cover
Contact Name
Muhammad Anggie J. Daulay
Contact Email
anggie.fbsunimed@yahoo.com
Phone
+6281370069751
Journal Mail Official
jurnalsasindounimed@unimed.ac.id
Editorial Address
Program Studi Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar 5 Medan Estate Kode Pos 20221 Provinsi Sumatra Utara
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Sastra Indonesia
urnal Sastra Indonesia (Sasindo) merupakan media publikasi hasil penelitian dan kajian konseptual dalam bidang sastra, media pembelajaran sastra, linguistik, seni budaya, multimedia senimatografi, dan kajian media massa. Bidang sastra memuat tentang ilmu sastra, sejarah sastra, kritik sastra, dan apresiasi sastra serta pembelajarannya. Bidang lingustik memuat kajian fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, serta terapannya. Bidang seni budaya berkaitan dengan dunia kesusastraan. Bidang multimedia senimatografi memuat kajian film dan dasar-dasar senimatografi, serta pada bidang media massa meliputi kajian jurnalistik sastrawi.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo" : 8 Documents clear
DEIKSIS DALAM PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI DESA GEDANGAN KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN Jakaria Jakaria; Syamsul Arif
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.741 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7770

Abstract

ABSTRAKJakaria. Nim 2122210004. Deiksis dalam Penggunaan Bahasa Jawa di Desa Gedangan Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan. Program Studi Sastra Indonesia/S-1. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.                                                                                                    Deiksis yaitu penunjukan melalui bahasa, baik dalam bentuk kata atau frase yang dapat diketahui berdasarkan pemahaman yang sama antara pembicara dan pendengar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis persona, bentuk-bentuk deiksis ruang, dan bentuk-bentuk deiksis waktu yang digunakan dalam bahasa Jawa di Desa Gedangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data penelitian berupa ujaran bahasa Jawa yang dituturkan informan yang mengandung kata atau frase yang deiktis. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data terdapat 51 bentuk deiksis dalam penggunaan bahasa Jawa di Desa Gedangan. Bentuk-bentuk tersebut berupa kata. Masing-masing bentuk dirinci menjadi: 24 bentuk termasuk dalam deiksis persona, 15 bentuk termasuk dalam deiksis ruang, dan 12 bentuk termasuk dalam deiksis waktu. Penggunaan deiksis dalam bahasa Jawa di Desa Gedangan memiliki persamaan dan perbedaan dengan deiksis dalam bahasa Indonesia baik dari segi bentuk maupun maknanya. Selain itu, terdapat beberapa bentuk deiksis yang mengalami perubahan dan pergeseran. Faktor penyebab yang paling dominan adalah perpindahan penduduk ke luar dari daerah asal karena pekerjaan, pendidikan, keluarga, dan sebagainya. Pengaruh dari perpindahan tersebut menambah beberapa bentuk deiksis bahasa Indonesia ke dalam penggunaan deiksis bahasa Jawa di Desa Gedangan. Bentuk-bentuk tersebut di antaranya; kami, kita, kamu, kalian, sini, abang dan kakak. Di lain sisi, terdapat beberapa bentuk deiksis bahasa Jawa, seperti kakang, mas, dan kae yang sangat sedikit digunakan dalam tuturan sehari-hari sehingga memungkinkan bentuk kakang, mas, dan kae akan hilang dalam penggunaan deiksis bahasa Jawa di Desa Gedangan pada generasi berikutnya. Kata Kunci: Jenis dan Bentuk Deiksis Persona, Ruang, dan Waktu. 
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS CERPEN BERDASARKAN TEKNIK 3M UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Desri Cristina Sihombing; Syahnan Daulay
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.52 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7766

