cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ITENAS REKAYASA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 49 Documents
Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis Basyid, Abdul; Suradianto, Dian
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 15, No 1 (2011)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.633 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk membangun basis data untuk pengembangan sistem informasi penggunaan lahan di wilayah kota/kabupaten dengan mengambil studi kasus di Kabupaten Bengkalis. Basis data yang dibangun diharapkan dapat membantu para pengambil kebijakan dalam kegiatan analisis penataan ruang dan pengelolaan lahan. Dalam melaksanakan analisis spasial, digunakan komponen-komponen analisis spasial yang terdapat dalam SIG di antaranya adalah: overlay, buffer, dan intersection. Basis data yang dibangun dalam penelitian ini selain dapat berfungsi sebagai media penyimpanan data spasial, juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menganalisis daerah-daerah dalam rencana pola ruang yang memiliki risiko terhadap banjir, menganalisis daerah-daerah yang berpotensi sengketa dalam kaitannya dengan pemanfaatan hutan, serta menganalisis kawasan-kawasan suaka alam yang dimanfaatkan tidak sebagaimana fungsi utamanya.Kata kunci: Basis data, sistem informasi, penggunaan lahan, analisis spasial, penataan ruang.ABSTRACTThe purpose of this research is to build a database for the development of information system of land use in Bengkalis Regency that can help decision-makers in spatial analysis activities and land management. In conducting spatial analysis, this study used spatial analysis components contained in the GIS include: overlay, buffer, and intersection. The conclusion that can be drawn from this study is that the system can serve as a spatial data storage media. Moreover this system can also serve as a tool to analyze the areas in the landuse plan that has the spatial patterns of flood risks, to analyze the areas that have the potential dispute in relation to forest use, as well as analyzing the nature reserve areas that are not used as its primary function.Keywords: Database, Information System, land use, spatial analysis, spatial plan.
Studi Prosedur Dealiasing untuk Deteksi Konstanta Pasut Dominan Cahya Perbani, Ni Made Rai Ratih
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 4 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.607 KB)

Abstract

ABSTRAK Aliasing merupakan pengaruh yang menyebabkan sinyal-sinyal yang berbeda menjadi tidak dapat dibedakan satu sama lain saat rekonstruksi sampel. Aliasing merupakan akibat dari penggunaan data diskret dan bukan yang kontinu. Data pasut merupakan data diskret dengan interval pengamatan umumnya satu jam. Dengan demikian data pasut merupakan data yang tidak dapat dipisahkan dari masalah aliasing. Metode untuk mencegah terjadinya aliasing dinamakan dealiasing. Penelitian ini ditujukan untuk menerapkan suatu metode dealiasing konstanta- konstanta utama pasut baik secara parsial maupun simultan pada data pasut untuk mendeteksi konstanta pasut dominan. Untuk dealiasing secara simultan digunakan data pasut dengan panjang pengamatan satu bulan (data pasut Januari 2010 di Benoa, Bali), sedangkan untuk dealiasing secara parsial digunakan 30 rekaman data pasut dengan panjang pengamatan 26 jam yang dicuplik dari data satu bulan. Dari penelitian dapat diketahui bahwa dealiasing secara simultan memberikan hasil yang lebih baik. Dealiasing secara parsial hanya dapat memberikan informasi mengenai spesies konstanta pasut yang dominan, bukan individu konstantanya.Kata kunci: aliasing, dealiasing, data diskret, konstanta pasut ABSTRACT Aliasing refers to an effect that causes different signals to become indistinguishable when sampled. Aliasing is a result of using discrete formulas instead of the continues one. The tide data are discrete, ussualy with one hour interval. So, tide data will always be interfered by aliasing. The methods used to prevent aliasing is called dealiasing. This research is intended to implement a dealiasing methods for main tidal contituents either partially or simultaneously to detect the dominant tidal constituent. Simultan dealiasing consider one month tide data (January 2010 tide data in Benoa, Bali), while partial deliasing consider 30 records with 26 hours length of each sampled from one month data. It is found that simultan deliasing give the better results. Partial deliasing is only able to give the information about the species of main tidal constituent, but not individually.Keywords: aliasing, dealiasing, discrete data, tidal constituent.
Penggantian Pencegahan Selang Hidraulik Mesin Induction Furnace Bercadangan (Kasus di Divisi Tempa dan Cor PT. Pindad (Persero)) Soemadi, Kusmaningrum
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 3 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.474 KB)

