cover
Contact Name
Khamsil Laili
Contact Email
khamsillaili@gmail.com
Phone
+6287866203050
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan" : 12 Documents clear
Metodologi Studi Islam (Spiritualitas Dalam Pendidikan Islam Dalam Pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas) Ulum, Miftahul
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The meaning of education and all those involved in it are very important in the formulation of the education system and its implementation. For Al-Attas, Education is a process of planting something. So, the term ta'dib is the most appropriate concept for formulating Islamic education so that it can produce perfect human beings as the goals of Islam itself. Knowledge that has been obtained is expected to be reflected through his personality, as the Prophet has demonstrated. Makna pendidikan dan semua yang terlibat di dalamnya merupakan hal yang sangat penting dalam perumusan sistem pendidikan dan implementasinya. Bagi Al-Attas, Pendidikan adalah suatu proses penanaman sesuatu. Maka, istilah ta’dib merupakan konsep yang paling tepat untuk merumuskan pendidikan Islam supaya bisa menghasilkan manusia paripurna sebagaimana tujuan Islam sendiri. Ilmu yang telah diperoleh diharapkan bisa tercermin lewat pribadinya, sebagaimana yang telah Rasulullah contohkan.
Mitos Wringin Sepuh dalam Kajian Islam Ilham, Lailul
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the myths that developed in the Yogyakarta Kotagede community, this myth is still believed, preserved, and implemented by local people. The old wringin mythical rituals are performed by people with diverse religious backgrounds, including by a variety of Muslim communities in Kotagede. This fact is an important reason for a study of the myth of aging, because its existence can be accepted and carried out by people with different religious backgrounds. Does the old wringin myth have universal values so that they are respected by the public or full of rituals and beliefs that do not violate the basic principles in certain religions, Islam. Based on these facts, research and explanations related to the myth of wringin senuh are needed to get the facts Wringin sepuh merupakan salah satu mitos yang berkembang di tengah masyarakat Kotagede Yogyakarta, mitos tersebut tetap dipercayai, dilestarikan, dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Ritual-ritual mitos wringin sepuh dilakukan oleh masyarakat dengan latar belakang agama yang beragam, termasuk oleh mayoritas masyarakat muslim Kotagede. Fakta tersebut menjadi alasan pentingnya dilakukan kajian terhadap mitos wringin sepuh, sebab eksistensinya dapat diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. Apakah mitos wringin sepuh memiliki nilai-nilai universal sehinggga diterima halayak umum atau secara ritual dan kepercayaan tidak menyalahi prinsip-prinsip dasar dalam agama-agama, khususnya agama Islam. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan penelitian dan penjelasan terkait mitos wringin sepuh secara komprehensif untuk diperoleh fakta-fakta adan alasan mengapa kasus tersebut tersebut dapat terjadi.
Konsep Perkawinan yang Bertanggung Jawab dalam Perspektif Zakiah Daradjat Putra, Ahmad; Bagaskara, Roy
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper explains the importance of instilling a responsible attitude in undergoing marital relations. Someone who has matured to enter the realm of marriage / marriage should understand the purpose and purpose of a marriage that he will take. Zakiah Daradjat in this case said that marriage is not an easy matter, but each family member has their respective rights and obligations, has roles and responsibilities. If responsibilities are not carried out properly, then it is not impossible that problems will easily come and damage the blessing of a marriage. In fact, marriage teaches the meaning of a responsibility, without responsibility the harmony in the family cannot be achieved so that it leads to a broken marriage relationship. This is the reason that can prevent a family from disputes and disputes so that families built through marriage reach the degree of sakinah, mawaddah, warahmah and blessed by Allah SWT. Tulisan ini menjelaskan tentang pentingnya menanamkan sikap tanggung jawab dalam menjalani hubungan perkawinan.Seseorang yang telah matang untuk masuk pada ranah perkawinan/pernikahan hendaknya memahami tujuan dan maksud dari sebuah perkawinan yang akan ia tempuh. Zakiah Daradjat dalam hal ini menyampaikan bahwa perkawinan bukanlah sebuah perkara yang mudah, akan tetapi setiap anggota keluarga mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing, memiliki peran dan tanggung jawab. Jika tanggung jawab tidak terlaksana dengan sebagaimana mestinya, maka bukan tidak mungkin permasalahan akan mudah datang dan merusak keberkahan sebuah perkawinan.Sejatinya, perkawinan mengajarkan arti sebuah tanggung jawab, tanpa tanggung jawab maka keharmonisan dalam keluarga tidak akan dapat diraih sehingga membawa kepada retaknya hubungan perkawinan. Alasan inilah yang dapat menghindarkan sebuah keluarga dari percekcokan dan perselisihan agar keluarga yang dibangun melalui perkawinan mencapai derajat sakinah, mawaddah, warahmah serta diridhai oleh Allah SWT.