Abstract

PENGEMBANGAN MODUL MENULIS CERPEN BERDASARKAN TEKNIK 3M UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 OlehDesri Cristina Sihombing, Dr. Syahnan Daulay, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mengembangkan modul pada pembelajaran menulis cerpen, (2) mendeskripsikan kelayakan dan keefektifan penerapan Lembar modul pada pembelajaran menulis cerpen dalam pembelajaran, (3) menganalisis kemampuan siswa dalam mengerjakan modul. Penelitian ini menggunakan sampel 45 peserta didik dengan metode Research and Development (R&D) dengan model Hannafin dan Peck sebagai pengembangan intruksional yang membantu proses pengembangan modul, Hannafin dan Peck yang berarti Needs Assess (Analisis Kebutuhan), Design (Desain), Develop/Implement (Pengembangan dan Implementasi) . Instrumen yang digunakan adalah angket check list, pada validasi tim ahli materi, ahli desain, dan guru bidang studi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan modul untuk pembelajaran menulis cerpen untuk siswa kelas XI SMP Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2016-2017. Tergolong dalam kategori “Sangat Baik”. Dapat dilihat dari hasil rata-rata penilaian tim ahli materi yang memperoleh skor 94,8% yang dapat dikategorikan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kelayakan isi materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa. Hasil dari penilaian tim ahli desain memperoleh skor 90,9% yang dikategotikan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari kelayakan kegrafikan modul. Dan hasil penilaian dari materi selaku guru bidang studi memperoleh skor 92,2% yang dapat dikategorikan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kelayakan isi materi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa. Dan diperkuat dari hasil uji coba produk pada uji coba kelompok kecil yang mencapai skor 84,23%  dan uji coba kelompok besar dengan skor 87,6% yang dapat dikategorikan sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modul pada pembelajaran menulis cerpen berdasarkan teknik 3M yang dikembangkan dengan menggunakan model Hannafin dan Peck dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran.Kata kunci : Pengembangan Modul, Teks Cerpen, Model Hannafin dan Peck 
KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TUNAGRAHITA: STUDI KASUS DI SLB C SANTA LUSIA MEDAN Melda Agustina Nainggolan; Wisman Hadi
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.534 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7771

Abstract

KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TUNAGRAHITA: STUDI KASUS DI SLB C SANTA LUSIA MEDAN  Oleh Melda Agustina Nainggolan (meldanainggolan31@gmail.com) Dr. Wisman Hadi, M.Hum.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelancaran, kejelasan, kesesuaian isi, dan ketepatan waktu anak tunagrahita mampu didik tingkat ringan kelas IX di SLB C Santa Lusia Medan dalam menceritakan kembali peristiwa yang terdapat pada cerita yang didengarnya. Populasi penelitian ini berjumlah 17 siswa tunagrahita kelas IX. Sampel diambil secara sampling bertujuan (purposive sampling) yaitu 2 orang siswa tunagrahita mampu didik tingkat ringan. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah dokumentasi, kemudian untuk mengetahui hasil kemampuan bercerita anak tunagrhaita tersebut digunakan alat daftar cocok atau ceklis berupa indikator penilaian kemampuan bercerita khusus untuk anak tunagrahita. Dari pemerolehan data diketahui bahwa jumlah nilai siswa bernama Renaldi sebesar 75, sedangkan nilai Nurlina sebesar 50. Dengan demikian hasil rata-rata kemampuan bercerita siswa tunagrahita mampu didik tingkat ringan di SLB C Santa Lusia Medan adalah sebesar 62,5. Berdasarkan rentangan nilai tersebut siswa tunagrahita mampu didik tingkat ringan berada pada kategori cukup dalam kemampuan bercerita. Kata Kunci: Kemampuan, Bercerita, Tunagrahita 
PENGGUNAAN JARGON OLEH NARAPIDANA DI LAPAS WANITA KELAS IIA MEDAN Dini Wahyu Pertiwi; Wisman Hadi
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.99 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7767

