cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Sains
ISSN : 24423904     EISSN : 24423904     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) terbit 4 (empat) kali setahun pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember, berisi artikel-artikel tentang pendidikan sains baik ditulis dalam bahasa Indonesia maupun asing. Artikel yang dimuat berupa hasil penelitian dan hasil pemikiran. Jurnal Pendidikan Sains (JPS) diterbitkan oleh Pascasarjana Universitas Negeri Malang dengan Nomor ISSN 2338-9117.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1: Maret 2016" : 5 Documents clear
PENGEMBANGAN BERTANYA KRITIS BERBASIS INKUIRI (BKBI) UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA Tri Santoso; Leny Yuanita
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 1: Maret 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.661 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i1.8174

Abstract

Abstract: Curriculum 2013 recommended that the learning is done with a scientific approach.  The key to the success of this learning approach is the student ability to ask critical questioning. Some studies of chemistry learning show students have difficulty to ask critical questions (Katchevich & Hofstein, 2013; Eshach et al., 2014; Santoso, 2014). These problem can certainly reduce the level of activity of students in constructing their own knowledge based on what is becoming a problem for him. To overcome these problems, it is necessary the development of inquiry learning that involves students asking question during the learning takes place. This article describes the development of learning “critical question - inquiry based for learning Chemistry", which is derived from theoretical studies that have been validated by several experts of learning science.Key words: ask question, inquiryAbstrak:  Kurikulum 2013 merekomendasikan agar pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Kunci keberhasilan pendekatan pembelajaran ini adalah kemampuan siswa mengajukan pertanyaan kritis. Beberapa hasil studi pembelajaran kimia terungkap bahwa pertanyaan siswa yang muncul sangat sederhana  dengan frekuensi aktivitas mengajukan pertanyaan rendah (Katchevich & Hofstein,2013; Eshach et al., 2014; Santoso, 2014). Keadaan  seperti  ini  tentu  dapat mengurangi tingkat aktivitas mahasiswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan apa yang menjadi masalah bagi dirinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu pengembangan pembelajaran inkuiri yang melibatkan siswa bertanya selama pembelajaran berlangsung. Artikel ini memaparkan pengembangan pembelajaran “bertanya kritis berbasis inkuiri (BKBI) untuk pembelajaran Kimia”, yang diperoleh dari hasil kajian teoritik yang telah divalidasi oleh beberapa ahli pembelajaran sains.Kata kunci: bertanya, inkuiri
PENGEMBANGAN DAN PENYETARAAN INSTRUMEN TES KINEMATIKA GERAK LURUS DENGAN METODE LINEAR Hafid Suyuti; Sentot Kusairi; Sutopo Sutopo
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 1: Maret 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.966 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i1.8176

Abstract

Abstract: Implementation of asessment often takes several sets of questions. However, different tests will have a different difficulty indices even they were constructed on the same indicators. Equating or score converting in every test must be done to ensure the tests in same scale of measurement. Development of test instruments includes several steps: create multiple choice question base on students response of open ended question; consultation with experts to validation of contents, individual try out to asssess aspects of language comprehension, limited field try out to assess the feasibility of items parameter and field try out to determine the convertion coefficients. In this study, equating method used is linear equating. According to the least error of equating is suggested using scoring conversion in test B (Y) to test A (X). Equation of convertion for first year highshool is: X* = 1,064 Y + 0,015, for second year is X* = 0,834 Y + 0,455, and for third year is Y* = 0,991 Y – 0,147.Key words: test instrument, kinematics, straight motion, equating Abstrak: Pelaksanaan penilaian membutuhkan beberapa set soal yang berbeda untuk mengukur kemampuan yang sama. Soal-soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang berbeda dan didasarkan pada kisi-kisi yang sama. Penyetaraan skor antar soal perlu dilakukan untuk memastikan set-set soal berada dalam skala pengukuran yang sama. Pengembangan dan penyataraan instrumen tes meliputi tahapan pengembangan soal pilihan ganda yang didasarkan pada respon siswa pada soal uraian, validasi isi, uji coba perorangan aspek pemahaman bahasa, lapangan terbatas untuk menilai kelayakan soal dan uji coba lapangan untuk menentukan koefisien-koefisien penyetaraan dengan metode penyetaraan penyetaraan linear. Dengan memperhatikan nilai kesalahan baku penyetaraan yang terkecil disarankan proses konversi skor dilakukan dari skor soal kode B (Y) ke skor kode A (X) dengan persamaan konversi untuk kelas X adalah X* = 1,064 Y + 0,015. Untuk kelas XI persamaan konversinya adalah X* = 0,834 Y + 0,455. Untuk kelas XII persamaan konversinya adalah Y* = 0,991 Y – 0,147Kata Kunci: instrumen tes, kinematika, gerak lurus, penyetaraan
Pengaruh Learning Cycle–5E Berkonteks SSI Terhadap Pemahaman Hakikat Sains Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Siswa SMA Eris Ratnawati; Sri Rahayu; Fauziatul Fajaroh
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 1: Maret 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.45 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i1.8177

