cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
REKA RACANA
ISSN : -     EISSN : 24772569     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3: September 2016" : 30 Documents clear
Model Kelembagaan Pengelolaan Sistem Drainase Berkelanjutan Dalam Rangka Mitigasi Bencana Banjir (Hal. 51-60) Purwanti, Ika Widi; Akmalah, Emma; Nursetiawan, Nursetiawan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.599 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.51

Abstract

ABSTRAK Ruang terbuka hijau di Kota Bandung terus berkurang yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi dan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan perutukannya sehingga mengakibatkan banjir. Maka diperlukan metode enanganan banjir dengan metode penanganan air permukaan dengan sistem drainase berkelanjutan. Prinsip dari metode ini adalah mengendalikan air permukaan yang dapat digunakan sebagai sumber air baku. Selain masalah tersebut, penyebab terjadinya banjir terletak pada masalah sosial dan kelembagaan. Pengelolaan drainase di Kota Bandung belum efektif sehingga masalah banjir tidak tertangani dengan baik. Penelitian ini mempelajari model- model pengelolaan sistem drainase di beberapa negara maju seperti Inggris, Singapura dan Belanda. Dengan berpedoman pada sistem kelembagaan pemerintah di negara-negara tersebut, diharapkan Kota Bandung dapat mengelola sistem drainasenya dengan baik dan berkelanjutan. Pada penelitian ini diusulkan model baru agar sistem pengelolaan drainase di Kota Bandung dapat terorganisir lebih baik dan efektif.Kata Kunci: sistem drainase berkelanjutan, kelembagaan, banjir. ABSTRACTThe green open space in Bandung is decreasing due to rapid population growth and improper land use which lead to flooding. Therefore an appropriate method to control floods such as sustainable urban drainage system is needed. The principle of the method is to control excess surface water that can be used as raw water. In addition to the problem, floods occur because of social and institutional problems. Until now, the institutional drainage system management in Bandung is not performing well. This research studies various sustainable drainage system institutional management models from several developed countries such as United Kingdom, Singapore and Netherland as references. A new model is proposed in order to improve the institutional arrangement for drainage system management in Bandung.Keywords: sustainable drainage system, institutional management, flooding
Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur (Hal. 1-16) Mulyana, Raden Wahyu; Hamdhan, Indra Noer; S., Bemby
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1608.36 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.1

Abstract

ABSTRAKAnalisis penurunan tanah pada kondisi setelah dilakukan perbaikan tanah berdasarkan data settelement plate pada proses preloading dan vertical drain Bendungan Marangkayu (2012- 2013) menunjukan penurunan sebesar -1,366 meter. Parameter tanah diperoleh dengan cara coba-coba menggunakan Plaxis 2D AE, dimana parameter tanah yang mendekati penurunan lapangan yang akan digunakan dalam analisis. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh besarnya penurunan dan waktu selama proses preloading dan vertical drain dengan jarak antar vertical drain yang sesuai untuk mempercepat proses konsolidasi dan mempercepat penurunan nilai Pore Water Pressure (PWP). Hasil analisis konsolidasi dengan software Plaxis 2D AE pada kondisi tanah jenuh air dengan kombinasi preloading dan vertical drain menunjukan bahwa jarak antara PVD yang sesuai dengan output analisis data lapangan adalah dengan jarak PVD 1 meter dengan kedalaman PVD 10 meter dari total kedalaman tanah lunak 30 meter atau (floating pvd).Kata Kunci : preloading, vertical drain, metode elemen hingga. ABSTRACTAnalysis of soil settlement after improved soil conditions based on the settlement plate data on the preloading and vertical drains Marangkayu Dam (2012-2013) shows a decrease of - 1.366 meters. Soil parameter was analysed by trial and error method using Plaxis 2D AE, where the parameters are closer to field settlement that will be used in the analysis. This analysis aimed to obtain the reduction in magnitude and time during the process of preloading and vertical distance between the vertical drain with drain corresponding to speed and accelerate the consolidation process Pore Water Pressure dissipation (PWP). The consolidation analysis using Plaxis 2D AE with PVD 1 meter spacing and 10 meter depth show good agreement with the field data, which total of soft soil 30 meter (floating PVD).Keywords: preloading, vertical drains, finite element method.
Efektifitas Redaman Energi Gelombang Akibat Adanya Breakwater Terapung Ditinjau dari Model Fisik dan Studi Numerik (Hal. 147-157) Gemilang, Raden Indra Anggun; Kurniadi, Yessi Nirwana
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.95 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.147

