cover
Contact Name
Annissa Valentina
Contact Email
nisavalen26@umrah.ac.id
Phone
+6281957010398
Journal Mail Official
puslit_ppga@umrah.ac.id
Editorial Address
Universitas Maritim Raja Al Haji, Jalan Raya Dompak, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 29124
Location
Kota tanjung pinang,
Kepulauan riau
INDONESIA
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak
ISSN : 29623979     EISSN : -     DOI : https://doi.org/10.31629/jga.v1i1
Core Subject : Humanities, Social,
Riset Gender dan Anak Journal with e-ISSN:2962-3979, published by Study Center of Gender dan Children (PSGA) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Kepualaun Riau. The word Regalia comes from English which means symbol of greatness.The editor invites scientists, scholars, professionals, practitioners and researchers in various disciplines to contribute, both of research articles and literature reviews that is concerned with gender, children, elderly, and difabel studies in various perspectives including Islamic studies, religion, culture, politic, education, psychology, sexual harassment, parenting, race and minority class, language and literature, and feminism. The manuscripts accepted will be published after selection, review of sustainable reviewers, and editing process
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2024): Juli, 2024" : 6 Documents clear
Kekerasan di Layar: Analisis Simulacra dalam Representasi Anak di Media Online Elsera, Marisa
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 3 No 1 (2024): Juli, 2024
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v3i1.7622

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk representasi kekerasan pada anak melalui media online. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori simulacra dari Jean Baudrillard. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan kekerasan di media online mempengaruhi representasi kekerasan pada anak. Akhirnya anak bukan hanya merepresentasikan kekerasan yang ada tapi juga menginternalisasi citra dan narasi yang diproduksi oleh media. Proses imitasi, citra atau duplikasi dari representasi realitas kekerasan kemudian melampui realitas yang ada sehingga membentuk realitas baru. Kasus-kasus kekerasan anak yang disebabkan oleh media online dapat menggunakan game online, media sosial, film dan televisi hingga aktivitas kreatif yang sering diakses anak. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa desensitisasi terjadi pada anak karena paparan yang berulang.
Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Prasekolah di Perumahan Citra Pelita 5 Kelurahan Batu IX Kecamatan Tanjungpinang Timur Ningsih, Emilia; Husni, Alfi; Arfa, Desmayeti
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 3 No 1 (2024): Juli, 2024
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v3i1.7623

Abstract

Dalam perkembangan pola pikir anak keluarga merupakan tempat dan sekaligus lingkungan yang pertama bagi anak. Sehingga orang tua harus benar-benar bisa menjadi orang tua yang bisa menjalankan perannya masing-masing yaitu ayah dan ibu yang bisa memberikan pola asuh yang baik dan tepat untuk anaknya. Metode yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini dengan cara metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti melakukan penelitian di lokasi Perumahan Citra Pelita 5 Kelurahan Batu IX Kecamatan Tanjungpinang Timur. Berdasarkan hasil keterangan yang di dapati oleh peneliti setelah melakukan peneltian kepada informan yaitu orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu bekerja yang memiliki anak yang masih berusia Prasekolah di Perumahan Citra Pelita 5 Kelurahan Batu IX Kecamatan Tanjungpinang Timur. Seperti yang dilakukan oleh 2 pasang orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu bekerja di Perumahan Citra Pelita 5 Kelurahan Batu IX Kecamatan Tanjungpinang Timur. Bahwa meskipun mereka bekerja dan anaknya di titipkan kepada pengasuhnya orang tua ayah dan ibu ini tetap berprinsip memberikan pola asuh secara otoriter dengan alasan agar anak mereka menjadi lebih mandiri, tanggung jawab, disiplin, anak menjadi patuh dan takut untuk melakukan hal atau tindakan yang tidak diinginkan tuanya yang bersifat tidak baik untuk anaknya menurut kedua orang tuanya.
Resosialisasi Keluarga Pada Anak Berhadapan dengan Hukum di Kecamatan Batu Aji Kota Batam Lisdianingrum, Fitria Nur; Syafitri, Rahma
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 3 No 1 (2024): Juli, 2024
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v3i1.7624

Abstract

Anak Berhadapan Hukum (ABH) yang telah menyelesaikan pasca rehabilisasi sering kali menemui kesulitan dalam proses kembali ke dalam masyarakat. Hal ini juga dikarenakan adanya stigma buruk dan juga penolakan dari lingkungan sekitar yang dapat mendorong anak tersebut kembali ke perilaku yang lama dan tidak diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu di sinilah pentingnya peran keluarga dalam membantu Anak Berhadapan Hukum untuk melewati tahapan tersebut. Maka dari itu diperlukannya adanya peran keluarga dalam resosialisasi pasca rehabilisasi oleh pihak keluarga untuk mengembalikan anak tersebut ke dalam masyarakat dan juga agar anak tersebut tidak mengulangi kembali kesalahan yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran keluarga pada resosialisasi Anak Berhadapan Hukum di Kecamatan Batu Aji Kota Batam. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif dan juga menggunakan informan sebanyak 3 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, serta teknik dan alat pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan juga dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori peran oleh tallcot parson. Hasil penelitian ini ialah peran keluarga pada resosialisasi Anak Berhadapan Hukum sangat penting, peran keluarga tersebut dapat dilihat dari pendekatan pihak keluarga, peningkatan kontrol keluarga, komitmen pihak keluarga pada Anak Berhadapan Hukum, kerjasama dalam resosialisasi pihak keluarga dengan pihak lain, penerapan norma dan nilai, dari peran keluarga tersebut dapat membuat Anak Berhadapan Hukum mendapatkan penerimaan kembali ke dalam masyarakat.
Ketidaksetaraan Gender dalam Pendidikan Setiawan, Eko
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 3 No 1 (2024): Juli, 2024
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v4i1.7625