Abstract

PENGGUNAAN JARGON OLEH NARAPIDANA DI LAPAS WANITA KELAS IIA MEDANOleh Dini Wahyu PertiwiDr. Wisman Hadi, M.Hum.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk jargon, pola pembentukan jargon, dan makna jargon yang digunakan oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan catat. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 70 jargon yang digunakan oleh narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan, terdapat lima pola pembentukan jargon, yaitu jargon berbentuk singkatan (5 jargon), jargon berbentuk akronim (10 jargon), jargon berbentuk pemenggalan kata (3 jargon), jargon berbentuk perumpamaan (40 jargon), dan jargon berbentuk perubahaan bunyi (12 jargon). Jargon-jargon yang digunakan narapidana di Lapas Wanita Kelas IIA Medan seperti SH ‘Seumur Hidup’, BD ‘Bandar’, pahe ‘paket hemat’, upal ‘uang palsu’, sajam ‘senjata tajam’, palkam ‘kepala kamar’, kesper ‘kawan seperkara’, Saripe ‘Sari penipu’, tele ‘telepon’, kenjiro ‘keten jarak jauh’, mendesah ‘sex by phone’, sentul ‘sesama perempuan yang melakukan hubungan seksual’, nasi contoh ‘memberikan contoh menjatah makanan’, wak odah ‘penyakit HIV’, naik kereng ‘jadi sidang’, undur kereng ‘batal sidang’, ikan indosiar ‘ikan asin’, buah ‘sabu’, kayu ‘ganja’, batu ‘sabu’, ompreng ‘tempat makan’, tali air ‘kasus pencabulan’, becak ‘anak buah dari bandar sabu’, tikus ‘pegawai datang’, bebek baru ‘tahanan baru’, mati lampu ‘kasus penggelapan’, amfibi ‘perempuan yang memiliki kelainan sex’, blue bird ‘pegawai lapas’, penjerong ‘penjara’, siapose ‘siapa’, endang ‘enak’, capcai ‘capek’, mawar ‘mau’, endes ‘enak’, ines ‘iya’, sempurnis ‘sempurna’, dan ton ‘tahun’. Kata Kunci: jargon, narapidana, lapas wanita
NILAI-NILAI FEMINISME DALAM NOVEL GADO-GADO POLIGAMI KARYA LEYLA HANA DAN LINDA NURHAYATI Rayani Rayani; Abdurrahman Adisaputera
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.035 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7772

Abstract

ABSTRAKRayani, NIM 2132210010. Nilai-nilai Feminisme dalam Novel Gado-gado Poligami Karya Leyla Hana dan Linda Nurhayati. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan Tahun 2017.Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra sebagai hiburan yang menyenangkan juga berguna untuk menambah pengalaman batin para pembacanya. Novel bukan penuturan yang terjadi melainkan murni atas dasar ciptaan atau rekaan saja meski ditulis berdasarkan gejolak kehidupan nyata. Sebuah novel Gado-gado Poligami karya Leyla Hana dan Linda Nurhayati. Novel ini juga termasuk hasil karya yang dimenangkan pada saat sayembara menulis novel di dua penerbit berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai feminisme yang ada pada novel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Gado-gado Poligami. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca teks secara intensif lalu mengklasifikasi, menganalisis, dan memaknai data berupa nilai-nilai feminisme yang sudah dikumpulkan. Adapun kajian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian sosiologi sastra. Berdasarkan hasil analisis ada terdapat 40 data yang mengandung nilai-nilai feminisme. Data tersebut diperoleh dari novel Gado-gado Poligami. Sebelas nilai feminisme yang dijelaskan oleh Rany Mandrastuty, tidak semua terdapat dalam novel tersebut. Hanya ada 9 nilai yang berhasil dianalisis, yaitu nilai pengetahuan dan pengalaman personal sebanyak 2 data (5%), nilai tentang rumusan diri sendiri sebanyak 12 data (30%), nilai kekuasaan personal sebanyak 2 data (5%), nilai otentitas sebanyak 6 data (15%), nilai sintetis sebanyak 6 data (15%), nilai personal is political sebanyak 2 data (5%), nilai kesetaraan hak laki-laki dan perempuan sebanyak 4 data (10%), nilai hubungan sosial timbal balik sebanyak 4 data (10%), dan nilai identifikasi diri pada perempuan sebanyak 2 data (5%). Sedangkan nilai kebebasan seksual dan nilai kekuatan politik dalam masyarakat tidak terdapat dalam novel Gado-gado Poligami karya Leyla Hana dan Linda Nurhayati.Kata Kunci: Novel, nilai-nilai feminisme, gambaran perempuan.  
ANALISIS SIMBOLIK PADA UPACARA PERNIKAHAN ADAT PAKPAK (KAJIAN SEMIOTIK) Fitri Sari Berampu; Abdurrahman Adisaputera
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.43 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7768

