cover
Contact Name
Sugeng Setia Nugroho
Contact Email
sugengsnugroho@uny.ac.id
Phone
+628562977629
Journal Mail Official
sugengsnugroho@uny.ac.id
Editorial Address
Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Karangmalang Yogyakarta 55281, Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Medikora: Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga
ISSN : 02169940     EISSN : 27212823     DOI : 10.21831
Core Subject : Health, Education,
MEDIKORA is a sports health scientific journal published by the Sports Science Study Program of the Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Yogyakarta which contains the results of critical analysis studies and research in the field of sports health. The Journal is published twice a year (April and October).
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. VI No. 1 April 2010" : 8 Documents clear
PERAN OLAHRAGA SEBAGAI SUMBER KEKUATAN MENGHADAPI PENYAKIT KANKER Banu Setyo Adi
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1888.98 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4667

Abstract

Kesehatan adalah sesuatu yang penting dalam diri setiap individu. Olahraga adalah cara alami menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Di negara maju seperti Belanda, biaya perawatan kesehatan meningkat hingga 2,5 persen, di Kanada 6  persen, dan di Amerika Serikat (AS) mencapai 8 persen,  sebagai akibat warga masyarakat kurang melakukan aktivitas jasmani.  Penelitian membuktikan, aktif bergerak  setiap hari dapat menjauhkan dari risiko penyakit seperti kanker.Olahraga adalah aktivitas jasmani apapun yang memiliki ciri permainan dan  unsur satu perjuangan dengan diri sendiri, atau dengan orang lain atau satu  tantangan alam. Manfaat olahraga terhadap otak adalah meningkatkan  kemampuan  otak, membantu menunda proses penuaan, mengurangi stress, menaikkan daya tahan tubuh, mengobari gangguan emosional. Kanker  adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak  terkendali dan kemampuan  sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis  lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Olahraga  dapat dikatakan sebagai obat, karena orang  yang melakukan olahraga secara rutin dapat menghasilkan endorphin (sebagai penghilang sakit) yang lebih  banyak.Orang yang menderita penyakit kanker tidak hanya sakit secara fisik, tetapi  bisa mempengaruhi psikologisnya yaitu terjadi penolakan dalam diri,  muncul rasa cemas, dan depresi. Salah satu cara untuk menghilangkan rasa  depresi adalah  dengan berolahraga. Apabila seseorang berolahraga maka akan muncul manfaat  yang sangat banyak, antara lain membuat mental menjadi  lebih sehat, pikiran  jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan  bahagia.Kata Kunci: kanker, olahraga
UPAYA GURU PENJAS DALAM MENDETEKSI GANGGUAN PERSEPTUAL MOTORIK PADA SISWA SEKOLAH DASAR Yudanto Yudanto
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2501.454 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4668

Abstract

Pendidikan Jasmani merupakan proses belajar untuk gerak dan belajar untuk  bergerak. Program pendidikan jasmani di sekolah dasar pada dasarnya  berisi tentang  program perseptual motorik.Perseptual motorik merupakan kemampuan individu dalam menerima,  menginterpretasikan dan memberikan reaksi dengan tepat kepada rangsang  yang datang. Perseptual motorik terdiri atas beberapa unsur, diantaranya:  kesadaran tubuh, kesadaran arah, kesadaran ruang, dan kesadaran tempo.  Perseptual motorik sangat berpengaruh dalam prestasi akademik siswa.Perkembangan kemampuan perseptual motorik hendaknya diperhatikan dan dipantau oleh guru Penjas. Mendeteksi gangguan perseptual motorik anak  sejak awal harus dilakukan oleh guru Penjas. Mendeteksi gangguan perseptual  motorik  dapat dilakuan dengan sebuah tes perseptual motorik, salah satu tes untuk mengetahui gangguan preseptual motorik adalah tes perseptual motorik  dari Claudine Sherill (1993: 324-325). Tes ini meliputi: mengidentifikasi atau mengenali bagian  tubuh, menyentuh kanan-kiri bagian anggota badan yang  berlawanan,  mengubah (berubah) posisi dalam suatu ruang, melintasi garis  tengah, meniru gerakan, meniru  gerakan olahraga, jejak visual (visual tracking), keseimbangan  statis, keseimbangan dinamis, dan dominasi lateral.Kata Kunci: deteksi, gangguan perseptual motorik, siswa sekolah dasar
MANFAAT OLAHRAGA RENANG BAGI LANJUT USIA Ermawan Susanto
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2619.502 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4669

