cover
Contact Name
Ozkar F Homzah
Contact Email
jurnal.austenit@polsri.ac.id
Phone
+6282178533625
Journal Mail Official
jurnal.austenit@polsri.ac.id
Editorial Address
Lantai 2, Gedung Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya, Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139, Indonesia.
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
AUSTENIT
ISSN : 20851286     EISSN : 26227649     DOI : https://doi.org/10.53893/austenit
AUSTENIT (pISSN 2085-1286 and eISSN 2622-7649) is a peer-reviewed open access journal published by Mechanical Engineering Department, Politeknik Negeri Sriwijaya. Focused on original articles in the form of technical and vocational research results or literature review which provides insight in the field of mechanical engineering and machinery that includes Mechanical Structure, Manufacturing, Metallurgy Sciences and Engineering, Design Engineering, Maintenance and Repair Engineering, Fluid Dynamics, HVAC (Heating, Ventilation and Air Conditioning), Heat-Mass Transfer, Sustainable Renewable Energy, Mechatronic and Control Systems or as well as other related Mechanical Engineering field study.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010" : 8 Documents clear
STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PIPA PENSTOCK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO PADA DESA PENYANDINGAN KAB. OKU SELATAN H. Azharuddin
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1787.963 KB)

Abstract

Perkembangan listrik pedesaan yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN masih tergantung pada pemakaian mesin diesel. Minat terhadap mesin diesel telah mengalami penurunan akhir-akhir ini, karena biaya operasional terutama harga bahan bakar yang terus meningkat dan kekurangan- kekurangan lainnya yang tidak dapat diabaikan misalnya ; pemadaman berkala, biaya kebutuhan pemeliharaan dan kesulitan yang dialami oleh para staf dalam melakukan pengiriman bahan bakar yang disebabkan oleh keadaan jalan desa yang belum memadai dan jarak yang cukup jauh dari agen penyuplai. Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Mini-Hidro (PLTMH) merupakan salah satu bentuk energi alternative yang sangat mungkin untuk dikemangkan di Negara-negara dengan sumber air yang tersebar luas, misalnya Indonesia. Untuk melaksanakan pembangunan PLTMH diperlukan suatu perencanaan yang matang sehingga perlu disurvey tentang potensi sungai dan kondisi desa tersebut. Di daerah pedesaan umumnya terdapat saluran irigasi yang utama berfungsi untuk mengairi sawah dan juga berpotensi untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Studi awal perencanaan bagian-bagian PLTMH dari segi mekanikal dan kelistrikan meliputi, turbin, powerhouse, generator dari PLTMH yang direncanakan, berdasarkan hasil pembahasan saluran irigasi di Desa Penyandingan Kab. OKU Selatan memiliki potensi energy energy listrik sebesar 318,30 Kw.
PENGARUH PROSES/METODE PENGECORAN TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS PADA BALING-BALING (PROPELLER) MOTOR TEMPEL (KETEK) Siproni Umar
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1978.43 KB)

Abstract

Proses pembuatan baling-baling dapat dilakukan dengan pengecoran atau penuangan, bisa pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir (sand casting) atau pengecoran dengan cetakan logam (die casting). Bahan yang digunakan untuk membuat baling-baling biasanya ada 2 (dua) yaitu aluminium atau kuningan, yang masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan. Untuk mengetahui pengaruh proses pengecoran terhadap sifat-sifat mekanis yang dihasilkannya, terutama kekerasan dan laju perambatan retak, maka penelitian ini dilakukan. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah baling-baling yang berdiameter 20” ( = 51 cm) sebanyak 2 (dua) buah yang terbuat dari aluminium, dan 2 buah lagi terbuat dari kuningan. Bahan aluminium dan kuningan yang digunakan adalah bahan limbah rumah tangga. Dari tiap-tiap baling-baling kemudian dipotong-potong sehingga didapat 3 (enam) buah spesimen untuk uji tarik statis dan 3 buah spesimen uji perambatan retak, serta beberapa spesimen untuk uji kekerasan, sehingga jumlah spesimen total sebanyak 12 buah untuk uji tarik statis dan 12 buah untuk uji perambatan retak. Penelitian dilakukan di Laboratorim Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya dan Laboratorium Mekanika Bahan Jurusan Teknik Mesin FT-UGM. Dari hasil analisa yang dilakukan ternyata proses/metode pengecoran sangat berpengaruh terhadap kekerasan baling-baling tersebut. Untuk baling-baling yang terbuat dari aluminium maka peningkatan kekerasannya sebesar 38%, sedangkan yang terbuat dari kuningan mengalami peningkatan kekerasan sebesar 42%. Demikian juga proses/metode pengecoran meningkatkan laju perambatan retak dari baling-baling tersebut. Peningkatan yang terjadi pada baling-baling yang terbuat dari kuningan adalah sebesar 29%, sedangkan peningkatan laju perambatan retak pada baling-baling aluminium tidak terlalu siginifikan, yaitu hanya sebesar 16%.
PENGARUH KOMPAKSI DAN HOLDING TIME TERHADAP DENSITAS PADUAN ALUMINIUM/FLY ASH YANG DIBUAT DENGAN METALLURGI SERBUK Dicky Seprianto
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1056.141 KB)