Abstract

ABSTRAK  Fitri Sari Berampu, NIM 2133210011. Analisis Simbolik pada Upacara Pernikahan Adat Pakpak (Kajian Semiotik). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk simbolik yang terdapat pada upacara pernikahan adat Pakpak, makna denotasi dan makna konotasi bentuk simbolik yang terdapat pada upacara pernikahan Adat Pakpak dan mitos bentuk simbolik yang terdapat pada upacara pernikahan adat Pakpak.Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah teknik simak dan teknik catat berupa rekaman. Teknik ini digunakan agar memperoleh data secara detail dan menyeluruh.Data dari penelitian ini adalah tuturan. Dari hasil penelitian, terdapat 17 bentuk simbolik yang digunakan pada upacara pernikahan adat Pakpak. Bentuk simbolik itu seperti, 1) Mberas Mpihir (beras), 2) Gatap (sirih), 3) Pinggan Pasu (piring Putih), 4) Emas, 5) Kepeng (uang), 6) Kembal , 7) Baka SIlampis, 8) Blagen (Tikar) 9)Oles, 10) Luah (buah tangan), 11) ayam, 12) bagian kepala hewan ternak, 13) Bagian hati hewan ternak, 14) Bagian tulang hewna ternak, 15) Bagian dada hewan ternak, 16) bagian ekor hewan ternak 17) ikan Simundur mundur. Dari bentuk simbolik tersebut memiliki makna denotasi, makna konotasi dan mitos. Secara umum, pemberian bentuk simbolik tersebut pada upacara adat Pakpak merupakan simbol penghormatan terhadap anggota keluarga dan simbol telah melaksanakan suatu upacara adat yang besar. Kata Kunci: Semiotika, Bentuk Simbolik, Simbol 
ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF PADA INTERAKSI ANTARPEMUDA DALAM KOMUNITAS MEDAN LIVERPUDLIAN COMMUNITY (KAJIAN PRAGMATIK) Willy Firdaus; Malan Lubis
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.503 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7773

Abstract

ABSTRAK Willy Firdaus. 209210030. Analisis Kesantunan Imperatif pada Interaksi Antarpemuda dalam Komunitas Medan Liverpudlian community (Kajian Pragmatik). Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2017.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kesantunan imperatif pada interaksi antarpemuda dalam Komunitas Medan Liverpudlian dengan kajian pragmatik. Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan agar memperoleh data secara mendetail dan menyeluruh adalah teknik simak dan teknik cakap.Hasil penelitian yang diperoleh bahwa terdapat 52 wujud pemakaian kesantunan imperatif, meliputi 25 wujud imperatif (tuturan bermakna pragmatik) dan 27 kesantunan imperatif, meliputi kesantunan linguistik (faktor panjang pendek tuturan, faktor urutan tutur, faktor intonasi tuturan dan isyarat-isyarat kinesik, dan faktor ungkapan-ungkapan penanda kesantunan yang meliputi penanda kesantunan tolong, dan ayo) dan kesantunan pragmatik (kesantunan pragmatik imperatif dalam tuturan deklaratif dan kesantunan pragmatik imperatif dalam tuturan interogatif). Makna dasar pragmatik imperatif nonstruktural, yaitu makna perintah, makna permintaan, dan makna nasehat (rekomendasi). Strategi kesantunan imperatif, yaitu strategi 1 (kurang santun), strategi 2 (agak santun), strategi 3 (lebih santun), dan strategi 4 (paling santun).Penulis berharap ada penelitian lanjutan yang lebih spesifik terhadap kesantunan imperatif dengan kajian yang menarik, sampel besar, dan teknik analisis yang lebih mendalam untuk mendapatkan hasil kajian yang lebih baik. Kata Kunci: Interaksi, Kesantunan Imperatif, Pragmatik
METAFORA DALAM TANGGAP WACANA PANYANDRA UPACARA PANGGIH MANTEN ETNIS JAWA Gunawan Gunawan; Malan Lubis
JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.356 KB) | DOI: 10.24114/sasindo.v6i2.7769

