cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Forum Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Forum Nuklir (JFN) adalah jurnal ilmiah bertaraf nasional dengan ruang lingkup semua aspek yang terkait dengan ilmu pengetahuan nuklir, teknologi nuklir, termasuk pendidikan dan sumber daya manusia nuklir. JFN (ISSN 1978-8738) diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN
Arjuna Subject : -
Articles 208 Documents
STUDI SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) UNTUK KARAKTERISASI PROSES OXIDASI PADUAN ZIRKONIUM Agus Sujatno; Rohmad Salam; Bandriyana Bandriyana; Arbi Dimyati
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 9 No 1 Mei 2015
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.362 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2015.9.1.3563

Abstract

STUDI SCANNING ELEKTRON MICROSCOPY (SEM) UNTUK KARAKTERISASI PROSES OXIDASI PADUAN ZIRKONIUM. Studi analisis Scanning Electron Microscopy (SEM) telah dilakukan untuk mengkarakterisasi struktur mikro dan lapisan oksida paduan zirkonium, bahan yang prospektif digunakan sebagai material kelongsong bahan bakar reaktor nuklir generasi ke IV dan struktur reaktor fusi modern. Tujuan penelitian adalah guna mendapatkan informasi yang detil dan akurat yang diperlukan untuk mendukung analisis ketahanan korosi paduan zirkonium yang disebabkan oleh proses oksidasi suhu tinggi dengan menggunakan berbagai metode analisis pada SEM. Sampel uji yang digunakan adalah ingot paduan zirkonium ZrNbMoGe setelah tes oksidasi dalam Mass Suspension Balance (MSB) pada temperatur 500 dan 700 oC masing-masing selama 5 jam. Komposisi unsur dalam sampel paduan adalah 96,9 %Zr, 2,5 %Nb, 0,5 %Mo dan 0,1 %Ge. Pengujian SEM dilakukan dengan JEOL JSM-6510LA yang dilengkapi dengan perangkat Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) untuk analisis komposisi kimia. Metode Secondary Electron (SE) dan Backscattered Electron (BSE) dengan opsi Low-Vacuum dilakukan untuk mendapatkan kontras yang optimal. Hasil analisa menunjukan bahwa pada kedua sampel telah tumbuh lapisan oksida berupa ZrO2 dengan ketebalan maksimal 2.4 dan 3.5 mm untuk masing-masing temperatur 500 dan 700 oC. Gambar BSE telah menunjukan batas lapisan dengan jelas, tidak memberikan ruang untuk interpretasi ganda.
MATHEMATICAL MODELING FOR THE EXTRACTION OF URANIUM AND MOLYBDENUM WITH EMULSION LIQUID MEMBRANE, INCLUDING INDUSTRIAL APPLICATION AND COST EVALUATION OF THE URANIUM RECOVERY Kris Tri Basuki
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 2 No 1 Mei 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.626 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2008.2.1.3284

Abstract

MATHEMATICAL MODELING FOR THE EXTRACTION OF URANIUM AND MOLYBDENUM WITH EMULSION LIQUID MEMBRANE, INCLUDING INDUSTRIAL APPLICATION AND COST EVALUATION OF THE URANIUM RECOVERY. Emulsion liquid membrane systems are double emulsion drops. Two immiscible phases are separated by a third phase which is immiscible with the other two phases. The liquid membrane systems were classified into two types: (1) carrier mediated mass transfer, (2) mass transfer without any reaction involved. Uranium extraction, molybdenum extraction and solvent extraction were used as purposed elements for each type of the membrane systems in the derivation of their mathematical models. Mass transfer in emulsion liquid membrane (ELM) systems has been modeled by several differential and algebraic equations. The models take into account the following : mass transfer of the solute from the bulk external phase to the external phase-membrane interface; an equilibrium reaction between the solute and the carrier to form the solute- carrier complex at the interface; mass transfer by diffusion of the solute-carrier complex in the membrane phase to the membrane-internal phase interface; another equilibrium reaction of the solute-carrier complex to release the solute at the membrane-internal phase interface into the internal phase. Models with or without the consideration of film resistances were developed and compared. The models developed in this study can predict the extraction rate through emulsion liquid membranes theoretically. All parameters required in the models can be determined before an experimental extraction run. Experimental data from  literature (uranium extraction) and (molybdenum extraction and solvent extraction) were used to test the models. The agreements between the theoretical predictions and the experimental data were very good. The advantages of emulsion liquid membrane systems over traditional methods were discussed. The models developed in this research can be used directly for the design of emulsion liquid membrane systems. The results of this study represent a very significant step toward the practical applications of the emulsion liquid membrane technology.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MATERIAL HIBRIDA Mg/AL-LDH TERIMOBILISASI ASAM PARA HIDROKSIBENZOAT Lutfi Aditya Hasnowo
Jurnal Forum Nuklir JFN VOL 11 NO 2 NOVEMBER 2017
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.725 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2017.11.2.5316