Abstract

Fly ash merupakan residu dari hasil pembakaran batubara yang dapat dimanfaatkan dalam paduan aluminium. Pada penelitian ini dibuat paduan aluminium dengan fly ash yang menggunakan metode metallurgi serbuk. Serbuk aluminium diperoleh dari Merck German berbentuk irreguler dan ukuran partikel yang homogen sedangkan serbuk fly ash diperoleh dari sisa pembakaran pada proses forging dibengkel mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Serbuk aluminium dicampur dengan berat fraksi fly ash sebesar 5% selama 2 jam kemudian dipadatkan dengan tekanan pemadatan (kompaksi) 139 N/mm2, 207 N/mm2 dan 275 N/mm2 menggunakan metode cold isostatic pressing. Green body yang dihasilkan disinter dengan suhu 550oC dan waktu penahanan suhu (holding time) 60, 120 dan 180 menit. Densitas teoritis dihitung dengan menggunakan persamaan rule of mixture (ROM) sedangkan pengujian densitas aktual menggunakan teori Archimedes. Hasil pengujian densitas dari paduan aluminium/fly ash, menunjukkan nilai densitas meningkat seiring dengan naiknya tekanan pemadatan (kompaksi) dan lamanya waktu penahan suhu sinter (holding time).
PERUBAHAN GEOMETRIK PADA PENGELASAN PLAT ST 37 PADA PROSES LAS LISTRIK Mardiana Mardiana
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengelas merupakan salah satu cara menyambung logam atau plat ST 37 dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Salah satu cara menyambung logam selain dengan menggunakan las gas adalah dengan cara menggunakan las listrik, inilah yang biasa disebut dengan las listrik. Dalam pengelasan dengan menggunakan las catat atau las kecil yang digunakan sebagai pekerjaan las permulaan untuk mengikat bagian-bagian yang akan dilas. Apabila dua plat tipis dengan kampuh T tanpa dibuat las catat maka kedua sisi kampuh yang masih bebas akan akan bergeser. Untuk itu dalam pengelasan diperlukan juga jenis- jenis elektroda sebagai bahan tambah. Memilih besarnya arus tergantung pada diameter elektroda, karena tiap-tiap elektroda memiliki Amper minimum dan maximum. Demikian juga dengan panjang pendeknya busur berpengaruh terhadap hasil pengelasan. Dalam persiapan-persiapan pengelasan diantarannya dilakukan juga pada pengerjaan sisi yang akan digerinda atau di pahat, sehingga untuk menggurangi geseran atau perubahan geometrik dan kedua sisi yang akan dilas harus diatur. Sehingga pada akhir pengelasan makin besar pula sudut dan celah yang terbentuk. Untuk mencegah hal-hal tersebut di atas maka seorang ahli konstruksi las harus mengetahui pengetahuan bagaimana cara mengatasi perubahan geometrik pada pengelasaan.
ANALISA PENGARUH KECEPATAN POTONG PROSES PEMBUBUTAN BAJA AMUTIT K 460 TERHADAP UMUR PAHAT HSS H. Makmur
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1818.187 KB)

