cover
Contact Name
Eko Rahmadi
Contact Email
eko.rahmadi@eng.unila.ac.id
Phone
+6285228200022
Journal Mail Official
datum@eng.unila.ac.id
Editorial Address
Universitas Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics
Published by Universitas Lampung
ISSN : -     EISSN : 27769283     DOI : https://doi.org/10.23960/datum
Datum Journal of Geodesy and Geomatics is a scientific journal managed by the Geodetic Engineering Study Program, Faculty of Engineering, University of Lampung. This journal publishes scientific articles based on research, case studies, and literature reviews in the fields of geodesy, geomatics, and related disciplines. The scope of the journal includes, but is not limited to: Topographic Surveying and Mapping Geographic Information Systems (GIS) Remote Sensing Physical and Satellite Geodesy GNSS and Navigation Cartography and Spatial Data Visualization Spatial Modeling and Analysis Applied Geomatics for Natural Resources, Environment, and Regional Planning
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika" : 7 Documents clear
ANALISA DEFORMASI SELAT SUNDA PRA DAN PASCA ERUPSI GUNUNG ANAK KRAKATAU 22 DESEMBER 2018 BERDASARKAN DATA CORS-BIG Ningsih, Sri Ayu; Murdapa, Fauzan; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2087

Abstract

Selat Sunda merupakan selat yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pada selat ini terdapat gunung api yang aktif yaitu AnakKrakatau. Pada 22 Desember 2018 Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi dan terjadi longsoran bawah laut sekitar 64 hektar. Berdasarkan kejadian tersebut, maka perlu dilakukannya penelitian mengenai deformasi yang terjadi di wilayah Selat Sunda sebelum dan sesudah erupsi.Penelitian ini berfokus pada penentuan kecepatan pergeseran dan regangan menggunakan data pengamatan titik CORS di sekitar Selat Sunda yang dikelola oleh BIG. Pengolahan data menggunakan software GAMIT.Uji statistik bertujuan untuk mengetahui sebelum dan sesudah erupsi Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda mengalami perubahan pola pergeseran secara signifikan atau tidak.Hasil penelitian ini adalah, vektor pergeseran Selat Sunda sebelum dan sesudah erupsi, yang masih dipengaruhi Blok Sunda dominan ke arah Timur, dengan besar pergeseran sebelum erupsi 6,477 mm/tahun sampai 28,058 mm/tahun, sedangkan sesudah erupsi 14,309 mm/tahun sampai 23,774 mm/tahun. Vektor pergeseran Selat Sunda sebelum dan sesudah erupsi, yang terbebas dari pengaruh Blok Sunda arahnya beragam disetiap titik, dengan besar pergeseran sebelum erupsi 6,446 mm/tahun sampai 19,012 mm/tahun, sedangkan sesudah erupsi 3,122 mm/tahun sampai 19,841 mm/tahun. Secara statistik pola pergeseran sebelum dan sesudah erupsi, Selat Sunda tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pola regangan Selat Sunda sebelum erupsi, mengalami proses ekstensi seluruhnya,dengan nilai ekstensi terbesar adalah 0,4594 μstrain, sedangkan sesudah erupsi mengalami proses kompresi seluruhnya, dengan nilai kompresi terbesar adalah -0,6362 μstrain. Kata Kunci: Selat Sunda, Gunung Anak Krakatau, Deformasi, CORS, GAMIT.
ANALISIS DEFORMASI GUNUNG SINABUNG BERDASARKAN DATA PENGAMATAN GPS PERIODE 2017-2018 Rahmawati, Tania Sari; Fadly, Romi; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2088