Abstract

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MATERIAL HIBRIDA Mg/AL-LDH TERIMOBILISASI ASAM PARA HIDROKSIBENZOAT. Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi material hibrida Mg/Al-LDH terimobilisasi APHB. Mg/Al-LDH terimobilisasi APHB disintesis melalui sintesis tidak langsung dimana APHB diadsorpsikan pada material Mg/Al-LDH. Optimasi sintesis material hibrida dilakukan dengan mengamati pengaruh konsentrasi molar APHB dan pH sintesis. Padatan hibrida hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrometer XRD dan FTIR.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis Mg/Al-LDH terimobilisasi APHB optimum dilakukan pada pH 7. Berdasarkan model non linear isoterm Langmuir, diperoleh kapasitas Mg/Al-LDH untuk mengibolisasi APHB adalah 62,16 mg g-1, yang artinya per gram Mg/Al-LDH mengandung 62,16 mg g-1 APHB, dengan nilai konstanta Langmuir (Ka) sebesar 0,31 L mg-1. Hasil karakterisasi menggunakan XRD menunjukkan bahwa nilai parameter kisi a, kisi c dan basal spacing d003 hibrida Mg/Al-LDH terimobilisasi APHB masing-masing 3,06; 23,70 dan 7,09 Å, dimana APHB berada di permukaan luar lapisan hibrida. Hal ini juga didukung oleh hasil identifikasi melalui spektroskopi FTIR bahwa terdapat terdapat gugus-gugus fungsi spesifik asam para hidroksibenzoat di material hibrida tersebut
KAJIAN PRODUKSI HIDROGEN DENGAN ENERGI NUKLIR PROSES TERMOKIMIA SIKLUS IODINE-SULFUR DAN PROSES HIBRIDA SIKLUS BELERANG Djati H. Salimy
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 6 No 2 November 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3320.397 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2012.6.2.3411

Abstract

KAJIAN PRODUKSI HIDROGEN DENGAN ENERGI NUKLIR PROSES TERMOKIMIA SIKLUS IODINE-SULFUR DAN PROSES HIBRIDA SIKLUS BELERANG. Makalah ini membahas perbandingan produksi hidrogen dengan energi nuklir untuk 2 buah teknologi proses produksi hidrogen yaitu proses termokimia siklus iodin-sulfur dan proses hibrida siklus belerang (HyS). Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami karakteristik produksi masing-masing proses. Hal yang menarik dari kedua proses adalab dua-duanya mengoperasikan reaksi dekomposisi asam sulfat. Jika proses termokimia siklus  1-S mengandalkan proses dekomposisi HI untuk menghasilkan hidrogen, proses HyS mengandalkan  proses elektrolisis campuran air dan SO2 untuk menghasilkan hidrogen. Prediksi keekonomian  menunjukkan bahwa biaya produksi hidrogen pada proses 1-S sedikit lebih mahal dibandingkan dengan proses HyS, tetapi kedua proses mempunyai efisiensi termal yang relatif sama. Dibandingkan dengan proses  konvensional  elektrolisis, kedua proses mempunyai efisiensi termal yang jauh lebih tinggi. Meskipun saat ini biaya produksi hidrogen kedua proses masih relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan proses steam refonning gas alam, namun di masa depan jika terjadi kelangkaan gas alam (sehingga mahal), kedua proses akan kompetitif. Dari sisi bahan baku, kedua proses lebih menguntungkan dibandingkan dengan proses steam reforming gas alam, karena air sebagai bahan baku relatif jauh lebih melimpah.
HJSTOPATOLOGI HATI DAN LIMPA MENCIT PASCA IMUNISASI BERULANG DAN UJI TANTANG DENGAN Plasmodium berghei IRADIASI GAMMA STADIUM ERITROSITIK Tur Rahardjo; Siti Nurhayati
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 7 No 2 November 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2615.181 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2013.7.2.3471

