Peran Pembangunan Infrastruktur Dalam Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kabupaten Mempawah Firsta Rekayasa Hernovianty
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.587 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i1.45896

Abstract

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu upaya yang mampu memicu pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Kabupaten Mempawah sebagai daerah penyangga yang terletak diantara Kota Pontianak dan Kota Singkawang memiliki peluang untuk percepatan pembangunan infrastruktur. Namun, proses pembangunan infrastruktur masih terkendala karena adanya konflik pembebasan lahan, perencanaan dan pengawasan yang lemah, kuantitas yang belum mencukupi dan kualitas yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pembangunan infrastruktur dalam pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Mempawah. Teknik analisis menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif yang menitikberatkan pada argumentasi dan bukti empiris yang diperoleh ketika survey. Hasil penelitian didapatkan bahwa pembangunan infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mempawah. Hal ini didukung dengan hasil analisis pertumbuhan ekonomi wilayah, dimana nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku diproyeksikan akan mengalami peningkatan sebesar Rp 18.848,13 miliar pada tahun 2035. Adapun 5 lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar adalah pertanian; administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib; industri pengolahan; perdagangan besar dan eceran serta konstruksi. Selain itu, berdasarkan rencana tata ruang Kabupaten Mempawah juga memiliki kawasan strategis dari sudut kepentingan percepatan pertumbuhan ekonomi yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI) Kecamatan Sungai Kunyit dan sekitarnya dimana arahan rencana difokuskan dalam pengembangan pelabuhan.
Klasifikasi Wilayah Peri Urban Berdasarkan Aspek Fisik di Perbatasan Kabupaten Barito Kuala-Kota Banjarmasin (Studi Kasus: Kecamatan Alalak) Desy Puspita Sari; Hanny Maria Caesarina; Miftahul Ridhoni
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.85 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.57557

Abstract

Kecamatan Alalak adalah wilayah peri urban yang terletak di daerah perbatasan Kabupaten Barito Kuala terhadap Kota Banjarmasin.Seiring dengan perkembangannya Kecamatan Alalak banyak mendapatkan pengaruh dari aktivitas perkotaan, diiringi dengan pertumbuhan permukiman dan perumahan yang tidak terkendali dan tidak merata. Ada beberapa kawasan yang sangat padat dengan perumahan, ada pula yang masih didominasi oleh lahan pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi wilayah peri urban di Kecamatan Alalak yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis skoring dan overlay, sehingga diperoleh klasifikasi wilayah peri urban di Kecamatan Alalak yang terdiri dari peri urban primer, peri urban sekunder dan rural peri urban. Hasil analisis menunjukkan bahwa daerah yang termasuk dalam klasifikasi peri urban primer yaitu pada Kelurahan Handil Bakti dan Desa Berangas Timur. Daerah yang termasuk dalam klasifikasi peri urban sekunder yaitu pada Desa Pulau Sugara, Desa Pulau Alalak, Desa Semangat Karya, Desa Semangat Dalam, Desa Tatah Masjid Kelurahan Berangas, Kelurahan Berangas Barat, Desa Sungai Lumbah, dan Desa Beringin. Dan daerah yang termasuk dalam klasifikasi rural peri urban yaitu pada Desa Pulau Sewangi, Desa Semangat Bakti, Desa Balandean Muara, Desa Sungai Pitung, Desa Balandean, Desa Tanjung Harapan, dan Desa Panca Karya.
Kemampuan Ruang Terbuka Hijau Publik dalam Berkontribusi Meresapkan Genangan Air Hujan di Surakarta Agnes Laras Kusumastuti; Galing Yudana; Erma Fitria Rini
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 1, No 1 (2020): November
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.415 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v1i1.43044

