cover
Contact Name
Achmad Riyanto
Contact Email
ariyanto@ub.ac.id
Phone
+62341-562454
Journal Mail Official
jtresda@ub.ac.id
Editorial Address
Jl. MT. Haryono No.167, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 27982386     EISSN : 27983420     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jtresda
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air is a scientific journal published regularly twice per year by Water Resources Engineering Department, Universitas Brawijaya. The paper submitted in this journal covers the fields of Water Resources Information System, Water Resources Conservation, Water Resources Utilization and Efficiency, Water Structure Engineering Planning and Water Resources Engineering Basic Knowledge. The submitted paper can be a summary of research reports or scientific literature review. The language used in this journal is either English or Indonesian.
Articles 47 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)" : 47 Documents clear
Aplikasi TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) pada Evaluasi Saluran Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan di Sistem Drainase Sebangau dan Kahayan, Palangka Raya Pulasari, Luh Ayu Putri Wedayanti; Andawayanti, Ussy; Suhartanto, Ery
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.39

Abstract

Inundation on roads is a common problem in urban areas, the ones at the Palangka Raya City. The existing drainage system at the study area still uses a conventional drainage system and unable to accommodate the inundation. Thus requires for handling by absorbing or temporarily accommodating the inundation before being discharged into the river which is the concept of an eco–drainage system. To determine the design discharge of the drainage channel at the study area, hydrological data processing is analyzed using the TRMM satellite rainfall data due to the limited rainfall data length. From the results of processing the TRMM satellite rainfall data, the design discharge for the Kahayan and Sebangau Drainage Systems are different in each channel. By using a 5-year return period, the smallest design discharge value is 1,097 m3/s and the largest is 59,111 m3/s. From the evaluation results, 11 out of 28 existing channels need to have inundation control. Chosen alternative to inundation control with eco–drainage concept is by rehabilitating channels and making detention ponds. This alternative can reduce inundation by 100%. Genangan air yang muncul di ruas-ruas jalan merupakan suatu permasalahan umum di daerah perkotaan salah satunya pada Kota Palangka Raya. Sistem drainase yang ada pada kawasan ini masih menggunakan sistem drainase konvensional dan belum mampu menampung genangan yang terjadi. Sehingga perlu adanya penanganan dengan cara meresapkan atau menampung sementara genangan sebelum dibuang ke badan sungai yang merupakan konsep dari sistem drainase berwawasan lingkungan. Untuk mengetahui debit rancangan pada saluran drainase di lokasi studi, dilakukan pengolahan data hidrologi menggunakan bantuan data hujan satelit TRMM karena keterbatasan panjang data hujan di lapangan. Dari hasil pengolahan data hujan satelit TRMM, didapatkan debit rancangan pada Sistem Drainase Kahayan dan Sebangau yang berbeda pada tiap saluran. Dengan menggunakan kala ulang 5 tahun, didapatkan nilai debit banjir rancangan terkecil 1,097 m3/dt dan terbesar 59,111 m3/dt. Dari hasil evaluasi didapatkan 11 dari 28 saluran yang ada perlu dilakukan penanganan genangan. Alternatif penanggulangan genangan dengan konsep drainase berwawasan lingkungan yang dipilih yaitu dengan merehabilitasi saluran dan pembuatan kolam detensi. Alternatif tersebut dapat mereduksi genangan sebesar 100%.
Studi Simulasi Pemberian Air Irigasi Berdasarkan Debit Andalan di Daerah Irigasi Bena Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lake, Tania Chrisna Maria; Sayekti, Rini Wahyu; Soetopo, Widandi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.41