Abstract

HISTOPATOLOGI HATI DAN LIMPA MENCIT PASCA IMUNISASI BERULANG DAN UJl TANTANG DENGAN Plasmodium berghei IRADIASI GAMMA STADIUM ERITROSITIK. Pengembangan vaksin malaria merupakan hal yang cukup penting saat ini seiring dengan meningkatnya resistensi plasmodium terhadap obat anti malaria. Salah satu cara untuk melemahkan plasmodium sebagai parasit penyebab malaria dalam pengembangan vaksin malaria adalah dengan menggunakan radiasi sinar gamma. Beberapa penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa dosis radiasi sinar gamma 175 Gy lebih efektif dalam melemahkan Plasmodium berghei stadium eritrositik dibandingkan dengan dosis 150 Gy. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui efektivitas dosis irradiasi 175 Gy berdasarkan pemeriksaan gambaran histologi organ hati dan limpa mencit pasca imunisasi berulang (booster) dan uji tantang dengan menggunakan P. berghei irradiasi 175 Gy. Sebanyak 10 ekor mencit (satu ulangan) diinfeksi dengan P. berghei 1x107 stadium eritrositik iradiasi 175 Gy. Hari ke 7 dan 14 mencit diinfeksikan kembali dengan 1x107 P. berghei stadium eritrositik yang  telah diiradiasi 175 Gy. Hari ke 8 dan ke 16 mencit dibunuh dan diambil organ hati dan limpa   untuk dibuat preparat histologinya. Mencit yang tersisa kemudian dipelihara hingga hari ke 40 (satu hari sebelum uji tantang) dan dibunuh satu ekor mencit dan diambil organ hati dan limpanya untuk dibuat preparat histologinya. Hari ke 41 dilakukan uji tantang yaitu dengan menginfeksikan P. berghei yang tidak diiradiasi sebanyak 1x105 terhadap dua ekor mencit yang tersisa. Enam hari pasca uji tantang satu mencit dibunuh untuk  dibuat  preparat  hitologi  hati dan  limpa. Terakhir pada dua puluh satu hari pasca uji tantang mencit dibunuh untuk dibuat preparat histologi hati dan limpanya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi perbaikan pada struktur hati dan limpa mencit pasca uji tantang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa imunisasi berulang (booster)  dengan P.berghei stadium eritrositik iradiasi 175 Gy memberikan respon imun yang lebih baik pada mencit.
Studi Tentang Pengaruh Nitrocarburizing Dc-Plasma Terhadap Perubahan Kekerasan dan Struktur Mikro pada Material Zr-4 Usman Sudjadi
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 4 No 1 Mei 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2233.167 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2010.4.1.224

Abstract

Pengaruh nitrocarburizing terhadap perubahan kekerasan dan struktur mikro pada bahan Zr-4 (bahan untuk cladding bahan bakar nuklir PWR) dengan alat nitrocarburizing DC plasma telah dipelajari. Beberapa samples telah di nitrocarburizing pada suhu (550 – 700)oC selama 1 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa, pada sample awal kekerasan Zr-4 adalah 183,8 HV, setelah di nitrocarburizing pada suhu 700oC selama 1 jam, kekerasannya menurun menjadi 153,1 HV, sedangkan kedalaman atom-atom nitrogen dan carbon yang terdifusi kedalam bahan Zr-4 ialah 26 micrometer. Pengamatan mikrostruktur menunjukkan bahwa pada sample yang telah di nitrocarburizing pada T = 700oC (t= 1 jam) terlihat jelas adanya lapisan atom-atom N dan C di dalam bahan Zr-4. Hasil uji komposisi kimia menunjukkan bahwa pada sampel awal bahan Zr-4 terdapat atom-atom Zr, O,C, dan P. Kata kunci : nitrocarburizing, DC plasma, Zr-4, kekerasan, struktur mikro
STUDI PENDAHULUAN MENGENAI DEGRADASI ZAT WARNA AZO (METIL ORANGE) DALAM PELARUT AIR MENGGUNAKAN MESIN BERKAS ELEKTRON 350 keV/10 mA Maria Cristina P; Mu nisatun S; Rany Saptaaji
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 1 No 1 Mei 2007
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.72 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2007.1.1.3271

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai degradasi zat warna azo jenis metil orange menggunakan mesin berkas elektron 350 keV/10mA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi berkas elektron, yaitu pengaruh dosis radiasi, pH, dan konsentrasi awal cuplikan. Selain itu dilakukan analisis kualitatif terhadap senyawa hasil degradasi. Proses iradiasi ini menggunakan dosis radiasi 5, 10, 20, 30 dan 40 kGy dengan energi operasi 300 keV dan kecepatan konveyor 2.7 cm/detik. Terhadap cuplikan ini diamati variasi pH dan variasi konsentrasi awal. pH metil orange diatur menjadi 2, 7, dan 12 dengan penambahan H2SO6N atau NaOH6N. Konsentrasi awal divariasi menjadi 10, 50, dan 100 ppm. Efisiensi degradasi dihitung dengan mengukur pengurangan intensitas warna cuplikan setelah iradiasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Untuk analisis kualitatif senyawa hasil degradasi digunakan alat High Performance Liquid Chromatography, HPLC Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa semakin besar dosis radiasi semakin besar pula efisiensi degradasi. Pada variasi pH, efisiensi degradasi tertinggi diperoleh pada pH 2 dengan efisiensi 37.74 %. Pada variasi konsentrasi awal, diperoleh efisiensi tertinggi pada konsentrasi awal 10 ppm dengan efisiensi 21.54%. Lama waktu iradiasi adalah kira-kira 2-5 detik.
Pengkajian teknologi imobilisasi limah radioaktif aktivitas tinggi dan limbah alfa umur panjang menggunakan bahan matriks synroc Gunandjar Gunandjar
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 5 No 2 November 2011
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5629.127 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2011.5.2.3330

