cover
Contact Name
Muhammad Karim
Contact Email
aksiomauntad@gmail.com
Phone
+6282397598648
Journal Mail Official
aksiomauntad@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Tadulako, Jl. Soekarno Hatta KM. 9, Tondo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
AKSIOMA
Published by Universitas Tadulako
ISSN : 14124505     EISSN : 27459241     DOI : https://doi.org/10.22487/aksioma.v14i1
Core Subject : Education,
Aksioma is provided for writers, teachers, students, professors, and researchers, who will publish their research reports or their literature review articles about mathematics education and its instructional. This journal publishes two times a year, in March and September. Aksioma encompasses original research articles, review articles, and short communications, including: 1. Mathematics Education 2. School Mathematics 3. Development of mathematics learning
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 2 (2021): AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako" : 5 Documents clear
PELATIHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENEMUKAN LUAS BANGUN DATAR BAGI GURU SD DI KKG GUGUS I KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA Sugita, Gandung; Anggraini, Anggraini; Rochaminah, Sutji; Jaeng, Maxinus
Aksioma Vol. 10 No. 2 (2021): AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v10i2.1367

Abstract

Pelatihan yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penerapan salah satu model dalam pembelajaran matematika, yaitu model pembelajaran penemuan terbimbing. Model ini diwajibkan dalam Kurikulum 2013. Melalui model ini diharapkan siswa menemukan sendiri konsep-konsep matematika khususnya luas bangun datar, sehingga ilmu tersebut tidak hanya dihafal tapi di pahami dengan baik. Oleh karena itu, tim pengabdian melakukan kegiatan ini dengan tujuan untuk membantu guru-guru SD di KKG Gugus I kecamatan Sirenja kabupaten Donggala dalam penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing sesuai amanat Kurikulum 2013. Model pembelajaran penemuan terbimbing yang disimulasikan oleh tim Pengabdian, yaitu menemukan luas bangun datar yang meliputi: persegi, persegi panjang, segitiga, jajargenjang, belahketupat, trapesium dan lingkaran. Penerapan model ini menggunakan karton sebagai alat peraga, yang dapat dibentuk menjadi bangun datar. Berdasarkan hasil angket, diperoleh: 45,83% guru menyatakan sangat setuju bahwa materi tentang Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing yang disampaikan, memberikan pemahaman yang baik tentang langkah-langkah pembelajaran penemuan terbimbing, dan 54,17% guru menyatakan setuju. Selain itu, 54,17% guru menyatakan sangat setuju bahwa Penerapan Model Pembelajaran PenemuanTerbimbing pada materi menemukan luas bangun datar yang disimulasikan, dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran, serta menciptakan pembelajaran yang tidak hanya menghafal rumus luas tetapi mampu menemukan rumus tersebut, dan 45,83% guru menyatakan setuju.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FUNGSI INVERS DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 9 PALU Ulfa, Mariah; Sudarman, Sudarman; Ismaimuza, Dasa
Aksioma Vol. 10 No. 2 (2021): AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v10i2.1368

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi invers di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 9 Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Fungsi Invers Di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 9 Palu. Rancangan penelitian ini mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi invers di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 9 Palu mengikuti langkah-langkah Penemuan terbimbing yaitu (1) perumusan masalah,(2) pemprosesan data dan penyusunan konjektur, (3) pemeriksaan dan verbalisasi konjektur, dan (4) umpan balik. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu tes, observasi, catatan lapangan dan wawancara. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat dari ketuntasan belajar klasikal siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, lembar hasil observasi aktivitas siswa dan guru kategori baik pada siklus I dan lembar hasil observasi aktivitas siswa kategori baik, lembar hasil observasi aktivitas guru kategori sangat baik pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi invers di kelas XI IPA2 SMA Negeri 9 Palu.
IDENTIFIKASI KESALAHAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEMESTER I DALAM MENYELESAIKAN SOAL TURUNAN Sugita, Gandung
Aksioma Vol. 10 No. 2 (2021): AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v10i2.1369