Abstract

ABSTRAKSalah satu proses penting pada Divisi Tempa dan Cor PT.Pindad (Persero) adalah proses pencairan logam pada mesin Induction Furnace yang pengoperasiannya membutuhkan dukungan panel pengendali. Panel tersebut hanya dapat mengendalikan satu mesin di suatu saat. Terdapat dua mesin yang dikendalikan melalui satu panel, sehingga bila salah satu mesin tengah dioperasikan maka mesin yang lain berfungsi sebagai cadangan yang segera digunakan bila mesin yang dioperasikan tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan mesin yang paling sering terjadi diakibatkan oleh kebocoran selang hidraulik. Makalah ini menyajikan optimisasi penggantian pencegahan terhadap selang hidraulik dari dua mesin Induction Furnace yang merupakan sistem mesin bercadangan. Optimisasi dilakukan menggunakan pendekatan model pemrograman dinamis. Solusi yang dihasilkan adalah urutan keputusan yang memberikan ekspektasi total biaya penggantian kerusakan dan biaya penggantian pencegahan minimum selama perioda perencanaan terbatas.Kata kunci: mesin bercadangan, penggantian kerusakan, penggantian pencegahan, pemrograman dinamis. ABSTRACTOne of important processes in the foundry and casting division at PT. Pindad is the metal melting process on the induction furnace machine. The machine is operated by using a control panel, that can control only one machine at a time. There are two machines and one control panel. By then, if one machine is used, the other machine serves as a backup that immediately used when the operated machine are failed. Machine failure occured frequently due to the leakage in the hydraulic pipe. This study presents the optimization of hydraulic pipe preventive replacement. Two machines with single panel are considered as a system with a standby unit. Optimization is performed using dynamic programming approach. The resulting solution is a sequential decisions that minimizing the total expected repair and replacement cost for a finite horizon planning.Keywords: machine with standby unit, failure replacement, preventive replacement, dynamic programming. 
Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Telekomunikasi dengan Menggunakan EVA, REVA, FVA, dan MVA Bakar, Abu
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 1 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.003 KB)

