cover
Contact Name
Sahrul Hidayat
Contact Email
sahrul@unpad.ac.id
Phone
+6222-7796014
Journal Mail Official
jiif@phys.unpad.ac.id
Editorial Address
Department of Physics Universitas Padjadjaran Jl Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika
ISSN : 25490516     EISSN : 25497014     DOI : http://dx.doi.org/10.24198/jiif
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) is a scientific journal that contains research results covering theoretical, simulation and modeling studies, experiments, engineering and exploration in the field of Physics and its Applications.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2021)" : 11 Documents clear
Identifikasi Kedalaman Lapisan Tanah Keras Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis (Studi Kasus: Jalan Perdana Kota Pontianak) Masudi Masudi; Nurhasanah Nurhasanah; Muhardi Muhardi
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.786 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.31227

Abstract

Identifikasi sebaran nilai tahanan jenis telah dilakukan di Jalan Perdana, Kelurahan Bansir Darat, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras pada area lahan gambut. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger. Penelitian ini mengaplikasikan 4 lintasan dengan panjang masing-masing 160 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran nilai tahanan jenis pada lintasan 1 sebesar 1,89 – 120 Ωm,  pada lintasan 2 sebesar 1,38 – 140 Ωm, pada lintasan 3 sebesar 2,39 – 132 Ωm, dan pada lintasan 4 sebesar 1,15 – 101 Ωm. Berdasarkan batas antara lapisan tanah gambut dengan lapisan tanah keras, kedalaman lapisan keras berada di bawah lapisan gambut yang dinterpretasi sebagai lapisan lempung berpasir dan diprediksi berada pada kedalaman 3,5 – 12,4 meter.
Pembuatan Komposit Katoda Karbon Berpori-Sulfur dari Eceng Gondok otong Nurhilal
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.457 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.27820

Abstract

Eceng gondok merupakan gulma yang mengandung lignoselulosa yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon berpori. Karbon berpori bisa dimanfaatkan dalam banyak aplikasi salah satunya adalah untuk komposit katoda pada baterai. Dalam komposit katoda, karbon berpori berperan sebagai matrik untuk meningkatkan kontak elektrik dengan bahan aktif baterai. Oleh karenanya matrik tersebut harus memiliki konduktivitas yang tinggi. Dalam aplikasi baterai litium sulfur karbon berpori digunakan untuk matrik sulfur yang memiliki konduktivitas yang rendah. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan karbon berpori dari limbah eceng gondok dengan suhu karbonisasi 400 dan aktivator KOH 30%. Selanjutnya karbon berpori digunakan untuk komposit katoda sulphur/karbon pada baterai litium sulfur. Komposit dibuat dengan perbandingan karbon berpori dan sulfur 1:3, yang di panaskan pada suhu 155 selama 15 jam, serta di-anneling pada suhu 300 selama 0,5 jam. Hasil pengujian menunjukkan luas permukaan karbon berpori sebesar 62,53 /g, total volume 0,054 cc/g, konduktivitas sebesar 2,403 x 102 S/m, dan kandungan sulfur pada komposit sebesar 7,6%.
Studi Perbandingan Tingkat Kecerahan Langit Dengan Menggunakan Kamera Smartphone dan Sky Quality Meter berbantuan Tracker Ruslin Zainal Baiddiun; Yudhiakto Pramudya; Okimustava Okimustava
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.038 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.31187