Abstract

Kota Surakarta memiliki 283 Ha Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik yang terdiri dari 637 unit RTH. Salah satu fungsi ekologis RTH Publik adalah sebagai resapan air. Fenomea yang terjadi saat ini seringkali terjadi genangan pada berbagai jenis RTH publik pada saat hujan turun. Kondisi tersebut mengganggu aktivitas yang terjadi di dalamnya karena selain memiliki fungsi ekologis, ruang terbuka hijau juga memiliki fungsi sosial, ekonomi, dan estetika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan ruang terbuka hijau publik di Surakarta dalam mereduksi genangan air. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis skoring dan overlay. Analisis dilakukan dengan memberi skor pada 7 variabel yaitu karakteristik kawasan dan tutupan lahan, jenis vegetasi, tekstur tanah, jenis tanah, kelerengan, curah hujan, dan teknologi resapan dengan bobot 1 pada masing-masing variabel. Hasil skoring diklasifikasikan menjadi 3 klasifikasi dengan tingkat kemampuan tinggi, tingkat kemampuan sedang, dan tingkat kemampuan rendah. Untuk mengetahui hasilnya secara spasial, dilakukan dengan overlay melalui software ArcGIS. Dari hasil analisis didapatkan 20 unit RTH Publik memiliki tingkat kemampuan tinggi, 614 unit RTH Publik memiliki tingkat kemampuan sedang, dan 3 unit RTH Publik memiliki tingkat kemampuan rendah.Tingkat kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik tersebut tersebar secara merata di 5 Kecamatan di Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan ruang terbuka hijau publik di Surakarta dalam mereduksi genangan air sebesar 171.531 m3 / Tahun atau sebesar 67.34% dari kapasitas maksimumnya sehingga masih perlu ditingkatkan.
Pengelompokan Jangkauan Fasilitas Umum di Perumahan Pinggiran Kota Pontianak Agustiah Wulandari
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 2 (2021): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.652 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i2.50276

Abstract

Kawasan pinggiran Kota merupakan kawasan yang berada di perbatasan antara wilayah desa dan kota. Kawasan pinggiran kota sering dinilai sebagai kawasan yang memiliki jarak yang jauh dari fasilitas-fasilitas umum di pusat kota. Hal inilah yang menyebabkan kawasan ini kurang diminati untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. Penelitian ini dilakukan di pinggiran Kota Pontianak, tepatnya di Jalan Sungai Raya Dalam yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kubu Raya. Adapun komplek perumahan dan permukiman yang termasuk dalam wilayah kajian ada tiga, yaitu Komplek Villa Gading Mansion II, Komplek Villa Permata Indah, dan Komplek Mitra Indah Utama 8. Ketiga komplek ini termasuk kedalam Kecamatan Pontianak Tenggara, Kelurahan Bangka Belitung Darat, Kota Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jangkauan jarak fasilitas umum dari perumahan dan permukiman di kawasan pinggiran Kota Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data hasil observasi. Dari data hasil observasi, didapatkan data jangkauan jarak persebaran fasilitas umum dari perumahan dan permukiman di pinggiran Kota Pontianak. Dari data jangkauan jarak, kemudian akan dianalisis jarak terdekat dari perumahan dan permukiman di pinggiran Kota Pontianak ke fasilitas umum. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa persebaran fasilitas umum dari perumahan dan permukiman pinggiran Kota Pontianak, paling dekat berada pada jangkauan 0-2 km.
Kajian Literatur : Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Struktur Geologi Kawasan Di Pulau Belitung Nabil Fahrezy; Feldian Hendargi; Hasti Widyasamratri
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 2 (2021): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.095 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i2.50028

Abstract

Keberagaman di Indonesia merupakan pengaruh negara yang berbentuk kepulauan sehingga karakteristik geologi pada setiap wilayah akan berbeda, karena itu pengembangan di setiap wilayah akan berbeda. Pengembangan wilayah berbasis struktur geologi kawasan merupakan kajian dari pengembangan suatu wilayah dengan mengkaji struktur geologi yang terdapat pada kawasan tertentu. Perbedaan struktur geologi ini harus diperhatikan agar tidak terjadi ketidakcocokan, khususnya untuk pengembangan wilayah Pulau Belitung yang mulai tumbuh seiring dengan beralihnya kegiatan pertambangan ke kegiatan pariwisata sebagai prioritas pengembangan wilayah, khususnya di Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.
Strategi Pengembangan Industri Pariwisata di Kabupaten Sanggau Febri Prima; Noveicalistus H. Djanggu; Utin Mardiyanti; Siti Asri Heriyani Pertiwi
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.988 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i1.45898