Abstract

ABSTRAKPenggunaan alat ukur Economic Value Added (EVA), Refined Economic Value Added (REVA), Financial Value Added (FVA), dan Market Value Added (MVA) secara bersamaan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan yang berbasiskan nilai tambah (value added) merupakan hal realistis dan mendukung penyajian laporan keuangan, sehingga para pemakai laporan keuangan seperti pimpinan perusahaan maupun investor dapat dengan mudah mengambil keputusan. Hasil penelitian dalam mengukur kinerja lima perusahaan telekomunikasi (yakni: PT. Telkom, PT. Indosat, PT.XL Axiata, PT. Bakrie Telecom, dan PT. Mobile 8 Telecom) selama empat periode melalui pendekatan metode pengukuran kinerja yang berbasis nilai tambah (value added) menunjukkan kinerja keuangan yang berbeda secara signifikan dari tahun ke tahun. Keempat metode pengukuran kinerja keuangan juga tidak memberikan jawaban yang sama atas peringkat kinerja kelima perusahaan telekomunikasi yang konsisten. ABSTRACTSimultaneous application of Economic Value Added (EVA), Refined Economic Value Added (REVA), Financial Value Added (FVA), and Market Value Added (MVA) in the company's financial performance measure based on value added is realistic and supports the presentation of financial statements, so it can help users of financial statements such as corporate leaders and investors in the process of decision-making. This research measured the financial performance of five telecommunications companies (PT. Telkom, PT. Indosat, PT.XL Axiata, PT. Bakrie Telecom and PT. Mobile 8 Telecom), using the measurement method based on value added approach, in four consecutive period. The results suggest significant difference for each period. Each method of measurement also yield inconsistent rank for all five telecommunications companies.
Model Keseimbangan Lintas Perakitan Menggunakan Algoritma Variable Neighborhood Descent dengan Kriteria Minimasi Stasiun Kerja Imran, Arif; Luis, Martino; Rahadian, Danang; Zaini, Emsosfi
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 16, No 1 (2012)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1362.952 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini membahas masalah keseimbangan lintasan perakitan sederhana tipe I (Single Assembly Line Balancing Problem I (SALBP I)) menggunakan algoritma Variable Neigborhood Descent (VND) dengan kriteria minimisasi jumlah stasiun kerja. Algoritma VND terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pembangkitan solusi inisial dan tahap local search. Solusi awal diperoleh dengan mengaplikasikan algoritma region approach yang kemudian diperbaiki dengan menggunakan neighborhood/local-search seperti 1-0 insertion dan swap (1-1 interchange). Algoritma usulan diuji dengan menggunakan beberapa data set yang terdapat dalam literatur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa algoritma usulan dapat menghasilkan solusi yang sama dengan solusi terbaik yang telah dipulikasikan.Kata kunci: assembly line balancing, local search, variable neighborhood, stasiun kerja. ABSTRACTThis paper address the Single Assembly Line Balancing Problem I (SALBP I) using the Variable Neigborhood Descent (VND) with minimizing work station number criterion. The VND algorithm consist of two steps, the generation of the initial solution and the improvement step that using several neighborhoods/local searches. The initial solution is obtained by applying the region approach algorithm and then improved by using two neighborhoods/local searches, the 1-0 insertion and the 1-1 inter-change (swap). The proposed algorithm is tested using data sets from literatures. The result shows that the proposed algorithm produces similar results with the best known solution published.Keywords: assembly line balancing, local search, variable neighborhood, work station.
Pengembangan Sistem Remote Control untuk Setting Waktu pada Sistem Automatic Time Switch (ATS) Berbasis Real Time Clock (RTC) DS1307 untuk Saklar Lampu Rachmat, Hendi Handian; Indrawan, Ade Ninu; Syafitri, Niken
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 15, No 1 (2011)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.799 KB)

Abstract

ABSTRAKPada penelitian ini dikembangkan sistem remote control yang digunakan untuk melakukan setting (pengesetan) waktu pada sistem Automatic Time Switch (ATS) secara ‘jarak jauh’, sehingga lebih mempermudah setting waktu sistem ATS yang digunakan sebagai saklar otomatis berbasis waktu untuk pengontrolan lampu halaman. Pengembangan ini merupakan langkah untuk menyempurnakan sistem ATS-C2I versi 1 yang hanya memiliki beberapa setting waktu default. Referensi waktu yang dipergunakan pada sistem ini menggunakan komponen Real Time Clock (RTC)-DS1307 yang memiliki pengaturan setting waktu dalam satuan detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun. Setting waktu ini ditransmisikan dari sistem remote control menuju sistem ATS melalui sistem komunikasi frekuensi radio 315 MHz. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa sistem ATS telah dapat menerima setting waktu dari sistem remote control dengan utuh dalam jangkauan jarak maksimum 22 meter. Selain itu, sistem ATS pun telah berfungsi untuk mengatur aktifasi saklar lampu sesuai dengan setting waktu yang diberikan. Keberadaan sistem ATS-C2I versi 2 ini dapat menghemat pemakaian aliran listrik serta dapat membantu meningkatkan keamanan rumah pada saat ditinggalkan pemiliknya.Kata kunci: Automatic Time Switch (ATS), Real Time Clock (RTC), remote control, frekuensi radio, saklar lampu.ABSTRACTA remote control system applied for remote time setting of the Automatic Time Switch (ATS) system was developed in this current research to make easier on the performing of time setting for ATS system that implemented to control a switch of front yard lamp automatically based on time setup. This development was also a further step to improve the first version of ATS-C2I system that just has some in system default time setup options. Time reference for this system utilized a Real Time Clock (RTC)-DS 1307 that has time setting duration from second, minute hour, day, month and year. This time setting was transmitted from remote system to ATS system through 315 MHz radio frequency communication system. From the experiment results, the ATS system has been able to receive time setting from remote control system completely on maximum distance range 22 meters. Beside of that, the ATS system has been able to control a lamp switch activation based on user time setting setup. The availability of the second version of ATS-C2I system can increase saving energy as well as can help to improve a home security system.Keywords: Automatic Time Switch (ATS), lamp switch, radio frequency, Real Time Clock (RTC), remote control.
Pemahaman Keterkaitan ‘Teori Arsitektur’ – Kegiatan ‘Perancangan’ dan ‘Kritik Karya’ dalam Arsitektur Pawitro, Udjianto
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 13, No 4 (2009)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.76 KB)

