Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISA KERAPATAN JARINGAN STASIUN HUJAN DI SUB DAS KADALPANG KABUPATEN PASURUAN MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN DAN HUBUNGANNYA TERHADAP ASPEK TOPOGRAFI Aji, Yahya Muchaimin; Dermawan, Very; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.087 KB)

Abstract

ABSTRAK   Pengukuran data curah hujan harus selalu dievaluasi untuk menjaga kualitasnya. Jaringan stasiun hujan harus bersifat ideal dan representatif untuk menghasilkan data yang berkualitas. Fasilitas dan anggaran yang terbatas untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan seringkali mengakibatkan penurunan kualitas data. Terlalu sedikit stasiun menghasilkan kualitas data yang buruk, sementara terlalu banyak stasiun merupakan bentuk pemborosan dana. Dengan demikian, diperlukan studi untuk menentukan jumlah ideal serta penyebaran stasiun yang efektif. Studi ini bertujuan untuk menganalisis alternatif jaringan stasiun hujan dengan menggunakan metode Jaringan Saraf Tiruan. Parameter yang perlu disesuaikan adalah bobot data, epoch, dan jenis data. Masing-masing mempengaruhi hasil, sehingga harus dilakukan penyesuaian terbaik. Bobot data terbaik yang dipilih adalah 60-25-15, yang berarti 60% pelatihan, 25% validasi silang, dan 15% pengujian. Epoch  terbaik ditetapkan 1000, karena lebih atau kurang dari 1000 mengakibatkan penurunan kualitas hasil. Kemudian, jenis data terbaik adalah curah hujan bulanan, tanpa nilai nol. Hasilnya menunjukkan bahwa di antara 381 kemungkinan kombinasi jaringan, berkisar antara 4 sampai 8 stasiun (saat ini ada 9), jaringan terbaik terdiri dari 6 stasiun, yaitu Winong, Randupitu, Jawi, Wilo, Prigen, dan Bekacak. Kombinasi ini memberikan hasil yang menjanjikan dengan Nash-Sutcliffe Efficiency ‘Baik’ (0,801), Kesalahan Relatif yang kecil (12,2%), MSE Training dan Cross Validation kecil (masing-masing 0,054 dan 0,060), serta NMAE kecil (0,196). Selain itu, hubungan dengan aspek topografi menunjukkan bahwa curah hujan sangat terkait dengan perbedaan ketinggian stasiun terhadap AWLR dengan R (Koefisien Korelasi) = 0,915. Artinya semakin tinggi stasiun, semakin tinggi curah hujan yang terukur.   Kata Kunci: Stasiun Hujan, Jaringan Saraf Tiruan, Neurosolution 7.1, Aspek Topografi   ABSTRACT Measurement of rainfall data must always be assessed to maintain its quality. The network of precipitation station must be ideal and representative to produce good quality data. The limited facilities and budget for Operation and Maintenance activities often resulted in decreased data quality. Too few stations result in poor data quality, while too many stations are clearly a waste of funds. Thus, a study is needed to determine the ideal number and the effective spreading of stations. This study aims to analyze the new alternative precipitation station network using Artificial Neural Network method. The adjusted parameters used are data weight, epoch, and data type. Each of those affect the result, so the best selection must be made. Best data weight chosen is 60-25-15, means 60% of training, 25% of cross validation, and 15% of testing. Best epoch had been set to 1000, since less or more than 1000 decreases the result quality. Then, best data is monthly rainfall, without zero value. The result shows that among 381 possible network combinations, ranging from 4 to 8 stations (currently 9), the best network is consisting 6 stations, which are Winong, Randupitu, Jawi, Wilo, Prigen, and Bekacak. This combination gives a promising result with ‘Good’ Nash-Sutcliffe Efficiency (0,801), considerably small Relative Error (12,2 %), small MSE of Training and Cross Validation (each 0,054 and 0,060), and small NMAE (0,196). Beside, the relation with topographical aspect showed that rainfall is highly related to height difference of station to AWLR with R (Correlation Coefficient) = 0,915. It means the higher the station is, the higher rainfall is measured. Keywords: Precipitation Station, Artificial Neural Network, NeuroSolution 7.1, Topography Aspect
EVALUASI DAN RASIONALISASI KERAPATAN JARINGAN POS HUJAN DAN POS DUGA AIR DENGAN METODE STEPWISE DI SUB DAS LESTI Kurniawati, Tri; Suhartanto, Ery; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1021.04 KB)