Abstract

ABSTRAKGelombang laut memiliki energi yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan terhadap kondisi garis pantai di kawasan pesisir. Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan dibuat suatu struktur yang mampu mereduksi energi gelombang salah satunya dengan menggunakan pemecah gelombang terapung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa efektif redaman energi berdasarkan besarnya koefisien transmisi ( ) dari struktur pemecah gelombang terapung yang telah didesain sedemikian rupa. Pengujian dilakukan dengan metode uji model fisik dan studi numerik dengan menggunakan software analisis gelombang 2D. Hasil pengujian model fisik diperoleh redaman energi gelombang akibat adanya pemecah gelombang terapung berkisar 11%-30% sedangkan dari pengujian numerik energi yang diredam mencapai 23%-58%. Hasil penelitian menunjukan struktur pemecah gelombang terapung yang telah didesain mampu untuk mereduksi energi yang diakibatkan oleh gelombang.Kata kunci: koefisien transmisi, pemecah gelombang terapung, Model Fisik, Studi NumerikABSTRACTWave have energy that can cause unstability of shoreline around coastal area. floating breakwater are one of structure that can solve the coastal area problem by reduce the wave energy. In this research, it is investigated the effectiveness of  floating breakwater  to reduce the waves energy based on the value of transmission coefficient ( ). The test performing by physical and numerical model using waves 2D model analysis Software. Physical model test results obtained a floating breakwater model can reduce the waves energy ranges from 11%-30%, while numerical model test reach from 23%-58%, so that the floating breakwater are capable to reduce the wave enegy.Keywords: transmission coefficient, floating breakwater, physical model, numerical Model
Studi Tentang Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Campuran Beton Cara Dreux Gorrise (61-72) Azka, Afina; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.424 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.61

Abstract

ABSTRAKKuat tekan beton oleh Dreux Gorrise dirumuskan berbanding lurus dengan rasio berat semen terhadap berat air , serta berbanding lurus pula dengan faktor granular G. Besarnya G yang disarankan oleh Dreux yaitu 0,35-0,65. Semakin besar nilai G yang digunakan, semakin hemat kadar semen yang terdapat pada 1 m3 beton. Dreux mengungkapkan bahwa nilai G 0,65 dapat tercapai jika ukuran maksimum agregat yang digunakan lebih besar atau sama dengan 63 mm. Penelitian lebih lanjut oleh Saelan dan Thesia (2013) mengungkapkan bahwa nilai G sebesar 0,65 dapat juga dicapai pada campuran beton menggunakan ukuran agregat maksimum 20 mm. Kajian lanjut tentang formulasi nilai G tinggi oleh Saelan dan Thesia ternyata masih harus diteliti kembali. Berdasarkan hasil penelitian Saelan dan Thesia dilakukan penelitian kembali untuk membuat formulasi faktor granular tinggi yang lebih besar dari 0,60. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa nilai G tinggi 0,65 dan 0,70 dapat diformulasikan secara terukur menggunakan rumus                 G = 0,260 k. Nilai k diperoleh dari grafik hubungan antara nilai k dengan rasio volume pasir terhadap volume agregat gabungan, dengan syarat volume pasir sebesar 0,260 m3 dan rasio volume pasir terhadap volume agregat gabungan berkisar 0,342 – 0,417. Volume pasir yang tidak sama 0,260 m3 mengakibatkan kuat tekan beton yang dihasilkan berkurang.Kata kunci: kuat tekan beton, faktor granular tinggi, Dreux Gorrise. ABSTRACTCompressive strength of concrete formulated by Dreux Gorrise is linierly proportional to cement-water ratio , and granular factor G. The value of G suggested by Dreux is 0.35-0.65. The higher the value of G the more efficient cement content in   1 concrete. The value of G at 0.65 reached if the maximum aggregate size is greater or equal to 63 mm. Futher research by Saelan and Thesia reveal that the value of G at 0.65 also could be reached by using the maximum aggregate size of  20 mm. It turns out that the formulation of granular factor greater than 0.60 by Saelan and Thesia is still to be developed further more. Based on the result of Saelan and Thesia research was redeveloped the formulation of ganular factor greater than 0.60. The formulation proposed is G = 0.260 k where the value of k was obtained from graph which describes the relation between k and ratio of sand volume to mix aggregate volume. The condition of sand volume is 0.260 and ratio of sand volume to mix aggregate volume at the range of 0.342-0.417. The sand volume that not equal to 0.260 will reduce the compressive strength of concrete.Keywords: compressive strength of concrete, high granular factor, Dreux Gorrise.
Pemilihan Metode Sistem Drainase Berkelanjutan Dalam Rangka Mitigasi Bencana Banjir Di Kota Bandung (Hal. 39-50) Nurhikmah, Dicky; Nursetiawan, Nursetiawan; Akmalah, Emma
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1070.813 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.39

