Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KARAKTERISASI BIOBRIKET CAMPURAN SERBUK KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA OTONG NURHILAL; SRI SURYANINGSIH
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 7, No 02 (2017)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.546 KB) | DOI: 10.24198/jmei.v7i02.15344

Abstract

Limbah biomassa serbuk kayu dan tempurung kelapa memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi bahan bakar alternatif di Indonesia. Kedua bahan tersebut merupakan komponen dasar biobriket yang berbentuk arang setelah dikarbonisasi. Karbonisasi merupakan proses pengarangan yang dilakukan untuk peningkatan jumlah karbon dan mengurangi kadar zat terbang. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan biobriket masing-masing dari kayu cempaka, jati dan surain dan pembuatan biobriket masing-masing dari kayu cempaka, jati dan surain yang dicampur tempurung kelapa dengan komposisi 50%:50%. Sebagai bahan perekatnya digunakan perekat kanji. Hasil karakterisasi terhadap nilai kalor diperoleh nilai kalor rata-rata untuk biobriket serbuk kayu sebesar 4426 kal/gram dan nilai kalor rata-rata untuk biobriket serbuk kayu yang dicampur tempurung kelapa sebesar 5415,2 kal/gram. Dengan demikian penambahan tempurung kelapa meningkatkan nilai kalor.
Pembuatan Komposit Katoda Karbon Berpori-Sulfur dari Eceng Gondok otong Nurhilal
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.457 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v5i1.27820

Abstract

Eceng gondok merupakan gulma yang mengandung lignoselulosa yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon berpori. Karbon berpori bisa dimanfaatkan dalam banyak aplikasi salah satunya adalah untuk komposit katoda pada baterai. Dalam komposit katoda, karbon berpori berperan sebagai matrik untuk meningkatkan kontak elektrik dengan bahan aktif baterai. Oleh karenanya matrik tersebut harus memiliki konduktivitas yang tinggi. Dalam aplikasi baterai litium sulfur karbon berpori digunakan untuk matrik sulfur yang memiliki konduktivitas yang rendah. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan karbon berpori dari limbah eceng gondok dengan suhu karbonisasi 400 dan aktivator KOH 30%. Selanjutnya karbon berpori digunakan untuk komposit katoda sulphur/karbon pada baterai litium sulfur. Komposit dibuat dengan perbandingan karbon berpori dan sulfur 1:3, yang di panaskan pada suhu 155 selama 15 jam, serta di-anneling pada suhu 300 selama 0,5 jam. Hasil pengujian menunjukkan luas permukaan karbon berpori sebesar 62,53 /g, total volume 0,054 cc/g, konduktivitas sebesar 2,403 x 102 S/m, dan kandungan sulfur pada komposit sebesar 7,6%.
Pemanfaatan Eceng Gondok sebagai Adsorben Pb Asetat otong Nurhilal
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.604 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v4i1.26150

Abstract

Eceng gondok (EG) merupakan jenis tanaman yang tumbuh dengan cepat dan dianggap sebagai gulma. EG mengandung sekitar 70% lignoselulosa yang bisa dimanfaatkan untuk bahan arang aktif. Pada penelitian ini EG telah dibuat sebagai arang aktif melalui proses karbonisasi pada temperatur 400oC dan aktivasi dengan aktivator ZnCl2 30%. Karakterisasi yang dilakukan yaitu uji proksimasi dan uji luas permukaan dengan metode BET. Arang aktif yang dihasilkan digunakan sebagai adsorben larutan Pb asetat buatan. Dari hasil pengujian proksimasi diperoleh kadar karbon terikat 37,79 %. Morfologi arang aktif setelah diaktivasi memiliki volume pori sebesar 0,055 cc/g dan luas permukaan spesifik sebesar104,32 m2/g. Pengukuran adsorben limbah Pb asetat dilakukan dengan mencampurkan arang aktif ke dalam larutan Pb asetat dengan variasi konsentrasi 4 ppm, 8 ppm, dan 12 ppm. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan konsentrasi larutan Pb asetat mengalami pengurangan setelah dicampurkan dengan arang aktif. Pada arang aktif 0,5 gram penurunan terbesar terjadi pada konsentrasi limbah Pb asetat 12 ppm dengan waktu kontak selama 20 menit, konsentrasi larutan Pb asetat berkurang menjadi 0,59 ppm dengan persentase larutan Pb asetat yang terserap sebesar 23,75 %. Sementara pada arang aktif 0,8 gram penurunan terbesar terjadi pada konsentrasi limbah Pb asetat 12 ppm dengan waktu kontak selama 30 menit, konsentrasi larutan Pb asetat berkurang menjadi 0,73 ppm dengan persentase larutan Pb asetat yang terserap sebesar 27,69 %.
Pemanfaatan Arang Aktif Eceng Gondok Untuk Material Elektroda Superkapasitor Otong Nurhilal; Lola Oktalita Nisa Putri
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.236 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v6i2.39913