Abstract

The Bena Irrigation Area has 68 tertiary blocks where the total area of rice fields is 3515 ha with a length of 23 km. However, the Bena Irrigation Area experiences water deficits annually, particularly during the dry season. The phenomenon mentioned causes inefficiency from the functional point of view of The Bena Dam, which only irrigates 2470 Hectares of rice fields effectively. The phenomenon mentioned causes inefficiency from the functional point of view of The Bena Dam, which only irrigates 3515 Hectares of rice fields effectively. This thesis is discussing the simulation of water supply irrigation based on the Water Use Index (IPA) method. The purpose of the simulation is to overcome the water shortage at the Bena Irrigation Area by obtaining the ideal and/or most efficient volume of water by using the Water Use Index (IPA). Referring to the simulation presented with the IPA value at 0,5 hypothetically (good criteria), it revealed that the greatest volume is at 239,067 lt/sec at the first planting season, 862,948 lt/sec in the second planting season, and 39,571 lt/sec simultaneously. Daerah Irigasi Bena mempunyai petak tersier sebanyak 68 petak dimana luas total baku sawah 3515 ha dengan panjang 23 km. Namun, Daerah Irigasi Bena mengalami peningkatan kekurangan dan kekeringan air di setiap tahunnya terutama pada saat musim kemarau. Hal ini menyebakan Bendung Bena yang harusnya mengairi sawah seluas 3515 Ha hanya mampu mengairi sawah fungsional seluas 2470 Ha. Oleh karena itu, perlu adanya simulasi pemberian air irigasi untuk mengatasi kekurangan air yang terjadi di Daerah Irigasi Bena. Salah satu cara untuk mensimulasi penyediaan air irigasi menggunakan metode indeks penggunaan air (IPA). Tujuan dari simulasi pemberian air dengan nilai indeks penggunaan air (IPA) agar memperoleh hasil dari menghemat air irigasi yang paling hemat sehingga dapat mengatasi kekurangan air yang terjadi. Berdasarkan hasil simulasi nilai IPA diperoleh hasil dengan coba-coba nilai IPA = 0,5  (kriteria baik) mempunyai nilai paling besar adalah 862,948 lt/detik (musim tanam II) , 239,067 (musim tanam I), dan 39,571 lt/dtk (musim tanam III).
Analisis Evaporasi Waduk Wonorejo Kabupaten Tulungagung Menggunakan Pendekatan Empiris Maharani, Brigitta Vidia; Wahyuni, Sri; Harisuseno, Donny
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.47

Abstract

Evaporation is an important thing that affects the capacity of the reservoir. However, the problems that often occur in Indonesia reservoirs lack available evaporation measurement data, less complete evaporation measurement data, sudden damage to the measuring instrument, and human error. Therefore, the purpose of this study was to analyze the evaporation of the Wonorejo Reservoir through an empirical approach using the Penman Method and Priestley-Taylor Method. The climatological data used were air temperature, wind velocity, relative humidity, and the length of the sun’s radiation with monthly periods in 2004-2019. Based on the method suitability test results with the calibration of the model, evaporation used Priestley-Taylor Method has a better result than Penman Method. It could be seen from the value of NSE 0.595; MAE 0.137; R 0.783; R2 0.613; dan KR 5.091%. Then, a verification test was carried out towards Priestley-Taylor Method to get the best results with the value of NSE -2.279; MAE 2.127; R 0.780; R2 0.609; and KR 38.289%. According to the verification test result, it could be concluded that the best data pair is 12 years of calibration – 1 year of verification. Evaporasi merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya kapasitas tampungan waduk. Akan tetapi, kendala dan persoalan yang kerap terjadi pada waduk di Indonesia yaitu sedikitnya jumlah data pengukuran evaporasi, kurang lengkapnya data pengukuran evaporasi, terjadinya kerusakan secara tiba-tiba pada alat ukur, dan kesalahan yang diakibatkan oleh manusia. Tujuan penelitian ini adalah analisa evaporasi Waduk Wonorejo melalui pendekatan empiris menggunakan Metode Penman dan Priestley-Taylor. Data klimatologi yang digunakan meliputi data suhu udara, kecepatan angin, kelembaban relatif, dan lama penyinaran matahari dengan periode bulanan pada tahun 2004-2019. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa,  berdasarkan hasil uji kesesuaian metode dengan kalibrasi model, evaporasi menggunakan Metode Priestley-Taylor memiliki hasil paling baik dibanding Metode Penman. Hal ini dapat dilihat dari nilai NSE 0,595; MAE 0,137; R 0,783; R2 0,613; dan KR 5,091%. Kemudian dilakukan uji verifikasi terhadap Metode Priestley-Taylor dan didapatkan hasil terbaik dengan nilai NSE -2,279; MAE 2,127; R 0,780; R2 0,609; dan KR 38,289%. Hasil uji verifikasi terbaik merupakan pasangan data 14 tahun kalibrasi dan 1 tahun verifikasi.  
Analisa Erosi di DAS Kali Lamong Menggunakan Pendekatan ArcSWAT Pane, Yasmin Pebriani Sitorus; Sholichin, Mohammad; Asmaranto, Runi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.44