Abstract

ABSTRAKKota Bandung adalah ibukota Provinsi Jawa Barat dan mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, hal ini  mengakibatkan kurangnya ruang terbuka hijau karena pengalihfungsian tata guna lahan menjadi permukiman, kantor, industri dan lain-lain. Hal tersebut akhirnya mengakibatkan limpasan air permukaan berlebih pada saat musim hujan dan berkurangnya cadangan air tanah pada saat musim kemarau. Pada saat ini Kota Bandung masih menerapkan sistem drainase konvensional, sehingga potensi banjir menjadi tinggi karena dimensi saluran drainase yang kecil. Mengacu pada metode sistem drainase berkelanjutan yang telah diterapkan di negara-negara maju, diharapkan Kota Bandung dapat mengelola air hujan dengan baik dan terhindar dari bencana banjir. Pada penelitian ini dipilih beberapa metode yang cocok bagi kondisi Kota Bandung saat ini, metode tersebut adalah rain garden, infiltration strips, water roofs, rainwater tanks, cistern, swales, kolam detensi, infiltration trenches, eco- corridor dan kolam retensi. Metode-metode tersebut dipilih berdasarkan berbagai aspek seperti fungsi, kriteria teknis, kemudahan pembuatan dan kemudahan pemeliharaan.Kata kunci: Sistem Drainase Berkelanjutan, Bandung, limpasan air ABSTRACTBandung is the capital of West Java Province with a large population. This condition impacted to the decreasing of open green spaces due to conversion of land use into residential, offices, industrials and others. Consequently surface water run off increases during the rainy season and groundwater reserves decreases during the dry season. At this time Bandung still apply the conventional drainage system, so the potential for flooding is high because the dimension of the drainage channel is too small. Based on the method of sustainable drainage systems that has been applied in developed countries, Bandung is expected to manage rain water and prevent flood. This study is using a few suitable methods for Bandung’s current condition. The methods are rain garden, infiltration strips, water roofs, rainwater tanks, cistern, swales, detention pond, infiltration trenches, eco-corridor and retention pond. These methods are selected based on various aspects such as functionality, technical criteria, ease of construction and maintenance.Keywords: Sustainable Drainage System, Bandung, Run Off
Kajian Kategori Education pada Pelaksanaan Green Campus di Itenas Ratih Dewi Shima; Mia Wimala; Emma Akmalah
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.105