Abstract

Arang aktif dari eceng gondok telah dikarakterisasi untuk elektroda superkapasitor. Proses aktivasi dilakukan dengan ZnCl2 30% dengan perbandingan massa serbuk eceng gondok dengan ZnCl2 1:3 dan proses karbonisasi eceng gondok dilakukan pada suhu 800°C selama 1 jam. Arang aktif selanjutnya dibuat elektroda dan dilakukan uji elektrokimia dengan elektrolit H2SO4 dengan variasi konsentrasi 1M, 2M dan 3M. Arang aktif yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy – Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX); X-Ray Diffraction (XRD), dan Four Point Probe (FPP) untuk menentukan nilai konduktivitas, sedangkan kinerja dari elektroda superkapasitor dikarakterisasi menggunakan Cyclic Voltammetry untuk menentukan nilai kapasitansi. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa komposisi arang aktif eceng gondok dengan persentase massa karbon 48,22% dengan persentase atomic yaitu 73,24% dengan permukaan sampel heterogen, memiliki struktur atom berbentuk amorf dan derajat kristalinitas arang aktif eceng gondok sebesar 15,93% serta nilai konduktivitas sebesar 4,59 S/m. Nilai kapasitansi yang didapatkan berdasarkan variasi elektrolit H2SO4 1M, 2M dan 3M yaitu 8,85 F/g, 12,80 F/g dan 15,98 F/g. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi elektrolit H2SO4 yang diberikan maka nilai kapasitansi superkapasitor yang dihasilkan juga semakin besar
Rancang Bangun Gasifikator dengan Bahan Bakar Sekam Padi Otong Nurhilal; Sri Suryaningsih; Setianto, Dadan Husni M
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.733 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v3i1.20549

Abstract

Telah dirancang gasifikator dengan diameter 13,97 cm dan tinggi 60,1 cm. Perancangan ini didasarkan pada asumsi kebutuhan energi sebesar 3,6 MJ, efisiensi 17 % dan bahan bakar sekam padi dengan densitas 125 kg/m3. Kinerja gasifikator ditentukan oleh parameter laju gasifikasi khusus dan hilang tekan. Berdasarkan hasil pengujian dari proses gasifikasi untuk 0,8 kg sekam padi dengan variasi suplai udara sebagai medium gasifikasi diperoleh nilai  laju gasifikasi khusus terbesar sebesar 5,329 kg/m2 jam dan nilai hilang tekan terkecil sebesar 565,293 kg/m.s2 pada tegangan blower 225 Volt.
Pengaruh Laju Aliran Udara Terhadap Konsentrasi Gas Mampu Bakar dan Daya Gasifikasi Otong Nurhilal; Ferry Faizal; Harry Poetra
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.806 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v3i2.22600

Abstract

Pada penelitian ini telah dianalisa CH4, CO dan H2 sebagai unsur dominan pada gas hasil gasifikasi dari sekam padi dan bonggol jagung. Tipe gasifikator yang digunakan adalah tipe updraft dengan udara sebagai medium gasifikasi dengan variasi laju udara 1-5 m/s. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sensor MQ2, MQ4 dan MQ8. Banyaknya bahan biomassa yang digunakan untuk 1 kali proses gasifikasi adalah 1 kg. Berdasarkan data hasil pengukuran temperatur gasifikasi tertinggi mencapai 866 ˚C dengan laju aliran udara 4,8 m/s. Untuk nilai konsentrasi rata-rata CH4, CO dan H2  tertinggi untuk bonggol masing masing adalah 3791,4 ppm, 8959,4 ppm, dan 8267,1 ppm dengan laju aliran udara 5m/s. Untuk sekam padi diperoleh nilai rata-rata konsentrasi masing-masing adalah 6728 ppm 7497 ppm, dan 7617 ppm pada 3 m/s. Nilai daya terbesar untuk bonggol jagung adalah 11,6 kW pada laju aliran 5 m/s dan  sekam padi adalah 2,51 kW pada laju aliran 3 m/s.
Pengaruh Komposisi Campuran Sabut dan Tempurung Kelapa terhadap Nilai Kalor Biobriket dengan Perekat Molase Otong Nurhilal; Sri Suryaningsih
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.4 KB) | DOI: 10.24198/jiif.v2i1.15606