Abstract

Rumusan Alternatif Strategi CV. X dalam Menghadapi Persaingan Industri -, Rispianda; Puspitaningsih, Ratna; Arijanto, Sugih
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 18, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.675 KB)

Abstract

ABSTRAKCV. X merupakan suatu perusahaan tas yang mengalami penurunan penjualan jika dibandingkan dengan dua perusahaan pesaing utama. Untuk dapat terus bertahan dan berkembang, perusahaan tersebut membutuhkan strategi baru. Pemilihan strategi yang dapat dilakukan didasarkan pada alternatif strategi yang telah dikembangkan. Pada penelitian ini, alternatif strategi dirumuskan dengan menggunakan pendekatan: analisis GE (General Electric); analisis BCG (Boston Consulting Group), dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa alternatif strategi yang diusulkan lebih terstruktur untuk dilakukan oleh perusahaan.Kata kunci: analisis General Electric, analisis Boston Consulting Group, analisis SWOTABSTRACTCV. X is a bag company that experienced a decrease in sales when compared to the two main competitors. To be able to continue to survive and improve, the company needs a new strategy. The selection strategy to do based on alternative strategies have been developed. In this study, an alternative strategy is formulated using the approach: analysis of GE (General Electric); analysis of BCG (Boston Consulting Group), and a SWOT analysis. The results of this study indicate that the proposed alternative strategy is more structured to be done by the company.Keywords: GE analysis, BSG analysis, SWOT analysis
Rancangan Penilaian Kinerja Operator Painting Body Komponen Caliper Guna Pemberian Insentif dengan Menggunakan Metode Rating Scale dan Urutan Kerja Standar Rukmi, Hendang Setyo; Yunita, Yoanita; Kurniawan, Yoga
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 2 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.076 KB)

Abstract

ABSTRAKBody caliper merupakan komponen sistem pengereman kendaraan roda dua yang dibuat PT. Tri Dharma Wisesa. Menurut Bagian Quality Assurance proses pengecatan body caliper menghasilkan cacat terbesar. Penyebabnya operator painting kurang termotivasi menjalankan Urutan Kerja Standar (UKS) dengan benar karena upahnya tetap per bulan dan insentif didasarkan atas pencapaian target jumlah produk tanpa dilihat kualitasnya. Untuk memotivasi operator painting menjalankan UKS dengan benar sehingga jumlah cacat turun, perlu dirancang sistem penilaian kinerja baru yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemberian insentif. Metode yang digunakan adalah rating scale karena mudah dan praktis untuk menilai kinerja karyawan yang jumlahnya banyak. Kriteria penilaian ditentukan berdasarkan UKS. Aktivitas-aktivitas dalam UKS diuraikan dan diidentifikasi jenis cacat yang bisa terjadi serta biaya kualitasnya. Skala penilaian setiap kriteria ditentukan berdasarkan jumlah cacat, sedangkan bobot kriteria ditentukan berdasarkan perbandingan biaya kualitas. Pemberian insentif tergantung pada kategori nilai kinerjanya. Hasil rancangan penilaian kinerja menggunakan 6 kriteria. Setiap kriteria memiliki bobot tertentu. Skala penilaian yang digunakan dari sangat buruk sampai dengan sangat baik. Nilai setiap kriteria merupakan perkalian bobot kriteria dengan skala penilaian. Total nilai kinerja merupakan jumlah seluruh nilai setiap kriteria. Kategori total nilai kinerjanya adalah sangat kurang sampai istimewa. ABSTRACTThe body caliper, a motorcycle braking component, is one of the products manufactured by PT. Tri Dharma Wisesa. According to Quality Assurance Department, it was recognized that body caliper painting gave the biggest contribution to the number defective products. The cause was that the painting operators were dismotivated to perform Urutan Standar Kerja (UKS, Standard Works Sequence) correctly, due to the fixed-salaries and the quantity-only (non quality) based incentives. In order to motivate the painting operators in performing UKS correctly, thus reducing the number of defective products, a new performance appraisal system was needed for the basis of incentives program. The method was based on rating scale, due to its simplicity and practicality for a large number of employees. Evaluation criteria were determined by the UKS. The activities in the UKS were decomposed, the defect types and the cost of quality were identified. The rating scale for each criterion was determined based-on the number of defectives, while the weights of criteria were determined by the comparison of their cost of quality. The incentives were based-on the performance rating category. The designed performance appraisal system is based on 6 criterias. All of them have certain weight. Rating scale is from “very bad” to “very good”. The value of each criterion is the multiplication of the weight and the rating scale. The total performance value is the sum of all criterion values. The performance categories are “very poor” to “excellent”.
Konsep dan Tantangan Pengembangan Biorefinery Pertiwi, Dyah Setyo
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 17, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.588 KB)

