cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ITENAS REKAYASA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 49 Documents
Optimisasi Nilai Nominal Laju Pemakaian untuk Produk yang Dijual dengan Garansi Dua Dimensi Prassetiyo, Hendro
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 16, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.309 KB)

Abstract

ABSTRAKMenjual produk dengan garansi berarti ada ongkos tambahan yang dikeluarkan produsen untuk perbaikan produk rusak selama masa garansi. Untuk masa garansi tertentu ongkos ini tergantung dari banyaknya jumlah klaim selama masa garansi yang dipengaruhi oleh karakteristik laju kerusakan produk. Ongkos ini dapat diminimasi dengan cara meningkatkan keandalan (reliability improvement) produk/sistem, karena produk dengan reliabilitas yang tinggi dapat mengurangi jumlah kerusakan. Pada penelitian ini dikembangkan model untuk meningkatkan reliabilitas produk yang dijual dengan garansi. Produk yang dipertimbangkan adalah produk yang terdiri dari beberapa komponen yang disusun dengan rangkaian seri. Kerusakan produk dapat disebabkan oleh kerusakan dari salah satu komponen atau lebih, sehingga untuk meningkatkan keandalan produk dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keandalan dari komponen-komponennya. Pola kerusakan produk dimodelkan oleh fungsi laju kerusakan, yang merupakan fungsi dari waktu, pemakaian serta parameter desain yang direpresentasikan oleh nilai nominal laju pemakaian. Untuk mengurangi ongkos garansi, produk yang dibuat harus memiliki keandalan yang tinggi. Peningkatkan keandalan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan nilai nominal laju pemakaian. Peningkatan keandalan menyebabkan tambahan ongkos bagi pihak produsen berupa ongkos investasi dan ongkos produksi, yang diimbangi juga dengan berkurangnya ongkos garansi. Adanya trade off antara penambahan ongkos Peningkatan keandalan dan penghematan ongkos garansi, memberikan peluang untuk menentukan nilai nominal laju pemakaian yang optimal.Kata kunci: garansi, nilai nominal laju pemakaian, reliability improvement, rangkaian seri. ABSTRACTSelling products with warranty results in additional cost to the manufacturer due to the servicing for product failures during the warranty period. For a given warranty term the warranty cost per unit depends on the number of warranty claims that influences by the failure rate function of the product. This cost can be reduced by improving product reliability, as the higher product reliability can decrease the expected number of failures. In this paper, we developed a model for improving product reliability for the product sold with warranty. The product can be viewed as a system consists of several components with series structure. The product failure can be caused by failure of one component or more. In this research, the product reliability is improved trough the improvement of reliability of its components. Modeling product failures involves not only age and usage of the product but also a design parameter, representing by a nominal usage rate. To reduce warranty cost, products manufactured should have a high reliability. Achieving this one can improve the reliability through increasing the nominal usage value. The reliability improvement results in additional costs to the manufacturer in the form of investment cost and production cost, but it can lower the warranty cost. Trade off between the reliability improvement cost and the reduction in the expected warranty cost, determines the optimal nominal usage rate.Keywords: warranty, nominal usage rate, reliability improvement, serial system.
Tatanan Spasial Permukiman Tak Terencana Kampung Babakan Ciamis Kota Bandung Kustianingrum, Dwi
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 4 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkampungan padat atau permukiman tak terencana seperti diketahui tumbuh inkremental dan alamiah, tanpa perencanaan awal. Pertumbuhan permukiman ini akhirnya sering menjadi tidak teratur. Kajian ini bermaksud untuk melihat fenomena bagaimana tatanan ruang yang terjadi pada permukiman kepadatan tinggi di Kota Bandung, bagaimana hirarki ruang luarnya dan adakah penggunaan ruang luar yang berulang. Untuk mengkaji tatanan spasial tersebut diteliti kasus permukiman Kampung Babakan Ciamis, yang merupakan permukiman tak terencana pertama yang tumbuh di pusat Kota Bandung. Dalam menganalisis tatanan ruang luar permukiman tersebut digunakan metode Space Syntax, yang merupakan suatu teknik penggambaran, kuantifikasi, dan interpretasi dari konfigurasi spasial yang ada. Pola ruangnya kemudian digambarkan secara diagramatik, dalam bentuk interface map dan justified permeability map yang merupakan penggambaran pola pergerakan yang terjadi, mulai dari ruang terluar permukimannya hingga ke bangunan huniannya. Sebagai hasil dari analisis adalah kesimpulan tatanan spasial yang digambarkan dalam bentuk titik-titik (dot) berwarna. Kemudian dapat dihitung kedalaman ruangnya (depth), yang hasilnya dapat menyatakan hubungan antarruang dan hirarki ruang luar permukiman tersebut. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa tatanan spasial Kampung Babakan Ciamis cukup jelas dapat dibaca struktur ruang dan hirarkinya, di mana terdapat penggunaan ruang luar yang berulang yaitu di 2 ruang pusat pertumbuhannya. Kata Kunci : tatanan ruang, hirarki ruang, space syntax. ABSTRACT Dense settlements or unplanned settlements as we know grew incrementally and naturally, without planning. The growth of these settlements are subsequently became irregular. This study aim to observe how the space phenomenon that occurs in high density housing in Bandung, how the hierarchy of outer space and is there any use of outer space that are repeated. To assess the spatial order of the investigated cases Kampung Babakan Ciamis settlements, which is the first unplanned settlements that grew in the center of the city of Bandung. In order to analyze the spatial order in this settlement we used Space Syntax method, which is a drawing technique, quantification and interpretation of existing spatial configurations. Then the pattern depicted in diagrammatic space, in the form of the interface map and justified permeability map which is a depiction of movement patterns that occur, from outer space settlement to the building occupancy. As a result of the analysis is the conclusion that the spatial arrangement was described in the form of dots color. From the results, depth map space can be calculated, which may express the relationship between space and outer space settlement hierarchy. From this study, it can be concluded that the spatial order of Kampung Babakan Ciamis can be read clearly, its space structure and hierarchy, and there is repeated use of outer space on two growth centers. Keywords: spatial order, the hierarchy of outer space, space syntax.
Studi Proses Cyclostationarity untuk Prediksi Tinggi Pasut Cahya Perbani, Ni Made Rai Ratih
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 3 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.199 KB)