Abstract

Indonesia merupakan negara tropis yang menjadi salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia. Dalam satu kelapa  menghasilkan daging kelapa sebesar 28%, sisanya adalah sabut kelapa sebesar 35% dan tempurung kelapa sebesar 12% yang sering dianggap sebagai limbah sisa. Salah satu bentuk pemanfaatan dari limbah sabut dan  tempurung kelapa yaitu dengan dibuat menjadi briket yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang optimal pada pembuatan briket campuran sabut dan tempurung kelapa dengan menggunakan perekat tetes tebu (molase). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode ekperimen dengan tahapan persiapan bahan, karbonisasi bahan, pembuatan briket, dan pengujian briket. Pada pembuatan briket, bahan perekat yang digunakan adalah perekat molase dengan konsentrasi 10%. Pengujian yang dilakukan meliputi uji proksimat, uji nilai kalor, dan uji pembakaran dengan metode WBT (Water Boiling Test)  untuk mengetahui efisiensi pembakaran. Dari hasil penelitian menunjukan peningkatan nilai kalor seiring dengan penambahan konsentrasi tempurung kelapa. Sehingga komposisi yang optimal pada pembuatan briket campuran sabut dan tempurung kelapa adalah 50% : 50% dengan nilai kalor sebesar 6211 kal/g dan telah memenuhi Standar Briket Nasional. Dan dari hasil uji pembakaran didapatkan efisiensi pembakaran sebesar 9,861%. 
Synthesis and Characterization of Water Hyacinth Porous Carbon for Lithium Sulfur Battery Cathode Composites Otong Nurhilal; Sahrul Hidayat; Risdiana .
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jiif.v7i2.43356

Abstract

Water hyacinth as a weed plant is a type of biomass with a fast growth rate. This condition causes problems in the environment and has a negative impact on life, including health and economic problems. To provide added value to the utilization of water hyacinth, a synthesis and characterization of porous carbon from water hyacinth has been carried out which is used as a sulfur cathode matrix in lithium sulfur batteries. From the results of the N2 adsorption-desorption test, the surface area of porous carbon was 297.7 m2/g and the total pore volume was 0.332 cm3/g. The results of the composite test showed that the sulfur content in the composite for a ratio of 1:2.5 was 60.6 wt%. The cathode of a lithium sulfur battery has been made from a composite with a thickness 100 mm and a sulfur loading of 2.80 mg/cm2. The initial discharge capacity of the battery is 264 mAh/g with a coulomb efficiency of up to 70%. Battery discharge capacity of 175.5 mAh/g at 50th cycle.
Modifikasi Karbon Berpori Eceng Gondok Doping Nitrogen Untuk Matrik Katoda Baterai Litium Sulfur Dengan Kapasitas Tinggi Otong Nurhilal; Sahrul Hidayat; Dadan Sumiarsa; Risdiana Risdiana
Chimica et Natura Acta Vol 11, No 2 (2023)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cna.v11.n2.46078

Abstract

Karbon berpori dari biomassa menjadi kandidat potensial untuk matrik katoda baterai litium sulfur. Karbon berpori harus memiliki konduktivitas listrik yang tinggi untuk meningkatkan kontak elektrik sulfur yang bersifat isolator.  Modifikasi karbon berpori doping N diperlukan untuk meningkatkan kinerja baterai litium sulfur. Pada penelitian ini telah dibuat karbon berpori Eceng Gondok doping N, selanjutnya dikompositkan dengan sulfur dan diaplikasikan untuk katoda baterai litium sulfur. Hasil pengujian dengan FTIR menunjukkan adanya gugus C=N pada 1657 cm-1. Hasil pengujian SEM-EDS terhadap komposit karbon berpori doping N/sulfur diperoleh kadar sulfur sebesar 66,95 wt% untuk rasio 1:2,5. Hasil pengujian dengan four line probe (FLP) diperoleh konduktivitas listrik karbon berpori doping N sebesar 17,16 x 10-2 S/cm, komposit karbon berpori doping N/sulfur sebesar 14,61 x 10-4 S/cm. Katoda baterai litium sulfur telah berhasil dibuat dari komposit KBEGN/S dengan ketebalan 200 mm dan kandungan sulfur sebesar 4,93 mg/cm2. Hasil pengukuran charge-discharge baterai diperoleh kapasitas pengosongan awal sebesar 584 mAh/g. Nilai kapasitas pengosongan awal yang diperoleh lebih besar dari baterai dengan karbon berpori tanpa doping N sebesar 312 mAh/g untuk kandungan sulfur 3,57 mg/cm2.