Abstract

Pengukuran kecerahan langit memiliki daya tarik yang sangat besar bagi astronom pemula. Berbagai metode dan cara digunakan dalam menentukan tingkat kecerahan langit. Langit yang gelap dengan benda-benda langit yang jelas terlihat merupakan kondisi langit yang cerah. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta selama 8 malam, pada malam Bulan tidak tampak di ufuk. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan SQM (Sky Quality Meter) dan kamera Smartphone berbantuan Software Tracker. Dalam penelitian ini, penggunaan SQM (Sky Quality Meter) merupakan pembanding dari data yang dihasilkan oleh gambar dari Smartphone yang ekstrak dengan menggunakan Software Tracker. Data kedua alat ukur tersebut berbeda, hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil keluaran data yang dihasilkan, pada SQM (sky Quality Meter) memiliki data keluaran berupa MPSAS (mag/arcsec2) sedangkan pada Software Tracker, data keluaran berupa luminance (cd/m2). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kecerahan langit yang ditunjukan berdasarkan data SQM adalah tingkat gelapnya malam, sedangkan pada kamera Smartphone berbantuan Software Tracker menghasilkan nilai Luminance (cd/m2) menunjukan tingkat pencahayaan yang ada pada wilayah yang diamati.
Pembuatan Prototipe Instalasi Uji Meter Air Elektronik Tipe Vertikal Metode Gravimetrik dan Pengaruh Kekeruhan terhadap Akurasi Pengukuran Dudi Adi Firmansyah
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.376 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.31297

Abstract

Meter air merupakan alat ukur yang digunakan untuk menunjukan jumlah volume air atau laju alir dari fluida yang dialirkan melalui saluran pipa. Agar dapat menunjukan hasil pengukuran yang akurat, meter air harus dikalibrasi dengan memenuhi semua kondisi yang dipersyaratkan, termasuk di dalamnya kondisi air uji yang digunakan di dalam instalasi uji. Sesuai dengan Rekomendasi OIML R 49-2, air uji tersebut harus memenuhi persyaratan air minum, tidak mengandung bahan yang dapat merusak meter air dan berbahaya bagi manusia. Salah satu parameter kualitas air yang dapat merusak meter air adalah tingkat kekeruhan. Untuk menguji parameter kekeruhan, prototipe instalasi uji dibuat agar dapat mengukur kekeruhan dan  mengalirkan air uji secara vertikal menuju meter air lalu air keluarannya ditimbang pada suhu tertentu untuk diubah menjadi volume dan dibandingkan dengan volume dari meter air. Prototipe ini menggunakan berbagai sensor dan hasil kalibrasinya menunjukan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi yaitu sensor loadcell 99,8% dan 99,9%; sensor volume 95,4% dan 93,6%; sensor suhu 96,3% dan 95,9%; dan sensor kekeruhan dengan tingkat kesalahan 0,5% dan RSD 3,3%. Hasil pengujian pada meter air digital tipe vertikal menunjukan peningkatan tingkat kesalahan dari 0,5% menjadi 3,0% dan 4,7% pada saat kekeruhan dinaikan dari 17,1 NTU (air bersih) menjadi 36,9 NTU dan 95,6 NTU melalui penambahan tanah pada air uji. Efek kekeruhan lebih terlihat saat menggunakan densitas hidrometer, peningkatan tingkat kesalahan dari 0,9% menjadi 4,5% dan 7,2% teramati.
Preliminary experiments on potential use of salt-water battery 4 for cheap electric storage: Work in progress Yunita Umniyati; Kevin Indra Wijaya; Ericson Sinaga; Victor Christianto
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.512 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.31282

Abstract

The effective use of electricity from renewable sources requires large-scale stationary electrical energy storage (EES) systems with rechargeable high-energy-density, cheap batteries. While batteries using lithium, cadmium, lead-acid etc. have been widely used, there is an alternative source i.e. salt-water which is quite abundant in nature and known as electrolyte. We report a series of preliminary experiments on potential use of salt-water as cheap source of renewable battery with various kind of metals as anode and cathode. The purpose of these experiments is to find out which combination of anode and cathode is capable to generate the best performance in terms of electric voltage. It is hoped that these experiments will lead to practical implementation in the near future.
Distribusi Temperatur Riser pada Posisi Vertikal selama Proses Pemanasan Menggunakan Heater Tipe-Plat di Untai Uji RCCS-HTGR ainur rosidi; G B Heru Kusmoyo; Giarno Giarno; Dedy Haryanto; Hendro Tjahjono; Mulya Juarsa
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.798 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.32012

