cover
Contact Name
Ely Nurhidayati
Contact Email
uniplan@untan.ac.id
Phone
+6289668877779
Journal Mail Official
uniplan@untan.ac.id
Editorial Address
Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, 78124, Kalimantan Barat, Indonesia.
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning
ISSN : -     EISSN : 27472973     DOI : https://10.26418/uniplan
Uniplan: Journal of Urban and Regional adalah jurnal akses terbuka yang berfokus pada karya ilmiah yang melingkupi: 1. Kajian kota, desa, wilayah, kawasan, lingkungan binaan, perbatasan, sumber daya lahan perairan dan pesisir dalam ranah multi dimensi (spasial, ekonomi, sosial, budaya, kesejarahan, geopolitik, pertahanan dan keamanan); 2. Kajian penelitian empiris, teoritis, dan normatif untuk mengembangkan keilmuan terkait perencanaan, pembangunan dan pengembangan kota dan wilayah; 3. Kajian kebijakan, tata kelola pemerintahan serta pemangku kepentingan, dan manajemen infrastruktur terkait perencanaan, pembangunan dan pengembangan kota dan wilayah di Indonesia dan dunia. Semua manuskrip termasuk penelitian asli, catatan penelitian, dan resensi buku diperbolehkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Articles 50 Documents
Dampak Wisata Bahari Bagi Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Kolorai, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai Muhamad Adhiyaksa; Annisa Mu'awanah Sukmawati
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 2 (2021): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.903 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i2.46501

Abstract

Kolorai Village has a variety of tourism potentials, they are cultural tourism, nature tourism, and marine tourism. Marine tourism is a type of tourism that has become the mainstay of Kolorai Village and has the opportunity to have a positive impact on the economic development of coastal communities. The research is located in Kolorai Village, South Morotai District, Morotai Island Regency. This study aims to analyze the impact of marine tourism on the economic conditions of the local people in Kolorai Village, South Morotai District, Morotai Island Regency. The research method conducted by using a quantitative method with Crosstab analysis techniques to exam the correlation between the existence of marine tourism and changes in income levels. Data collection was carried out by collecting primary data through questionnaires, interviews, and field observations as well as secondary data collection from document review. The results showed that the presence of marine tourism in Kolorai Village had a significant impact on the economy of the local community. This can be seen from the existence of new livelihood opportunities for local people who are not only as fishermen but also as marine tourism business actors and tourism accommodation service providers. The existence of accessibility and diversification of tourist attractions also affects the dynamics of community income in the marine tourism sector.
Penilaian Tingkat Kekumuhan Kawasan Permukiman di Tepian Air Kota Singkawang Ely Nurhidayati; Novi Safriadi; Muhammad Faqih Dzulqarnain
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1324.56 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i1.45895

Abstract

Perkembangan kota secara sporadis menyebabkan tidak terkendalinya lahan permukiman dan pola ruang Kota Singkawang, sehingga membentuk pola keterkaitan antar sistem perkotaan dan pengaruhnya berkontribusi terhadap berkembangnya kawasan permukiman kumuh. Permasalahannya adalah perkembangan permukiman ini justru meluas hingga ke pesisir dan tepian sungai. Adapun tujuan penelitian yaitu menilai tingkat kekumuhan kawasan permukiman di tepian air Kota Singkawang. Sasaran penelitian meliputi mengidentifikasi kawasan permukiman kumuh dan analisis skoring kawasan permukiman kumuh berdasarkan tujuh aspek. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif berbasis data skoring dan interpretasi hasil skoring berdasarkan Peraturan Menteri PUPR RI Nomor 14/RT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Hasil penelitian yang diperoleh meliputi kawasan permukiman tepian air yang terletak di pesisir yaitu Kelurahan Sedau, sedangkan permukiman tepian air yang terletak di tepian sungai yaitu Kelurahan Kuala dan Kelurahan Pasiran. Analisis skoring terhadap tujuh aspek menujukkan bahwa di Kelurahan Sedau RT39/RW7 memiliki tingkat kekumuhan ringan, Kelurahan Kuala RT10/RW3 memiliki tingkat kekumuhan ringan, dan Kelurahan Pasiran RT12/RW4 memiliki tingkat kekumuhan sedang.
Analisis Regresi Logistik Untuk Identifikasi Faktor Pendorong Pertumbuhan Lahan Terbangun Secara Spasial di Kota Pontianak Ely Nurhidayati; Trida Ridho Fariz
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 1, No 1 (2020): November
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.614 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v1i1.43043