Abstract

ABSTRAKProses cyclostationarity dapat dilihat sebagai suatu siklus yang berulang secara stasioner. Pasut merupakan fenomena naik turunnya paras laut yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari yang memiliki pergerakan periodik yang teratur sehingga sangat dimungkinkan pasut beserta besaran-besarannya bersifat periodik juga. Penelitian ditujukan untuk mengetahui apakah terjadi proses cyclostationarity pada data pasang tinggi sehingga dapat dibuat suatu model perilakunya yang dapat digunakan untuk prediksi pasang tinggi. Data pasang tinggi dicuplik dari data pasut mulai Oktober 2006 s.d Juli 2008 di Benoa Bali yang kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian yang diasumsikan mewakili kondisi saat bulan purnama dan bulan mati dengan durasi 21 bulan. Pemodelan pasang tinggi dilakukan setelah diketahui kecenderungan data terlebih dahulu. Selanjutnya dihitung koefisien korelasi antara data dan hasil model untuk melihat seberapa besar hasil model dapat mewakili data. Dari penelitian dapat diketahui bahwa pasang tinggi di Benoa, Bali merupakan suatu proses cyclostationarity dengan periode satu siklusnya lebih kurang 385 hari dan rentang perubahannya lebih kurang 60 cm. Ditemukan juga bahwa diperlukan data lebih dari dua tahun untuk analisis yang lebih detail. ABSTRACTA cyclostationary process can be viewed as a multiple interleaved stationary process. Tide is a phenomenon of the rise and fall of sea level due to gravitational forces of the moon and the sun which has a regular periodic movement, so that tide and its properties likely has the periodic behaviour, too.This research is intended to find the possibility of cyclostationary process on spring tides data to model the behaviour for prediction purpose. The spring tides data is sampled from tide data from October 2006 to July 2008 at Benoa, Bali which is divided into two records which is assumed represent the condition of full and new moon. The data has 21 months length. The trend of data must be examined first for modelling the behaviour of spring tidse. After that, the coefficient of correlation between the data and the model is calculated to see the realibily of the model to represent the data. It is found that spring tides in Benoa, Bali is a cyclostationarity process with period for one cycle about 385 hours and has range about 60 cm. Besides, it needs more than 2 years length tide data to hold the detailed analysis.
Pemanfaatan WebGIS “Petakita” untuk Dokumentasi dan Sosialisasi Objek Arkeologi -, Sumarno
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 18, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.894 KB)