Abstract

ABSTRAK Kuantitas dan kualitas data hidrologi yang akurat tidak terlepas dari pentingnya jaringan pos hidrologi yaitu pos hujan dan pos duga air. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi dan merasionalisasi kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air di Sub DAS Lesti menggunakan metode stepwise. Evaluasi kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air eksisting menggunakan standar WMO (World Meteorological Organization). Sedangkan analisa hubungan kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air menggunakan metode stepwise dan mendapatkan rekomendasi pos hujan dilihat dari nilai koefisien korelasinya. Rekomendasi pos hujan yang rasional dilihat dari 2 aspek yaitu uji statistika dan luas daerah pengaruh dari masing-masing pos hujan. Hasil evaluasi kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air dengan standar WMO, sudah rasional untuk pos duga air. Sedangkan untuk pos hujan walaupun terdapat 6 pos hujan dan telah memiliki kerapatan jaringan yang bagus namun hal tersebut belum rasional karena penyebarannya belum cukup merata jika dilihat dari luas daerah pengaruh pada masing-masing pos hujan. Dan hasil analisa hubungan kerapatan jaringan pos hujan dan pos duga air dengan metode stepwise didapatkan rekomendasi jumlah pos hujan yang rasional yaitu rekomendasi 1 dengan jumlah 2 pos hujan dan rekomendasi 2 dengan jumlah 3 pos hujan. Kata kunci: kerapatan jaringan pos hujan, standar WMO, hubungan pos hujan dan pos duga air, metode stepwise   ABSTRACT The accuracy of quantity and quality hydrology data is related with the importance of hydrology station network especially rain gauge station and automatic water level recorder. This study discusses about evaluation and rationalization network density of rain gauge station and automatic water level recorder in Lesti sub watershed with stepwise method. Evaluation network density of rain gauge station and automatic water level recorder existing uses WMO (World Meteorological Organization)’s standard. Analysis the relation in network density of rain gauge station and automatic water level recorder uses stepwise method and the result will get rain gauge station recommendation from its correlation coefficient. Then rain gauge station recommendation which is rational is seen by 2 aspects, they are statistic result and catchment area of rain gauge station. Based on evaluation network density of rain gauge station and automatic water level recorder with WMO’s standard, automatic water level recorder has been rational. And rain gauge station has not been rational yet because deployment of rain gauge station is not prevalent, although there are 6 rain gauge stations and it has good network density. Rain gauge station recommendation which is rational are recommendation 1 with 2 rain gauge stations and recommendation 2 with 3 rain gauge stations based on the result of analysis relation in network density of rain gauge station and automatic water level recorder with stepwise method. Keywords: network density of rain gauge station, WMO standard, relation of rain gauge station and automatic water level recorder, stepwise method
Evaluasi dan Rasionalisasi Kerapatan Jaringan Pos Hujan dan Pos Duga Air dengan Metode Stepwise di Sub DAS Brantas Hulu Cipta, Dara Marreta; Suhartanto, Ery; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (930.966 KB)

