cover
Contact Name
Bayu Eka Riarsa Thira
Contact Email
bayu.thira@stikesrespati-tsm.ac.id
Phone
+6281223004727
Journal Mail Official
lppm@stikesrespati-tsm.ac.id
Editorial Address
Jl. Singaparna KM. 11 Cikunir Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat 46181
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Bidkemas
ISSN : 20879822     EISSN : 29882699     DOI : 10.48186/bidkemas
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS STIKes Respati Tasikmalaya, terlahir dari motivasi dan inovasi para dosen untuk ikut berkiprah mengembangkan dunia riset dalam bidang kesehatan. Adanya tuntutan informasi yang semakin berkembang maka keberadaan jurnal kesehatan BIDKEMAS ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan akademik khususnya bidang kesehatan dan berdaya guna bagi institusi lainnya yang sangat membutuhkan informasi riset dalam lingkup profesi Kebidanan dan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan BIDKEMAS akan diterbitkan setiap pertengahan tahun (6 bulan sekali) dan memuat hasil riset untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam kebidanan maupun kesehatan masyarakat. Keberadaan jurnal BIDKEMAS mendapatkan pengelolaan khusus dari dewan redaksi sehingga setiap terbitan diharapkan mampu mendapatkan penerimaan yang baik dikalangan pengguna.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016" : 8 Documents clear
ANALISIS POTENSI BUDAYA LOKAL DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Dadan Yogaswara, S.KM,M.KM; Setiawan , SH,M.Kes; Tupriliany Danefi, SST. M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.59

Abstract

Masalah kesehatan sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya di masyarakat dimana mereka berada. Tingginya kematian ibu dan anak erat hubungannya dengan masalah-masalah non medis, tetapi selama ini penanganannya lebih ditekankan kepada pelayanan kesehatan, padahal penyebab mendasarnya adalah kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, termasuk sosial budaya. Kepercayaan, pengetahuan dan budaya setempat seperti adanya kebiasaan-kebiasaan kurang mendukung terhadap perilaku sehat, berbagai pantangan jenis makanan dan kebiasaan lainnya berhubungan langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi kesehatan di lingkungan masyarakat tersebut. Perilaku-perilaku kesehatan di masyarakat baik yang menguntungkan atau merugikan kesehatan banyak sekali dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. Faktor sosial budaya tersebut diduga menjadi penyebab mendasar rendahnya derajat kesehatan masyarakat termasuk termasuk faktor penyebab mendasar lainnya seperti pengetahuan angota keluarga, pendidikan anggota keluarga, kondisi sosial ekonomi. Faktor penyebab tidak langsung juga turut mempengaruhi diantaranya masalah gizi, gender, perlakuan keluarga terhadap kelompok risiko tinggi yaitu diantaranya ibu hamil, ibu bersalin, ibu melahirkan dan anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana faktor sosial budaya setempat yang mempengaruhi terhadap status kesehatan masyarakatnya sekaligus bisa memberikan solusi dalam pengembangan pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan budaya setempat. Intervensi terhadap kondisi tersebut bisa dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai potensi yang disesuaikan dengan sosial budaya tersebut. Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Pilihan desain penelitian ini bisa mengungkap secara mendalam terhadap berbagai akar persoalan mendasar sehingga diketahui sejauhmana faktor sosial budaya mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat, karena persoalan keyakinan ataupun kepercayaan-kepercayaan yang sudah dan masih dianut secara turun-temurun seringkali banyak menimbulkan dampak yang merugikan bagi kesehatan yang mempengaruhi terhadap kesehata khususnya kesehatan ibu dan anak. Setelah diketahuinya segala faktor budaya yang menjadi penyebab mendasar terhadap munculnya permasalahan kesehatan diharapkan bisa menentukan intervensi yang lebih efektif, efisien dan tepat sasaran karena langsung menyelesaikan masalah pada akar masalahnya.
PERBANDINGAN PROSES DEKONTAMINASI TERMOMETER ANTARA PENGGUNAAN ALKOHOL 70% DENGAN LARUTAN KLORIN, AIR SABUN DAN AIR DTT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI KELURAHAN SETIAWARGI KECAMATAN TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA PERIODE NOPEMBER-DESEMBER TAHUN 20 Meti Megawati; Mimma Fatmala
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.70