Abstract

Perkembangan kota menjadi masalah yang sangat serius dalam penataan kota. Salah satunya yaitu perubahan lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan lahan permukiman, jaringan, sarana dan prasarana. Kota Pontianak merupakan salah satu kota yang mengalami peningkatan lahan terbangun yang cukup signifikan, sehingga perlunya meneliti tentang faktor pendorong yang menyebabkan pertumbuhan lahan terbangun secara spasial. Tujuan penelitian ini yaitu menemukenali faktor-faktor pendorong pertumbuhan lahan terbangun di Kota Pontianak. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuatitatif berbasis GIS. Teknik yang digunakan yaitu analisis penginderaan jauh dengan interpretasi hibrida. Hasil penelitian ini yaitu luasan lahan terbangun di Kota Pontianak pada tahun 2009 sekitar 3252,17 Ha dan meningkat menjadi 5102,06 Ha pada tahun 2019. Sedangkan persentase peningkatan terbesar secara administrasi terdapat di Kecamatan Pontianak Timur yaitu sekitar 9% per tahun. Adapun setiap tahun lahan terbangun di Kota Pontianak meningkat sebesar 9% di lokasi studi. Indikator yang paling memengaruhi pertumbuhan lahan terbangun di Kota Pontianak adalah jarak terhadap lahan terbangun eksisting.
Potret Krisis Sosio-Ekologi Kawasan Pesisir Dampak Reklamasi Adelia Salsabila Anugrah; Mila Karmilah; Boby Rahman
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 1 (2022): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.802 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i1.52818

Abstract

Kajian ini mengamati potret krisis sosio-ekologi yang muncul akibat reklamasi yang dilakukan guna menjawab keterbatasan lahan. Kasus reklamasi di Indonesia diambil untuk diperbandingkan dengan melihat bagaimana krisis sosio-ekologi dalam reklamasi. Kebutuhan lahan baru yang menjadi salah satu alasan dalam mereklamasi akan dikaji lebih dalam mengenai dampak yang ditimbulkannya pada krisis sosio-ekologis yang dirasakan masyarakat kawasan pesisir. Kajian ini menggunakan teknik analisis literature review yang dilakukan dengan menelusuri penelitian sebelumnya, dokumen, serta informasi media yang terkait dengan persoalan yang dikaji. Kajian ini dilandasi dengan variabel, indikator, dan parameter untuk mengidentifikasi krisis sosio-ekologis yang muncul di kawasan pesisir akibat reklamasi. Kajian ini menghasilkan bahwa reklamasi di Indonesia menimbulkan berbagai krisis sosio ekologi akibat reklamasi di Indonesia tidak memperhatikan tata kelola yang baik. Reklamasi telah memperburuk kondisi kehidupan kawasan pesisir dengan perubahan pola mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan, lunturnya budaya, ketidakberlanjutan fungsi ruang publik, serta menyebabkan kerusakan ekosistem yang telah merusak keseimbangan lingkungan.
Evaluasi Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bulukumba Nurfaila Tasni; Irsyadi Siradjuddin; Fadhil Surur
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 2 (2021): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.31 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i2.46721