Abstract

ABSTRAKAktivitas arkeologi lebih berfokus kepada pengkajian sejarah kebudayaan material, yang jejaknya disebut sebagai tinggalan arkeologis, atau cagar budaya. Tinggalan arkeologis tersebut tersebar luas dalam rentang ruang dan waktu yang panjang seiring dengan perjalanan sejarah umat manusia. Penemuan kembali jejak-jejak artefak fisik penanda budaya dapat menggiring kepada perjalanan sejarah untuk dikaji dan dicerna sebagai pelajaran bagi kelangsungan peradaban dan perbaikan kualitas perjalanan sejarah ke depan. Kualitas jejak budaya sebagai tinggalan arkeologis ini akan menentukan tingkat kejelasan dalam menggali makna dan keterkaitan sejarah dalam rentang ruang dan waktu. Haltersebut menyebabkan kualitas pendokumentasian cagar budaya memiliki arti penting dalam lingkup kajian arkeologi. Petakita sebagai suatu rujukan spasial dapat digunakan untuk melakukan dokumentasi terhadap semua jejak arkeologis tersebut. Petakita dapat merekam lokasi, waktu kejadian, dan dokumentasi tekstual maupun audio visual. Keterbukaan akses Petakita juga dapat menjadi wadah untuk berkomunikasi lintas komunitas. Dengan demikian, Petakita dapat menjadi “tools” untuk sosialisasi hasil penelitian jejak budaya tinggalan arkeologis.Kata kunci: arkeologi, dokumentasi, Petakita, WebGISABSTRACTArcheological activity focuses to the historical study of material culture. Archaeological products widespread in space and time span long as the history of mankind. Rediscovery of traces of physical markers of cultural artifacts can lead to the course of history to be studied and digested as a lesson for the survival of civilization and the improvement of the quality of future history. Cultural quality imprint as archaeological remains will determine the level of clarity in exploring the meaning, connection history in the span of space and time. Thus the quality of documentation artifacts are important in the scope of archaeological study. Petakita as a spatial reference can be used to perform all the documentation of the archaeological traces that can record the location, time of occurrence and the textual and audio-visual documentation. Openess of Petakita can also be a forum for cross-community communication. Petakita thus can be use as a "tools" for the socialization of archaeological cultural products.Keywords: archeology, documentation, Petakita, WebGIS
Adaptasi Bentuk dan Fungsi secara Pragmatis pada Hunian Kampung Parliana, Dewi
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 1 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1216.031 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengkaji mengenai bagaimana adaptasi bentuk bangunan yang terjadi pada koridor jalan arteri yang berbentuk lengkung dan miring. Hasil dari penelitian menunjukkan besarnya dampak terhadap bentukan arsitektur yang ditimbulkan oleh pembangunan jalan lingkar dalam (Lingkar Selatan) yang tidak mengikuti pola kawasan terbangun yang sudah ada. Kapling dan bangunan terpotong miring berubah menjadi bentuk-bentuk tidak beraturan, dan orientasi kapling terhadap jalan menjadi tidak tegak lurus. Konsolidasi lahan pascapembangunan jalan tidak dilakukan oleh Pemerintah, sehingga dengan bentuk-bentuk kapling yang tidak beraturan, masyarakat membangun rumah mereka kembali tanpa kaidah-kaidah arsitektur yang baik. Adaptasi bentuk bangunan yang dilakukan oleh masyarakat memperlihatkan kecenderungan pragmatis, yang berdampak kepada pemandangan yang tumpang tindih dan tidak teratur. Ketidakteraturan juga terbentuk oleh penetrasi perubahan fungsi dari hunian ke nonhunian (komersial) seperti bengkel, warung, dan lain-lain, yang merupakan konsekuensi logis dari pertumbuhan memita. ABSTRACTThis research was conducted to observe building adaptation that occured in a curved and tilted arterial road. This research showed the impact of road construction on buildings along a new road that does not conform to the existing pattern of its built up area. The construction of this corridor had resulted in land parcels of peculiar shapes with nonperpendicular axis toward the streets. Without proper land readjusment and consolidation, local people tend to adapt their buildings to these new shapes of land in a pragmatical way, often without complying to architectural rule and regulation. The result was a disorderly streetscape and overcrowding, which was then worsen by the penetration of economic activities to dwelling area as a logical consequence of ribbon developmen that follow.
Studi Tentang Kondisi Industri Kreatif Permainan Interaktif di Kota Bandung Berdasarkan Faktor-Faktor yang Dipersepsikan Penting oleh Produsen dan Konsumennya Rukmi, Hendang Setyo; Fitria, Lisye; Zonda, Fajri
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 16, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.732 KB)

