cover
Contact Name
Ferdinan Pasaribu
Contact Email
jurnalmatetes2022@gmail.com
Phone
+6281368807817
Journal Mail Official
jurnalmatetes2022@gmail.com
Editorial Address
Jl. Buluran No. 02 Gereja Atas, Tl. Jawa, Kel. Pasar Tanjung Enim, Kec. Lawang Kidul, Kab. Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan
Location
Kab. muara enim,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Matetes
ISSN : -     EISSN : 28076761     DOI : -
Core Subject : Religion,
JURNAL MATETES STT Ebenhaezer Tanjung Enim : Menerima pemikiran-pemikiran dari mahasiswa, dan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dalam bentuk artikel untuk diterbitkan pada Bulan Agustus dan Februari setiap tahunnya. Artikel merupakan hasil-hasil penelitian pada ruang lingkup Studi Bilbika, Teologi Sistematika, Manajemen dan Hukum Gereja, Teologi Praktika, dan Misi. Artikel yang dikirim adalah artikel yang belum diterbitkan di jurnal lain. Pengiriman harus sesuai dengan Template JURNAL MATETES STT Ebenhaezer Tanjung Enim dan kirim paling lambat 31 Juli setiap terbitan semester pertama, dan 31 Januari setiap terbitan kedua dalam setiap tahunnya. Bagi yang belum memiliki akun, maka perlu membuat akun terlebih dahulu di laman JURNAL MATETES STT Ebenhaezer Tanjung Enim. Untuk informasi lebih lanjut, penulis dapat menghubungi editor jurnal ini (Ferdinan Pasaribu), No WA: + 6281368807817. Tuhan memberkati.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 31 Documents
MODEL PELAYANAN PENGGEMBALAAN JEMAAT MULTIKULTURAL DI JEMAAT GPIN MAHANAIM SURABAYA Alun Suryantoko; Ferdinan Pasaribu
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 1 No. 1 (2020): Misi Dalam Konteks di Idonesia
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.41 KB)

Abstract

Jika kita memperhatikan secara bersama-sama tentang negara kita ini yaitu Indonesia, maka kita akan menemukan begitu banyak agama, suku, bahasa dan budaya. Akan tetapi bukan hanya itu saja msih Banyak Keragaman yang dimiliki oleh negara kita ini. Dan kali ini kita akan melihat secara bersama-sama bahwa di dalam gereja pun banyak sekali suku bahkan bahasa yang berpadu atau bercampur di dalamnya. Maka dapat dikatakan bahwa gereja, secara khusus gereja GPIN Mahanaim Surabaya memiliki jemaat yang multikultural. Maka dalam artikel ini kita akan melihat bagaimana model pelayanan yang dilakukan hamba Tuhan dalam melayani jemaat yang multikultural. Pasti dalam setiap pelayanan yang dilakukan tidak mudah pasti ada tantangan yang akan dihadapi, maka bagaimana peran hamba Tuhan untuk menghendel atau memberi solusi yang terbaik untuk melayani mereka yang berbeda-beda ini. Secara khusus di era pandemi seperti ini maka kita akan melihat bagaimana model dalam melayani jemaat yang multikultural.
STARTEGI PENGINJILAN MULTIKULTUR MELALUI MEDIA DIGITAL DI MASA PANDEMIC COVID-19 Berkat Anugerah Zalukhu
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 1 No. 1 (2020): Misi Dalam Konteks di Idonesia
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.857 KB)

Abstract

Multicultural dan pandemic covid-19 menjadi masalah dalam melakukan penginjilan, karena penginjilan tidak bisa dilakukan secara verbal dan kurang efesien. Revolusi industri memberikan solusi yang tepat dalam penginjilan, yaitu dengan memanfaatkan media digital sebagai instrumen dalam penginjilan. Tujuan penelitian ini adalah agar pemberitaan injil di Indonesia yang multicultur dalam keadaan pandemi covid-19 tetap efektif. Dalam tulisan ini mengunakan metode kualitatif deskriptif dan studi perpustakaan. Hasil penelitian ini akan menunjukan bahwa revolusi industri dapat dimanfaatkan dalam penginjilan.
MODEL PENGINJILAN MULTIKULTURAL BAGI MASYARAKAT INDONESIA YANG MAJEMUK Hori Sontal Sababalat
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 1 No. 1 (2020): Misi Dalam Konteks di Idonesia
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.05 KB)

