cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 3 (2016): Juli" : 22 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN TEH KOMBUCHA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA WANITA USIA 40 – 55 TAHUN Putri, Wieda Devita; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.745 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16401

Abstract

Latar Belakang : Penderita prediabetes berisiko 2 sampai 10 kali berkembang menjadi diabetes mellitus tipe 2. Terjadinya diabetes mellitus tipe 2 dapat dicegah salah satunya dengan meningkatkan asupan tinggi antioksidan, salah satunya yaitu teh kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian minuman teh kombucha terhadap kadar glukosa darah puasa (GDP) pada wanita prediabetes usia 40 – 55 tahun.Metode : Sebanyak 22 subjek wanita prediabetes dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (n=11) dan kelompok kontrol (n=11). Kelompok perlakuan diberikan teh kombucha dan kelompok kontrol diberikan plasebo dengan dosis 75,25 ml selama 14 hari. Pemeriksaan kadar GDP dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Data diuji menggunakan uji Saphiro-Wilk, dependent t-test, independent t-test,Mann-Whitney dan paired t-test.Hasil : Tidak terdapat perbedaan rerata asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, serat dan aktivitas fisik subjek pada kedua kelompok (p>0.05). Tidak terdapat perbedaan GDP pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p>0.05). Terdapat perbedaan GDP sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dengan penurunan sebesar 5.36±6.23 mg/dl (p<0.05). Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan kadar GDP sebelum dan sesudah intervensi dengan peningkatan GDP sebesar 1.09±3.70 mg/dl, namun tidak signifikan (p>0.05). Terdapat perbedaan pada perubahan kadar GDP kelompok kontrol dan perlakuan setelah diberikan intervensi (p<0.05)Kesimpulan : Pemberian minuman teh kombucha dengan dosis 75.25 ml selama 14 hari berpengaruh terhadap kadar glukosa darah puasa wanita prediabetes dengan penurunan sebesar 5.36 mg/dl.
RESISTENSI INSULIN PADA REMAJA PUTRI STUNTED OBESITY DI PEDESAAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Luthfiah, Nita Hasna; Sulchan, Muhammad
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.515 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16384

Abstract

Latar belakang: Stunted  adalah masalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu lama. Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan metabolik sehingga remaja stunted cenderung mengalami obesitas. Obesitas pada remaja dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan metabolik termasuk resistensi insulin dan diabetes mellitus tipe 2. Intoleransi glukosa ialah salah satu tanda awal. HbA1c digunakan sebagai alat identifikasi adanya intoleransi glukosa akibat resistensi insulin.Metode: Skrining dilakukan pada 1002 remaja putri di SMP dan MTS Desa Bangsri Kabupaten Jepara. Penelitian  observasional dengan desain case control. Kelompok  kasus yaitu 20 remaja putri stunted obesity, dan  kelompok kontrol 20 remaja putri stunted non obesity. Dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan,, lingkar pinggang kadar dan HbA1c. Analisis data menggunakan independent t-test.Hasil: Rata-rata kadar HbA1c remaja putri stunted obesity 5,2% dan non stunted obesity 5,1%. Dua orang (10%) dari kelompok kasus memiliki kontrol glikemik sedang.Simpulan: Angka kejadian  obesitas lebih tinggi pada pada remaja putri stunted  dibandingkan dengan non-stunted.  Kadar HbA1c remaja putri stunted obesity lebih tinggi dari non stunted obesity.
INDEKS LINGKAR PINGGANG-TRIGLISERIDA PADA REMAJA PUTRI STUNTED OBESITY DI PEDESAAN JEPARA Sari, Putri Permata; Sulchan, Muhammad
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.852 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16406