Abstract

ABSTRAKIndustri kreatif memainkan peran signifikan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Upaya pemerintah untuk mengembangkannya adalah membangun kota kreatif di Kota Bandung. Industri permainan interaktif merupakan satu dari 14 subsektor industri kreatif yang dikembangkan. Studi ini bertujuan untuk menghasilkan gambaran kondisi industri kreatif permainan interaktif di Kota Bandung berdasarkan faktor-faktor yang dipersepsikan oleh produsen dan konsumennya. Hasil studi menunjukkan ada 6 faktor yang dipersepsikan penting oleh produsen dan 8 faktor yang dipersepsikan penting oleh konsumen. Di beberapa faktor pemerintah telah melakukan berbagai upaya namun belum efektif karena kurangnya sosialisasi. Biaya ikut promosi mahal dan prosedurnya belum jelas. Kondisi lain, penyediaan Unit Pelayanan Teknis oleh pemerintah belum dimanfaatkan secara efektif, kesulitan modal untuk membeli software asli, sulit mendapatkan pinjaman karena prosedur rumit, serta upaya penerapan cukai bagi produk CD dan DVD yang bisa merugikan produsen. Harapan konsumen adalah media promosi diperbanyak, diskon harga, promosi yang lebih menarik, serta produk lebih bervariasi.Kata kunci: industri kreatif, permainan interaktif, faktor kemampukembangan industri. ABSTRACTThe creative industries play a significant role in the economic development of Indonesia. The government's efforts is to develop a creative city in Bandung. The interactive games industry is one of the 14 sub-sectors of the creative industries developed. This study aimed to provide a picture of the interactive gaming industries in the city based on producers and consumers perceived factors. This study concluded that there are 6 important perceived factors of the producers and 8 important perceived factors of the consumers. Some of the government effort's on several factors have not been effective due to lack of socialization. The cost of participating in the promotion is considered to be expensive and the procedure is also still unclear. Another condition that occurs is the provision by the Technical Services Unit of the government has not been used effectively. This is due to the difficulty of capital to buy original software, difficulty in getting loans because of complicated procedures, and the applying of tax (customs) for CD and DVD products that are considered detrimental for producers. Consumers expect that there are a lot of media to introduce the product, some granting discounts for the price, an attractive promotional activities, and to increase product variety.Keywords: creative industries, interactive gaming, developability factors of industry.
Analisis Pengaruh Sebaran Ground Control Point terhadap Ketelitian Objek pada Peta Citra Hasil Ortorektifikasi Rudianto, Bambang
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 15, No 1 (2011)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.388 KB)