Abstract

Gunung Sinabung merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di Indonesia yang terletak di provinsi Sumatera Utara. Gunung Sinabung tercatat tidak pernah meletus sejak tahun 1600an, tetapi pada Agustus 2010 Gunung Sinabung mengalami erupsi untuk pertama kali setelah sekian lama tidak ada aktivitas di Gunung Sinabung. Potensi bahaya yangdihasilkan oleh hasil erupsi Gunung Sinabung mampu menghasilkan material berukuran abu sampai awan panas. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan yang signifikan dan kontinyu terhadap aktivitas Gunung Sinabung ini.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pergeseran Gunung Sinabung. Metode yang digunakan untuk pemantauan aktivitas Gunung Sinabung dengan metode geodetik yaitu metode pengamatan GPS secara kontinyu. Dengan dilakukannya pemantauan dan analisis pergeseran titik pengamatan pada Gunung Sinabung, diharapkan dapat memberikan gambaran kecenderungan aktivitas Gunung Sinabung, sehingga dapat membantu bagaimana pergeseran yang terjadi pada titik pengamatan Gunung Sinabung. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat 2 periode pengamatan yaitu periode 1 deformasi pada stasiun pengamatan Gunung Sinabung bergerak ke segala arah dan mengalami pergeseran yang signifikan dan inflasi yang besar pada semua stasiun pengamatan Gunung Sinabung. Periode 2 deformasi pada stasiun pengamatan Gunung Sinabung bergerak ke segala arah. Namun terdapat perbedaan pada stasiun pengamatan dimana MRDG mengalami deflasi sedangkan KBYK, LKWR dan SNBG terjadi inflasi.Kata kunci: gunung sinabung, deformasi, pergeseran, gps.
KAJIAN PENGARUH PANJANG BASELINE TERHADAP PENGOLAHAN DATA GPS METODE STATIC RADIAL MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK NET DIFF Jurin, M Alfin; Fadly, Romi; Rahmadi, Eko
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2089

Abstract

Panjang baseline dan perangkat lunak adalah dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengolahan data GPS. Panjang baseline dapat mempengaruhi ketelitian posisi yang dihasilkan. Faktor yang lainnya adalah perangkat lunak, Net Diff adalah perangkat lunak yang belum banyak digunakan oleh praktisi terkait untuk pengolahan data GPS. Oleh karena itu dilakukan kajian terkait faktor-faktor tersebut.Metode pengamatan menggunakan metode static radial, sedanglan pengolahan data secara post processing. Data diambil dengan 6 jam pengamatan, dan panjang baseline berbeda-beda, yaitu ±2 km, ±5 km, ±10 km, ±20 km, ±50 km dari base station. Kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak Net Diff, hasilnya akan di analisis menggunakan hasil dari pengolahan menggunakan GAMIT.Hasil dari penelitian pengolahan data GPS menggunakan perangkat lunak Net Diff, adalah selisih panjang baseline Net Diff terhadap GAMIT paling kecil dengan nilai 0.013 m terjadi di baseline pendek, yaitu titik HJMN, dengan panjang baseline 1595.35 m.Ketelitian koordinat Net Diff terhadap GAMIT paling kecil terjadi di baseline pendek, yaitu titik HJMN dengan nilai parameter X -0.003, dan parameter Z 0.003 m. Kemudian titik PKOR dengan nilai parameter X 0.002 m. Pada penelitian ini, panjang baseline sampai dengan ±50 km, masih memberikan hasil yang baik. Dibuktikan oleh hasil uji t, dengan tingkat kepercayaan 95%.Kata kunci : gamit, net diff, panjang baseline
ANALISIS PERGESERAN DAN REGANGAN WILAYAH LAMPUNG BERDASARKAN DATA PENGAMATAN GPS EPISODIK TAHUN 2018-2019 Salsabila, Meylia Sinta; Rahmadi, Eko; Fadly, Romi
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2090

