cover
Contact Name
Nathanail Sitepu
Contact Email
psnail21@gmail.com
Phone
+6281321151320
Journal Mail Official
psnail21@gmail.com
Editorial Address
Rukan Mutiara Marina No.40 Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Harvester: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen
ISSN : 23029498     EISSN : 26850834     DOI : 10.52104
Aim dan Scope HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen mencakup sbb: 1. Teologi Biblikal 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika 4. Kepemimpinan Kristen
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020" : 5 Documents clear
Fungsi Gembala Jemaat dalam Suksesi - Refleksi atas Kepemimpinan Yesus pada Model Gereja Otonomi Yohanes Parapat
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.231 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i2.43

Abstract

The pastor of the congregation, especially in churches that use an autonomous system of government, has a central function in preparing his successor. However, it is not uncommon for failures to occur after the implementation of succession due to the lack of functioning of the church pastor in preparing the cadre that also candidate who wil l replace him. This study aims to gain an understanding of the leadership functions that Jesus Christ performs particularly in preparing His disciples to become His substitute leaders. This research used a qualitative approach with a literature study method. The analysis is processed and reflected using the analysis description writing method. By reflecting on the leadership of Jesus Christ in preparing His successor through a session, the pastor of the church is expected to carry out the function of equipping, assigning, performing evaluation, delegating as well as exemplifying in spiritual life. By using Jesus' leadership approach, local church pastors can achieve maximum results in a leadership succession. AbstrakGembala jemaat khususnya yang berada dalam organisasi atau sinode dengan sistem pemerintahan gereja otonom memiliki fungsi sentral dalam mempersiapkan pengganti dirinya. Meskipun demikian tidak jarang terjadi kegagalan setelah pelaksanaan suksesi akibat kurang berfungsinya gembala jemaat dalam mempersiapkan kader yang juga merupakan kandidat yang akan menggantikannya. (Tujuan Penelitian) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman fungsi kepemimpinan yang dijalankan Yesus Kristus khusunya dalam mempersiapkan murid-murid-Nya sebagai pengganti (suksesor). (Metode Penelitian) Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Analisis diolah dan direfleksikan dengan menggunakan penulisan deskriptif. (Hasil / Pembahasan) Dengan merefleksikan kepemimpinan Yesus Kristus dalam mempersiapkan pengganti-Nya melalui sebuah suskesi, gembala jemaat diharapkan menjalankan fungsi memperlengkapi, penugasan, evaluasi kinerja dan pendelegasian disamping keteladanan dalam kehidupan rohani. (Simpulan / Kesimpulan). Dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi dalam kepemimpinan Yesus yang memiliki relevansi dengan pengembangan kandidat suksesor, gembala jemaat dapat mencapai hasil yang maksimal dalam sebuah suksesi.
Urgensi Menemukan Model Pemuridan Sesuai Tipe Spiritualitas Jemaat Nathanail Sitepu
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.91 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i2.44

Abstract

God wants His church to experience growth both in quantity and quality. One of the ways to achieve church growth is through the discipleship process. Through discipleship, every church member is encouraged to experience growth in his spiritual life towards spiritual maturity, that is, like Christ. A spiritually mature believer will have a desire to serve, testify to spread the good news so that many people can become part of the community of faith in the Lord Jesus, thus impacting the growth of the church. This paper intends to describe church growth, a model for spirituality and discipleship. By using literature study, which is to explore the relevant literature to answer the discussion, then the results are presented descriptively. From this discussion, it can be concluded that the type of church spirituality can be an alternative answer for determining the model of discipleship in the church.AbstrakTuhan menghendaki gereja-Nya mengalami pertumbuhan baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan gereja adalah melalui proses pemuridan. Melalui pemuridan, setiap anggota gereja didorong untuk mengalami pertumbuhan dalam kehidupan rohaninya menuju kedewasaan rohani, yakni serupa dengan Kristus. Orang percaya yang dewasa rohani akan memiliki kerinduan untuk melayani, bersaksi untuk mewartakan kabar baik sehingga banyak orang dapat menjadi bagian dari komunitas iman pada Tuhan Yesus, sehingga berdampak pada pertumbuhan gereja. Tulisan ini bermaksud mendeskripsikan pertumbuhan gereja, model spiritualitas dan pemuridan. Dengan menggunakan studi pustaka yaitu menggali literatur yang relevan untuk menjawab pembahasan tersebut kemudian hasilnya disajikan secara deskriptif. Dari pembahasan tersebut, dapat simpulkan bahwa tipe spiritualitas jemaat dapat menjadi alternatif jawaban untukmenentukan model pemuridan di gereja.
Pentingnya Peran Media Sosial dalam Pelaksanaan Misi di Masa Pandemi Covid-19 Yonatan Alex Arifianto; Sari Saptorini; Kalis Stevanus
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.689 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i2.39