Abstract

Flood on the downstream and sedimentation at the bottom of the river often occured in Kali Lamong Watershed. From those problems to reduce problems occurin in Kali LamongoWatershed, need new landuse method (scenario) using ArcSWAT as a conservation. To get the result of runoff, erosion, and sedimentation ArcSWAT program need 4 processes : watershed delineation, Hydrological Response Unit (HRU), input database, and simulation. The results showed an average runoff rate of 55.369 mm/tahun, average erosion rate of 31.578 ton/ha/tahun, and average sedimentation rate of 67576.11 m3. The analysis result of the Erosion Hazard Indekx by Hammer (1981), shows that the index at low level (index , 1.0) in an area of 20239.267 ha, medium level (index 1.01-4.0) in an area of 27999.556, high level (index 4.01 – 10.0) in an area of 24166.261 ha. With the conservation that was adjusted to the land capacity of Kali Lamong Watershed, the new land use could reduce runoff by 22.92%, erosion of 22.01%, and sedimentation of 44.55%. Using new land use shows that  the Erosion Hazard Index Kali Lamong Watershed was at low level and medium level. DAS Kali Lamong sering mendapat bencana seperti banjir pada bagian hilir serta pendangkalan dasar sungai akibat laju sedimentasi. Dari permasalahan tersebut maka untuk mengurangi permasalahan pada DAS Kali Lamong diperlukan usaha konservasi dengan merencanakan tata guna lahan yang baru menggunakan model ArcSWAT. Untuk mendapatkan hasil limpasan, erosi, dan sedimentasi model ArcSWAT memerlukan 4 proses yaitu pembuatan delineasi DAS, pengolahan Hydrology Response Unit (HRU), memasukkan database, dan melakukan simulasi. Dari analisa menunjukkan rerata limpasan 55.369 mm/tahun, rerata erosi 31.578 ton/ha/tahun, dan rerata sedimen 67576.11 m3. Hasil analisa Indeks Bahaya Erosi oleh Hammer (1981) diperoleh indeks dengan kriteria rendah (indeks < 1.0) seluas 20239.267 ha, kriteria sedang (indeks 1.01-4.0) seluas 27999.556, kriteria tinggi (indeks 4.01 – 10.0) seluas 24166.261 ha. Hasil dari skenario pembuatan tata guna lahan baru yang disesuaikan dengan kemampuan lahan DAS Kali Lamong menunjukkan penurunan limpasan sebesar 22.92%, erosi sebesar 22.01%, dan sedimentasi sebesar 44.55%. Menggunakan tata guna lahan baru kriteria Indeks Bahaya Erosi DAS Kali Lamong berada di kriteria rendah dan sedang. 
Evaluasi Kesesuaian Data Satelit untuk Curah Hujan dan Evaporasi Terhadap Data Pengukuran di Kawasan Waduk Sutami Arrokhman, Naufal Achmad; Wahyuni, Sri; Suhartanto, Ery
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.46