Abstract

Salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Sanggau adalah Pancur Aji, lokasi objek wisata berada di pusat ibukota Sanggau dan mudahnya akses menuju objek wisata. Wisata Pancur Aji memiliki daya tarik tersendiri yang menawarkan pemandangan air terjun, keberadaan flora dan fauna yang langka. Namun, dibalik besarnya potensi dari objek wisata tersebut masih terdapat permasalahan yang belum terselesaikan diantaranya, pengelolaan objek wisata masih belum optimal, masih banyak terdapat fasilitas yang tidak terawat seperi wahana permainan yang rusak. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk menentukan kelas potensi wisata berdasarkan Analisis Supply Demand; (2) Mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh terhadap pengembangan industri pariwisata Pancur Aji di Kabupaten Sanggau; (3) Mengetahui alternatif rencana strategi yang dapat diimplementasikan dalam pengembangan industri pariwisata Pancur Aji  Kabupaten Sanggau. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Supply Demand dan Analisis SWOT. Hasil Penelitian ini yaitu Pada Analisis Supply Objek Wisata Pancur Aji berada di kelas II (Potensi Sedang/Cukup Mendukung) dan pada Analisisi Demand berada di Kelas III (Potensi Rendah/Kurang Mendukung). Sedangkan pada Analisis SWOT dengan menggunakan Diagram Kartesius, Pancur Aji berada pada kuadran I maka sehingga strategi yang digunakan adalah strategi Strength-Opportunity (SO). Strategi pengembangan industri pariwisata Pancur Aji berdasarkan strategi SO diantaranya adalah: (a) Perlunya peningkatan akomodasi secara optimal dalam keberlangsungan kegiatan wisata agar wisatawan merasa nyaman untuk menikmati kawasan objek wisata Pancur Aji; (b) Menambahkan kegiatan atraksi wisata di Pancur Aji berupa Wisata Edukasi dengan meningkatkan promosi wisata untuk dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung sehingga wisata yang ditonjolkan di Pancur Aji bukan hanya wisata alam tapi wisata edukasi juga.; (c) Mendorong masyarakat untuk turut mempromosikan objek wisata kepada wisatawan dan dilakukan secara terus-menerus.
Perumusan Karakteristik Fisik Peri Urban Primer di Kota Banjarmasin Syarfiatul Uzma; Miftahul Ridhoni; Hanny Maria Caesarina
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.455 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.57596

Abstract

Wilayah peri urban merupakan wilayah yang memiliki karakteristik kekotaan dan kedesaan. Wilayah Peri urban memiliki karakteristik pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi, sektor ekonominya yang didominasi non-pertanian, dan kesadaran penduduk sebagai penduduk kota pada daerah tersebut. Adanya interaksi yang terjadi dengan wilayah kota maupun desa dapat mempengaruhi perkembangan wilayah peri urban. Perkembangan tersebut dapat menimbulkan perkembangan dan pembangunan wilayah yang tidak terarah dan terkendali. Kota Banjarmasin merupakan perkotaan yang mengalami pertumbuhan terutama sektor perdagangan dan jasa dan Kawasan permukiman.  Merujuk dari Teori Singh (2011) yang membagi 3 klasifikasi peri urban, yaitu peri urban primer (ciri kekotaan lebih mendominasi), peri urban sekunder (ciri kekotaan dan kedesaan saling mempengaruhi) dan rural peri urban (ciri kedesaan lebih mempengaruhi). Lokasi penelitian ini adalah kelurahan yang berada di Kota Banjarmasin yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota lain disekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah perumusan karakteristik peri urban primer berdasarkan aspek fisik di Kota Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif terhadap penelitian terdahulu dan metode expert judgement (pendapat para ahli). Variabel karakteristik fisik peri urban primer yang didapakan berupa karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal. Karakteristik fisik yang didapat kemudian akan di lakukan verifikasi kepada narasumber ahli untuk menguji variable dan memilih karakteristik yang paling banyak dipilih oleh narasumber ahli yang bisa diterapkan di Kota Banjarmasin. Dari rangkaian analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 4 (empat) karakteristik fisik peri urban primer yang dapat diterapkan di Kota Banjarmasin, yaitu karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal.
Kajian Tipologi Pedesaan Dalam Mengatasi Disparitas Wilayah Perbatasan Kecamatan Paloh Nana Novita Pratiwi
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 1, No 1 (2020): November
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.52 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v1i1.43049