Abstract

ABSTRAK Salah satu analisa penting dalam sebuah perencanaan, pengembangan, maupun pengendalian insfrastruktur keairan adalah analisa hidrologi. Ketepatan analisa hidrologi bergantung pada kualitas data hidrologi yang didapatkan dari pos hujan dan pos duga air dengan penempatan yang benar-benar mampu merepresentasikan keadaan daerah studi. Selain itu adanya pengaruh kejadian hujan terhadap debit, maka ketepatan analisa hidrologi seharusnya didukung dengan adanya hubungan yang berkaitan antara data pos hujan dan pos duga air. Pada studi ini evaluasi penempatan pos hujan dan pos duga air dilakukan berdasarkan pedoman WMO (World Meteorological Organization) dengan menghitung luasan kerapatan pengaruh setiap pos dengan poligon thiessen. Rasionalisasi dilakukan dengan pemodelan regresi metode Stepwise untuk mencari pos hujan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap pos duga air. Hasil evaluasi dan rasionalisasi menunjukkan bahwa terdapat kombinasi dengan lima pos hujan yang memiliki korelasi tertinggi bahkan sempurna (R=1,00) dengan pos duga air dan menghasilkan kerapatan yang sesuai kondisi ideal pedoman WMO.   Kata kunci: kerapatan jaringan pos hujan, pos duga air, metode Stepwise, pedoman WMO   ABSTRACT One of the most important analysis in a planning, development, and control of water infrastructure is hydrological analysis. The accuracy of hydrological analysis depends on hydrological data quality obtained from rain gauges and Automatic Water Level Recorder (AWLR) placements that are actually capable to represent the study area condition. In addition to the influence of rainfall on discharge, the accuracy of hydrological analysis should be supported by corresponding relationship between rain gauges and AWLR data. In this study, evaluation of rain gauges and AWLR placements were done based on Water Meteorological Organization (WMO) guidance by calculating the influence of rain gauges densities with Polygon Thiessen. Rationalization was done by regression modelling with Stepwise method to find rain gauges which have the highest correlation to AWLR. The evaluation and rationalization results show that there is combination of five rain gauges with the highest even perfect correlation (R=1.00) to AWLR and achieved the appropriate densities of ideal condition based on WMO guidance. Keywords: rain gauge network density, AWLR, Stepwise method, WMO guidance
KAJIAN EVALUASI PEMBERIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE SRI DI DAERAH IRIGASI WONOSROYO KEBUPATEN BONDOWOSO WIJAYANTI, SILVIA DEWI; Harisuseno, Donny; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.186 KB)

Abstract

ABSTRAK Daerah Irigasi Wonosroyo memiliki luas baku sawah 1.499 Ha.Permasalahan pada Daerah Irigasi Wonosroyo yaitupengaturan pola tata tanam dirasa kurang maksimal dan keterbatasan air untuk pemenuhan kebutuhan irigasi. Studi inibertujuan untuk mengevaluasi pemberian air pada kondisi eksisting kemudian direncanakan pola tata tanam baru untuk meningkatkan intensitas tanam padi menggunakan metode konvensional dan SRI.Dari hasil evaluasi, intensitas tanam kondisi eksisting sebesar 164,310% ditingkatkan mencapai 194,556% untuk metode konvensional, 300% untuk metode SRI serta 242,882% untuk gabungan metode konvensional dan SRI. Dan metode SRI yang paling tepat digunakan pada Daerah Irigasi Wonosroyo, karena lebih hemat 74,336% dibandingkan metode konvensional, dan pemberian air irigasinya 100% dengan cara terus-menerus. Kata kunci: Intensitas tanam, kebutuhan air irigasi, neraca air, Konvensional dan SRI   ABSTRACT Irrigation Wonosroyo Area has an area of raw rice 1,499 Ha Irrigation area Problems. Wonosroyo that is setting the pattern of planting layout proved insufficient and the limitations of water for the irrigation needs of fulfillment. The purpose of this study is evaluate the existing conditions of granting of the water then planned new plant layout pattern to increase the intensity of the rice plant using conventional methods and SRI.From the results of the evaluation, the intensity of the existing condition of planting of 164.310% enhanced reaches 194.556% for conventional methods, 300% for SRI 242.882% and the method of for the combined conventional methods and SRI. And the most appropriate method of SRI is used on the Wonosroyo Irrigation Area because the more frugal 74.336% compared to conventional methods, and the granting of water for irrigation reach 100% by the way constantly. Keywords: intensity of cropping, irrigation water needs, water balance, conventional and SRI.
Studi Evaluasi dan Penanganan Genangan Berwawasan Lingkungan Di Sub Sistem Drainase Kemambang Kabupaten Sidoarjo Sariyanti, Ni Komang Yuli; Harisuseno, Donny; Andawayanti, Ussy
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.36 KB)