Abstract

Proses pemotongan(cutting tecnology) dipengaruhi oleh dua aspek utama yaitu gaya potong dan temperatur. Gaya potong yang terlalu besar, melebihi kemampuan yang dimiliki material perkakas akan dapat menyebabkan keretakan/patah pada perkakas, sedang temperatur akan meningkat bila gaya gesek antara pahat potong dengan serpihan benda kerja terlalu besar, kedua faktor ini akan mempengaruhi umur pahat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kecepatan potong (Vc) terhadap umur pahat HSS, pada proses pembubutan baja Amutit K 460. Umur pahat bubut jenis High Speed Steels (HSS) yang digunakan pada pengujian ini dengan kecepatan potong (Vc) yang bervariasi untuk Vc = 44 m/min umur pahat T = 5,71 menit, Vc = 32 m/min umur pahat (T) = 14,13 menit dan Vc = 24 m/min umur pahat (T) = 29,31 menit. Secara teoritis umur pahat untuk kondisi proses pembubutan dengan pahat HSS dapat diperkirakan dengan persamaan Taylor T =(81,102/V )1/n , untuk kondisi kecepatan potong (Vc) = 44 m/min umur pahat (T) = 5,80 menit, Vc=32 m/min umur pahat T = 13,70 menit dan Vc=24 m/min umur pahat T = 29,77 menit. Perbedaan umur pahat dari hasil pengujian dan teoritis a tidak terlalu besar. Semakin tinggi harga Vc, semakin pendek umur pahat tersebut, atau semakin kecil harga Vc, semakin panjang umur pahat tersebut.
PEMODELAN DAN ANALISIS KINEMATIKA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR BERBASIS KOMPUTER Irawan Malik
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa alat bantu perangkat lunak yang tersedia dipasaran dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan tugas-tugas desain dan analisis yang berhubungan dengan mekanisme dan sistem-sistem dinamis lainnya. Tulisan ini membahas analisis kinematika dari mekanisme engkol-peluncur (poros engkol/slider-crank) melalui komparasi dari beberapa tool yang tersedia pada beberapa perangkat lunak yaitu Mathematica® 6, SolidWorks® 2010 dan Slider Student Edition® 2003 dengan cara membuat model kinematis dari mekanisme tersebut serta mensimulasikannya. Dari studi ini diharapkan akan didapat optimisasi desain sistem mekanisme yang umum dijumpai di teknik mesin misalnya engkol-peluncur disamping untuk menunjukkan simulasi berbasis media digital yang dapat dimanfaatkan untuk mengomunikasikan hasil-hasilnya. Simulasi tersebut menciptakan konsep laboratorium virtual sebagai sebuah tool untuk mengajarkan pemahaman kinematika (dan juga kinetika) dari suatu mekanisme permesinan.
PEMODELAN TEORITIS ALIRAN SEKUNDER DAN VALIDASI EKSPERIMENTAL PADA KOMPRESOR AKSIAL DENGAN KOMPRESOR CASCADE Ahmad Suryadi
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1884.183 KB)