Abstract

The Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) outbreak, or better known as the Corona virus, is spreading rapidly, bringing changes in socializing and communicating in the community. Government regulations require all citizens to participate in breaking the chain of transmission of the virus. This of course also has an impact on the concept and implementation of the mission that has been carried out, namely face to face. As one way the church must continue to take its role in witnessing or preaching the gospel of Jesus Christ to non-believers using social media as the right choice in carrying out missions during the Covid-19 pandemic. This article will describe the understanding of the Church or believers as recipients of God's mission mandate, and the use of social media as a means of carrying out missions during the Covid-19 pandemic, and how the effectiveness and constraints of carrying out missions through social media. The results of the research can be said that the mission can still be carried out in all conditions in the midst of society even though without having to meet face to face with the way the church empowers its people to actively use social media as a means of preaching the gospel.AbstrakWabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) atau lebih dikenal dengan nama virus Corona yang menyebar dengan cepat membawa perubahan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi di masyarakat. Aturan pemerintah mengharuskan semua warga berpartisipasi dalam memutus rantai penularan virus tersebut. Hal itu tentu juga berdampak pada konsep dan pelaksanaan misi yang selama ini dilakukan, yakni dengan tatap muka secara langsung. Sebagai salah satu caranya gereja harus tetap mengambil perannya untuk bersaksi atau memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang-orang yang belum percaya menggunakan media sosial sebagai pilihan yang tepat di dalamnya pelaksanaan misi di masa pandemi Covid-19.  Artikel ini akan memaparkan pemahaman tentang Gereja atau orang percaya sebagai penerima mandat misi Allah, dan  pemanfaatan media sosial sebagai salah satu sarana pelaksanaan misi di masa pandemi Covid-19, dan bagaimana efektivitas serta kendala pelaksanaan misi melalui media sosial. Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa misi dapat tetap dilakukan dalam segala kondisi di tengah-tengah masyarakat meskipun tanpa harus tatap muka secara langsung dengan cara gereja memberdayakan umatnya untuk secara aktif menggunakan media sosial sebagai sarana pemberitaan Injil.
Penginjilan Sebagai Upaya Meneguhkan Keyakinan Keselamatan Anak Kristian Badai; Kaleb Djeremod; Frets Keriapy
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.622 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i2.42

Abstract

This objective is to describe how the process of affirming a child's faith to be more firm in Jesus Christ, even though there are other beliefs around the child, even the child's intellect is attacked by the internet, research at school or the environment. The assurance of salvation in Jesus needs to be strengthened, especially in Christian children. Confirming the safety of children in Jesus is done through evangelism. This study uses qualitative research methods and the informants in this study were nine children. Interview method. The results of the study found that three children who believed were saved in Jesus with an understanding because they believed Jesus had saved, while the other six believed they were saved because they did spiritual activities. This can provide evidence that most children have not seen clear reasons why believing in Jesus and Jesus guarantees salvation for every believer because the tutors have not maximized evangelism to children, so that it has not had an impact on confirming the belief in child safety.AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana proses meneguhkan iman anak agar semakin teguh dalam Yesus Kristus, walaupun sekeliling anak terdapat kepercayaan lain, bahkan diserangnya intelek anak oleh internet, pengajaran disekolah atau lingkungan. Keyakinan keselamatan pada Yesus perlu diteguhkan, khususnya pada anak-anak yang beragama Kristen. Meneguhkan keyakinan keselamatan anak pada Yesus dilakukan melalui penginjilan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan informan dalam penelitian ini adalah sembilan anak. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara. Hasil penelitian menemukan bahwa, tiga anak yang yakin diselamatkan dalam Yesus dengan pemahaman karena percaya Yesus telah menyelamatkan sedangkan enam lainnya yakin diselamatkan karena melakukan kegiatan kerohanian. Hal tersebut dapat memberi bukti bahwa sebagian besar anak-anak belum mengetahui alasan jelas mengenai kenapa harus percaya pada Yesus dan Yesus jaminan keselamatan bagi setiap orang percaya karena para tutor belum memaksimalkan penginjilan pada anak, sehingga belum memberi dampak untuk meneguhkan keyakinan keselamatan anak.
Dunia Pendidikan Pengajaran di Era New Normal Desti Samarenna
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 5, No 2 (2020): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Desember 2020
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.88 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v5i2.47

Abstract

New normal is now a new model of life and has been adapted by all countries and has become a reference especially with regard to changes in people's behavior. The conditions in the new normal or new normal provide special challenges for education due to changes in teaching and educational methods. Readiness to enter the new normal is an important part because if you are not ready to follow the changes in the new normal era, it will certainly have an influence on whether the process of change is fast or slow. Community response is an important part so that the implementation of various fields in particular education can run well. This research uses qualitative methods with phenomenological analysis. The use of this method aims to collect scattered data and information so that it is more meaningful and easy to understand. The research process is carried out by describing the facts based on the data, the second is conducting a study of the topic. So, the world of education, especially tertiary institutions, in the new normal era, must open up in the readiness to carry out transformation in all aspects in order to keep up with changes and produce competitive graduates. AbstrakNew normal kini menjadi model kehidupan baru dan didaptasi oleh semua negara dan menjadi referensi khususnya berkaitan dengan perubahan perilaku masyarakat. Kondisi dimasa new normal atau normal baru memberikan tantangan tersendiri bagi pendidikan karena perubahan metode pengajaran dan pendidikan. Kesiapan memasuki normal baru menjadi bagian yang penting karena jika tidak siap mengikuti perubahan era normal baru tentu akan memberikan pengaruh apakah proses perubahan tersebut berjalan cepat atau berjalan lambat. Respon masyarakat menjadi bagian yang penting sehingga pelaksaan berbagai bidang secara khusus pendidikan dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis fenomenologi.  Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang tersebar sehingga lebih bermakna dan mudah dipahami. Proses penelitian ini dilakukan dengan mendiskripsikan fakta berdasarkan data, kedua melakukan kajian terhadap topik tersebut. Jadi, dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi dalam era normal baru harus membuka diri dalam kesiapan melakukan transformasi dalam segala aspek agar bisa mengikuti perubahan dan menghasilkan lulusan yang berdaya saing. 

Page 1 of 1 | Total Record : 5