Abstract

Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia juga menunjukkan bahwa (8,7%) pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara di Negara berkembang, diperkirakan lebih dari (40%) pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial. Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2010 menunjukkan bahwa (9,8%) pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama di rawat. Tingginya frekuensi kontak dengan darah penderita akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5 per 100 pekerja per tahun. Studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 2013 dengan melakukan wawancara terbuka kepada Bidan Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya diperoleh informasi bahwa masih ada kejadian cross infection yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan karena penggunaan alat-alat yang tidak steril, dalam hal ini penggunaan termometer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan proses dekontaminasi termometer antara yang menggunakan Alkohol 70% dengan Larutan Klorin, Air Sabun dan Air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari  Kota  Tasikmalaya,  pada  bulan  Desember  Tahun 2013. Besar sampel sebanyak 2 orang yang diambil dengan teknik Purposive Sampling.  Instrumen penelitian ini menggunakan termometer yang telah dikalibrasi, lembar observasi, media agar dan mikroskop. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa termometer baru yang akan digunakan terdapat bakteri jumlah bakteri setelah digunakan pada ketiak ibu hamil trimester III responden A pada temp 1 sebanyak 1077 koloni/cm2 dan temp 2 sebanyak 1923 koloni/cm2. Sedangkan pada ibu hamil trimester III responden B pada temp 1 sebanyak 4619 koloni/cm2 dan pada temp II sebanyak 1000 koloni/cm2. Terdapat perbedaan yang signifikan proses dekontaminasi termometer antara yang menggunakan alkohol 70% dengan larutan klorin, air sabun, dan air DTT pada ibu hamil trimester III di Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya periode Nopember-Desember tahun 2014 (p sama dengan 0,04). Direkomendasikan petugas kesehatan/ bidan dalam mensterilkan alat-alat kesehatan dapat menggunakan alkohol 70%, karena dapat efektif menghilangkan bakteri, serta membuat SOP nya.
GAMBARAN KEMATIAN IBU DI WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Aam Nursalam, SKM,M.Mkes; Teni Supriyani, S.KM,M.KM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.71

Abstract

Berdasarkan data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan di wilayah Provinsi Jawa Barat data kematian ibu di Jawa Barat pada 2013 adalah 781 kasus dan pada tahun 2014 turun menjadi 747 kasus. Di wilayah Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 jumlah kematian ibu adalah 31 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran jumlah kematian ibu berdasarkan tahahapan dan usia di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang meninggal pada saat hamil, melahirkan dan nifas di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan cara studi data sekunder laporan Dinas Kesehatan Kabupaten tasikmalaya Tahun 2015. Tehnik analisis data menggunakan analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa didapatkan bahwa kematian ibu pada tahun 2014 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah 31 orang. Distribusi kematian ibu berdasarkan kecamatan yang paling banyak yaitu Kecamatan Cikalong dan Salopa yaitu 3 orang atau 0.96%. Kematian ibu di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun paling banyak terjadi pada tahapan bersalin yaitu 13 orang atau 41,96%. Serta kematian ibu di wilayah Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 paling banyak terjadi pada usia 20 – 35 tahun yaitu 24 orang atau 77.4 %. Disarankan instansi kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dimulai dari ANC, APN dan asuhan masa nifas.
FAKTOR DETERMINAN YANG MENJADI RESIKO TERJADINYA UNMEET NEED PADA WUS DI KECAMATAN SINGAPARNA Lilis lisnawati, SST, M.Keb
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.72

Abstract

Keikutsertaan aktif keluarga berencana (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) di negara berkembang merupakan salah satu pilar fundamental keselamatan untuk memenuhi hak-hak reproduksi mereka, akan tetapi rendahnya angka CPR disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masih banyak PUS yang tidak ber KB atau dikenal dengan istilah unmeet need. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor determinan yang menjadi resiko terjadinya unmeet need pada WUS di Kecamatan Singaparna. Penelitian menggunakan metode analitik crossectional dengan Analisis data yang digunakan yaitu univariat, bivariate dengan menggunakan uji Chi-Square dan multivariat dengan uji regresi logistik serta besar risiko dihitung dengan rasio prevalensi (RP). Populasi dalam penelitian adalah WUS usia 15-49 tahun yang tercatat dalam laporan Puskesmas bulan Januari-Juni 2016 di wilayah Kecatan Singaparna sejumlah 174 orang. Variabel pendidikan, pekerjaan, paritas, riwayat penggunaan KB, keyakinan menggunakan alat kontrasepsi, pengetahuan, konseling KB dan persetujuan suami merupakan variabel yang berhubungan dengan kejadian unmetneed sedangkan variabel umur, pendapatan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga merupakan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian unmetneed dan konseling KB merupakan faktor yang paling berisiko Pemerintah dapat meningkatkan promosi penggunaan alat kontrasepsi dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan permasalahan seperti masih rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat dan meningkatkan kualitas konseling KB oleh petugas kesehatan dan petugas lapangan KB di Desa secara komprehensif dengan memberikan semua penjelasan secara menyeluruh sesuai kebutuhan masyarakat.
GAMBARAN EFEKTIFITAS ASUHAN DALAM KUNJUNGAN MASA NIFAS DAN KETIDAKNYAMANAN FISIK DALAM MASA NIFAS DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 Tupriliany Danefi, SST. M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.73

