Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

DO DIFFERENT DISCUSSION ACTIVITIES IN DEVELOPING SCIENTIFIC ARGUMENTATION AFFECT STUDENTS’ MOTIVATION IN CHEMISTRY? Sri Rahayu; Klaudia E.N Bambut; Fauziatul Fajaroh
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 39, No 3 (2020): CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOL. 39, NO. 3, OCTOBER 2020
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v39i3.32228

Abstract

Argumentation has an influence on students’ cognitive skills as well as learning motivation through the increase in confidence, science, and social activities. Argumentation skills can be trained through different patterns of discussion — cooperative and collaborative. This study aimed to reveal the learning motivation of students who enacted their argumentation skills using Argument-Driven Inquiry (ADI) with cooperative and collaborative discussions. The research design was a case study that engaged 95 Grade 11 students who were learning the chemical equilibrium topic. The research instrument employed was the ARCS motivation questionnaire that consisted of four aspects, namely attention, confidence, relevance, and satisfaction. The quantitative data were collected from the ARCS questionnaire and the qualitative data were collected from classroom observation, interview, and students’ discussion process. The data were analyzed using designed criteria and percentages, and were described qualitatively. The study found that students who learn chemistry through cooperative-ADI gain a high average motivation. For each aspect of motivation, the majority of students in the cooperative-ADI discussion show a higher level of motivation compared to students’ level in the collaborative-ADI discussion. The study has implications on how to design a discussion group in terms of motivation.
THE EFFECT OF INQUIRY BASED LEARNING WITH SOCIOSCIENTIFIC ISSUES CONTEXT ON CRITICAL THINKING SKILLS AND SCIENTIFIC EXPLANATION Intan Mahanani; Sri Rahayu; Fauziatul Fajaroh
Jurnal Kependidikan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.942 KB) | DOI: 10.21831/jk.v3i1.20972