Abstract

Sutami Reservoir is a multipurpose reservoir, so it is necessary to record complete rainfall data and evaporation data as a basis for regulating reservoir operation patterns, water balance analysis, and others. Satellite technology can be applied as such an alternative to hydrological data to anticipate incompleteness and inaccuracy of data during observation.. This study aimed to evaluate satellite data of rainfall and evaporation with observation data in the Sutami Reservoir Area. TRMM 3B42, CHIRPS, and GPM V6 are used by rainfall satellite. And then, GLDAS-2.1 and CFS-V2 are used by evaporation satellite. Each of these satellites has different specifications and characteristics. Evaluation of satellite data was carried out using simulation model calibration and validation to determine the performance of the satellite. The best results can be known from the values of RMSE, NSE, Correlation Efficiency, and Relative Error. The results show that in essence, all rainfall satellites (TRMM 3B42, CHIRPS, GPM V6) and evaporation satellites (GLDAS-2.1, CFS-V2) can be used as an alternative to hydrological data in the Sutami Reservoir Area. The GPM V6 rainfall satellite and the CFS-V2 evaporation satellite have a higher level of accuracy and better performance based on calibration and validation simulations.Waduk Sutami merupakan waduk multiguna sehingga diperlukan pencatatan data curah hujan maupun data evaporasi yang lengkap sebagai dasar mengatur pola operasi waduk, analisis neraca air, dan lain-lain. Seiring perkembangan zaman, teknologi satelit dapat digunakan sebagai alternatif data hidrologi untuk mengantisipasi ketidaklengkapan dan ketidak-akuratan data saat pengukuran. Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan evaluasi data satelit curah hujan dan evaporasi terhadap data pengukuran di Kawasan Waduk Sutami. Dari penelitian ini juga akan menghasilkan satelit yang direkomendasikan untuk dapat diterapkan pada lokasi studi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data satelit curah hujan TRMM 3B42, CHIRPS, dan GPM V6. Sedangkan satelit evaporasi menggunakan GLDAS-2.1 dan CFS-V2. Masing-masing satelit tersebut mempunyai spesifikasi dan karakteristik yang berbeda-beda. Evaluasi data satelit dilakukan dengan menggunakan simulasi model kalibrasi dan validasi untuk mengetahui   performa dari satelit tersebut. Hasil yang terbaik dapat diketahui dari nilai RMSE, NSE, Koefisien Korelasi, dan Kesalahan Relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada intinya, seluruh satelit curah hujan (TRMM 3B42, CHIRPS, GPM V6) maupun satelit evaporasi (GLDAS-2.1, CFS-V2) dapat digunakan sebagai alternatif data hidrologi di Kawasan Waduk Sutami. Hanya saja satelit curah hujan GPM V6 dan satelit evaporasi CFS-V2 memiliki tingkat keakurasian yang lebih tinggi dan performa yang lebih baik berdasarkan simulasi kalibrasi dan validasi.
Analisa Keruntuhan Bendungan Gembong Di Kabupaten Pati Dengan Menggunakan Program Zhong Xing HY21 Milleanisa, Khofifah Endar; Asmaranto, Runi; Juwono, Pitojo Tri
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.43