Abstract

Lampung berdekatan dengan pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, menyebabkan terbentuknya zona subduksi di Pesisir Lampung. Selain itu, Lampung dilalui“The Great Sumatran Fault”, Sesar Tarahan dan sesar kecil lainnya membuat wilayah Lampung rawan akan aktivitas geodinamika. Tsunami yang melanda wilayah Lampung, gempa tektonik yang menimbulkan korban jiwa, serta aktivitas vulkanisme yang tinggi merupakan implikasi dari geodinamika yang terjadi. Maka diperlukan penelitian untuk menentukan pola deformasi yang terjadi diwilayahLampung. Penelitian ini bertujuan menghitung besar pergeseran, kecepatan pergeseran dan arah pergeseran serta regangan arah horizontal. Data yang digunakan hasil pengamatan GPS di 9 titik CORS yang berada diwilayah Lampung, yaitu CBJY, CMEN, CTCN, CSBK, CWJP, CPRI, CKMN, CKRI, CLGI dan data pengamatan GPS titik ULP2 yang berada di Universitas Lampung. Titik ikat yang digunakan sebanyak 14 stasiun IGS yaitu, BAKO, COCO, CUSV, DARW, DGAR, NTUS, HYDE, IISC, KARR, KAT1, LHAZ, POHN, XMIS, YAR3.Pengolahan dilakukan menggunakan software GAMIT/GLOBK 10.7. Hasil penelitian ini yaitu, pergeseran dengan rentang 0.20 – 29.78 mm untuk sumbu easting, -0.6 – -30.56 mm untuk sumbu northing dan 1.2 – 47.86 mm/tahun untuk perubahan ketinggian. Kecepatan pergeseran horizontal sebesar 7.237 – 18.104 mm/tahun yang didominasi bergerak mengarah ke Barat Daya,  serta regangan yang terjadi didominasi pola kompresi dengan nilai 0.0098  s.d -0.8251 µstrain/tahun. Kata Kunci : Deformasi, GPS, Lampung, Pergeseran, Regangan 
ANALISIS PERGESERAN DAN REGANGAN SELAT SUNDA BERDASARKAN DATA CORS BIG TAHUN2017-2019 Santi, Ely; Rahmadi, Eko; Fadly, Romi
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2091

Abstract

Selat Sunda merupakan wilayah perairan yang berada pada pertemuan dua lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Eurasia dan lempeng Samudera Indo-Australia pertemuan lempeng tersebut membentuk zona subduksi sehingga menyebabkan patahan yang bergerak dan dikenal dengan Sesar Sumatra. Selain Sesar Sumatera di Selat Sunda juga terdapat aktivitas vulkanik yang disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau. Hal tersebut menyebabkan tingginya aktifitas geodinamika dan potensi bencana di Selat Sunda, mengingat wilayah selat sunda dikelilingi oleh provinsi yang padat penduduk dan menjadi jalur tranfortasi laut sehingga jika terjadi bencana maka banyak kerugian yang ditimbulkan. Oleh karena itu perlu adanya mitigasi bencana.Untuk mendukung mitigasi bencana maka dapat dilakuakan pemantauan pergeseran dan regangan Selat Sunda. Penelitian ini bertujuan menghitung besar pergeseran, kecepatan dan regangan Selat Sunda. Data yang digunakan yaitu data episodik titik CORS CGON, CLGI, CPSR, CSBK, CTCN dan CUJK, yang diikatkan ke 14 stasiun IGS BAKO, COCO, NTUS, XMIS, YAR3, DARW, KAT1, LHAZ, POHN, HYDE, DGAR,CUSV, SGOC, IISC, KARR dan pengolahan menggunakan software Gamit/GLOBK 10.7. Hasil penelitian ini yaitu, pergeseran horizontal titik pengamatan sebesar 34,2 – 0,0525 mm dan pergeseran ketinggian sebesar 10,9 mm s.d -45,3 mm. Kecepatan pergeseran horizontal titik pengamatan sebesar  15,832 - 25,875 mm/,   titik pengamatan dominan bergerak ke arah tenggara dengan arah pergeseran sebesar 78,3260- 135,5190. Pola regangan titik pengamatan yaitu, kompresi dengan nilai kompresi -0,4254 μstrain s.d -0.2382 μstrain. Kata Kunci:KecepatanPergeseran, Pergeseran, Regangan, Selat Sunda.
ANALISIS PERUBAHAN TOPOGRAFI GUNUNG ANAK KRAKATAU PASCA ERUPSI TANGGAL 22 DESEMBER 2018 MENGGUNAKAN DATA FOTO UDARA DAN DEMNAS Saputra, I Wayan Indra; Armijon, Armijon; Fadly, Romi
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2092

