cover
Contact Name
Nehru Millat Ahmad
Contact Email
nehru325@gmail.com
Phone
+628112578882
Journal Mail Official
jurnalhalaqah2024@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Soekarno-Hatta Jambearum Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Jawa Tengah 51319
Location
Kab. kendal,
Jawa tengah
INDONESIA
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
ISSN : -     EISSN : 30905567     DOI : https://doi.org/10.62509/halaqah.v2i1
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies terbit dua kali setahun: yaitu pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini adalah jurnal yang bertemakan Studi Islam dengan manfaat dan tujuan bagi perkembangan Studi Islam, dengan mengedepankan sifat orisinalitas, kekhususan dan kemutakhiran artikel pada setiap terbitannya. Tujuan dari publikasi Jurnal ini adalah untuk memberikan ruang mempublikasikan pemikiran kritis hasil penelitian asli, maupun gagasan konseptual dari para akademisi, peneliti, maupun praktisi yang belum pernah dipublikasikan pada media lainnya. Fokus dan lingkup pada penulisan Jurnal ini meliputi: Studi Islam, Hukum Islam, Ekonomi Islam, Komunikasi dan Dakwah Islam, Sejarah Islam, Tradisi Islam, Tasawuf, Teologi dan Tafsir.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 24 Documents
DIALEKTIKA MORAL (ETIKA) BARAT DAN ISLAM PERSPEKTIF AHMAD AMIN Zifamina, M. Ikhbar Fiamrillah; Waluyo, Waluyo
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 2 No 1 (2025): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v2i1.202

Abstract

Artikel ini membahas mengenai pemikiran etika dari Ahmad Amin. Ahmad Amin merupakan pemikir modern Islam dari Mesir yang memiliki konstruksi pemikiran etika yang berpijak pada alam pikiran Islam dan dipengaruhi juga oleh filsafat Barat. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode konten analisis. Metode tersebut digunakan untuk menelaah secara kritis corak pemikiran etika dari Ahmad sehingga mengarah pada pengaruh etika Barat dan Islam dalam pemikirannya. Urgensi dari penelitian ini terletak pada tinjauan adanya dialektika antara etika Islam dan Barat dalam pemikiran modern Islam. Artikel ini menyimpulkan bahwa, Pertama, pemikiran etika Ahmad Amin yang disebut sebagai ‘ilm al-akhlaq dipengaruhi kuat oleh etika Islam, yakni Al-Qur’an dan etika Barat dari Plato, Aristoteles dan aliran etika deontologi. Kedua, corak pemikiran etika Ahmad Amin adalah eklektik-kritis, yakni memadukan etika Islam yang berbasis pada kitab suci dan etika Barat yang bercorak rasioanal-empiris secara kritis.
DISKURSUS PARADOKS AYAT ASMAUL HUSNA DALAM PEMIKIRAN GABRIEL SAID REYNOLDS Masudah, Nurma
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 2 No 1 (2025): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v2i1.203

Abstract

Kajian Al-Qur’an selama ini cenderung menekankan kohesivitas teks (munasabah) dan menghindari pembahasan paradoks yang tampak kontradiktif antar ayat. Sebaliknya, pada studi Alkitab justru menaruh perhatian besar pada konsep paradoks sebagai strategi retoris dan teologis. Tulisan ini bertujuan mengkaji pemikiran Gabriel Said Reynolds yang menawarkan pembacaan alternatif terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung paradoks, khususnya terkait asmaul husna. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode studi pustaka, menggunakan karya-karya Reynolds sebagai sumber primer, dan didukung dengan literatur terkait tafsir, linguistik, serta kajian intertekstualitas Al-Qur’an dan Alkitab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Reynolds memandang paradoks dalam Al-Qur’an bukan sebagai kelemahan, melainkan sebuah cara untuk mengungkap kompleksitas sifat Tuhan. Pendekatan ini juga mengangkat sisi intertekstual Al-Qur’an dengan Alkitab, menunjukkan keterlibatan naratif dan teologis yang saling bersinggungan antara keduanya. Kesimpulannya, pembacaan paradoks seperti yang ditawarkan Reynolds memperkaya studi tafsir kontemporer dengan membuka ruang interpretasi multidimensional. Pendekatan ini menantang dominasi pemahaman tekstual yang terlalu menekankan harmoni dan membuka potensi dialog antaragama. Dengan demikian, studi paradoks dalam Al-Qur’an, khususnya dalam konteks asmaul husna, dapat menjadi pintu masuk untuk mengembangkan teologi Islam yang lebih reflektif dan inklusif. Keywords: Paradoks, Asmaul husna, Al-Qur’an, Alkitab
DEKONSTRUKSI JIHAD DALAM PERSPEKTIF ORIENTALIS: KAJIAN TAFSIR DAN KRITIK EPISTEMOLOGIS Elisa, Mirna
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 2 No 1 (2025): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v2i1.205