Abstract

ABSTRAKGreen campus merupakan salah satu terobosan green building dalam mengubah cara pandang dan gaya hidup warga kampus agar sadar akan pentingnya konsep ramah lingkungan. Di antara indikator-indikator pembentuk green campus, kategori education merupakan kategori yang membedakan green campus dengan green building. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pelaksanaan green campus di Institut Teknologi Nasional Bandung (Itenas) berdasarkan kategori Education—Greenmetric UI. Data diperoleh dari hasil studi literatur dan wawancara dengan pihak Itenas dan Greenmetric UI, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis kesenjangan. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan pelaksanaan pendidikan green campus Itenas (eksisting) dengan nilai rata-rata standar Greenmetric UI Global Ranking System (ideal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Itenas memiliki nilai di bawah rata-rata standar Greenmetric UI Global Ranking System, terutama pada nilai kategori Sustainability Publication.Kata Kunci: green campus, Greenmetric UI, kategori education ABSTRACTGreen campus is a part of green building to change people’s perspective towards efficient lifestyle and eco-living concept. One category which emphasize green campus on green building is education category. This paper aims to provide the implementation of green campus in of the National Institute of Technology Bandung (Itenas), based on education category (Greenmetric UI). The data were obtained from literature study and interview with Itenas and Greenmetric UI staff. Gap analysis method is used to measure the implementation green campus in Itenas based on education category Greenmetric UI Global Ranking System 2015 average grades and to identify the gap between existing condition and Greemetric UI Standard. The results showed that Itenas has not fulfill the average value based on Greenmetric UI Global Ranking System, especially on Sustainability Publication indicator.Keywords: green campus, Greenmetric UI, education category
Analisis Konsolidasi Dengan Prefabricated Vertical Drain Untuk Beberapa Soil Model Menggunakan Metode Elemen Hingga Ketut Devy Apriyani; Ikhya Ikhya; Indra Noer Hamdhan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.17

Abstract

ABSTRAKPembangunan di atas tanah lunak merupakan tantangan di bidang konstruksi. Sifat tanah lunak yang memiliki kuat geser rendah, kompresibilitas tinggi, dan koefisien permeabilitas rendah menjadi kendala untuk dimanfaatkan dalam pekerjaan tanah sehingga diperlukan adanya perbaikan tanah. Dua metode perbaikan tanah yang umum digunakan untuk mempercepat waktu konsolidasi adalah preloading dan vertical drain. Penelitian ini bertujuan menganalisis konsolidasi menggunakan PLAXIS 2D untuk mengetahui soil model mana yang paling mampu menggambarkan kondisi tanah di lapangan. Pemodelan yang dilakukan akan menggunakan tiga dari banyak soil model yang dimiliki PLAXIS 2D yaitu Mohr Coulomb model dan dua Advanced Soil Model: Hardening Soil, dan Soft Soil. Selanjutnya nilai penurunan yang dihasilkan ketiga soil model tersebut akan dibandingkan terhadap pengukuran di lapangan dan dianalisis. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa Hardening Soil model merupakan model yang paling cocok digunakan untuk menganalisis konsolidasi karena mengghasilkan selisih nilai penurunan paling kecil bila dibandingkan dengan dua soil model lainnya.Kata kunci : prefabricated vertical drain, tanah lunak, konsolidasi, soil model, PLAXIS 2D ABSTRACTConstruction on soft soil is a challenge in construction’s world. Soft soil is characterized by a low shear strength, a high compressibility, and a low coeffiecient of permeability which makes it difficult for soil engineering so ground improvement is needed. Vertical drain combined with preloading have become common technique for speeding up time of consolidation. The purpose of this study is to analyse consolidation with PLAXIS 2D and define which soil model is closest to the field condition. PLAXIS 2D has so many soil models that can be used for modelling soil condition but this study will only use three models and those models are Mohr Coulomb model and two Advanced Soil Model:  Hardening Soil, and Soft Soil. Settlement value from those models will be compared to field measurement and being analysed. Based on the analysis, Hardening Soil model is the most suitable model for analysing consolidation because it generates settlement value closest to the field measurement.Keywords: prefabricated vertical drain, soft soil, consolidation, soil model, PLAXIS 2D
Evaluasi Struktur Atas Dermaga 1.000 DWT terhadap Berbagai Zona Gempa berdasarkan Pedoman Tata Cara Perencanaan Pelabuhan Tahun 2015 Nandira Virgie Nilasari; Kamaludin Kamaludin
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.158