Abstract

Latar belakang: Stunted merupakan gangguan pertumbuhan linear akibat kekurangan gizi kronis yang menjadi masalah utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Prevalensi  remaja stunted di Kabupaten Jepara mencapai 30,5 % termasuk dalam kategori tinggi. Remaja stunted  lebih berisiko mengalami overweight atau obesitas. Kondisi obesitas abdominal menyebabkan peningkatan produksi asam lemak bebas oleh jaringan adiposa yang meningkatkan kadar trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian obesitas dan membuktikan nilai indeks lingkar pinggang-trigliserida yang lebih tinggi pada remaja putri stunted obesity. Indeks lingkar pinggang trigliserida merupakan  prediktor terjadinya sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskuler.  Metode: Skrining dilakukan pada 1002 remaja putri di SMP dan MTS Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Penelitian dengan rancangan case control dilakukan pada remaja putri stunted. Pemilihan subjek penelitian menggunakan multistage random sampling. Kelompok kasus (n = 16 ) adalah remaja putri stunted obesity, sedangkan  kelompok kontrol (n = 16)  adalah remaja putri stunted non obesity. Pengukuran lingkar pinggang dengan menggunakan meteran non elastis, dan pemeriksaan kadar trigliserida darah menggunakan metode kalorimetrik enzimatik. Data dianalisis dengan independent t-test untuk menilai perbedaan indeks lingkar pinggang trigliserida antara dua kelompok.  Hasil: Jumlah remaja putri stunted 234 (23,35%) dan non-stunted 768 (76,65%). Obesitas abdominal pada remaja putri stunted mencapai 11,11 %, sedangkan non stunted 8,85 %. Rerata indeks lingkar pinggang-trigliserida pada stunted obesity 74,5±10,87, sedangkan pada stunted non obesity 58,45±5,4. Didapatkan  perbedaan bermakna pada  indeks lingkar pinggang-trigliserida antara dua kelompok. Simpulan: Prevalensi obesitas abdominal pada remaja putri stunted  lebih tinggi dibandingkan dengan non stunted. Nilai indeks lingkar pinggang-trigliserida lebih tinggi pada remaja putri stunted obesity. 
PERBEDAAN PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL BERDASARKAN FORMULA APLS DAN LUSCOMBE & OWENS DENGAN BERAT BADAN AKTUAL PADA ANAK DI KOTA SEMARANG Rahman, Rifki Aulia; Nissa, Choirun
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.276 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16395

Abstract

Latar Belakang: Penilaian status gizi pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia saat ini masih sulit dilakukan karena kondisi pasien yang harus berbaring di tempat tidur. Pengukuran antropometri berat badan perlu dilakukan segera untuk menentukan dosis obat, cairan infus, serta asupan makanan bagi pada pasien gawat darurat. Salah satu metode yang mudah dilakukan adalah dengan menggunakan rumus estimasi berat badan berdasarkan usia.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan hasil esimasi berat badan berdasarkan usia pada anak laki-laki dan perempuan berusia 7 sampai 10 tahun di Kota Semarang.Metode:  Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional.  Data yang diambil yaitu data karakteristik subjek, usia, dan berat badan subjek. Subjek penelitian diambil secara consequtive sample yang diberikan informed consent secara verbal. Data usia subjek kemudian dimasukkan dalam dua formula estimasi berat badan berdasarkan usia dari penelitian sebelumnya.Hasil: Terdapat perbedaan antara berat badan aktual dan berat badan berdasarkan rumus Luscombe Owens pada semua kelompok usia. Terdapat perbedaan antara berat badan aktual dan berat badan berdasarkan formula APLS pada kelompok usia 7 dan 10 tahun. Tidak ada perbedaan antara berat badan aktual dan formula APLS pada kelompok usia 8 dan 9 tahun. Terdapat perbedaan antara berat badan aktual dan berat badan berdasarkan formula APLS dan Luscombe Owens pada anak laki-laki dan perempuan.Kesimpulan: Secara keseluruhan, terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan aktual dan berat badan berdasarkan formula APLS dan Luscombe Owens, namun tidak terdapat perbedaan antara berat badan aktual dan formula APLS di kategori usia 8 dan 9 tahun.
ANALISIS KEAMANAN MIKROBIOLOGI DAN LOGAM BERAT (AS) KETUPAT AIR TANJUNG Fadhilah, Eva; Margawati, Ani
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.201 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16375