Abstract

Masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi karena sekitar 60% kematian ibu terjadi segera setelah kelahiran dimana 50% dari kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dan perawatan pada ibu serta penyuluhan kepada ibu dan keluarganya agar komplikasi nifas tidak terjadi dalam bentuk Kunjungan nifas. Cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 2012 adalah 85,16%, dan meningkat di tahun 2013 yaitu 86,64%, sedangkan cakupan persalinan meningkat dari tahun 2012 sebesar 88,64% ke tahun 2013 yaitu sebesar 90,88%. Hal ini menyimpulkan apabila tidak ada kesamaan antara cakupan persalinan dengan cakupan kunjungan nifas kemungkinan terjadi komplikasi persalinan dalam masa nifas atau masa nifas tidak terkontrol oleh petugas kesehatan.Tujuan Penelitian ini adalah untuk gambaran efektifitas asuhan dalam kunjungan masa nifas dan ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriprif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu nifas di bulan Mei sebanyak 11 ibu nifas. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat. Instrumen yang digunakan menggunakan kuesioner dan juga observasi secara langsung. Hasil penelitian didapatkan Diperoleh 54,54 % asuhan dalam kunjungan yang diberikan kurang efektif.Ibu nifas yang mengalami ketidaknyamanan dalam masa nifas sebanyak 5 orang (45,45%) dan yang tidak mengalami ketidaknyamanan sebanyak 6 orang (54,54%). Ketidaknyamanan yang terjadi adalah nyeri setelah melahirkan, pembesaran payudara dan keringat berlebih Berdasarkan hasil penelitian ini ini maka dapat disimpulkan bahwa ibu nifas masih kurang mendapatkan asuhan dalam kunjungan nifas yang mungkin bisa berdampak terjadinya ketidaknyamanan dalam masa nifas Disarankan pada ibu nifas melakukan kunjungan nifas minimal dilakukan sebanyak tiga kali untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalahmasalah yang terjadi.
GAMBARAN PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN DIBPS WILAYAH KERJA KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2015 Chanty Yunie, S.ST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.74

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Singaparna pada tanggal 2 September 2015 melalui studi dokumentasi terdapat permasalahan yaitu terdapat beberapa bidan yang tidak melakukan pendokumentasian pada kegiatan pelayanan ANC baik dari hasil anamesis, pemeriksaan fisik dan penatalaksanaan yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan pendokumentasian asuhan kebidanan pada antenatal care (ANC) oleh bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif observasional. Populasi dan sampel penelitian ini adalah Bidan yang mempunyai BPS di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna yang berjumlah 20 BPS Tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling, artinya seluruh BPS yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Singaparna Tahun 2015 dijadikan sebagai sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format cheklist yang berisi tentang daftar kegiatan pendokumentasian dari tiap pelayanan kebidanan pada ibu hamil. Format cheklist tersebut mengacu pada standar pendokumentasian atau catatan meliputi hasil anamesis, hasil pemeriksaan fisik secara head to toe, pemeriksaan penunjang, hasil diagnosa kebidanan serta penatalaksanaan asuhan kebidanan. Analisis data yang digunakan adalalah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran penerapan pendokumentasian asuhan kebidanan di 20 BPS wilayah kerja Kecamatan Singaparna didapatkan kesimpulan yaitu karakteristik bidan berdasarkan umur menunjukkan bahwa usia paling muda 27 tahun dan paling tua 65 tahun, rata-rata usia responden adalah 39 tahun. Pendidikan responden lulus dari D3 Kebidanan yaitu sebanyak 16 orang (80%) lulus D4 kebidanan sebanyak 4 orang (20%). Lama kerja responden paling baru adalah 5 tahun dan paling lama 46 tahun, rata-rata lama kerja bidan adalah 14,8 tahun. Pendokumentsian asuhan kebidanan pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan di BPS wilayah kerja Puskesmas Singaparna termasuk kategori kompeten sebanyak 9 orang (45,%) dan tidak kompeten sebanyak 11 orang (55%). Saran dalam penelitian ini agar dapat mensosialisasikan lagi tentang dokumentasi kebidanan sesuai dengan standar pendokumentasian kepada bidan yang memiliki BPS serta bagi bidan agar dapat menerapkan dokumentasi kebidanan sesuai dengan standar pendokumentasian pada setiap pelayanan kebidanan.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN GIZI PADA BALITA DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Hariyani Sulistyoningsih, S.KM,M.KM; Sinta Fitriani, S.KM,MKM; Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.75