Abstract

ABSTRAKSaat ini telah terdapat definisi dan pendekatan penamaan/pengklasifikasian biorefinery yang dirumuskan oleh suatu badan otonomi bernama IEA Bioenergy, Task Number 42. Definisi biorefinery yang dirumuskan terbukti paling komprehensif dibandingkan definisi lain yang tersedia di literatur. Pendekatan pengklasifikasian biorefinery yang diajukan pun telah mempertimbangkan empat feature utama dari biorefinery, yaitu platform, produk, bahan baku dan proses. Panduan yang sistematis dinilai perlu ada untuk mendorong pengembangan biorefinery yang sustainable. Pengembangan biorefinery saat ini cenderung berbasis kepada kebutuhan untuk mensubstitusi produk oil refinery. Pengembangan proses-proses dalam biorefinery pun menyerupai pengembangan proses dalam oil refinery. Namun demikian, perbedaan karakteristik bahan baku memberi tantangan kepada sintesis biorefinery. Tantangan berupa pemilihan bahan baku dan produk disarankan untuk dihadapi dengan penggunaan parameter-parameter pembanding, seperti Chemical Value, Fuel Value, dan Component Value; sedangkan pemilihan jenis proses dan urutan proses yang sistematis dapat dirintis dengan adanya pemetaan technology platform terhadap kandungan bahan baku. Pemetaan tersebut akan menunjukkan adanya perbedaan yang berarti antara proses-proses untuk energy-driven biorefineries dan materialdriven biorefineries. Keberadaan klasifikasi biorefinery serta ketersediaan perangkat, berupa peta dan parameter pembanding, diharapkan dapat mendorong pengembangan sistem biorefinery yang sustainable dengan lebih cepat.Kata kunci: biorefinery, konsep, tantangan, sintesis ABSTRACTThere has been a definition and classification approach for biorefinery systems provided by an autonomous agency, IEA Bioenergy, Task Number 42. The definition is so far the most comprehensive and the classification has included four major features in biorefinery, i.e. platforms, products, raw materials and processes. It is envisaged that systematic guidance for developing sustainable biorefienies will be available. The current biorefinery development has been based on the need for the substitution of oil refinery products. Also, the development has been analogous to the oil refinery process development. However, the special characteristics of biomass have given some challenges to biorefinery synthesis. Some parameters are suggested to face the challenges in raw material and product selections, i.e. Chemical Value, Fuel Value, and Component Value, while process and process order selection can be assisted by technology platform and raw material mapping. There should be significant differences in process development for energy-driven biorefineries and material-driven biorefineries. The existence of biorefinery classification as well as some tools, i.e. mappings and relevant parameters, is expected to foster the development of sustainable biorefinery systems.Keywords: biorefinery, concepts, challenges, synthesis