Abstract

Permasalahan pada penelitian ini adalah kesulitan mahasiswa pada materi Turunan yang menyebabkan mahasiswa sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal Turunan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika semester I tahun ajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal Turunan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini akan mendeskripsikan kesalahan-kesalahan mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika semester I tahun ajaran 2017/2018 dalam menyelesaikan soal Turunan. Pengumpulan data dilakukan dengan tes dan wawancara. Pemberian tes bertujuan memperoleh data mengenai kesalahan-kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal Turunan. Wawancara tidak terstruktur dilakukan untuk memastikan letak kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal Turunan. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa kesalahan yang dilakukan mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika semester I tahun ajaran 2017/2018, dalam menyelesaikan soal Turunan, yaitu: 1. Untuk soal nomor 1: (a) tidak dapat mencari turunan satu fungsi menggunakan definisi. (b) salah dalam mensubsitusi f(x) menjadi f(x + h) 2. ntuk soal nomor 2 : (a) salah dalam menurunkan perkalian dua fungsi, (b) salah dalam menurunkan pembagi dua fungsi, (c) menganggap p merupakan variabel (belum dapat membedakan variabel dan konstan)
PROFIL KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DITINJAU DARI KONSEP DIRI MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA Alfisyahra, Alfisyahra; Inayah, Nurul; Meinarni, Welli
Aksioma Vol. 10 No. 2 (2021): AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v10i2.1370

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan profil kemampuan koneksi matematis ditinjau dari konsep diri mahasiswa pendidikan matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan subjek didasarkan pada sifat konsistensi data yang diperoleh dari suatu subjek dengan mempertimbangkan kategori konsep diri mahasiswa (tinggi, sedang, rendah) dan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi. Instrumen dalam penelitian ini yaitu: (1) skala konsep diri, (2) tes kemampuan koneksi matematis, dan (3) pedoman wawancara. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah: 1) pemberian tes koneksi, 2) verifikasi data melalui wawancara, 3) mereduksi data, abstraksi, transformasi, dan pengkategorian data, 4) melakukan triangulasi metode, dan 5) melakukan penafsiran.Teknik analisa data dalam penelitian ini mengacu pada analisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman yang meliputi: 1) reduksi data; 2) penyajian data; 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh didasarkan pada indikator kemampuan koneksi matematis subjek yang dilihat dari kemampuan subjek mengaitkan konsep antargagasan dalam matematika, mengaitkan konsep matematika dengan bidang ilmu lain, dan mengaitkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
ANALISIS LEARNING TRAJECTORY SISWA KELAS VII SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH PECAHAN BERDASARKAN PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA Bitara, Tria; Rizal, Muh.
Aksioma Vol. 10 No. 2 (2021): AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/aksioma.v10i2.1371

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang learning trajectory siswa dalam memecahkan masalah pecahan berdasarkan perbedaan kemampuan matematika. Subjek terdiri dari seorang siswa perempuan yang berkemampuan matematika tinggi (S1) dan seorang siswa perempuan yang berkemampuan matematika rendah (S2). Data learning trajectory diperoleh melalui tes pemecahan masalah dan wawancara yang dianalisis secara kualitatif, yakni menelaah, mereduksi, mengelompokkan, mengkategorisasi, melakukan pengkodean, serta melakukan pemeriksaan data. Pada tahap memahami masalah, S1 dan S2 mula-mula mengidentifikasi satu per satu informasi yang diketahui, kemudian mengidentifikasi hal yang ditanyakan, hingga akhirnya menyatakan bahwa informasi yang tersedia telah cukup agar masalah dapat diselesaikan. Pada tahap menyusun rencana, S1 dan S2 memanfaatkan seluruh informasi yang tersedia, tetapi perencanaan S1 lebih ringkas dibandingkan perencanaan S2 yang bersifat berbelit-belit. Pada tahap melaksanakan rencana, S1 dan S2 menyelesaiakan masalah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, tetapi penyelesaian S1 lebih ringkas dibandingkan S2. Pada tahap memeriksa kembali, S1 menggunakan alternatif pemeriksaan yang berbeda dari penyelesaian yang telah dilakukannya, sedangkan S2 menelusuri kembali perhitungan yang telah dilakukannya. Perbedaan keduanya di setiap tahapan pemecahan masalah menunjukkan bahwa learning trajectory siswa perempuan yang berkemampuan matematika tinggi lebih pendek dari siswa perempuan yang berkemampuan matematika rendah.

Page 1 of 1 | Total Record : 5