Abstract

Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia  mengalami penurunan. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya  mengarah  pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis, sehingga secara  umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Tulisan ini  membahas tentang manfaat  olahraga renang dan bentuk latihan renang yang tepat bagi lanjut usia. Tulisan  diambil dengan mereview beberapa hasil  penelitian dan artikel-artikel olahraga  kesehatan khususnya manfaat olahraga renang bagi lanjut usia. Olahraga renang  merupakan salah satu olahraga kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) yang bermanfaat untuk meningkatkan VO2 maks dan penurunan denyut nadi  istirahat, yang sebenarnya cocok untuk semua usia khususnya untuk rehabilitasi,  terapi, dan lanjut usia.  Olahraga renang memiliki peran dalam menyelesaikan  berbagai macam  permasalahan seperti stres (dalam segi rohaniah) dan juga mampu  memberi rangsangan pada tubuh dalam menyembuhkan penyakit (dalam segi  jasmaniah). Olahraga renang baik bentuk aktivitasnya maupun media   kolam renang, telah berfungsi sebagai terapi kesehatan (hydrotherapy) guna  mengatasi  masalah-masalah kesehatan seperti hipokinesia (kurang gerak), muskuioskeletal, penyakit dalam, dan masalah psikis. Terdapat sebelas macam bentuk latihan di  air yang dapat dilakukan oleh lanjut usia yang dapat  meningkatkan status  kebugaran jasmani. Namun demikian, dalam melakukan  olahraga renang tidak  boleh mengalami kelelahan yang berlebihan, bila  intensitasnya berlebihan dapat  terjadi sesak napas, nyeri dada, atau pusing.  Pada lanjut usia olahraga renang  dapat dilakukan apabila memperhatikan  syarat-syarat keamanannya. Olahraga  renang dapat direkomendasikan sebagai olahraga yang aman bagi lanjut usia  seperti pada jenis olahraga aerobik lainnya seperti berjalan, bersepeda, atau  senam lansia.Kata Kunci: manfaat renang, lanjut usia, program
OPTIMALISASI DAN ARAH PENGEMBANGAN LABORATORIUM ANATOMI , FISIOLOGI DAN HISTOLOGI FIK-UNY Moch. Noerhadi
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2184.667 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4664

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dosen dan mahasiswa tentang tingkat penggunaan, cara meningkatkan penggunaan (optimalisasi) dan arah pengembangan laboratorium anatomi, fisiologi dan histologi FIK UNY.Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester ganjil yang mengambil mata kuliah Anatomi, Fisiologi dan Histologi. Jumlah sampel didasarkan pada saturasi tema pada focus group discussion maupun in-depth interview. Pemilihan sampel pada mahasiswa dilakukan berdasarkan teknik convenience sampling, sedangkan pada in-depth interview dengan pengelola laboratorium dengan mempergunakan teknik criterion sampling. Pengelola laboratorium yang diwawancarai adalah kepala laboratorium dan tekniksi laboratorium yang dianggap berperan dalam menentukan arah perkembangan laboratorium.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa matakuliah dan praktikum Anatomi, Fisiologi dan Histologi sangat bermanfaat bagimahasiswa. Walaupun sebagian mahasiswa masih mengalami kesulitan untuk memahami materi kuliah dan praktikum dikarenakan bekal yang didapat  dirasakan belum mencukupi. Hal yang dikeluhkan mahasiswa adalah  manajemen alat-alat Anatomi, Fisiologi dan Histologi belum terorganisir dengan baik. Pengelola laboratorium juga merasakan adanya kendala pada fasilitas-fasilitas yang ada, terutama disebabkan oleh jumlah mahasiswa yang terus bertambah, sedangkan fasilitas yang dimiliki tidak mengalami peningkatan yang berarti.Kata kunci: optimalisasi dan pengembangan laboratorium
PROGRAM LATIHAN FISIK REHABILITATIF PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG Novita Intan Arovah
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2573.36 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4665