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bulukumba, salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Bulukumba ditetapkan sebagai kawasan pembangunan minapolitan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 35 / KEPMEN-KP / 2013, untuk melihat optimalisasi program pembangunan maka diperlukan monitoring sebagai bentuk evaluasi, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat infrastruktur yang tersedia di kawasan Minapolitan dan untuk mengetahui sejauh mana implementasi program di kawasan Minapolitan Kabupaten Bulukumba. Batasan t penelitian ini adalah melihat kesesuaian dokumen perencanaan dengan kondisi eksisting, mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan perencanaan, produksi perikanan, dan kendala dalam pengembangannya serta cakupan wilayahnya merupakan kawasan Minapolitan Bulukumba yang terdapat pada Kawasan Minapolitan Bulukumba. Rencana. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2011 - 2031. Untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua digunakan analisis skala likert dengan metode scoring berdasarkan hasil observasi dan wawancara sebagai langkah evaluasi, dimana proses evaluasi dilaksanakan dengan rencana yang seharusnya. Hasil dalam penelitian ini untuk masalah pertama menyatakan hasil evaluasi bahwa implementasi kawasan minapolitan berdasarkan ketersediaan fasilitas mencapai 44,6% dengan kategori prasarana kurang baik mencapai 66% pada kategori sedang sehingga masih banyak yang dibutuhkan. untuk direalisasikan dan jawaban dari rumusan masalah kedua yaitu Tingkat implementasi program dalam pembangunan kawasan minapolitan di Kabupaten Bulukumba sudah mencapai 80% dengan kategori baik secara keseluruhan program telah dilaksanakan, namun perlu adanya optimasi. Sehingga dampak program tersebut menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat yang membutuhkan bantuan pemerintah seperti pemberian permodalan (home industry) sehingga memudahkan masyarakat dalam menjalankan usahanya sendiri.
Tingkat Kenyamanan Hunian Berdasarkan Kondisi Fisik Rusunawa Blok A dan Blok B Jalan Kom Yos Sudarso Pontianak Riska Aprilia Ayuningtyas
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.768 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i1.45887

Abstract

Usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan di kota – kota besar dengan tingkat kepadatan yang tinggi adalah dicanangkannya kebijakan pembangunan rumah susun. Tujuan pembangunan rumah susun adalah memenuhi kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menciptakan lingkungan yang selaras dan seimbang. Namun demikian, kendala yang dihadapi dalam pembangunan rumah susun adalah kualitas bangunan berada di bawah standar serta penyediaan sarana dan prasarana kurang seimbang. Salah satu rumah susun di Kota Pontianak adalah Rumah Susun yang terletak di Kelurahan Sui Beliung, Kecamatan Pontianak Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kenyamanan hunian berdasarkan kondisi fisik rumah susun. Metode yang digunakan dalam mencapai sasaran penelitian ini adalah dengan teknik observasi dan penyebaran kuesioner. Metode analisa yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu penilaian observatif guna mengidentifikasi kondisi fisik hunian rumah susun, analisis skoring untuk mengidentifikasi persepsi penghuni terhadap kondisi fisik rumah susun dan untuk mengetahui kategori tingkat kenyamanan hunian rumah susun. Hasil penelitian menunjukkan nilai tingkat kenyamanan hunian berdasarkan kondisi fisik rusunawa adalah 8 yang masuk dalam kategori nyaman.
Dimensi Keseharian Dan Implikasinya Pada Tata Ruang Permukiman Tepi Sungai: Sebuah Telaah Taktik Dan Strategi Mira Sophia Lubis
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 1 (2022): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.28 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i1.55477

Abstract

Permukiman bantaran sungai sering dicap sebagai permukiman kumuh. Ini juga terjadi di kota-kota Kalimantan, yang secara historis berakar kuat pada budaya sungai. Kajian ini menggambarkan kehidupan sehari-hari penduduk permukiman tepi sungai di Kalimantan, di tengah pesatnya perkembangan kota dan perubahan lingkungan, yang mencerminkan upaya mereka dalam mempertahankan eksistensinya sebagai bagian dari masyarakat perkotaan. Permukiman terapung atau lanting di Kota Sintang dipilih sebagai studi kasus. Pendekatan etnografi spasial yang didukung dengan observasi dan wawancara mendalam digunakan untuk mengungkap keseharian warga dan implikasinya pada ruang kota. Dengan pendekatan taktik-strategi (Perramond, 2007), penelitian ini mengungkapkan makna penting di balik aktivitas sehari-hari penduduk lanting yang mencerminkan pengaruh signifikan dari pikiran dan tindakan masyarakat dalam produksi dan reproduksi ruang hidup mereka.
The Using of GIS as Part of ICZM (Integrated Coastal Zone Management) for Environmental Marketing Baiq Liana Widiyanti
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 1, No 1 (2020): November
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.389 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v1i1.43034