Abstract

Untai uji Reactor Cavity Cooling System (RCCS) adalah fasilitas uji eksperimen yang digunakan untuk mempelajari salah satu sistem keselamatan pada reaktor High Temperature Gas-cooled Reactor (HTGR). Sistem bekerja berdasarkan sirkulasi alamiah dan tidak membutuhkan energi listrik. Untai uji ini memiliki dua komponen utama, yaitu sumber panas terbuat dari heater tipe-plat yang mensimulasikan dinding Reactor Pressure Vessel (RPV) dan dinding riser yang berfungsi untuk penyerapan panas. Tujuan penelitian dilakukan untuk memperoleh karakteristik selama pengujian pemanasan dari dinding riser pada posisi vertikal dalam menyerap panas. Metode pengujian dilakukan dengan memanaskan heater tipe-plat dengan menaikkan daya heater secara bertahap sampai temperatur pada sumber panas tercapai maksimum yaitu 200°C. Pengukuran temperatur menggunakan termokopel yang dipasang di bagian bawah, tengah dan atas dari dinding riser. Hasil pengujian menunjukan bahwa posisi dinding riser pada bagian atas menghasilkan temperatur yang lebih tinggi sekitar 49.4oC dibandingkan posisi bagian bawah dan bagian tengah berkisar antara 33oC – 35oC. Temperatur di dinding riser bagian atas juga membentuk pola zig-zag, yang menunjukkan bahwa aliran sirkulasi alamiah dari fluida kerja udara mulai bekerja secara konveksi alami untuk mendinginkan dinding riser pada untai uji RCCS.
Peningkatan Laju Disolusi dan Kelarutan Gliklazid menggunakan Teknik Nano-Confined Coamorphus (NCCA) dari Kokristal ke Keadaan Koamorf Dolih Gozali; Taofik Rusdinana; Aris Purwanto
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.235 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.32219

Abstract

Gliklazid salah satu obat hipoglikemik generasi kedua golongan sulfonilurea yang digunakan untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2, yang memiliki kelarutan dalam air yang sangat rendah. Salah satu cara untuk meningkatkannya menggunakan metode kokristal dan menggunakan mikrosfer silika mesopori (MSM) yang memiliki luas permukaan besar untuk membentuk obat gliklazid amorf dan koamorf, meningkatkan profil disolusi suatu senyawa dengan meningkatkan luas permukaan kontak antara gliklazid dan media disolusi yang digunakan.Pemilihan koformer dilakukan dengancarain silico, energy yangmenunjukkan ikatan paling kecil dipilih sebagai koformernya, selanjutnya kokristal dibuat dengan cara solvent evaporator pada rasio (1:1, 2:1, 1:2). Pembuatan MSM digunakan natrium silika (Na2SiO3) yang berubah menjadi silika (SiO2) dengan metode high pressure homogenize,digunakan tween 80 dan span 80 sebagai surfaktan untuk pembentuk emulsi. Pemilihan koformer dengan cara in silico,menunjukkan interaksi gliklazid-nikotinamid yang menghasilkan energi ikatan paling kecil (E = -2,38 kkal/mol). Material mesopori diperoleh volume pori 0,332 cm3/g, diameter pori 8,9 nm, luas permukaan 155,478 m2/g dan ukuran partikel 0,993 µm. Hasil kelarutan dan disolusi kokristal, gliklazid amorf dan sistem NCA terjadi peningkatan yang signifikan. Pemilihan koformer dengan carain silicoyang paling bagus adalah nikotinamid. Kokristal, amorf dan sistem NCA dengan metode yang digunakan dapat meningkatkan kelarutan dan profil disolusi. Kenaikan kelarutan sistem NCA media aquades naik 2,3 kali, media HCL pH 1,2 naik 2,7 kali dan media dapar fosfat pH 6,8 naik 1,6 kali dari gliklazid murni
Karakterisasi Sifat Fisis Papan Partikel Limbah Tongkol Jagung dengan Resin Epoxy Isosianat Ady Frenly Simanullang
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.252 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.30692