Abstract

ABSTRAKPenggunaan peta citra hasil ortorektifikasi citra satelit telah banyak diterapkan. Penelitian ini mengkaji pembuatan peta citra dari hasil ortorektifikasi citra Ikonos Resolusi Spasial (RS) 1,0 meter dan citra Quickbird RS 0,68 meter dengan uji coba penggunaan Ground Control Point (GCP) secara variatif dimulai dari 6, 8, 9, 13, dan 15 buah GCP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya GCP yang digunakan dalam proses ortorektifikasi citra sangat berpengaruh terhadap ketelitian hasil koreksi geometrik yang ditunjukkan melalui harga Root Mean Square Error (RMSE). Penggunaan metode Rational Function dalam proses ortorektifikasi citra untuk citra Ikonos memerlukan minimal 13 buah GCP, sedangkan untuk citra Quickbird memerlukan minimal 9 buah GCP, dengan pola sebaran yang merata. Pembuatan peta citra menggunakan citra Ikonos dengan RS 1,0 meter masih memenuhi untuk skala 1 : 4.500 sedangkan penggunaan citra Quickbird dengan RS 0,68 meter, peta citra yang dihasilkan masih memenuhi untuk skala 1 : 2.000.Kata kunci: Resolusi Spasial (RS), citra satelit Quickbird, citra satelit Ikonos, Ground Control Point (GCP), Root Mean Square Error (RMSE).ABSTRACTThe use of image map obtained from orthorectified satellite imagery has been widely applied. This study aim to examine the making of image map that obtained from orthorectified of Ikonos imagery of spatial resolution (RS) 1.0 meter and Quickbird imagery of RS 0.68 meter. We analysed the effect of the amount and distribution of Ground Control Point (GCP) by using different amount of GCP, varied from 6, 8, 9, 13, and 15 GCPs. The results showed that the amount of GCP that used in orthorectification process affects the precision of the geometric correction indicated by the Root Mean Square Error (RMSE) values. The use of Rational Function method in orthorectification process requires a minimum of 13 GCPs for Ikonos imagery, while Quickbird imagery requires a minimum of 9 GCPs which are spread evenly. The making of image map using Ikonos imagery with 1.0 meter RS is eligible for 1: 4,500 scale mapping, while using Quickbird imagery with 0.68 meters RS is eligible for 1: 2,000 scale mapping.Keywords: Spatial resolution (RS), Quickbird satellite imagery, Ikonos satellite imagery, Ground Control Point, Root Mean Square Error (RMSE).
Metode Pemilihan Pemasok Sayuran di Supermarket dengan Metode AHP dan PROMETHEE Harsono, Ambar; Prassetyo, Henddro; Arqom, Naufal
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 13, No 4 (2009)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.208 KB)

Abstract

Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Potensi Laterit Nikel Studi Kasus: Pulau Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara Rinawan, Fiandri I.; Nugroho, Hary; Wibawa, Romzi Rio
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 18, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.808 KB)