Abstract

ABSTRAK: Genangan di Kabupaten Sidoarjo sudah menjadi permasalahan tahunan yang serius. Genangan yang sering terjadi di Sub Sistem Drainase Kemambang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat dan lingkungan. Pada studi ini akan membahas mengenai evaluasi dan penanganan genangan pada Sub Sistem Drainase Kemambang. Pada studi ini dilakukan perhitungan debit rancangan dengan menggunakan metode Rasional Modifikasi. Intensitas hujan yang digunakan adalah rumus Mononobe untuk mendapatkan intensitas dengan beberapa kala ulang. Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Log Pearson Tipe III. Pada analisa backwater menggunakan metode Tahapan Langsung. Dari hasil analisis genangan historis disebabkan oleh curah hujan ulang 5 tahun dengan intensitas hujan 10,701 mm/jam. Dari hasil analisa terdapat 21 saluran drainase eksisting yang tidak mampu mengalirkan debit banjir rancangan dengan kala ulang 5 tahun. Pengaruh backwater terjadi sepanjang 1291,7 m dari hilir, dimana saluran drainase eksisting masih mampu mengalirkan debit backwater. Penanganan genangan dianalisa dengan metode kombinasi yang terdiri dari 3 saluran tersier baru, 15 rehabilitasi saluran dan 3 sumur tampungan. Kata kunci: Drainase, Genangan, Evaluasi saluran, Backwater, penanganan genangan ABSTRACT: Inundation in Sidoarjo regency had become an annual serious problem. Inundation occurs in Sub Drainage system of Kemambang impacts environmental  and society damages. This study will discuss about evaluation and management to controlling inundation at Sub Drainage system of Kemambang . In this study, design discharge was analyzed with Modification Rational method. Rainfall intensity was analyzed using Mononobe formula during historical floods with several return periods. Design rainfall was analyzed using Log Pearson Type III method. Backwater in this study was analyzed using Direct Step Method. From the analysis, the historical floods in Sub Drainage of Kemambang that’s is caused by rainfall with return period of 5 years, showed  the rainfall intensity of 10,701 mm/hour. The result of this evaluation there are 21 existing drainage channels which are not capable to drain the load flow design for 5 years return period. The backwater effect 1291,7 m away from downstream, existing drainage channels capacities are capable drain discharge from backwater effect. Inundation management for sub drainage system of Kemambang was analyzed using combination method divided by 3 new tertiary channels, 15 rehabilitation of drainage channels, and 3 detention wells.  Keywords: drainage, inundation, channel evaluation, backwater, inundation management
Analisis Genangan di Sub Sistem Drainase Sidokare Kabupaten Sidoarjo Maharani, Yasinta Surya; Andawayanti, Ussy; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.351 KB)

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan genangan di Kabupaten Sidoarjo cukup serius, terutama pada Sub Sistem Drainase Sidokare dikarenakan daerah tersebut merupakan pusat pemerintahan dan kegiatan masyarakat. Untuk itu dilakukan analisis genangan dan metode yang tepat untuk menanggulanginya. Adapun alternatif penanganan genangan yang digunakan pada daerah studi, yaitu pembuatan saluran tersier baru, rehabilitasi, dan sumur tampungan, ataupun kombinasi dari ketiga alternatif tersebut. Berdasarkan hasil analisis, genangan historis pada Sub Sistem Drainase Sidokare setara dengan kala ulang 5 tahun dengan intensitas hujan 9,519 mm/jam, dimana dari hasil evaluasi terdapat 32 saluran yang tidak dapat menampung debit banjir rancangan dengan kala ulang 5 tahun tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil analisis kapasitas pada 5 long storage dan pompa banjir eksisting, dengan spesifikasi kapasitas long storage dan pompa banjir yang ada, 4 long storage dapat menampung debit sementara apabila dilakukan pengoperasian pompa banjir dan 1 long storage dapat menampung debit sementara tanpa dilakukan pengoperasian pompa banjir. Adapun upaya penanganan genangan pada Sub Sistem Drainase Sidokare, yaitu pembuatan saluran tersier baru sejumlah 17 saluran, rehabilitasi pada 25 saluran, dan pembuatan sumur tampungan pada 1 titik saluran.Kata Kunci: drainase, genangan, long storage, pompa banjir eksisting, penanganan genanganABSTRACT: The problem of inundation in the Sidoarjo Regency is quite serious, especially in the drainage sub system of Sidokare because the area is the center of government and community activities. Therefore it is necessary to analyze the inundation and appropriate methods to overcome them. As for the alternative treatment of inundation used in the study area, namely design of new tertiary channels, rehabilitation, and wells, or a combination of the three alternatives. Based on the results of the analysis, the historical inundation drainage sub system of Sidokare is equivalent to a 5-year re-period with an intensity of rain of 9,519 mm / h, of which there are 32 channels that cannot accommodate the design flood discharge with the 5-year re-period. In addition, based on the capacity analysis of 5 long storage and existing flood pumps, with the specification of long storage capacity and existing flood pumps, 4 long storage can accommodate temporary discharge when flood pump operation and 1 long storage can accommodate temporary discharge without being operated flood pump. As for the inundation management in drainage sub system of Sidokare, that is the creation of new tertiary channels of 17 channels, rehabilitation on 25 channels, and making wells at 1 point channel.Keywords: drainage, inundation, long storage, existing flood pumps, inundation management
PERBANDINGAN HASIL KEKERINGAN METODE THEORY OF RUN DENGAN DECILE INDEX DI DAS GENDING KABUPATEN PROBOLINGGO Nastiti, Nadia Sari; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.091 KB)