Abstract

Pengkajian teknologi imobilisasi limah radioaktif aktivitas tinggi dan limbah alfa umur panjang menggunakan bahan matriks synroc. Pengkajian teknologi imobilisasi limbah cair radioaktif aktivitas tinggi (LCAT) dan limbah alfaumur panjang menggunakan bahan matriks synroc dilakukan untuk menyiapkan penyimpanan akhir di fasilitas penyimpanannlestari tanah dalam. Synroc adalah bentuk limbah kristalin yang tersusun dari gabungan fase-fase titanat yang stabil dan dipilih karena kestabilan geokimia dan kemampuan kolektif untuk imobilisasi semua unsur radioaktif dalam limbah radioaktif aktifitas tinggi. Pengembangan komposisi synroc untuk imobilisasi limbah tergantung pada kandungan radionuklida, untuk LCAT tipe purex yang mengandung aktinida dikembangkan synroc kaya zirconolite, CaZrTi2O7, untuk limbah uranium dan plutonium dikembangkan synroc kaya pyrocchlore, CaATi2O7 dengan penambahan unsur0unsur absorber netron (Hf dan Gd) untuk mencegah kritikalitas, dan untuk limbah yang mengandung Tc, Cs dan Sr (dari produk proses pemanasan LAT) dikembangkan synroc kaya fase hollandite/pirovskite, Ba(Al,Ti)2Ti6O16/CaTiO3. Laju pelindihan untuk unsur-unsur dalam synroc adalah jauh lebih kecil dari pada tipe gelas borosilikat limbah. Bahan matriks synroc untuk imobilisasi LCAT lebih baik daripada menggunakan matriks gelas borosilikat, dan juga lebih baik untuk imobilisasi limbah alfa umur panjang daripada menggunakan aspal dan plastik polimer.
PEMANTAUAN KEBERSIHAN UDARA PADA DAERAH PENGOPERASIAN INSTALASI SEL PANAS RADIOMETALURGI Suliyanto Suliyanto; Muradi Muradi
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 7 No 2 November 2013
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2604.623 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2013.7.2.3465

Abstract

PEMANTAUAN KEBERSIHAN UDARA PADA DAERAH PENGOPERASIAN INSTALASI SEL PANAS RADIOMETALURGl. Pemantauan kebersihan udara pada daerah pengoperasian lnstalasi Sel Panas Radiometalurgi (IRM), telab dilakukan. Tujuan pemantauan adalah menentukaa tingkat kebersihan udara dan tingkat radioaktivitas a di udara daerah peagoperasian sel panas IRM. Metoda pemantauan yang digunakan adalah menghitung jumlah partikel debu berukuran 5 dan 1 mikron, serta pemantauan tingkat radioaktivitas-a secara tidak langsung menggunakan pencuplik udara. Basil pemantauan menunjukkan bahwa jumlah partikel debu yang berdiameter 5 dan 1 mikron berturul turut adalah 27 ± 2,) dan 815 ± 6,50 partikel/m3 udara, serta tingkat radioaktivitas-a di udara tanpa penundaan pencacahan sebesar 17,58 Bq/m3 udara. Kesimpulanya adalah tingkat kebersihan udara pada daerah pengoperasian set panas IRM adalab kelas 5 (menurut ISO 14644-1) atau kelas 100 (menurut FS209E) .Dari sudut pandang keselamatan radiasi tingkat radioaktivitas-a di udara (tanpa penundaan pencacahan) lebih rendah dari batasan yang di izinkan yaitu di bawah  20 Bq/m3 udara.
Ketahanan Korosi Wadah Limbah Radioaktif Aktivitas Rendah dan Tinggi Aisyah Aisyah
Jurnal Forum Nuklir JFN Vol 6 No 1 Mei 2012
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3719.237 KB) | DOI: 10.17146/jfn.2012.6.1.68

Abstract

dalam uji coba

Page 7 of 21 | Total Record : 208