Abstract

ABSTRAKDermaga kapasitas 1000 DWT dibangun untuk jenis kapal penumpang maupun cargo.  Pentingnya akan kualitas struktur pada dermaga menjadi prioritas utama sebagai penopang beban bangunan dan gaya dari pengaruh luar bangunan seperti gempa. Penelitian ini mengkaji pengaruh dari faktor beban hidup sebesar 3 ton dan variasi kombinasi beban gempa serta kedalaman tiang pancang yang bekerja pada struktur dermaga terhadap kebutuhan penulangan pada pembalokan. Ada 4  jenis model zona gempa dengan 3 model kedalaman tiang pancang yang dilakukan yaitu: zona gempa pada 0,2 g, 0,5 g, 0,8 g dan 1,2 g dan kedalaman tiang pancang pada 15 m, 20 m dan 25 m terhadap kebutuhan akan tulangan. Hasil analisis menunjukan bahwa gaya akibat beban gempa terhadap penulangan utama pada balok dermaga mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dibandingkan dengan gaya akibat kombinasi beban tanpa gempa, sehingga penulangan utama pada balok dermaga semua sama untuk semua zona gempa.Kata kunci: dermaga 1.000 DWT, gempa, tiang pancang, penulangan  ABSTRACTDock with capacity of 1000 DWT were built for ship type of passengers and cargo. The importance of the quality of the structure of the pier is a top priority as a load-bearing building and building force from outside influences such as earthquakes. This study examines the effect of live load factor of 3 ton and variations in seismic load combinations as well as the depth of piling work on the structure of the pier to the needs reinforcement in beam. There are four types of models quake zone with 3 models of the depth of the pile made, which is the earthquake zone at 0.2 g, 0.5 g, 0.8 g and 1.2 g and the depth of piles at 15 m, 20 m and 25 m against the need for reinforcement. Results of the analysis showed that force from earthquakes influence against prime reinforcement beam on the pier did not have significant role compared  to the combination load bearing force without earthquakes, so that the prime reinforcement on beam at the piers is the same with all earthquakes zone.Keywords: 1.000 DWT wharf, earthquakes, poles, reinforcement
Analisis Penentuan Debit dan Muka Air Rencana Bagi Perencanaan Dermaga dan Alur Pelayaran Batubara di Sungai Eilanden, Papua Indriyadi Anugrah Ibrahim; Yati Muliati; Fachrul Madrapriya
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.95