Abstract

Latar Belakang: Di Tasikmalaya, ketupat merupakan makanan sumber karbohidrat yang dikonsumsi setiap hari. Di wilayah tersebut, ketupat dimasak menggunakan air tanjung. Berdasarkan hasil oleh Laboratorium Kesehatan Daerah Kota Tasikmalaya, Bandung, dan Jakarta tahun 2007 dan 2013, air tanjung dilarang digunakan karena kandungan mikrobiologi dan logam arsen diatas ambang batas. Berdasarkan hasil oleh laboratorium tersebut, peneliti ingin menguji keamanan ketupat air tanjung dari aspek mikrobiologi dan logam arsen.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Sampel penelitian adalah ketupat yang menggunakan air tanjung sebagai bahan pengolahannya. Data yang dikumpulkan meliputi total mikroba, Escherichia coli, kapang dan arsen. Data diperoleh dari pengujian di Laboratorium FTIP Universitas Padjadjaran dan Laboratorium Kesehatan Daerah Ciamis. Metode laboratorium untuk total mikroba dengan metode hitung cawan (Total Plate Count), Escherichia coli dengan metode MPN Escherichia coli (Most Probable Number), dan kapang dengan metode TPC (Total Plate Count) Koloni Kapang, sedangkan untuk kandungan arsen menggunakan metode Absorption Atomic Spectrophotometer (AAS).Hasil:  Rata –rata kandungan total mikroba, Escherichia coli, kapang dan arsen pada ketupat air tanjung adalah 4x103 cfu/g, ˂3 APM/g, 2,3x102 cfu/g, dan 0,02 mg/kg. Kandungan total mikroba, Escherichia coli, kapang, dan arsen pada air tanjung tidak melebihi ambang batas cemaran mikrobiologi dan logam menurut SNI mie basah matang dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.Simpulan: Berdasarkan uji yang dilakukan, ketupat air tanjung terbukti aman dari cemaran mikrobiologi dan logam arsen.
HUBUNGAN DENSITAS ENERGI DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN KEJADIAN SINDROM METABOLIK PADA REMAJA OBESITAS Putri, Lintang Prinkaniswari; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.796 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16402

Abstract

Latar Belakang : Kejadian Sindrom Metabolik pada remaja meningkat seiring perkembangan obesitas. Peningkatan kejadian Sindrom Metabolik dikaitkan dengan tingginya asupan makanan dan minuman yang memiliki densitas energi dan zat gizi makro yang berlebih.  Tujuan : Menganalisis hubungan antara densitas energi dan asupan zat gizi dengan kejadian Sindrom Metabolik pada remaja obesitas.Metode : Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional di SMAN 15 Semarang, jumlah sampel 40 remaja usia 15-18 tahun, dipilih dengan purposive random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi: identitas sampel, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang (LP), tekanan darah, kadar Trigliserida (TG), High Density Lipoprotein (HDL), dan Glukosa Darah Puasa (GDP), densitas energi diet dan asupan zat gizi makro. IMT dihitung dengan persentil IMT/U, lingkar pinggang dihitung dengan persentil LP/U, tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer, TG, HDL,dan GDP diukur dengan teknik kolorimetrik kimiawi.  Densitas energi dan asupan zat gizi makro diperoleh dari Food Frequency Questionairre semi-kuantitatif. Data dianalisis dengan uji Fisher Exact.Hasil : Sebanyak  47,5% subjek mengalami Sindrom Metabolik. Tidak terdapat hubungan antara densitas energi (p=0,473), asupan energi (p=0,302), karbohidrat (p=0,186), lemak (p=0,689), dan protein (p=1,00), dengan kejadian Sindrom Metabolik. Sebagian besar subjek memiliki densitas energi sedang dan asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak yang cukup.Simpulan :  Tidak terdapat hubungan antara densitas energi, asupan energi serta zat gizi makro dengan kejadian Sndrom Metabolik.  
HUBUNGAN TOTAL ASUPAN SERAT, SERAT LARUT AIR (SOLUBLE), DAN SERAT TIDAK LARUT AIR (INSOLUBLE) DENGAN KEJADIAN SINDROM METABOLIK PADA REMAJA OBESITAS Hanifah, Nur Islami Dini; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.88 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16385