Abstract

METAFORA DALAM TANGGAP WACANA PANYANDRA UPACARA PANGGIH MANTEN ETNIS JAWAOlehGunawanDr. Malan Lubis, M.Hum.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis metafora yang terdapat dalam Panyandra Upacara Panggih Manten Etnis Jawa. Serta makna yang terkandung pada metafora tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik wawancara, teknik catat, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah Mencatat hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap informan, Mengidentifikasi dan menerjemahkan tanggap wacana panyandra upacara panggih manten kedalam bahasa Indonesia, Mengelompokkan dan menjelaskan kandungan makna metafora dari tanggap wacana panyandra upacara panggih manten etnis jawa, dan kemudian melakukan kesimpulan. Hasil penelitian menjelaskan mengenai jenis-jenis metafora yang terdapat dalam panyandra upacara panggih manten etnis jawa serta menjelaskan makna yang terkandung didalam metafora tersebut. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terdapat 21 satuan metafora pada panyandra upacara pernikahan adat Jawa, dan telah memenuhi semua kategori yang ada dalam hierarki ruang persepsi manusia model Michael Haley dan menempatkan kategori living sebagai kategori ruang persepsi manusia dengan presentase tertinggi yakni 30% (6 satuan), selanjutnya adalah kategori object dan human dengan jumlah presentase 15% (masing-masing 3 satuan), selanjutnya urutan ketiga adalah kategori cosmos, energy, dan animate dengan jumlah presentase 10% (masing-masing 2 satuan, sementara tiga kategori selanjutnya memiliki jumlah presentase terendah yaitu kategori being, substance, dan terrestrial yang memiliki jumlah presentase 5% (masing-masing 1 satuan). Kata Kunci: Metafora, Panyandra Panggih Manten,  Semantik.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 2 (2025): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI AGUSTUS Vol. 14 No. 1` (2025): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI APRIL Vol. 13 No. 3 (2024): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI DESEMBER Vol 13, No 2 (2024): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI AGUSTUS Vol. 13 No. 2 (2024): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI AGUSTUS Vol. 13 No. 1 (2024): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI APRIL Vol 13, No 1 (2024): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI APRIL Vol 12, No 3 (2023): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI DESEMBER Vol. 12 No. 3 (2023): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI DESEMBER Vol 12, No 2 (2023): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI AGUSTUS Vol. 12 No. 2 (2023): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI AGUSTUS Vol 12, No 1 (2023): JURNAL SASTRA INDONESIA (SASINDO) EDISI APRIL Vol 11, No 2 (2022): JURNAL SASINDO Vol 11, No 1 (2022): JURNAL SASINDO Vol 10, No 2 (2021): JURNAL SASINDO Vol 10, No 1 (2021): JURNAL SASINDO Vol 9, No 2 (2020): JURNAL SASINDO Vol 9, No 1 (2020): JURNAL SASINDO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SASINDO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL SASINDO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL SASINDO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL SASINDO Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Sasindo Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Sasindo Vol 5, No 2 (2016): JURNAL SASINDO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL SASINDO Vol 4, No 3 (2015): JURNAL SASINDO Vol 4, No 2 (2015): JURNAL SASINDO Vol 4, No 1 (2015): JURNAL SASINDO Vol 3, No 4 (2014): JURNAL SASINDO Vol 3, No 3 (2014): JURNAL SASINDO Vol 3, No 2 (2014): JURNAL SASINDO Vol 3, No 1 (2014): JURNAL SASINDO Vol 2, No 4 (2013): Jurnal Sasindo Vol 2, No 3 (2013): Jurnal Sasindo Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Sasindo Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Sasindo Vol 1, No 01 (2012): Jurnal Sasindo Vol 1, No 3 (2012): Jurnal Sasindo Vol 1, No 2 (2012): Jurnal Sasindo More Issue