Peningkatan Iman dan Moral Anak Melalui Pembelajaran Aqidah Akhlak Mustofa, Agus Hasan
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The age of globalization characterized by advances in science and technology coming to Indonesia is irreversible, its presence is not only a positive impact as such, but also had a negative impact, a negative impact on children is diminishing belief to things spiritually like faith God, angels, books, messengers, the Last day and qada ', Qadr. In addition, today's children also experienced the decadence like daring to parents, no disrespect to the older, daring to teachers. Small picture of a child's life in modern times need serious attention, including by educational institutions especially the role of Islamic religious teachers as someone who took on the task of educating the nation and improve morale through the learning material to learners' aqidah morals. Zaman globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dibendung lagi. Selain membawa dampak positif, kehadirannya juga membawa dampak negatif. Salah satu dampak negatif globalisasi yang menimpa anak adalah menipisnya kepercayaan anak terhadap hal-hal yang bersifat spirituil, seperti iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir, dan qada’, qadar. Selain itu, anak-anak zaman sekarang juga mengalami dekadensi moral seperti berani kasar kepada orang tua, kurang respek kepada yang lebih tua, dan hilangnya rasa takdzim kepada guru. Gambaran kecil kehidupan anak di zaman modern ini perlu mendapat perhatian yang serius termasuk oleh lembaga pendidikan Islam terutama peran guru agama sebagai sosok yang mengemban tugas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperbaiki moral melalui materi pembelajaran aqidah akhlak kepada peserta didiknya.
Analisis Standar Penilaian Pendidikan di Indonesia (Telaah atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 201 Hidayah, Inayatul
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Educational assessment standard discusses about assessment scope, assessment principles, assessment mechanism and procedure, assessment technical and instrument, and assessment implementation and report. The scope of assessment standard is used as an assessment basic of student learning result in primary school and secondary school. The discussion in this research is an analysis of Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. This research uses library research method and belonging descriptive-analitical research. The result of this research is: first, regulation of assessment standard is for improving the previous regulation. One of them can be seen in assessment scope in Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 which hasn’t been explained implicitly, and in the last two regulation have been explained clearly. Second, regulation of assessment standard is not only to sustain but also to develop the previous regulation. Such as assessment prinsiples in Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 have been innovated in Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, and have been everlasting in Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Third, regulation of assessment standard is very dynamic, and will be changed according to technology expansion and period change. So, the teacher has an obligation to develop and innovate regularly based on the change according to technology expansion and time change so that he can do the assessment according to regulation. Abstrak Standar penilaian pendidikan membahas mengenai ruang lingkup penilaian, prinsip-prinsip penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, teknik dan instrumen penilaian, serta pelaksanaan dan pelaporan penilaian. Cakupan di dalam standar penilaian tersebut digunakan sebagai dasar penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah. Pembahasan dalam penelitian ini adalah analisis Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan merupakan jenis penelitian deskriptif-analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, peraturan mengenai standar penilaian pendidikan berfungsi untuk menyempurnakan peraturan sebelumnya. Salah satunya bisa dilihat dalam ruang lingkup penilaian yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 belum disebutkan secara implisit, sedangkan di dalam dua peraturan setelahnya telah disebutkan dengan jelas. Kedua, peraturan mengenai standar penilaian pendidikan bersifat mempertahankan peraturan yang sebelumnya dan juga pengembangan dari peraturan sebelumnya. Seperti pada prinsip-prinsip penilaian yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 dikembangkan atau lebih tepatnya