Abstract

ABSTRAK: Kekeringan sering terjadi di Kabupaten Probolinggo. Sejak bulan Mei hingga Juni 2017 terdapat 6 desa yang berada pada 4 kecamatan di Kabupaten Probolinggo dikategorikan beresiko kekeringan tinggi. Oleh  sebab itu, Perlu adanya peta sebaran kekeringan yang dapat digunakan sebagai masukan untuk menangani permasalahan kepada instansi terkait. Perhitungan analisis kekeringan menggunakan dua metode yaitu metode Theory of Run dan Decile Index. Hasil perhitungan kemudian dibandingan dengan pola data SOI. Hasil perhitungan kekeringan yang paling sesuai dengan pola data SOI kemudian dibuat peta sebaran kekeringannya. Hasil analisis menggunakan metode Theory of Run, durasi kekeringan terpanjang terjadi selama 14 bulan dan jumlah kekeringan terbesar adalah 2180,82 mm. Hasil kekeringan menggunakan metode Decile Index meunjukkan persentase terbesar untuk kategori amat sangat kering yaitu sebesar 75%. Metode Decile Index lebih sesuai dengan status El Nino dari pada metode Theory of Run dengan nilai kesesuaian sebesar 51,5%. Hasil penelitian menunjukkan bulan Agustus dan September merupakan bulan yang paling sering mengalami kekeringan. 24 desa di DAS Gending mengalami kekeringan dengan kategori amat sangat kering. Kata kunci: kekeringan, Theory of Run, Decile Index, SOI, sebaran kekeringan.   ABSTRACT: Drought is a condition that is common in Probolinggo regency. From May to June 2017 there are 6 villages located in 4 sub-districts in Probolinggo regency categorized as high risk of drought. Therefore, there should have been map of drought that can be used as recommendation to handle problems for the related institutions. The calculation of drought analysis used two methods that are Theory of Run and Decile Index. The drought result then will be compared with SOI (Southern Oscillation Index) data. The drought index that has been calculated then created on drought partial map. The result of the analysis using Theory of Run method, the longest duration of drought occurred for 14 months and the biggest number of drought was 2180.82 mm. Meanwhile, the result of the drought using the Decile Index method showed the greatest percentage for the very dry category that is equal to 75%. Decile Index method were more better suited to the status of El Nino than Theory of Run method with the value of conformity of 51.5%. The result of partial map showed that August and September are the mounth that often find worst drought. At least, there are 24 villages that had been around drouht with the very dry category in every year.
PERBANDINGAN HASIL KEKERINGAN METODE THEORY OF RUN DENGAN RAINFALL ANOMALY INDEX DI DAS PEKALEN KABUPATEN PROBOLINGO Aprilansi, Ledib; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.916 KB)