Abstract

Erupsi yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau (GAK) sejak bulan agustus hingga bulan Desember tahun 2018, membuat bagian puncak GAK tersebut longsor ke laut yang menyebabkan perubahan fisik dan berkurangnya jumlah volume GAK. Analisis perubahan topografi Gunung Anak Krakatau perlu dilakukan guna mendapatkan informasi dan perubahan kondisi sebelum dan setelah mengalami erupsi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan data DEM Foto Udara terhadap DEMNAS. Perhitungan perubahan jumlah volume GAK menggunakan metode perhitungan kontur dari data kontur DEM NAS dan DEM Foto Udara.Ketinggian puncak Gunung Anak Krakatau mengalami penurunan dari 260.136 meter menjadi 158.635 meter. Luasnya berubah dari 328.87 ha menjadi 315.876 ha. Terdapat lubang kawah menghadap kearah Barat Daya yang terendam air laut dengan diameter 385 meter seluas 12.64 ha. Sebelum terjadi erupsi, total volume Gunung Anak Krakatau ± 164,871,247.779782 m³ (berdasarkan DEMNAS), setelah erupsi total volume menjadi 126,647,397.3282 m³ (Berdasarkan DEM foto udara). Kata kunci : DEMNAS, Gunung Anak Krakatau, Perubahan Bentuk Fisik Volume, Foto udara
ANALISA HAMBURAN BALIK CITRA SENTINEL-1 UNTUK PEMANTAUAN KELAS UMUR TANAMAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Rejosari, Natar, Kabupaten Lampung Selatan) Rulian, Nadya; Armijon, Armijon; Murdapa, Fauzan
Datum: Journal of Geodesy and Geomatics Vol. 1 No. 02 (2021): Jurnal Datum Geodesi dan Geomatika
Publisher : Department of Geodesy and Geomatics, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/datum.v1i02.2093

Abstract

Identifikasi umur kelapa sawit dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh menggunakan citra sensor aktif yang memiliki keunggulan dapat beroperasi siang atau malam dan tidak terpengaruh masalah tutupan awan atau kabut.  Adanya perbedaan umur kelapa sawit memengaruhi adanya perbedaan luas kanopi yang menyebabkan terjadinya variasi kekasaran permukaan kanopi  sehingga tingkat hamburan balik yang dipancarkan sensor berbeda-beda. Penelitian ini menganalisa keeratan hubungan (korelasi) antara nilai hamburan balik Citra Sentinel-1 dan umur kelapa sawit serta mengkelaskan kelapa sawit berdasarkan umurnya menggunakan data Citra SAR Sentinel-1 dengan dual polarisasi (VV dan VH) mode Interferometric Wide Swath (IW) dan basemap umur kelapa sawit di lokasi kajian.  Metodologi penelitian mencakup kegiatan  pre-processing (kalibrasi radiometrik,  terrain flattened gamma,  filtering dan  koreksi geometrik),  klasifikasi menggunakan algoritma SVM (Support Vector Machines),  uji akurasi menggunakan matrik konfusi serta analisa statistik dengan menghitung koefisien korelasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa umur kelapa sawit dan nilai hamburan balik citra Sentinel-1 memiliki hubungan yang kurang erat, karena pada polarisasi VV koefisien korelasinya hanya sebesar 0,531% (sedang) dan untuk polarisasi VH sebesar  0,599% (sedang).  Selain itu,  hasil uji akurasi klasifikasi menggunakan matriks konfusi memperlihatkan bahwa skenario dengan lebih dari satu variabel menghasilkan tingkat akurasi yang lebih baik.Kata Kunci: Algoritma SVM (Support Vector Machines),  Hamburan Balik ,  Penginderaan Jauh Sensor Aktif,  Sentinel-1,  Umur Kelapa Sawit

Page 1 of 1 | Total Record : 7