adalah diinovasi dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan kemudian dipertahankan lagi peraturan tersebut di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Ketiga, peraturan mengenai standar penilaian bersifat sangat dinamis dan akan selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi dan perubahan zaman. Oleh karenanya, tugas para pendidik adalah terus berkembang, berinovasi mengikuti dengan pekembangan zaman serta teknologi yang ada pada saat itu supaya bisa melaksanakan tugas penilaian sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penggambaran Isa dalam “The Jesus Verses of The Qur’an” Karya Karel Steenbrink (Analisis terhadap Surat Ali Imron: 35-63 dan 84 dan Maryam: 16-40 dan 88-96) ., Rusnatun
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Since the Qur'an was revealed to the earth, there have been many events that Allah enshrined in the Qur'an, one of the stories that is very much mentioned and discussed is the story of the Prophet Jesus A.s. This making the interest of an outsider,his name is Karel Steenbrink. He conducted studies on the story of the Prophet Jesus in the Qur'an, this is based on his curiosity about Islam. So that in the end the story of the Prophet Jesus began to be studied more deeply and interesting to be discussed from time to time, the discussion about the Prophet Jesus always gave a new color in the academic field by trying to learn from an Islamic study as like was done by Karel Steenbrink, in interpreting verses relating to the prophet Jesus, he uses four methods that are easy to understand. The author will not too far to discuss about Jesus in the Qur'an as described by Steenbrink, the writer is only guided by two surahs, namely Maryam and Ali-Imran. Hopefully this article can provide some benefit to the progress of writing culture, especially for the writers themselves. Sejak al-Qur’an diturunkan ke muka bumi, telah banyak peristiwa-peristiwa yang Allah abadikan dalam al-Qur’an, salah satu kisah yang sangat banyak disebutkan dan dibahas adalah kisah nabi Isa a.s. Hal ini mengundang ketertarikan salah seorang outsider bernama Karel Steenbrink.Diamelakukan pengkajian-pengkajian tentang kisah nabi Isa dalam al-Qur’an, hal ini didasari keingin tahuannya terhadap Islam. Sehingga pada akhirnya kisah nabi Isa mulai dikaji lebih dalam dan menarik untuk dibahas dari waktu ke waktu, seakan tak pernah habis dimakan usia, pembahasan tentang nabi Isa ini selalu memberikan warna baru dalam bidang akademis dengan mencoba belajar dari sebuah karya pengkajian islam seperti halnya yang dilakukan oleh Karel Steenbrink, dalam menginterpretasikan ayat-ayat yang berhubungan dengan nabi Isa, dia menggunakan empat metode yang mudah dipahami.Penulis disini tidak akan terlalu jauh membahas tentang Isa dalam al-Qur’an seperti yag dijabarkan oleh Steenbrink, penulis hanya berpedoman pada dua surat saja, yaitu Maryam dan Ali-Imron. Semoga tulisan ini bisa memberikan manfa’at sedikit banyak buat kemajuan budaya tulis menulis, khusunya untuk penulis sendiri.
LGBT Perspektif Hadis Nabi SAW Mafaza, M. Asna; Royyani, Izza
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The current issue on contemporary discussion is about LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender). LGBT is related to sexual behavior. it refers to a situation where the culprit has a sexual tendency that likes the same sex. There are a number of things that can cause symptoms that are inherited from birth and environmental factors. Their existence until now is certainly very difficult to be accepted among the public in general, because it is considered as a deviation and is contrary to the moral and religious values ​​that exist in society and not a few who blaspheme the perpetrators as perpetrators of major sins that need to be punished. Historically Islam, the LGBT phenomenon has existed since the time of the Prophet Lut, where his people have done very taboo acts, namely channeling sexual appetite to the same sex, their behavior is called ‘Sodom’. Islam strictly forbids this, as evidenced by the descent of the disaster to the people of the Prophet Luth.according to Islamic view of LGBT explicitly can be found in the explanation of the hadith. So, to understand this phenomenon, a study of the hadith in question is carried out. The study of this hadith was carried out as a basis for addressing the LGBT phenomenon that is rife in Indonesia. However, to implement the understanding of the hadith as a whole is certainly not easy to do, because Indonesia is not a country that makes Islam a state system. It has its own perspective regarding LGBT phenomena. Therefore, it is very important to have an in-depth study of the traditions that talk about LGBT so that this phenomenon can be seated and addressed as it should be, especially in the context of Indonesia which upholds human rights. Salah satu isu yang masih sangat hangat diperbincangkan dalam raung publik saat ini adalah isu tentang Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender.LGBT berkaitan dengan perilaku seksual.Ia mengacu kepada keadaan di mana pelakuknya memilki kecenderungan seksual yang menyukai sesama jenisnya. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan lgbt dianatanya pembawaan dari lahir dan faktor lingkungan. Eksistensi mereka hingga saat ini tentunya sangat sulit diterima di kalangan masyarakat secara umum, sebab dianggap sebagai sebuah penyimpangan dan bertentangan dengan nilai moral dan agama yang ada dalam masyarakat serta tidak sedikit yang menghujat pelakuknya sebagai pelaku dosa besar yang perlu dihukum.Secara historis Islam, fenomena LGBT telah ada sejak masa Nabi Luth, di mana kaumnya telah melakukan perbuatan yang sangat tabuh, yaitu menyalurkan nafsu seksual ke sesame jenis, perilaku mereka disebut sodom. Dan Islam dengan tegas melarang hal tersebut, terbukti dengan diturunkannya musibah kepada kaum Nabi Luth as.waktu itu. Pandangan Islam tentang LGBT ini secara eksplisit dapat ditemukan dalam penjelasan hadis Raslullah saw. Maka untuk memahami fenomena tersebut, dilakukan kajian terhadap hadis yang dimaksud.Kajian terhadap hadis ini dilakukan untuk menjadi dasar dalam menyikapi fenomena LGBT yang tengah marak di Indonesia.Namun, untuk menerapkan pemahaman hadis tersebut secara menyeluruh tentu tidak mudah dilakukan, sebab Indonesia bukanlah negara yang menjadikan Islam sebagai sistem dalam bernegara.Ia memiliki sudut pandangnya sendiri berkaitan dengan fenomena LGBT. Oleh sebab itu, sangat penting kiranya dilakukan kajian mendalam tentang hadis-hadis yang berbicara tentang LGBT agar fenomena ini bisa didudukkan dan diatasi sebagaimana mestinya, utamanya dalam konteks Indonesia yang sangat menjunjung hak-hak kemanusiaan.
Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar (Studianalisis Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam KarangCempaka Bluto Sumenep) Amalia, Roziana
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to find out the relation between conformity and the learning motivation of women students of Nurul Islam Islamic boarding School Karang Cempaka Bluto Sumenep This project uses quantitative correlation method, which aims to measure the relation between to variables. The number of population in this research is 204. From those, 34 samples is gathered using purposive sampling technique. The women students’ learning motivation is measured using questionnaire with model scale of likert. The used scale is adapted from international journal and is modified to suits the phenomena in the place of the research. Likert model scale is also used to measure the conformity level according to the aspects of conformity by Sears. To measure the relation between conformity and leaning motivation, formula of product moment by Karl Pearson is used. The result of the research show negative impacts of Conformity to the Learning Motivation of women students. It can be concluded from the value of the coefficient correlation between Conformity and the Learning Motivation at 392 with significant of 0.05. This result show significant relation between conformity and learning motivation. The higher conformity level the teenagers’ peers develop, the lower motivation of their study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karangcempaka Bluto Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 204 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 34 orang. Motivasi belajar santri puteri diukur menggunakan angket dengan sekala model likert, skala yang digunakan diadaptasi dari jurnal internasional dan disesuaikan dengan fenomena yang ada di lokasi penelitian. Untuk mengukur tingkat konformitas juga menggunakan angket dengan sekala model likert berdasarkan aspek-aspek konformitas menurut Sears. Untuk mengetahui hubungan konformitas dengan motivasi belajar menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson. Hasil penelitian diperoleh hubungan antara Konformitas dan Motivasi belajar santri puteri bersifat negatif. Hasil korelasi Konformitas dengan Motivasi belajar menunjukkan angka sebesar392, dengan signifikansi sebesar 0.05. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan motivasi belajar. Artinya semakin tinggi konformitas teman sebaya maka semakin rendah tingkat motivasi belajar.