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tongkol jagung untuk pembuatan dan pengujian fisik papan partikel dan campuran resin epoksi isosianat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan residu tongkol jagung yang telah digiling menjadi 60 mesh dengan campuran 75, 70,65, 60 campuran pada campuran resin epoksi isosianat 25, 30, 35, 40 untuk mendapatkan kondisi pencampuran yang terbaik. Variasi komposisi tepung tongkol jagung pada kondisi campuran terbaik yang digunakan untuk produk pembuatan papan partikel adalah serbuk tongkol jagung 60% dan resin epoksi isosianat 40% sehingga menghasilkan sifat fisik meliputi kadar air 10,12%, perluasan ketebalan 16,54%, densitas 0,589 Sifat fisik partikel papan tongkol jagung telah memenuhi baku mutu SNI. 03 - 2105 - 2006
Potensi CoFe2O4-TiO2 Quantum Dots sebagai Nanofotokatalis Degradasi Mikroplastik Polistirena David -; Siti Karmila; Nana Suryana; Ferry Faizal
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.775 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.31267

Abstract

Mikroplastik polistirena telah menjadi polutan yang mengancam keberlangsungan lingkungan karena sulit terurai secara alami, penyebab kematian pada biota laut dan potensi penyakit pada tubuh manusia sehingga perlu diinvestigasi metode untuk penanganan polutan ini. Penyusunan artikel dilakukan melalui literatur review dan pemodelan reaksi degradasi polistirena. Berbagai studi menyatakan bahwa fotokatalisis merupakan metode yang mudah, murah dan efisien energi untuk degradasi polimer. Simulasi hasil pemodelan menunjukan bahwa degradasi fotokatalik polistirena berjalan lima kali lebih cepat dibandingkan proses degradasi alami. CoFe2O4-TiO2 QDs memiliki aktivitas fotokatalis yang tinggi akibat ukurannya yang kecil, responsif terhadap cahaya tampak dan pemisahannya dengan lingkungan lebih mudah karena hanya menggunakan medan magnet sehingga fotokatalitis ini unggul dan berpotensi untuk mendegradasi mikroplastik polistirena lebih cepat dengan energi yang efisien.
The Effect of TiO2 in Ceramic Product Glaze on the Photodegradation of Methylene Blue eneng maryani
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.48 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.31358

Abstract

Glaze is a coating on the surface of ceramic products such as tiles, sanitary ware and tableware. One of the functions of the glaze is to protect ceramic products from harmful chemicals such as dyes. For this purpose, the glaze material is added with other additives such as TiO2 which is a photocatalyst. n this study, silica sand and commercial glaze 107 with a ratio of 1: 1 were used as the main raw material for glaze with the addition of 0-5% titanium dioxide powder. The raw material for the glaze is wet ground in an alumina potmill for 24 hours. The results of these mills, dried in an oven at a temperature of 100 oC. The dried glaze contains silica as a-quartz and anatase TiO2. The percentage of decolorization (photodegradation) of the glaze to the methylene blue dye after 4 hours of UV exposure was carried out by measuring the absorption of non-degraded methylene blue using a UV-Vis spectrophotometer at a wavelength of 664 nm. Glaze without the addition of TiO2 showed a percent decolorization (photodegradation) of methylene blue of 71.55% which occurred mainly through the adsorption reaction of methylene blue by silica which is mostly contained in the glaze. The optimum value of percent decolorization is 88.49% obtained for glaze materials with the addition of 2% TiO2. The addition of TiO2 which exceeds the optimum value, causes a decrease in the percentage of decolorization (photodegradation) due to TiO22 aggregation on the surface of the silica adsorbent.

Page 1 of 2 | Total Record : 11