Abstract

Coastal areas are very complex areas, both in terms of the physical environment and socially humanity. This study aims to provide recommendations in theoretical spatial planning in coastal areas based on the ideality level in the concept of sustainable development by using geographic information systems (GIS). This research is a literature study by using data in the form of journals and books that discuss themes related to this. The results of the study are diagrams / schemes which are theoretical conceptual models regarding the handling of problems that occur in coastal areas and how spatial planning in the region should be.
Perencanaan Struktur Ruang Lansekap Kawasan Pesisir Berbasis Mitigasi Bencana (Studi Kasus : Desa Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh) Delfi Astari; Elysa Wulandari; Cut Nursaniah
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 2 (2021): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.665 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i2.49111

Abstract

Letak geografisnya menjadikan Alue Naga sebagai salah satu kawasan pesisir Banda Aceh yang rentan terhadap bahaya tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan kerentanan yang ada di dalam kawasan sehingga dapat diketahui penerapan mitigasi yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode mix method, data yang telah diperoleh disederhanakan kembali secara kualitatif deskriptif. Teori permukiman Doxiodis digunakan sebagai landasan penelitian untuk menilai 5 aspek penting di dalam kawasan. Tingkat kerentanan Alue Naga terhadap bahaya tsunami sangat tinggi dengan fisik hunian, tatanan ruang serta unsur buatan yang penggunaannya belum maksimal sebagai mitigasi. Pendidikan serta kepedulian masyarat akan mitigasi dan evakuasi juga masih sangat kurang. Pola penataan ruang permukiman yang sejajar dengan garis pantai, penambahan unsur buatan serta penerapan rumah panggung sebagai respon adaptasi akomodatif dianggap sebagai langkah penting untuk dilakukan. Potensi kawasan yang menjadi habitat mangrove dikembangkan kembali sebagai buffer mitigasi, sarana rekreasi dan pundi ekonomi penduduk lokal. Peninggian elevasi dilakukan pada area tertentu seperti titik evakuasi yakni dengan penimbunan untuk mensiasati energi gelombang serta kondisi tanah alluvial yang peka erosi.
Strategi Pengembangan Mempawah Mangrove Center (MMP) Kabupaten Mempawah Hilir Erni Yuniarti
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 2, No 1 (2021): Maret
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.258 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v2i1.45900

Abstract

Mempawah Mangrove Center terletak di Jalan Gusti Sulung Lelanang, Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir. Keunggulan yang dimiliki adalah hutan mangrove dengan spesifikasi kegiatan wisata berupa wisata alam. Luas untuk peruntukan wisata adalah 4 Ha dan luas hutan mangrove-nya dilihat dari perekaman Citra Google Earth adalah 51 Ha. MMP merupakan kawasan mangrove pertama yang dijadikan sebagai kawasan wisata alam, sehingga disebut sebagai penggerak berkembangnya wisata mangrove di Kalimantan Barat. Namun, masih terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi oleh MMP antara lain, aksi vandalisme, seperti mencoret, mengukir, dan mematahkan pohon mangrove, serta permasalahan kebersihan lingkungan seperti sampah baik yang dihasilkan oleh wisatawan maupun sampah pengaruh pasang surut air laut.  Tujuan penelitian adalah merumuskan strategi pengembangan Mempawah Mangrove Center. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi literatur. Berdasarkan hasil analisis SWOT diperoleh bahwa MMP berada pada Kuadran I atau strategi S-O artinya posisi yang sangat menguntungkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi agresif dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada dalam pengembangan kawasan wisata MMP. Adapun strategi pengembangan yang dapat dilakukan antara lain memperluas promosi wisata, meningkatkan kapasitas pengelola wisata, membentuk regulasi, membangun spot pendukung wisata, dan menjalin hubungan dengan kemitraan.