Pengembangan Kreativitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs An Najah Matanair Rubaru Sumenep Kulsum, Ummi
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan kreativitas pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh setiap elemen Pendidikan, khususnya bagi tenaga pendidik atau guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran secara materiil atau pun secara metodologi dan substansinya. Secara materiil salah satunya adalah dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan pengembangan pengetahuan, bahwa kreativitas pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan suatu proses dimana guru dapat menunjukkan kepada siswa tentang aturan atau struktur yang mendasarinya, kemudian membiarkannya sendiri dan membuat kalimat baru. Metode pembelajaran PAI di MTS An-Najah Matanair yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa-siswi sebagai berikut: Metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode diskusi. Sedangkan media atau alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam di MTS An-Najah Matanair di antaranya sebagai berikut; papan tulis, poster, dan LCD. Pengembangan metode pembelajaran merupakan suatu bentuk kreativitas dalam proses belajar mengajar, karena peserta didik tidak hanya dituntut untuk menyimak materi yang disampaikan oleh guru, tetapi mereka diberikan kesempatan untuk bertanya, bahkan mereka juga diberikan waktu untuk mendiskusikan materi yang akan dipelajari di kelas. The development of learning creativity is an effort made by every element of education, especially for educators or teachers to improve the quality of the learning process in material or methodologyand its substance. Materially, one of them isfrom the aspect of teaching materials which is adapted to the development of knowledge. The creativity of learning Islamic religious education is a process where Islamic religious education teachers can show students about the underlying rules or structures, then let them do it themselves and creating new sentences. In the PAI learning method at MTS an Najah Matanair that can be used by teachers in delivering material to students, namely the lecture method, the method of demonstration, and the method of discussion. While the visual media used in Islamic Education learning at MTS an Najah are blackboards, posters, LCD. Meanwhile, developing learning methods is a from of creativity in the teaching and learning process, because student are not only required to listen to the material presented by the teacher, but they are given the opportunity to ask questions, even discuss the material to be learned in class.
Literasi Al-Qur’an Dalam Mempertahankan Survivalitas Spritulitas Umat Aisyah, Siti
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an adalah salah satu kitab suci agama islam . al-qur’an di dalamnya berisi pelajaran dalam memberikan pedoman bagi seluruh umat muslim baik laki-laki atau perempuan. Mempelajari,memahami serta mengamalkan tentang isinya Al-Qur’an adalah merupakan suatu kewajiban bagi semua umat islam. Kita kalah dengan bagi penyandang tunanetra yang memiliki semangat yang luar biasa dalam mempelajari Al-Qur’an sehingga mereka bisa hafal Al-Qur’an luar biasa. Alquran diturunkan secara berangsur-angsur. Tujuannya agar lebih mudah dipahami, dihafal, serta diamalkan. Cara seperti ini, maka Nabi Muhammad SAW akan memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh umatnya maupun orang-orang kafir. Tidak ada bacaan yang lebih hebat di sisi Allah, Malaikat, dan Rasul-Nya selain al-Quran. Marilah memperbanyak membaca Alquran, meresapi setiap maknanya, kemudian dihafalkan dan selanjutnya diamalkan. Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar dalam sejarah ke Rasulan telah terbukti mampu menampakan sisi kemukjizatannya luar biasa, bukan hanya eksistensinya yang tidak pernah rapuh dan kalah oleh tantangan zaman, tetapi Al-Qur’an juga mampu membaca setiap detik perkembangan zaman, sehingga memuat kitab suci yang diturunkan kepada nabi muhammad ini selalu relevan dan sangat absah menjadi refrensi kehidupan umat manusia. Dengan begitu, kita akan menjadi manusia yang paling beruntung. Meski membacanya dianggap sebagai sebuah bentuk ibadah, kita masih sering membaca yang lain ketimbang Alquran. Al-Quran is one of the holy books of Islam. Al-quran contains lessons in providing guidelines for Muslims. Therefore, studying, understanding and practicing Al-Qur'an is an obligation for muslim. Al-Qur'an was revealed gradually. The goal is to make it easier to understand, memorize, and practice. In this way, Muhammad SAW will make it easier to provide answers to various questions raised by both his followers and non-believers. There is no greater than the Angels and His Messenger than the holy Al-Qur'an. Therefore, let us read more of the holy Al-Qur'an, absorb each meaning, then memorize it and then practice it. Al-Qur'an as the greatest miracle in the history of the Apostle has proven to be able to show its extraordinary miracles, not only its existence is never fragile and defeated by the challenges of the times, but the Qur'an is also able to read every second of the times, so that containing the holy book that was revealed to Muhammad is always relevant and very valid as a reference for human life. That way, we will be the luckiest humans. Unfortunately, even though reading it is considered a form of worship, we still often read something different than the holy Al-Qur'an

Page 1 of 2 | Total Record : 12