Abstract

Di Indonesia penuh dengan keberagaman budaya, suku, ras, bahasa, bahkan agama oleh sebab itu, masyarakat Indonesia dapat disebut sebagai masyarakat yang majemuk yang hidup bersama dalam keberagaman. Orang Kristen hadir ditengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Maka, penulis menjelaskan secara singkat pengertian Penginjilan, masyarakat multikultural dan menjelaskan Model penginjilan multikultural dalam masyarakat Indonesia yang majemuk diantaranya model penginjilan melalui pendekatan kebudayaan, model penginjilan melalui pendekatan media informasi dan teknologi dan yang terakhir model penginjilan melalui Pendekatan pribadi. Dengan model ini, sehingga penginjil dapat menjangkau masyarakat Indonesia yang majemuk.
METODE PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BAGI SISWA/I KRISTEN DI SMAN 1 LAWANG KIDUL Kensia Marta
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 1 No. 1 (2020): Misi Dalam Konteks di Idonesia
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.858 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui metode pendidikan multikultural yang dapat dilakukan bagi siswa/i Kristen di SMA N 1 Lawang Kidul agar dapat memahami akan adanya perbedaan dan mengetahui cara untuk menyikapi perbedaan yang ada. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui teknik wawancara yang dilakukan kepada guru Pendidikan Agama Kristen yang telah mengajar di SMA N 1 Lawang Kidul. Setelah melakukan penelitian maka metode pendidikan multikultural yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pengertian mengenai keberagaman yang ada melalui materi yang disajikan dan membuat program agar mereka mengerti akan keberagaman kebudayaan yang ada , tidak hanya itu saja tetapi peserta didik juga dapat melakukan pendekatan sosial supaya dapat menjalin relasi yang lebih baik lagi dengan orang lain.
POLA PENGGEMBALAAN MENURUT YOHANES 10:1-18 IMPLEMENTASINYA BAGI JEMAAT YANG MULTIKULTURAL Kurniaman Gea
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 1 No. 1 (2020): Misi Dalam Konteks di Idonesia
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.827 KB)

Abstract

Pola penggembalaan merupakan peran yang sangatlah signifikan bagi pertumbuhan iman dan jemaatnya dalam pertumbuhan gereja. Tuhan menghendaki adanya orang yang dapat menjaga, memedulikan, dan memelihara umat-Nya dengan penuh tanggung jawab. Dalam konteks umat Kristen masa kini, tanggung jawab ini ada pada seorang gembala. Namun tidak semua gembala mampu menggembalakan jemaat yang multikultural yang memiliki banyak perbedaan, maka perlu diteliti bagaimanakah pola penggembalaan bagi jemaat yang multikultural menurut Yohanes 10:1-18. Dengan metode eksegesis peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama Seorang gembala mampu memimpin jemaat dalam beribadah, mendekatkan diri kepada Tuhan, melalui persekutuan, penyembahan, Doa, dan terkhusus dalam pemberitaan firman Tuhan. Seorang, kedua: Gembala yang baik, dia mengenal sifat domba-domba yang ia gembalakan, karena jika gembala tidak mengenal sifat domba-domba yang ia gembalakan, maka seorang gembala tersebut akan susah mengarahkan bahkan menuntun domba gembalaannya. Ketiga: seorang gembala itu adalah sosok yang sangat patut di teladani. Keempat: Gembala yang baik tidak ragu-ragu mengambil resiko, mempertaruhkan hidupnya sendiri untuk menyelamatkan domba-dombanya dari bahaya apapun yang mengacam kawanan dombanya.
MODEL PENGINJILAN YESUS DALAM YOHANES 4:4-42 DAN IMPLEMENTASINYA BAGI MAHASISWA MAHASISWI WEEKEND DI SD SUKACITA YANG MULTIKULTURAL Lena Ha'e
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 1 No. 1 (2020): Misi Dalam Konteks di Idonesia
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.943 KB)