Abstract

Abstract: The aims of this study were to investigate the difference of students' nature of science understanding who were taught using 5E learning cycle model with SSI learning context and conventional model on buffer solution and salt hydrolysis. This study used quasi-experimental with pretest and post-test design. The sample considered two classes and selected by convenience sampling technique in SMAN Tulungagung. The data were obtained using the questionnaires nature of science Likert scale (R = 0.883) and analyzed by one way ANCOVA and effect size. The research results showed significant different on students’ nature of science understanding between students who were taught using 5E learning cycle model with SSI learning context and students who taught using conventional model. Based on effect size, nature of science aspects that large contribute was the scientific method, empirical, inference, social dimension of science, and Social and cultural embeddedness of science. Aspects of the nature of science that medium contributes was tentative, creative, and theory driven. While the theory and law were small contribute.Key words: Learning Cycle-5E , Socioscientific Issues, Nature Of Science, Buffer Solution, Salt Hydrolysis Abstrak: Penelitian ini bertujuan menguji perbedaan pemahaman hakikat sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle-5E berkonteks SSI dan model pembelajaran konvensional pada materi larutan penyangga dan hidrolisis garam. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu dengan pretes dan pascates. Sampel terdiri dari dua kelas dan dipilih menggunakan teknik convenience sampling di SMAN Tulungagung. Data diperoleh menggunakan instrumen angket hakikat sains berskala likert (R = 0,883) dan dianalisis dengan ANCOVA satu jalur dan effect size. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan pemahaman hakikat sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle-5E berkonteks SSI dan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan effect size, aspek hakikat sains yang berkontribusi tinggi adalah metode ilmiah, empiris, inferensi, dimensi sosial sains, dan penerapan sains dalam bidang sosbud. Aspek hakikat sains yang berkontribusi sedang adalah tentatif, kreatif, dan theory driven. Sedangkan hukum dan teori berkontribusi kecil.Kata kunci: Learning Cycle-5E , Socioscientific Issues, Hakikat Sains, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam
PENGARUH PERMASALAHAN ISOMORFIK TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATERI GERAK HARMONIS SEDERHANA SISWA Ahfidatul Husniyah; Lia Yuliati; Nandang Mufti
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 1: Maret 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.574 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i1.8180

Abstract

Abstract: Isomorphic problems are problems having different feature but same concept. Isomorphic problems can help students to identify concepts and the relevant information in problem solving process. The purpose of this study are to know student’s problem solving skills, to know the student’s difficulties in solving isomorphic problems, and to know the effect of isomorphic problem on student’s problem solving skill. This research used a mixed methods approach with the embedded design. The study was conducted on XI grade SMAN 5 Malang consist of 32 students. Physics concepts that were studied are simple harmonic motion.Key words: isomorphic problems, problem solving skill, simple harmonic motion Abstrak: Permasalahan isomorfik adalah permasalahan yang memiliki perbedaan besaran dalam soal namun memiliki konsep sama. Permasalahan isomorfik dapat membantu siswa mengidentifikasi konsep dan informasi yang relevan dalam proses pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan pemecahan masalah siswa, kesulitan siswa dalam menyelesaikan permasalahan isomorfik, dan pengaruh permasalahan isomorfik terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan embedded design. Penelitian dilakukan di kelas XI IPA 5 SMAN 5 Malang dengan subjek penelitian sebanyak 32 siswa. Konsep fisika yang dipelajari adalah gerak harmonis sederhana.Kata kunci: permasalahan isomorfik, keterampilan pemecahan masalah, gerak harmonis sederhana
PENGARUH E-SCAFFOLDING DALAM THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DINAMIKA PARTIKEL Akhmad Fauzul Albab; Supriyono Koes H; Siti Zulaikah
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 1: Maret 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1486.163 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i1.8173

Abstract

Abstract: This study aimed to examine the effect of e-learning based Think Pair Share cooperative learning model toward higher order thinking skills of students. This study was conducted at SMAN 1 Jember for X grade students and used factorial design. Two experimental groups (TPS with E-Scaffolding and TPS with scaffolding) were compared with a control group (TPS). This research was carried out to 180 students. The results showed that there is a difference in high-order thinking skills among groups of students who take the e-scaffolding in the TPS, scaffolding in TPS, and TPS learning; there is a difference in high-order thinking skills among groups of students with different prior knowledge levels; and there is no interactional effect among e-scaffolding in TPS, scaffolding in TPS and TPS strategy and the student’s prior knowledge on high order thinking skills.Key words: e-scaffolding, think pair share, high order thinking, prior knowledge.                                                                                   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran berbasis e-learning yang terintegrasi dalam model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dalam bentuk E-Scaffolding terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jember untuk siswa kelas X ini dengan menggunakan rancangan faktorial. Dua kelompok eksperimen (TPS dengan E-Scaffolding dan TPS dengan Scaffolding) dibandingkan dengan sebuah kelompok kontrol (TPS). Penelitian dilaksanakan terhadap sampel sebanyak 180 siswa yang dipilih secara acak kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran e-scaffolding dalam TPS dengan pembelajaran scaffolding dalam TPS maupun siswa dengan pembelajaran TPS; terdapat perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi antara kelompok siswa yang mempunyai tingkat kemampuan awal berbeda; dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara strategi e-scaffolding dalam TPS, scaffolding dalam TPS, dan TPS dan kemampuan awal siswa terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi.Kata kunci: e-scaffolding, think pair share, kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemampuan awal.

Page 1 of 1 | Total Record : 5