Abstract

Kecamatan Paloh merupakan wilayah perbatasan yang cukup strategis dan potensial dalam pengembangan pusat-pusat layanan dan kegiatan ekonomi lokal. Namun demikian, Paloh memiliki angka disparitas tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Kabupaten Sambas. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji tipologi pedesaan untuk mengatasi disparitas wilayah di perbatasan. Adapun sasaran penelitian ini yaitu mengidentifikasi kondisi disparitas, mengidentifikasi tipologi desa, dan mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan wilayah di Kecamatan Paloh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mixed method. Berdasarakan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa disparitas Kecamatan Paloh masih tergolong kecil namun mengalami pertumbuhan indeks yang semakin tinggi dalam lima tahun terakhir. Menurut tipologinya, Kecamatan Paloh termasuk desa pesisir dataran rendah di Perdesaan dengan tingkat perkembangan desa Swakarsa yaitu desa-desa yang sedang mengalami perkembangan sedang dalam segala bidang terkait dengan aspek sosial dan ekonomi. Kecamatan Paloh memiliki sumber daya alam terutama di sektor kelautan yang sangat besar. Faktor-faktor yang dianggap kurang mendukung perkembangan wilayah di Kecamatan Paloh antara lain ketersediaan infrastruktur. Khususnya pada akses jalan dan sarana prasarana pengembangan ekonomi, sehingga berpengaruh pada rendahnya peluang usaha dan rendahnya mobilitas orang dan barang baik dari luar ke dalam maupun dari dalam keluar.
Fenomena Urban Sprawl Terhadap Faktor-Faktor Perubahan Penggunaan Lahan Di Pinggiran Kota Imam Setyo Nugroho; Eppy Yuliani; Jamilla Kautsary
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 1 (2022): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.067 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i1.52127

Abstract

Abstrak: Perkembangan yang terjadi pada suatu kawasan kota maupun perkotaan di Indonesia tidak dapat dihindarkan. Kegiatan alih fungsi lahan menjadi hal yang tidak terelakkan di setiap tahunnya. Urban sprawl adalah salah satu masalah utama kota pada wilayah pinggiran kota. Perkembangan urban sprawl di kawasan suburban telah tumbuh. Tingginya kebutuhan lahan ternyata tidak sebanding dengan ketersediaan lahan di kota. Nilai lahan yang mahal, menjadi pemicu masyarakat memutuskan untuk tinggal di daerah pinggiran kota. Kawasan pinggiran kota yang sebenarnya berarti desa memiliki fungsi di sektor pertanian dengan penggunaan lahan pertanian yang dominan. Dampak dari fenomena perubahan lahan ini akan memicu perubahan karakteristik pedesaan, dampak yang terjadi adalah pertambahan jumlah penduduk meningkat. Semakin heterogennya kegiatan di pinggiran kota akan memacu laju pertumbuhan penduduk. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengkaji keterkaitan antara fenomena urban sprawl dengan faktor-faktor perubahan penggunaan lahan di wilayah pinggiran kota. Fenomena Urban Sprawl terdapat beberapa faktor-faktor perubahan penggunaan lahan kawasan pinggiran didominasi oleh perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi permukiman perubahan pengunaan lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya proporsi jumlah penduduk yang bekerja disektor non pertanian, pertambahan penduduk, jarak tiap kelurahan dengan pusat wahana, kaum migran, kemudahan aksesibilitas, topografi, ketersediaan lahan kosong, jalur transportasi dan harga lahan. Kata Kunci : Perubahan lahan, Urban Sprawl, Pinggiran Kota Abstract: The developments that occur in a city or urban area in Indonesia cannot be avoided. Land conversion activities are inevitable every year. Urban sprawl is one of the main problems of cities in suburban areas. The development of urban sprawl in suburban areas has emerged. The higher demand for land is in fact not proportional to the availability of land in the city. The high price of land is also a trigger for people to decide to live in suburban areas. The suburban area, which actually means village, has a function in the agricultural sector with the dominant use of agricultural land. The impact of this land change phenomenon will trigger changes in rural characteristics, one of which is population growth. The increasingly heterogeneous activities in the suburbs will increase the population growth rate. The purpose of writing this article is to examine the relationship between the urban sprawl phenomenon and the factors of land use change in suburban areas. The urban sprawl phenomenon has several factors, changing land use in suburban areas dominated by changes in agricultural land use into settlements, land use changes are influenced by several factors including the proportion of the population working in the non-agricultural sector, population growth, the distance between each village and the center of the vehicle, immigrant population , ease of accessibility, topography, availability of vacant land, transportation routes and land prices.Keywords: Land use change, Urban Sprawl, Sub Urban