Abstract

ABSTRAKDi dalam melakukan penambangan cadangan laterit nikel, diperlukan estimasi untuk dapat menghitung volume cadangan tersebut mengingat pentingnya perhitungan cadangan dalam menentukan kelangsungan suatu tambang. Penelitian ini bertujuan menghasilkan pemodelan 3D potensi laterit nikel berdasarkan metode estimasi dengan gridding serta model blok dari metode estimasi yang telah ditentukan sehingga didapatkan metode terbaik. Beberapa metode yang digunakan dalam pemodelan 3D terdiri atas metode estimasi langsung dan IDW (Inverse Distance Weighted) yang disertai dengan ukuran grid 5 x 5m2; 10 x 10m2; 12,5 x 12,5m2; 25 x 25 m2 dan model blok dengan ukuran cell 5 x 5 x 1m3; 6,25 x 6,25 x 1 m3; 12,5 x 12,5 x 1 m3; 25 x 25 x 1 m3. Lokasi dalam penelitian ini adalah daerah Pulau Pakal, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. Hasil penelitian menunjukkan metode estimasi terbaik untuk pemodelan 3D adalah IDW orde 3 dengan gridding 25 x 25 m2 dan pada model blok diperoleh ukuran cell sebesar 12,5 x 12,5 x 1 m3yang memiliki persentase ketelitian volumekurang dari 1%.Kata kunci: estimasi langsung, IDW, gridding, model blok, laterit nikel.ABSTRACTMining of nickel laterite resources need a volume of resources estimation considering the importance of resources calculation in determining the continuation of a mining. This research is intended to develop 3D modeling of nickel laterite potential based on gridding estimation and block model methods from gridding estimation that have been determined to get the best method. Several methods used in 3D modeling consist of direct estimation, IDW (Inverse Distance Weighted) combined with grid size 5 x 5m2; 10 x 10 m2; 12,5 x 12,5 m2; 25 x 25 m2and block model with cell size 5 x 5 x 1m3; 6,25 x 6,25 x 1 m3; 12,5 x 12,5 x 1 m3; 25 x 25 x 1 m3. The location of this study is in Pakal Island, East Halmahera, North Maluku Province. From the research result, it’s founded that the best estimation method for 3D modeling is IDW orde 3 with grid size 25 x 25 m2 and the block model with cell size about 12.5 x 12.5 x 1 m3, which has the volume accuracy less than 1%.Keywords: direct estimation, IDW, gridding, block model, nickel laterite.
Rancangan Ulang Fasilitas Produk Berdasarkan Perilaku Konsumen Susanty, Susy; Permanasari, Nia Dania; Adianto, Hari
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 2 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.266 KB)

Abstract

ABSTRAKPengaturan fasilitas produk di sebuah Pasar Swalayan atau Supermarket merupakan salah satu upaya untuk mencapai kualitas pelayanan. Penyegaran dan penyempurnaan pada fasilitas produk yang didasarkan pada perilaku konsumen diharapkan dapat meningkatkan impulse buying (pembelian produk secara tiba-tiba) yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pendapatan. Perilaku konsumen pada saat membeli produk dijadikan pertimbangan dalam pengelompokkan produk-produk yang sering dibeli secara bersamaan. Pengelompokkan produk-produk dilakukan dengan metode Analisis Faktor dengan matriks data mentah yang berasal dari struk belanja. Analisis Faktor mengelompokkan variabel produk yang memiliki korelasi pembelian yang kuat kedalam kelompok produk. Perilaku konsumen yang senang mengelilingi seluruh rak/display dijadikan pertimbangan untuk mendekatkan kelompok produk yang sering dibeli dengan kelompok produk yang jarang dibeli. Hubungan kedekatan antara kelompok produk dibuat kedalam diagram hubungan aktivity relationship chart (ARC) yang dibuat berdasarkan penelitian tingkat kedekatan yang didapatkan dari hasil kuesioner. Kedekatan kelompok produk yang diperoleh dari ARC diatur tata letaknya dengan bantuan Algoritma Tabu Search. Algoritma Tabu Search menghasilkan rancangan usulan fasilitas produk dengan kriteria mendekatkan (jarak) antar kelompok produk yang memiliki nilai kedekatan tinggi. Rancangan usulan diimplementasikan kedalam rak/display yang telah tersedia. ABSTRACTArrangement of product facilities in the Supermarket is one of efforts to reach a service quality. Refreshing and Perfection on the product facilities which is based on the customers behavior will be expected able to impulse buying that finally it can increase the income amount. The customers behavior when they are buying the products can become the consideration in the grouping the products can be conducted with the Factor Analysis Method and raw data matrix that they came from the sales slips. The Factor Analysis classified the products variables which have the strong correlation with the purchased into the products groups. The customers behavior who have the preference to go around the whole display facilities can become a consideration in order to put or to arrange the products with frequently buying and lack buying products. Close relationship among the products groups is made in diagram of activities relationship chart (ARC) that it can be made on the based of the research on close degree that they came from the questioner results. Close of the products groups, which can be obtained from ARC that their arrangement in lay out can be made using Algorithm Tabu Search. Algorithm Tabu Search resulted the proposal of the products facilities design with the criteria to close (distant) among the products groups which have the close or rapport value is high. Proposal of design can be implemented into available displays.