Abstract

Latar Belakang: Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap masalah gizi dan kesehatan. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi status obesitas pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 2,5% dan pada remaja usia 16-18 tahun sebesar 1,6%. Keadaan obesitas pada usia tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom metabolik ketika usia dewasa. Faktor asupan makanan, seperti asupan serat, memiliki peran dan pengaruh terhadap obesitas dan kejadian sindrom metabolik.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross-sectional di SMA Negeri 15 Semarang. Subjek penelitian sebanyak 40 orang dipilih menggunakan teknik purposive sampling yang berdasarkan kriteria inklusi, yaitu remaja berusia 15-18 tahun yang obesitas (IMT/U ≥ persentil ke-95), dan mengisi informed concent. Adapun kategori sindrom metabolik ditentukan berdasarkan kriteria NCEP-ATP III untuk remaja. Data total asupan serat, asupan serat larut air dan serat tidak larut air diperoleh melalui metode semi quantitative food frequency questionnaire (FFQ). Uji hubungan menggunakan uji Fisher.Hasil: Proporsi kejadian sindrom metabolik pada remaja obesitas di SMA Negeri 15 Semarang sebesar 47,5%. Sebesar 92,5% subjek penelitian kurang mengonsumsi serat total, 75% subjek kurang mengonsumsi serat larut air, dan 97,5% subjek kurang mengonsumsi serat tidak larut air. Tidak ada hubungan total asupan serat, asupan serat larut air dan serat tidak larut air dengan kejadian sindrom metabolik.Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara total asupan serat, asupan serat larut air dan serat tidak larut air dengan kejadian sindrom metabolik pada remaja obesitas.
PENGARUH PEMBERIAN ES KRIM TERSUBTITUSI INULIN TERHADAP LINGKAR PINGGANG, DAN TEKANAN DARAH REMAJA OBESITAS ABDOMINAL Habibi, Nur Ahmad; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.959 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16397

Abstract

Latar belakang:. Obesitas abdominal merupakan salah satu faktor risiko terjadinya sinsdrom metabolik. Dimana obesitas abdominal banyak ditemukan pada anak dan remaja. Peningkatan lingkar pinggang yang merupakan indikator obesitas abdominal berhubungan kuat dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian es krim dengan subtitusi inulin 10 gram pada lingkar pingggang, dan tekanan darah remaja obesitas abdominal. Berdasarkan penelitian sebelumnya inulin sebagai prebiotik mempunyai kemampuan dalam memproduksi short chain fatty acid yang mungkin dapat memperbaiki tekanan darah, dan lingkar pinggang. Metode: penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan pre-post with randomized control group design dengan durasi intervensi selama 5 minggu dengan subjek 30 remaja obesitas abdominal. Remaja yang masuk dalam kriteria inklusi dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol mendapatkan intervensi edukasi gizi, dan kelompok perlakuan mendapatkan edukasi gizi, dan es krim 50 gram denga subtitusi inulin sebanyak 10 gram. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan menggunakan metline. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan Sphygmomanometer digital sebelum dan sesudah intervensi.   Hasil: Terdapat penurunan signifikan pada tekanan darah sistolik kelompok perlakuan (p=0.028), dengan rerata penurunan sebesar 7.35 ± 11.59 mmHg . Namun tidak terdapat penurunan yang signifikan pada tekanan darah diastolik, dan lingkar pinggang pada kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol terdapat peningkatan tekanan darah sistolik, diastolik, dan lingkar pinggang.Simpulan: Terdapat pengaruh signifikan pemberian es krim dengan subtitusi inulin terhadap darah sistolik. Namun tidak terdapat pengaruh signifikan pada lingkar pinggang dan tekanan darah diastolic. 
FAKTOR DETERMINAN PERILAKU RESPONSIVE FEEDING PADA BALITA STUNTING USIA 6 - 36 BULAN (studi kualitatif di wilayah kerja Puskesmas Halmahera) Febriani, Brilliantika Resy; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.968 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16378