Abstract

Program rehabilitasi pada penderita gangguan jantung merupakan program multi fase yang dirancang untuk memulihkan gangguan jantung terutama gangguan pembuluh darah koroner jantung. Pada program ini pasien dilatih agar dapat kembali menjalankan hidup secara optimal dan produktif. Program ini didasarkan pada pengetahuan fisiologis, psikologis, sosial, vocational dan rekreasional. Program ini meliputi terapi latihan, konseling psikologis, terapi perilaku menuju gaya hidup sehat. Gaya hidup yang disarankan berupa  menghentikan rokok, diet tinggi serat, rendah lemak dan manajemen stres.Dewasa ini terapi latihan cenderung dijadikan fokus dari keseluruhan program rehabilitasi. Pada pelaksanaannya, prinsip-prinsip pemprograman latihan (exercise prescription) yang berlaku pada orang sehat juga berlaku pada penderita gangguan jantung. Walaupun demikian, mengingat terdapat  keterbatasan fisiologis pada penderita gangguan jantung, program latihan harus memperhatikan status klinis dan riwayat kesehatan seseorang. Pada artikel ini akan dibicarakan pedoman pemrograman latihan rehabilitatif pada gangguan jantung.Pembahasan program latihan pada tulisan ini akan dibagi menjadi tiga fase utama yakni Fase Inpatient, Outpatient dan Pemeliharaan. Sebelum dilakukan program latihan rehabilitasi harus dipastikan penderita tidak memiliki  kontraindikasi terhadap latihan. Fase inpatient dapat dilakukan dalam waktu 48 jam setelah serangan gangguan jantung. Program outpatient dapat dilakukan di pusat kesehatan maupun di rumah dengan dan tanpa pengawasan tergantung pada tingkat resiko gangguan jantung. Latihan pada fase pemeliharaan pada dasarnya identik dengan latihan pada individu normal dengan penekanan pada latihan aerobik.Kata Kunci: olahraga rehabilitasi, gangguan jantung
PROFIL KEBUGARAN AWAL MEMBER BARU PRIA USIA 20-25 di FITNESS CENTER GEDUNG OLAHRAGA FIK-UNY Suharjana , Gilang Anggarkusuma
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4671

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kebugaran awal member baru  pria Fitness Center Gedung Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas   Negeri  Yogyakarta (GOR FIK UNY) , meliputi pengukuran daya tahan jantung  paru,  kelentukan, kekuatan otot, dan lemak. Analisis profil kebugaran  memudahkan  penentuan program yang tepat.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survei.  Sampel dalam penelitian ini adalah member baru pria fitness center GOR FIK UNY  yang berjumlah 20 orang, dengan instrumen yang digunakan berupa tes   dan pengukuran. Instrumen yang digunakan merupakan tes yang telah standar.   Komponen  tes yang diukur yaitu daya tahan jantung paru, fleksibilitas,  kekuatan otot, dan lemak.  Untuk menganalisis data digunakan teknik  deskriptif kuantitatif dengan persentase.Hasil penelitian menunjukkan profil kebugaran awal member baru pria umur  20-25 Fitness Center Gedung Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas   Negeri  Yogyakarta (GOR FIK UNY) berdasarkan tes daya tahan jantung paru  masuk dalam  kategori sangat baik sebanyak 11 orang (55 %), kategori buruk   sebanyak 3 orang  (15 %), kategori cukup sebanyak 4 orang (20 %), kategori   baik dan superior sebanyak  1 orang (5%), dan adak ada yang masuk dalam kategori excellent. Berdasarkan tes  kelentukan masuk dalam kategori kurang  sebanyak 11 orang (55 %), kategori baik  sebanyak 5 orang (25 %), kategori  bagus sebanyak 4 orang (20 %), dan tidak ada  yang masuk dalam kategori  luar biasa dan sangat bagus. Berdasarkan tes kekuatan  otot masuk dalam  kategori sangat kurang sebanyak 9 orang (45 %), kategori kurang  sebanyak 5 orang (25 %), kategori cukup sebanyak 6 orang (30 %), dan tidak ada  yang masuk dalam kategori istimewa dan baik. Berdasarkan tes lemak masuk dalamkategori lemak sangat tinggi atau sangat gemuk sebanyak 5 oarang (25 %),  kategori  lemak tinggi atau gemuk sebanyak 3 orang (15 %), kategori normal  sebanyak 7 orang  (35 %), kategori kurus sebanyak 2 orang (10 %), dan   kategori sangat kurus sebanyak  3 orang (15 %). Dari peneiitian ini dapat  disimpulkan bahwa profil kebugaran awal  member baru pria Fitness Center GOR FIK UNY Yogyakarta masih kurang baik,  sehingga dibutuhkan pemberian  program yang tepat.Kata Kunci: member fitness center, profil kebugaran
PENTINGNYA OLAHRAGA BAGI LANSIA Suryanto Suryanto
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4666