Abstract

ABSTRAK PT. Obio Indo Energi membutuhkan pendistribusian batubara dari lokasi tambang ke mother vessel, menyebabkan dibutuhkannya suatu fasilitas terminal khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk melakukan perencanaan dermaga dan alur pelayaran, diperlukan beberapa analisis. Debit banjir rencana dihitung menggunakan metode HSS Nakayasu dimana hujan harian maksimum dihitung menggunakan distribusi frechet. Analisis hidraulika menggunakan perangkat lunak HEC-RAS 4.1 untuk mengetahui elevasi muka air.Ukuran kapal rencana adalah 1.000 DWT yang ditarik oleh tugboat dimana kebutuhan kedalaman minimal untuk alur pelayaran dan kolam putar sebesar 3,6 meter dari muka air minimum. Lebar alur pelayaran untuk dua jalur kapal sebesar 112 meter dengan luasan kolam putar sebesar 4.537 m2. Tipe dermaga yang dipilih adalah tipe jetty dilengkapi dengan 3 buah breasthing dolphin dan 2 buah mooring dolphin. Elevasi dermaga agar tidak tenggelam adalah +5,2 meter dari 0 meter.Kata kunci: analisis hidrologi, analisis hidraulika, HEC-RAS, muka air minimum ABSTRACTPT. Obio Indo Energi have to distribute coal from the mine to the mother vessel, causes a special terminal facility needed for fullfil they need. To planning the jetty and navigation channel, it may take some analysis. The discharge plan determinded by HSS Nakayasu method which the maximum daily rainfall determine by frechet distribution. Analysis hydraulics using software  HEC-RAS 4.1 for known the water surface.The switch of the ship size as 1.000 DWT who being towed by a tugboat which the minimally deep needs for navigation channel and turning basin as big as 3,6 meters from the minimum water surface. Navigation channel width for 2 ships as 112 meters with turning basin area as big as 4.537 m2. The result for jetty type is jetty type, which using 3 pieces breasthing dolphin and 2 pieces mooring dolphin. Jetty elevation that not floods is +5,2 meters from 0 meters.Keywords: hydrologic analysis, hydraulics analysis, HEC-RAS, minimum water surface
Tinjauan Kembali Mengenai Pengaruh Modulus Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton Brayn Gilang Dimalouw; Priyanto Saelan
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.115

Abstract

ABSTRAKPerancangan campuran beton memformulasikan bahwa kekuatan beton hanya ditentukan oleh faktor air-semen sedangkan modulus kehalusan pasir hanya mempengaruhi kelecakan beton segar. Modulus kehalusan pasir yang direkomendasikan SNI yaitu 1,50–3,50 dan pada ACI yaitu 2,40–3,00. Mengingat rentang modulus kehalusan pasir cukup jauh pada cara SNI/BS, dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui pengaruh perubahan modulus kehalusan pasir terhadap kuat tekan beton. Penelitian dilakukan dengan membuat campuran beton menggunakan cara Dreux, untuk kuat tekan rencana 30 MPa, slump rencana 80 mm, faktor granular ( ) 0,40, 0,45, dan 0,50, serta modulus kehalusan pasir 1,50, 2,00, 2,50, 3,00, dan 3,50. Hasil penelitian memperlihatkan sebaran kuat tekan aktual berfluktuaktif mendekati kuat tekan prediksi. Hal ini menunjukkan modulus kehalusan pasir tidak berpengaruh secara signifikan  terhadap kuat tekan beton. Hasil penelitian ini memperkuat perancangan campuran beton cara SNI/BS, ACI, dan lainnya seperti cara Dreux, yang beranggapan bahwa kuat tekan beton hanya dipengaruhi oleh faktor air-semen saja.Kata kunci: SNI/BS dan ACI, kuat tekan beton, faktor air-semen, modulus kehalusan pasir ( ).ABSTRACTThe concrete mix design states that the strength is only determined by the water-cement ratio, whereas the sand fineness modulus just affects the workability of fresh concrete. The sand fineness modulus in SNI is recommended about 1.50–3.50 and the ACI is about 2.40–3.00. Considering the ranges of sand fineness modulus is far enough in the SNI/BS, it is necessary to carry out further research to determine the effect of changes of sand fineness modulus on the concrete compressive strength. The Research is performed by making the composition of concrete mix using Dreux method, for the compressive strength design of 30 MPa, slump 80 mm, granular factor ( ) 0.40, 0.45, and 0.50, and the sand fineness modulus 1.50, 2.00, 2.50, 3.00, and 3.50. The results show that the distributions of actual compressive strengths scattered around the prediction of compressive strength. The results indicate that the sand fineness modulus does not affect significantly the compressive strength of concrete, even it does not affect the workability of fresh concrete. Thus this research reinforce concrete mix design theory of the SNI/BS and ACI method, which state that the compressive strength of concrete is only affected by the water-cement ratio.Keywords: SNI/BS and ACI, concrete compressive strength, water-cement factor, sand fineness modulus ( ).

Page 2 of 3 | Total Record : 30