Abstract

Tulisan ini membahas dekonstruksi konsep jihad dalam perspektif orientalis yang sering kali dikaitkan dengan kekerasan, perang dan ancaman terhadap barat. Latar belakang penelitian ini didasari oleh kesalahpahaman konsep jihad yang beredar dalam wacana barat dan pentingnya klarifikasi berbasis kajian tafsir klasik dan kontemporer. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripikan ayat-ayat jihad dalam Al-Qur’an beserta asbab al-nuzul, pandangan mufasir klasik dan kontemporer, serta kritik orientalis terhadap jihad. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif deskriptif-analitis. Data primer berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an tentang jihad, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel dan karya ilmiah lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayat-ayat jihad dalam Al-Qur’an mengandung makna yang beragam, mulai dari jihad melawan hawa nafsu, jihad moral, jihad dakwah, hingga jihad dalam bentuk perang sebagai upaya mempertahankan diri. Di sisi lain, Sebagian orientalis memaknai jihad semata-mata sebagai perang suci (holy war) yang identik dengan ekspansi militer dan penaklukan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa interpretasi jihad oleh orientalis cenderung bias dan tidak mempertimbangkan konteks historis serta keragaman makna jihad dalam Al-Qur’an. Kajian ini penting untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut agar konsep jihad tidak terus menerus dipersepsikan negatif dalam wacana global.
KONSEP ETIKA KOMUNIKASI DALAM AL-QUR'AN DAN RELEVANSINYA TERHADAP PRAKTIK KOMUNIKASI DIGITAL ABAD KE-21: STUDI TAFSIR TEMATIK Muchlis, Kgs M Choirul; Rusli, Risan; Islamdini, Meiti
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 2 No 1 (2025): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v2i1.206

Abstract

Komunikasi yang efektif memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun profesional. Banyak kegagalan yang disebabkan oleh buruknya cara berkomunikasi, seperti kegagalan seorang guru dalam mentransfer ilmu atau seorang profesional dalam mempromosikan diri. Seiring dengan berkembangnya dunia digital, etika komunikasi menjadi sangat relevan, terutama dalam mengatasi tantangan seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan kejahatan di dunia maya. Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif atau kajian pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan prinsip-prinsip etika komunikasi yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seperti tabayyun (klarifikasi informasi), qaulan sadidan (perkataan yang benar), dan qaulan ma'rufan (perkataan yang baik), dalam konteks komunikasi digital abad ke-21, serta larangan terhadap prasangka buruk, ghibah (menggunjing), dan fitnah (penyebaran kebohongan). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa etika komunikasi yang diajarkan dalam Al-Qur'an sangat relevan dan penting untuk diterapkan dalam komunikasi digital abad ke-21. Prinsip-prinsip etika komunikasi dalam Al-Qur'an, seperti qaulan sadidan (perkataan yang benar), qaulan ma'rufan (perkataan yang baik), qaulan karima (perkataan yang mulia), qaulan ma'isura (perkataan yang memudahkan), dan qaulan layyina (perkataan yang lembut), mengarahkan kita untuk berkomunikasi dengan cara yang sopan, benar, dan menghargai orang lain. Dalam dunia digital, prinsip-prinsip ini sangat relevan untuk menghadapi tantangan seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan fitnah yang sering terjadi di media sosial. Etika komunikasi dalam Al-Qur'an juga menekankan pentingnya tabayyun (klarifikasi informasi), penghindaran dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), dan fitnah (penyebaran berita bohong). Penerapan prinsip-prinsip ini dapat membantu menciptakan komunikasi digital yang lebih bertanggung jawab, menjaga keharmonisan sosial, serta mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh informasi yang salah atau merugikan.

Page 3 of 3 | Total Record : 24