Abstract

ABSTRAK : Kabupaten Probolinggo merupakan daerah yang mengalami kekeringan dalam 3 tahun terakhir. Analisis kekeringan dilakukan guna mengetahui tingkat kekeringan serta sebarannya.  Metode yang digunakan adalah Theory of Run dan Rainfall Anomaly Index (RAI).  Analisis kesesuaian metode dilakukan dengan perbandingan klasifikasi dan perbandingan pola.  Data yang dibutuhkan adalah data curah hujan, data debit, peta batas DAS Pekalen, peta stasiun hujan, dan peta administrasi. Hasil analisis kekeringan dipetakan menggunakan ArcGIS 10.2.2.  Metode Theory of Run menunjukkan durasi kekeringan terpanjang 18 bulan dan jumlah kekeringan terbesar 1747,86 mm.  RAI menunjukkan indeks maksimum 8,18 dan indeks minimum -3,20.  Analisis kesesuaian menunjukkan RAI lebih sesuai digunakan di DAS Pekalen karena memiliki persentase kesesuaian 52,08% untuk perbandingan klasifikasi serta 63,02% untuk perbandingan pola kekeringan. Selama 20 tahun (1998-2017), rata-rata kekeringan terjadi pada 41 desa pada bulan Juli, Agustus, dan September.   Kata kunci: kekeringan, theory of run, rainfall anomaly index, debit, sebaran kekeringan   ABSTRACT : Probolinggo Regency is a region experienced drought during the last 3 years.  Drought analysis is performed in order to have information about level of drought and its distribution.  Drought analysis method will be used are Theory of Run and Rainfall Anomaly Index (RAI).  Analysis of conformity is conducted by comparing drought classification and comparing the index fluctuation.  Rainfall data, discharge data, river basin map, rain gauge map, and Probolinggo Regency map are needed.  The result of drought analysis will be mapped using ArcGIS 10.2.2.  Theory of Run shows the longest duration of drought was 18 months and the greatest quantity of drought was 1747,86 mm.  RAI shows the maximum index was 8,18 and -3,20 as the minimum index.  Analysis of conformity indicates that RAI is more suitable for drought analysis in the Pekalen River Basin with 52,08% of conformity  for comparison of drought classification and 63,02% of conformity for comparison of drought index fluctuation.  During 20 years (1998-2017), severe drought came about at 41 villages in average in July, August, and September.   Keywords: drought, theory of run, rainfall anomaly index, discharge, drought distribution
KAJIAN PERBANDINGAN METODE PERHITUNGAN INTENSITAS HUJAN YANG SESUAI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG Puspasari, Ria; Harisuseno, Donny; Chandrasasi, Dian
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1236.008 KB)

Abstract

ABSTRAK : Intensitas hujan yang terjadi di wilayah Kota Malang cukup tinggi dan sering kali menyebabkan genangan termasuk di Area Universitas Brawijaya. Studi ini dilakukan untuk memperoleh metode perhitungan intensitas hujan yang sesuai di Wilayah Universitas Brawijaya Malang dengan membandingkan data intensitas hujan pengamatan yang diperoleh dari penakar hujan otomatis atau ARR (Automatic Rainfall Recorder) yang berada di Laboratorium Hidrologi Teknik Pengairan dengan metode Talbot, Sherman, Ishiguro dan Mononobe. Menurut hasil analisa perbandingan yang dilakukan antara Metode Talbot, Sherman, Ishiguro dan Mononobe didapatkan hasil yang paling baik dan sesuai dengan karakteristik wilayah Universitas Brawijaya adalah Metode Sherman. Dengan nilai deviasi rata-rata terkecil yaitu 0,335, kemudian Kesalahan Relatif (%) rata-rata 12,449%, dan juga Koefisien Efisiensi Nash-Sutcliffe rata-rata sebesar 0,928. Kurva IDF (Intensitas-Durasi-Frekuensi) Metode Sherman menunjukkan kecocokan untuk memprediksi Intensitas hujan yang sesuai dengan karakteristik wilayah Universitas Brawijaya yang digunakan untuk perhitungan limpasan (Run-Off) dengan rumus rasional dan perhitungan debit puncak yang berfungsi dalam perencanaan bangunan air.   Kata kunci: Intensitas hujan, Talbot, Sherman, Ishiguro, Mononobe, Kurva IDF   ABSTRACT : The Rainfall intensity in Malang Area is quite high and it usually causing run-off including at University of Brawijaya Area. This comparation study was conducted to obtain the appropriate rainfall intensity calculation method at University of Brawijaya Area by comparing Talbot, Sherman, Ishiguro and Mononobe method with the observation rainfall intensity data from ARR (Automatic Rainfall Recorder) that located in the Water Resources Engineering Hydrology Laboratory. According to the results of the analysis between the Talbot, Sherman, Ishiguro and Mononobe methods, the best results that appropriate with the University of Brawijaya area characteristics are Sherman Method. With the smallest average deviation value 0.335, Relative Error (%) averaged 12.449%, and Nash-Sutcliffe Efficiency Coefficient average 0.928. The IDF Curve (Intensity-Duration-Frequency) of Sherman Method shows the suitability to predict the rainfall that appropriate with the University of Brawijaya area characteristics which is used to calculate the run-off with rational formula and for calculating the peak discharge that functioned for water structure planning. Keywords: Rainfall Intensity, Talbot, Sherman, Ishiguro, Mononobe, IDF curve.
ANALISA INDEKS KINERJA DAERAH IRIGASI PAKIS KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PDSDA-PAI VERSI 2.0 Pribadi, Laurentius Prasetya; Priyantoro, Dwi; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.145 KB)