Abstract

Studi gender saat ini, melihat bahwa ketimpangan gender disebabkan karena ketidakmampuan bersaing dengan kaum lelaki. Oleh karena, upaya yang dilakukan adalah mendidik kaum perempuan dan mengajak mereka berperan serta dalam pembangunan. Namun kenyataannya proyek-proyek peningkatan peran serta perempuan, salah arah dan justru mengakibatkan beban bagi perempuan tanpa hasil yang memang menguatkan kedudukan perempuan sendiri. Dalam realitas di tengah masyarakat terdapat adat kebiasaan yang tidak mendukung dan bahkan melarang keikutsertaan perempuan dalam pendidikan formal. Bahkan ada nilai yang mengemukakan bahwa “perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena akhirnya ke dapur juga”. Ada pula anggapan seorang gadis harus cepat-cepat menikah agar tidak menjadi perawan tua. Paradigma seperti inilah yang menjadikan para perempuan menjadi terpuruk dan dianggap rendah kaum laki-laki
Ketidakadilan Gender dalam Budaya Patriarki Sefthiyan, Muhammad Faried; Mumtaz, Muhammad Aryo; Asyami, Sajidah; Septiadi, Andi
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 3 No 1 (2024): Juli, 2024
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v3i1.7627

Abstract

Dalam bermasyarakat pasti ada sesuatu yang lebih di unggulkan. Contoh kedudukan laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Atau seseorang yang memiliki sifat yang tidak sesuai dengan Masyarakat umum. Dalam hal ini budaya Patriarki akan berperan penting dalam bersosial di Masyarakat karena menjadikan peran laki-laki lebih dominan dibanding Perempuan. Pada hal ini Perempuan harus diunggulkan dan orang-orang berbeda baik sifat dan ras yang tidak sesuai khalayak umum harus dianggap setara sebagaimana mestinya. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah kualitatif yang mana sumber yang kami dapat berasal dari jurnal, artikel dan video yang beredar di internet, serta penelitian terdahulu. Dalam pembahasan ini isu ketidakadilan gender dalam budaya patriarki telah berdampak pada kehidupan sosial bermasyarakat dari zaman dahulu hingga sekarang, di mana terdapat perbedaan hak yang didapat kepada Perempuan dalam hal kebebasan yang sebelumnya mereka tidak dapatkan di antaranya Perempuan pada zaman dahulu tidak mendapat Pendidikan yang layak, sulit mendapat pekerjaan, bahkan mereka kurang mendapat hak dalam hukum yang berlaku. Pada masa ini telah terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap budaya patriarki, di mana Perempuan dapat mengutarakan hak-hak yang bahkan setara dengan laki-laki.
Pembagian Peran Dalam Prosesi Sembahyang Arwah Masyarakat Flores Desa Pengudang Kabupaten Bintan Vegawati, Claris; Wahyuni, Sri
Regalia: Jurnal Riset Gender dan Anak Vol 3 No 1 (2024): Juli, 2024
Publisher : Pusat Penelitian Pemberdayaan Perempuan, Gender, dan Anak UMRAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jga.v3i1.7629

Abstract

Sering kali dalam beberapa warisan budaya dan tradisi tertentu terdapat peran gender yang berbeda antara laki – laki dan perempuan dan seakan peran tersebut merupakan peran yang diharapkan kepada laki-laki dan perempuan yang besifat kodrati dan tidak dapat dipertukarkan. Pembagian peran inilah yang kemudian menempatkan posisi laki-laki dan perempuan pada posisi sosial tertentu. Peneltian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pembagian peran dalam prosesi sembahyang arwah masyrakat Flores Desa Pengudang Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari temuan peneltian ini adalah adanya pembagian peran dalam prosesi sembahyang arwah disebabkan oleh adanya konstruksi sosial tentang peran gender antara laki-laki dan perempuan yang berkaitan dengan maskulinitas dan feminitas dalam masyarakat Flores yang pada kahirnya memunculkan anggapan terhadap perempuan bahwa perempuan adalah pendatang, perempuan itu dibeli, dan sesajen sebagai suatu hal yang sakral sehingga hal tersebut tidak dibenarkan untuk diperankan oleh perempuan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6