Abstract

Salah satu upaya untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani bagi lansia (lanjut usia) adalah dengan melakukan olahraga.Olahraga bagi lansia bila dilakukan dengan terprogram akan mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah unmk mempertahankan kesehatan, meningkatkan kekuatan otot jantung, meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, menurunkan kadar lemak, menguatkan otot-otot tubuh, mengurangi stress dan ketegangan batin, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Apabila latihan olahraga tidak tepat akan menimbulkan risiko yang lebih berbahaya.Dalam memperlambat terjadinya gangguan dan penurunan, terutama ukuran dan kekuatan otot salah satunya dengan latihan penguatan secara teratur. Program latihan penguatan dapat mengganti sejumlah besar otot yang berkurang. Untuk latihan penguatan yang aman dan produktif perlu persiapan dan menjalankan setiap sesi latihan dengan sempurna.Kata kunci: olahraga, lansia
PENCEGAHAN CEDERA DALAM SEPAK BOLA Nurcahyo, Fathan
MEDIKORA Vol. VI No. 1 April 2010
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4670

Abstract

Pada saat berolahraga (terutama olahraga bodycontac langsung) sangat rentan  terhadap terjadinya cedera baik otot, tulang, ligamentum maupun persendian  yang  bisa terjadi pada bagian kepala, bagian badan, bagian lengan tangan,   atau bagian  tungkai kaki. Olahraga permainan sepak bola merupakan olahraga  bodycontac langsung sehingga atlet atau pemain sepakbola akan sangat dekat   dengan cedera-cedera  pada bagian tersebut. Cedera yang dialami oleh seorang   pemain atau adet sepak bola  dapat menyebabkan mundurnya prestasi  seorang atlet, trauma, gangguan psikologis,  fisik menurun, dan bahkan cacat   permanen atau bahkan sampai pada kematian.Cedera yang terjadi pada olahraga permainan sepak bola antara lain disebabkan  oleh beberapa hal, antara lain: kondisi alam atau lingkungan yang kurang   kondusif,  bodycontac antar pemain atau dengan objek lain, taktik atau teknik   dasar yang  salah, salah jatuh, beban latihan yang berlebihan (overload), kelelahan {overtraining, kurang pemanasan-penguluran-pendinginan, atau  penggunaan perlengkapan  olahraga (equipment) yang salah. Cedera yang  terjadi dalam cabang olahraga  permainan sepak bola ini dapat terjadi pada  beberapa bagian, antara lain: (1) cedera  pada bagian kepala, misalnya: gagar otak ringan/berat, mimisan pada hidung,  pendarahan pada rongga mulut, (2)  cedera pada bagian badan, misalnya: pada leher,  pada punggung, pada dada  atau bahu, (3) cedera pada bagian lengan tangan, misalnya:  pergelangan tangan, jari-jari tangan siku, dan (4) cedera pada bagian tungkai-kaki,  misalnya: tungkai atas, lutut, ankle, jari-jari kaki, dan telapak kaki.Pencegahan cedera saat beriatih maupun pada saat bertanding dalam olahraga  permainan sepak bola dapat dilakukan oleh seorang pemain atau atlet sepak  bola dengan berbagai cara. Cara-cara pencegahan untuk meminimalisasi  terjadinya  cedera dalam olahraga permainan sepak bola antara lain dengan  cara: penerapan  pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik dan benar.  Pengetahuan, sikap, dan  perilaku untuk dapat mencegah terjadinya cedera  tersebut dapat diwujudkan  dengan cara pencegahan melalui: (1) lingkungan,  (2) perlengkapan yang dipakai,  (3) latihan, (4) pemanasan, penguluran dan pendinginan yang baik, (4)  ketrampilan, (5) pemiUhan dan pola makan yang baik, (6) pelatih atau maseur, dan (7) alat bantu atau pertolongan.Kata Kunci: pencegahan, cedera, sepak bola

Page 1 of 1 | Total Record : 8