Abstract

Daerah Irigasi Pakis terletak di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang yang kewenangannya berada di bawah UPT SDA Tumpang. Pada beberapa tahun terakhir di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Pakis diindikasikan adanya penurunan kinerja sistem irigasi pada beberapa jaringan irigasi, yang ditandani dengan menurunnya luas panen dan hasil panen. Oleh karena itu diperlukan suatu penilaian untuk dapat menentukan kelayakan serta memberikan solusi yang tepat dalam penanganan penurunan indeks kinerja sistem irigasi yang ada. Untuk memperhitungkan besarnya indeks kinerja sistem pada Daerah Irigasi Pakis dilakukan penilaian pada aset irigasi dengan menggunakan metode penilaian sesuai dengan PerMen PUPR No 12/PRT/M/2015, dan untuk mempermudah hal tersebut, maka dalam studi ini perhitungan nilai indeks kinerja sistem irigasi juga dibantu dengan menggunakan software PDSDA-PAI Versi 2.0.
Co-Authors A Tefa, Marcorio Abdillah, Rusdan Aditama, Dimas Hafiz Aji, Yahya Muchaimin Almira, Aufa Hanan Anggara WWS anggun sugiarti, anggun Aprilansi, Ledib Aprilia, Anindi Atthahirah, Mutiara Azhar, Rifqi Fajar Beselly Putra, Sebrian Mirdeklis Cipta, Dara Marreta Deni Indarwati Dian Chandrasasi Dian Sisinggih Dwi Priyantoro Dwirani, Yosie Eka Wulandari Srihadi Putri, Eka Wulandari Srihadi Emma Yuliani Endang Purwati RN Erfarras, Nadia Nahda Ery Suhartanto Estefanus Wolok Evi Nur Cahya Firdaus, Novinda Faizah Fitriah, Faizah Friyana, Acha Octa Gilang Y. Juantari Guntoro, Dani Eko Guntoro, Dani Eko hari siswoyo Harjono, Marie Augustin Alvidian Pangestuti Ais Hartina Sahabuddin Hastina, Hastina Herdita, Chintya Ayu Permata Herdita, Chintya Ayu Permata Ima Sholikhati Jadfan Sidqi Fidari Lalu Sigar Canggih Ranesa, Lalu Sigar Canggih Lily Montarcih Limantara M. Amar Sajali M. Nurul Huda Maharani, Yasinta Surya Mahyaya M. Rahman Moh. Sholichin Mohammad Bisri Mohammad Rahdiansyah Batubara, Mohammad Rahdiansyah Mohammad Taufiq Nastiti, Nadia Sari Nomleni, Aprianto Nuariman, Panji Anom Nurcahyaningtyas, Devi Partarini, Ni Made Candra Pribadi, Laurentius Prasetya Puspasari, Ria Puteriana, Shintya Agustien Putra, Farhan Akbar Darma Putranto, Yoyok Dwi Rahma, Novi Fadhilah Rahmah Dara Lufira Rakhmawati, Dinia Dwi Rifnawati, Vina Rini Wahyu Sayekti Rini, Syafadilla Enggar Rispiningtati Rispiningtati Riyanto Haribowo Rizal Arifuddin K. Rubiantoro, Prasetyo Sajali, M. Amar Sandi, Yohan Alfanii Sapto Dwi Hari Oktavianto Sari, Devi Puspita Sariyanti, Ni Komang Yuli Setiyowati, Yunita Ayu Sidqi Fidari, Jadfan Sitepu, Haniyah Sri Wahyuni Suhardjono Suhardjono Tri Budi Prayogo, Tri Budi Tri Juwono, Pitojo Tri Kurniawati, Tri Ussy Andawayanti Very Dermawan Visi Murpratiwi, Aisyah Welkis, Davianto Frangky Widandi Soetopo WIJAYANTI, SILVIA DEWI Wijayanto, Andy Wiyono Wit Saputra, Anggara Yan P. S. Tampani, Yan P. S. Yanuar Hendra Pramana, Yanuar Hendra Yunus Fallo