Abstract

Jika dilihat secara global atau universal indonesia adalah salah satu negara yang kaya unik, kaya akan budaya, suku, ras dan lain sebagainya. Maka sesuai dengan permasalahan yang ada di SD sukacita maka tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk mengerti, memahami, menerapkan dan juga mengetahui bagaimana model penginjilan yang Yesus lakukan dalam tulisan Yohanes dapat kita lakukan dan terapkan dan juga untuk kita pahami bagaimana implementasinya bagi mahasiswa mahasiswi weekend di SD Sukacita yang akan diinjili. Hal ini yang harus diperhatikan oleh setiap para misionaris dan juga gembala untuk melakukan penginjilan yang lintas budaya, dari cara membangun komunikasi yang baik, cara membawa orang yang berbeda suku untuk mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
LOGIC-BASED ARTIFICIAL INTELEGENCE: SEBUAH METODE PELAYANAN MEDIA DIGITAL, YANG PERLU DIPERSIAPKAN MAHASISWA SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA EBENHEAZER DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0, SEBAGAI BENTUK KONTRUBUSI MAHASISWA KEPADA PELAYANAN LIVE STREMING MD YPPIIB SUM Andreas Christober Hutagalung
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 2 No. 1 (2021): Misi Dalam Konteks Indonesia di Era Digital
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1410.273 KB)

Abstract

Abstract In the era of the industrial revolution 4.0, the service of believers has turned into a digital service. Digital platforms are the main community in service, MD YPPIIB Sumbagsel and Ebenheazer Theological College, are also concerned about this. This progress is a challenge for believers, to be able to compete with the digital world which is full of manipulation and polarization of information. Both of these are problems that must be faced in a digital media service. Because the logic-based of Artificial Intelligence forces humans to have access to all the information they like, they no longer access the information they need. While the content of each digital service itself does not provide a favorable stimulus, and attracts a lot of attention. For this reason, the Artificial Intelligence logic base must be able to be read by God's servants who contribute to the digital service of MD YPPIIB Sumbagsel, for the sake of a framing that can support today's digital media services. Abstrak Di era revolusi industri 4.0, pelayanan orang percaya berubah menjadi pelayanan yang digital. Platform digital menjadi komuditas utama dalam pelayanan, MD YPPIIB Sumbagsel dan Sekolah Tinggi Theologia Ebenheazer, juga ikut konsen dalam hal ini. Kemajuan ini merupakan sebuah tantangan bagi orang percaya, untuk dapat bersaing dengan dunia digital yang penuh dengan manipulasi dan polarisasi informasi. Kedua hal tersebut merupakan masalah yang harus dihadapi dalam sebuah pelayanan media digital. Karena basis logika dari Artificial Intelegence memaksa manusia harus mengakses segala informasi yang mereka suka, bukan lagi mengakses sebuah infomasi yang diperlukan. Sedangkan konten dari setiap pelayanan digital sendiri tidak memberikan stimulus yang dapat disukai, serta menarik banyak perhatian. Untuk itu basis logika Artificial Intelegence harus mampu dibaca oleh hamba Tuhan yang berkontribusi dalam pelayanan digital MD YPPIIB Sumbagsel, demi sebuah framing yang dapat menyokong pelayanan media digital saat ini.
MEMPERLENGKAPI MAHASISWA TEOLOGIA MELAYANI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Berkat Anugerah Zalukhu; Evilina Thea Polnaya
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 2 No. 1 (2021): Misi Dalam Konteks Indonesia di Era Digital
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.351 KB)

Abstract

Abstract: The industrial revolution 4.0 continues to provide changes in human life, including the service of God's servants. For this reason, in this article, the author explains how to equip theology students to be able to serve in the era of the industrial revolution 4.0, namely by equipping them with artificial intelligence, internet of things, and IT. This study uses descriptive qualitative research methods, namely by collecting data and documents that provide a clear picture of the problem situation and answer existing problems. Through this article, students are able to serve in the era of the industrial revolution 4.0 by equipping themselves before entering the service that God has entrusted to them. Abstrak Revolusi industri 4.0 terus memberikan perubahan dalam kehidupan manusia termasuk pelayanan hamba tuhan. Untuk itu dalam artikel ini penulis menjelasakan tentang cara memperlengkapi mahasiswa teologi agar mampu melayani di era revolusi industri 4.0, yaitu dengan memperlengkapi mereka terhadap artificial intelligence, internet of things, dan TI. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu dengan mengumpulan data dan dokumen yang memberikan gambaran yang jelas tentang situasi permasalahan dan menjawab masalah yang ada. Melalui artikel ini mahasiswa mampu melayani di era revolusi industri 4.0 dengan memperlengkapi diri sebelum masuk dalam pelayanan yang dipercayakan Tuhan dalam dirinya.
ARASTAMAR SHINE KID’S SEBAGAI SARANA PEMBINAAN PELAYANAN SEKOLAH MINGGU DIERA 4.0 Arisman Gulo
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 2 No. 1 (2021): Misi Dalam Konteks Indonesia di Era Digital
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.837 KB)