Abstract

Salah satu usaha untuk memprediksi kenaikan tekanan pada suatu desain kompresor aksial dilakukan dengan pemodelan teoritis deviasi sudut turning serta AVR. Pemodelan ini menggunakan teori aliran sekunder di dalam cascade oleh [Marsh H dan Glynn D], dimana aliran viscous tiga dimensi yang melintasi blade passage dianggap sebagai aliran non-viscous tetapi mengandung vorticity. Di daerah inlet boundary layer, vorticity ini berasal dari normal vorticity dan streamwise vorticity. Akibat perbedaan waktu tempuh partikel yang melintasi suction side dan pressure side maka vorticity di inlet akan terlihat sebagai secondary vortex pada normal exit cascade. Melalui persamaan integrasi teori aliran sekunder didapatkan persamaan matematis deviasi outlet angle (Δβ2), axial velocity ratio, hingga algoritma pemrograman komputer. Sebagai analisis hasil, selanjutnya dibandingkan dengan eksperimen yang dilakukan oleh Sasongko H. Tentunya dengan blade geometry, cascade configuration yang sama. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan menunjukkan adanya kesesuaian yang baik antara teori dengan eksperimen. Namun ada sedikit perbedaan terutama di daerah yang berkaitan dengan pengaruh separasi aliran tiga dimensi.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PROSES PRODUKSI LACI BEDSIDE CABINET BERDASARKAN ASPEK QCD Soegeng Witjahjo
AUSTENIT Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bedside cabinet adalah jenis furniture seperti almari dengan ukuran lebih kecil (500 x 400 x 900) mm . Furniture ini banyak dipakai di Rumah Sakit sebagai salah satu sarana rehabilitasi alat kesehatan yang diletakkan di dekat tempat tidur. Proses manufaktur Bedside Cabinet pada PT.X masih menggunakan cara sederhana, misalnya proses pemotongan menggunakan gunting tangan, dan proses penekukkan menggunakan mesin bending tapi dilakukan penekukkan per sisi tekuk , sehingga kerjanya kurang efisien, terutama pada proses potong dan bending. Pada penelitian ini akan dilakukan peningkatan produktivitas proses produksi Laci Bedside Cabinet yang merupakan komponen yang direkomendasikan dalam analisis masalah dengan metode QFD. Penyelesaian masalahnya dengan cara dibuat desain dan prototype alat bantu produksi proses pemotongan sudut plat, serta dibuat desain alat bantu proses pembendingan pada komponen laci. Selanjutnya dilakukan proses produksi menggunakan alat bantu tersebut, sehingga didapat data waktu produksi (JOPU) dan biaya produksi (BOM). Data tersebut dianalisa dengan metode QCD, hasilnya dibandingkan dengan proses lama, sehingga didapat perbandingan nilai People Produktivity (PP) = 3%, Delivery Schedule Achievement (DSA)= 20%, dan Value Added Per Person (VAPP) = R3666,6 per operator. Disamping itu dilakukan perhitungan Break Event Point (BEP), dan hasilnya BEP dicapai pada produk yang ke 305. Jadi kesimpulannya peningkatan produktivitas tercapai namun persentasinya masih relatif kecil.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol. 17 No. 1 (2025): AUSTENIT: April 2025 Vol. 16 No. 2 (2024): AUSTENIT: October 2024 Vol. 16 No. 1 (2024): AUSTENIT: April 2024 Vol. 15 No. 2 (2023): AUSTENIT: October 2023 Vol. 15 No. 1 (2023): AUSTENIT: April 2023 Vol. 14 No. 2 (2022): AUSTENIT: October 2022 Vol. 14 No. 1 (2022): AUSTENIT: April 2022 Vol. 13 No. 2 (2021): AUSTENIT: Oktober 2021 Vol. 13 No. 1 (2021): AUSTENIT: April 2021 Vol. 12 No. 1 (2020): AUSTENIT 12012020 Vol. 12 No. 2 (2020): AUSTENIT: Oktober 2020 Vol. 12 No. 1 (2020): AUSTENIT: April 2020 Vol. 11 No. 2 (2019): AUSTENIT: Oktober 2019 Vol. 11 No. 1 (2019): AUSTENIT: April 2019 Vol. 10 No. 2 (2018): AUSTENIT: Oktober 2018 Vol. 10 No. 1 (2018): AUSTENIT: April 2018 Vol. 9 No. 2 (2017): AUSTENIT: Oktober 2017 Vol. 9 No. 1 (2017): AUSTENIT: April 2017 Vol. 8 No. 2 (2016): AUSTENIT: Oktober 2016 Vol. 8 No. 1 (2016): AUSTENIT: April 2016 Vol. 7 No. 2 (2015): AUSTENIT: Oktober 2015 Vol. 7 No. 1 (2015): AUSTENIT: April 2015 Vol. 6 No. 2 (2014): AUSTENIT: Oktober 2014 Vol. 6 No. 1 (2014): AUSTENIT: April 2014 Vol. 5 No. 2 (2013): AUSTENIT: Oktober 2013 Vol. 5 No. 1 (2013): AUSTENIT: April 2013 Vol. 4 No. 02 (2012): AUSTENIT: Oktober 2012 Vol. 4 No. 01 (2012): AUSTENIT: April 2012 Vol. 3 No. 02 (2011): AUSTENIT: Oktober 2011 Vol. 3 No. 01 (2011): AUSTENIT: April 2011 Vol. 2 No. 02 (2010): AUSTENIT: Oktober 2010 Vol. 2 No. 01 (2010): AUSTENIT: April 2010 Vol. 1 No. 02 (2009): AUSTENIT: Oktober 2009 Vol. 1 No. 01 (2009): AUSTENIT: April 2009 More Issue