Abstract

A dam is a structure built across a river to hold back water. Reservoirs created by dams not only suppress floods but also provide water for activities such as for water, irrigation, power generation, and flood control. But behind the benefits that can be obtained from dams, dams also have a large potential hazard in the form of the possibility of a dam break. The main causes of dam break are overtopping and pipping. So that analysis is needed related to dam break to minimize the impact. Based on the Zhong Xing HY21 software, the most severe impact of the break of the Gembong Dam was due to overtopping using the QInflow PMF design flood of 780,967 m3/s and resulted in an inundation area of 54,682 km2 with a maximum inundation height of 5,129 m. As a result of the break of the Gembong Dam, 37 villages downstream of the Gembong Dam were flooded. There are 80,819 people affected by this risk and it is stated that all affected villages are at the 4th hazard classification level or very high hazard. Bendungan adalah suatu struktur dibangun di sungai untuk menahan air. Waduk yang diciptakan oleh bendungan tidak hanya menekan banjir tapi juga menyediakan air untuk kegiatan seperti irigasi, pembangkit tenaga listrik, dan pengendali banjir. Namun di samping manfaatnya yang besar, pembangunan bendungan juga berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat, yakni berupa keruntuhan bendungan. Penyebab utama dari keruntuhan bendungan adalah overtopping dan pipping. Sehingga diperlukan analisis terkait keruntuhan bendungan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Berdasarkan software Zhong Xing HY21, dampak keruntuhan Bendungan Gembong yang paling parah disebabkan karena overtopping dengan menggunakan QInflow banjir desain PMF sebesar 780,967 m3/det dan menghasilkan luas genangan 54,682 km2 dengan tinggi genangan maksimum 5,129 m. Akibat keruntuhan Bendungan Gembong, 37 desa di hilir Bendungan Gembong terkena banjir. Terdadpat 80.819 jiwa penduduk terkena risiko tersebut dan dinyatakan bahwa seluruh desa terdampak berada pada tingkat klasifikasi bahaya ke-4 atau bahaya sangat tinggi.
Studi Sebaran Karakteristik Kualitas Air dengan Parameter BOD, COD, DO, NH3-N, TSS, dan pH di Waduk Sutami Nathania, Nadya Ayu; Sayekti, Rini Wahyu; Sholichin, Moh.
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.02.45

Abstract

Sutami Reservoir is a multipurpose reservoir with a water supply from Brantas River. The problem that occurs in the Brantas River is the decline in water quality due to the high discharge of agricultural, domestic, and industrial waste. The purpose of this study is to determine the distribution of water quality in 2015-2020 for the dry season using the Pollution Index, determine the regression model that best suits the variation of the pollution index value, and determine the pollution load capacity for Total-P in 2016 based on its trophic status. This research was conducted at the Upper, Middle, and Downstream Monitoring Stations at depths I (0.3 m), II (5 m), and III (10 m) for parameters BOD, COD, DO, NH3-N, TSS, and pH. From this study, it was found that the distribution of water quality of the Sutami Reservoir in 2015-2020 was classified as lightly polluted with the most appropriate regression model, namely the polynomial regression model. By comparing the pollution load capacity for Total-P in 2016 with the level of Total-P that enter the Sutami Reservoir, it was found that the level of Total-P that entered in the Sutami Reservoir had exceeded its proper capacity. Waduk Sutami merupakan waduk multiguna dengan pasokan air dari Sungai Brantas. Permasalahan yang terjadi di Sungai Brantas yaitu menurunnya kualitas air akibat tingginya buangan limbah pertanian, domestik, dan industri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan sebaran karakteristik kualitas air dimusim kemarau tahun 2015-2020 dengan menggunakan Metode Indeks Pencemaran, menentukan model regresi yang paling sesuai dengan variasi nilai indeks pencemaran, serta menentukan daya tampung beban pencemaran Total-P tahun 2016 berdasarkan status trofiknya. Penelitian ini dilakukan pada Stasiun Monitoring Waduk Sutami Hulu, Tengah, dan Hilir pada kedalaman I (0.3 m), II (5 m), dan III (10 m) untuk parameter BOD, COD, DO, NH3-N, TSS dan pH. Dari penelitian ini didapatkan hasil sebaran karakteristik kualitas air Waduk Sutami tahun 2015-2020 tergolong tercemar ringan dengan model regresi yang paling sesuai yaitu model regresi polinomial. Dengan membandingkan nilai daya tampung beban pencemaran Total-P tahun 2016 dengan kadar yang masuk ke Waduk Sutami didapatkan bahwa kadar Total-P yang masuk ke Waduk Sutami telah melebihi daya tampung yang seharusnya.