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor yang mempengaruhi timbulnya kekurangan gizi pada balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sehingga kemudian dapat dibuat program yang dapat mencegah dan menanggulangi masalah kekurangan gizi dengan menghilangkan faktor penybab yang bisa menimbulkannya. Target khusus dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor penyebab langsung dan tidak langsung yang menyebabkan balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengalami kekurangan gizi. Balita yang dijadikan sampel diukur kembali status gizinya dengan membandingkan berat badan balita berdasarkan tinggi badannya (indeks yang digunakan adalah BB/TB). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki Balita yang mengalami kekurangan gizi. Variabel yang diukur terdiri dari variabel-variabel yang menjadi faktor penyebab timbulnya kekurangan gizi, baik faktor langsung maupun tidak langsung. Faktor yang diteliti meliputi pola makan, penyakit infeksi yang diderita balita, pola asuh balita, pola pemberian ASI, ketersediaan makanan di Rumah Tangga, pelayanan kesehatan, keadaan lingkungan rumah,dan tingkat ekonomi keluarga. Alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data pada masing-masing variabel adalah kuesioner yang diwawancarakan. Data masing masing variabel kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk kemudian dianalisis sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jelas tentang faktor yang mempengaruhi kekurangan gizi. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan balita yang mengalami kekurangan gizi di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 75,0% balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dalam kesehariannya berada dalam kepengasuhan ibunya secara langsung, Hanya 56,2% balita penderita gizi kurang yang mendapatkan ASI secara eksklusif, Sebanyak 43,8% balita penderita gizi kurang dibawa ke bidan apabila menderita sakit, Kondisi lingkungan rumah balita penderita gizi kurang di masih belum memenuhi syarat kesehatan serta Rata-rata pendapatan keluarga balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp 850.000. Puskesmas hendaknya membuat program yang lebih spesifik untuk dalam hal promosi kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan gizi balita dengan memanfaatkan sarana yang telah ada di masyarakat.
GAMBARAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR KB PENGGUNA METODE OPERATIF PRIA (MOP) DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 Hapi Apriasih, SST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.76

Abstract

Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran sperma (vas deferens) yang membawa sperma dari testis ke penis. Dengan metode yang menyerupai sterilisasi ini, sperma tidak lagi keluar bersama air mani saat pria ejakulasi atau dikenal dengan nama MOP (Metode Operatif Pria). Berdasarkan data di Puskesmas Singaparna bahwa cakupan penggunaan MOP paling rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah resiko efek samping meskipun tergolong rendah.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran efek samping metode kontrasepsi MOP di Kec Singaparna Kab Tasikmalaya Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, jenis penelitian deskriptif. Pengumpuan data yang digunakan adalah data primer dengan instrumen penelitian kuesioner. Sampel terdiri dari 8 orang akseptor KB MOP. Analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa 100 % responden MOP tidak mengalami efek samping baik efek samping mayor atau efek samping minor, meskipun ada faktor lainnya yang dirasakan pada satu orang pengguna MOP yaitu penurunan libido tetapi bukan faktor utama karena dilihat dari faktor lain seperti pengaruh pekerjaan dan usia. Kesimpulan penelitian ini adalah seluruh akseptor pengguna MOP tidak mengalami efek samping minor dan mayor. Saran penelitian ini adalah meningkatkan KIE dan konseling KB PUS dan menggalakan kembali safari KB atau pelayanan KB gratis.

Page 1 of 1 | Total Record : 8