Abstract

Abstract Arastamar Shine Kid's role is to serve children with the aim of fostering children's spirituality, as well as being a means of fostering servants in producing servants with integrity and having special skills in serving and also making servants or making servants of God who have the soul of a servant. which always makes the service the main thing. Where being a servant is a difficult and complicated thing to do besides preparing physically strong in facing all challenges as well as in facing all obstacles, a servant must equip himself spiritually to prepare himself to perform the servants that will be faced in the future. So that he himself is not rejected by his teachings. Abstrak Era 4.0 adalah revolusi industri dunia keempat yang telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Era digital begitu berkembang dizaman ini, banyak orang yang bergantung pada perubahan secara cepat dan begitu menyenangkan. Warmayana mengatakan Era 4.0 merupakan sebuah sarana yang mampu membantu dalam kehidupan manusia di dalam berbagai bidang pekerjaan.Diana menyatakan bahwa persoalan era 4.0 begitu berbeda dengan masa-masa sebelumnya, terlebih lagi zaman konvesional dimana teknologi digital tidak semasif seperti sekarang ini. Manusia dalam kehidupan keseharian memiliki banyak kemudahan dalam melakukan banyak kegiatan, baik dalam ruang perusahaan perkantoran dan terlebih dalam lingkungan gereja. Perubahan tersebut memicu suatu perubahan dalam banyak kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam sistem sosial, pendidikan dan agama.
POLA PEMBENTUKKAN HAMBA TUHAN YANG BERINTEGRITAS DALAM BERMEDIA SOSIAL DIERA 4.0 Gusman Novir Giawa
Jurnal Matetes STT Ebenhaezer Vol. 2 No. 1 (2021): Misi Dalam Konteks Indonesia di Era Digital
Publisher : Jurnal Matetes STT Ebenhaezer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.096 KB)

Abstract

Abstract This scientific work is entitled Patterns of forming God's servants with integrity in social media in the 4.0 Era. In general, the development of industry 4.0 makes humans able to do everything and move easily. Likewise, the servants of God are tempted to follow these developments and even misuse these developments specifically in social media, making the servant of God lose his integrity. The method that the author uses in this study is a descriptive qualitative method as an effort to obtain correct and accurate data. The results of this study, the authors see that so many people who abuse this digitalist era make humans passive. Likewise, many religious leaders misuse this development, specifically in social media. The author sees that formation patterns such as understanding, risk and controlling emotions in social media are the most important patterns that can be applied to generations of God's servants to be able to maintain their integrity in social media. Abstrak Karya ilmiah ini berjudul Pola pembentukan hamba Tuhan yang berintegritas dalam bermedia soaial diEra 4.0.secara umum perkembangan industry 4.0 membuat manusia dapat melakukan segala sesuatu dan beraktivitas dengan mudah. Begitu juga dengan kalangan hamba Tuhan tergiur dalam mengikuti perkembangan tersebut dan bahkan sampai salah mepergunakan perkemangan tersebut secara khusus dalam bermedia soaial, membuat hamba Tuhan kehilangan integritasnya. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif sebagai uapaya dalam mendapatkan data yang benar dan akurat. Hasil dari penelitian ini, penulis melihat bahwa begitu banyak orang yang menyalah gunakan era digitalis ini membuat manusia menjadi pasif .begitu juga dengan para pemuka agama banyak salah menggukan perkembangan tersebut secara khusus dalam bermedia sosial. Penulis melihat bahwa pola pembentukan seperti pemahaman, resiko dan pengontrolan emosi dalam bermedia sosial adalah suatu pola terpenting yang dapat diterapkan bagi generasi hamba-hamba Tuhan untuk dapat mempertahankan integritasnya dalam bermedia sosial.

Page 1 of 4 | Total Record : 31