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah proses gagal tumbuh untuk mencapai potensi pertumbuhan linier akibat tidak tercukupinya kebutuhan gizi, infeksi dan pola pengasuhan. Dampaknya antara lain meningkatnya mortalitas dan morbiditas dan menghambat perkembangan kognitif, psikomotorik dan mental pada anak-anak. Pemberian makan yang responsif penting bagi balita stunting untuk meningkatkan penerimaan makanan dan mendorong  tercapainya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, psikomotorik maupun mental yang  optimal. Diperlukan penelitian untuk melihat gambaran perilaku yang terjadi dan determinannya.Tujuan: Menganalisis gambaran perilaku pemberian makan pada balita stunting dan faktor determinannya meliputi faktor predisposisi, pemungkin dan penguatMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara mendalam. Sampel dipilih secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Hasil penelitian terhadap delapan responden menunjukkan bahwa belum ada responden yang melakukan responsive feeding secara menyeluruh. Mengacu lima prinsip Responsive Feeding, responden hanya memenuhi satu kriteria yaitu cara pemberian makan sesuai dengan umur balita. Prinsip lainnya tidak dapat dipenuhi karena faktor prediposisi dan pemungkin yaitu minimnya ketersediaan waktu dan dana.Kesimpulan: Praktik responsive feeding yang dapat dilakukan iresponden adalah cara pemberian makan sesuai dengan umur balita.
PERBEDAAN EKSKRESI YODIUM URIN (EYU) DAN TINGGI BADAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG Kurniangga, Diananda Rizki; Nuryanto, Nuryanto
Journal of Nutrition College Vol 5, No 3 (2016): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.954 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i3.16403

Abstract

Latar Belakang : Pertumbuhan anak sekolah dasar yang optimal salah satunya dipengaruhi oleh status yodium. Status yodium dapat diketahui salah satunya dengan cara Ekskresi Yodium Urin (EYU). Faktor yang mempengaruhi ketersediaan yodium adalah wilayah geografis seperti di pesisir pantai dan di pegunungan. Daerah pesisir pantai yang seharusnya tidak ditemui Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), tetapi pada kenyataannya mulai ditemukan GAKY di daerah ini.Metode : Jenis penelitian ini adalah analitic observational dengan desain cross-sectional pada 34 anak kelas IV SD Tegalrejo yang berada di daerah pegunungan Kabupaten Temanggung dan SD Bandarharjo yang berada di pesisir pantai Kota Semarang. Kadar Ekskresi Yodium Urin (EYU) diperoleh dari analisis di laboratorium Balai Litbang GAKY dengan metode spektrofotometri. Data antropometri tinggi badan diperoleh dari pengukuran tinggi badan anak menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1cm Data asupan protein, seng, dan besi, diperoleh melalui metode recall 3x24jam yang kemudian diolah menggunakan Nutrisurvey for Windows. Analisis statistik untuk melihat perbedaan menggunakan uji independent t-test dan Mann-Whitney test.Hasil : Rerata EYU pada anak SD di daerah pegunungan sebesar 145,4±62,7µg/L sedangkan daerah pesisir pantai sebesar 337,5±199,9µg/L. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kadar EYU pada anak SD di daerah pegunungan dengan daerah pesisir pantai (p=0,001). Median tinggi badan anak SD di daerah pegunungan sebesar 126,7 cm, sedangkan median anak sekolah dasar di pesisir pantai sebesar 137 cm. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tinggi badan anak sekolah dasar antara daerah pegunungan dengan daerah pesisir (p=0,0001). Kesimpulan : Terdapat perbedaan Ekskresi Yodium Urin (EYU) dan tinggi badan yang signifikan antara anak Sekolah Dasar di Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dengan Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang.

Page 2 of 3 | Total Record : 22