Abstract

This study was aimed at investigating the application of inquiry learning in the context of socioscientific issues (SSI) influences students' skills in critical thinking and scientific explanation on the topic of reaction rates. This study was quantitative research used post test only control group design. A total of 90 students who were enrolled in the 3 classes from one public senior high school in Malang regency were selected as the research sample by convenience. The data of critical thinking ability were collected through critical thinking test. The data of scientific explanation were collected through scientific explanation test. The results of critical thinking test were categorized by Ennis’s critical thinking, while the results of scientific explanation test were categorized by SOLO taxonomy. The data were analysed quantitatively by statistical parametric. The result of One-Way ANOVA showed that there were significant differences in students' critical thinking skills and scientific explanation ability who were taught by inquiry with SSI learning, inquiry, and verification model. Students who were taught by inquiry with SSI learning had a higher average of critical thinking and scientific explanation skills than the students who were taught by inquiry and verification learning. PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERKONTEKS SOCIOSCIENTIFIC-ISSUES TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SCIENTIFIC EXPLANATIONPenelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh penerapan pembelajaran inkuiri berkonteks socioscientific issues (SSI) terhadap keterampilan siswa dalam berpikir kritis dan scientific explanation pada topik laju reaksi. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan posttest only control group design. Sampel penelitian berjumlah 90 siswa yang terbagi ke dalam 3 kelas dari satu SMA Negeri di Kota Malang yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Data keterampilan berpikir kritis diperoleh dari tes keterampilan berpikir kritis. Data penjelasan ilmiah dikumpulkan dengan tes scientific explanation. Data kemampuan berpikir kritis dikategorikan menurut kategori berpikir kritis Ennis. Adapun data kemampuan scientific explanation siswa dikategorikan menurut taksonomi SOLO. One-Way ANOVA digunakan untuk menganalisis pengaruh perlakuan Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis dan scientific explanation pada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri berkonteks SSI, inkuiri, dan verifikasi. Siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri berkonteks SSI memiliki nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis lebih tinggi dan lebih mampu membangun explanation hingga level tertinggi yaitu level extended abstract, dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran inkuiri dan verifikasi.
Pengaruh pembelajaran POGIL berkonteks socioscientific issues terhadap kualitas keterampilan berargumentasi siswa SMA pada materi ikatan kimia Anisyah Dasa Astarina; Sri Rahayu; Yahmin Yahmin
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA Vol 5, No 1: April 2019
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jipi.v5i1.20890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran POGIL berkonteks SSI terhadap kualitas argumentasi siswa kelas X. Rancangan penelitian adalah mixed-methods. Data kuantitatif berupa tingkat kualitas argumentasi siswa yang diperoleh melalui instrumen tes keterampilan berargumentasi. Data kualitatif berupa hasil wawancara siswa tentang sikap siswa terhadap SSI dan argumentasi siswa pada proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan berargumentasi antara siswa yang dibelajarkan dengan POGIL berkonteks SSI dengan siswa yang dibelajarkan dengan POGIL dan konvensional. Pembelajaran POGIL berkonteks SSI lebih efektif dalam membelajarkan keterampilan berargumentasi siswa dibandingkan dua kelas lainnya berdasarkan nilai rata-rata kualitas argumentasi. The effect of POGIL with socioscientific issues context for high school argumentation skills quality in chemical bonding AbstractThe aim of the study was to examine the influence of POGIL with SSI context on the quality of high school students argumentation. The research design was mixed-methods. Quantitative data in the form of level of students’ argumentation quality collected by instrument of argument skills. Qualitative was the students’ transcript of interview about their attitude toward SSI and their argumentation in process of learning.The results showed that there was a difference in the skills of argumentation between the students who taught with the POGIL with SSI context and the students taught by POGIL and conventional instruction. POGILS with SSI context was more effective in teaching students’ argumentation skills compared to the other classes based on the average score of student argumentation.
Pengaruh Process Oriented-Guided Inquiry Learning berkonteks isu sosiosaintifik terhadap keterampilan berargumentasi siswa sekolah menengah atas Arum Setyaningsih; Sri Rahayu; Fauziatul Fajaroh; Parmin Parmin
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA Vol 5, No 2: October 2019
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1121.624 KB) | DOI: 10.21831/jipi.v5i2.20693

Abstract

Kemampuan berargumentasi merupakan salah satu aspek dalam kemampuan berliterasi sains. Rendahnya skor pada survei PISA siswa Indonesia menunjukkan rendahnya kemampuan mereka dalam berargumen. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berargumentasi dan kualitas argumentasi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Process Oriented-Guided Inquiry Learning (POGIL) berkonteks isu-isu sosiosaintifik, POGIL, dan konvensional pada materi asam basa. Rancangan penelitian adalah eksperimen semu posstest only design. Sampel terdiri dari tiga kelas di salah satu SMAN di Kota Malang. Data diperoleh dari hasil tes keterampilan berargumentasi tertulis siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap keterampilan berargumentasi siswa di ketiga kelas penelitian (p=0.000). Kualitas argumentasi dianalisis menggunakan kerangka analitik Osborne. Pencapaian level argumentasi siswa kelas POGIL berkonteks isu-isu sosiosaintifik lebih tinggi daripada kelas POGIL dan konvensional. The effect of process oriented-guided inquiry learning with socioscientific issue contexts on high school students’ argument skills  AbstractThe argumentation ability is one of aspect of scientific literacy. The low scores on PISA survey of Indonesian students showed their low ability in argumentation. To address this problem,  this study aims to investigate the difference of students’argumentation skills who were taught using POGIL with socioscientific issues context, POGIL, and conventional learning. Research design was quasi-experimental postest only design. The sample consisted of three classes of a public senior high school in Malang. The data were obtained from students’ written argumentation. The result of this study showed significantly different statistic on students’argumetation skills in three classes (p=0,000). The quality of students’argumetation were classified using analytical framework by Osborne. Achievement of the argument level of POGIL class students contexted sociosaintific issues higher than POGIL class and conventional class.
Pengaruh Model Daur Belajar Enam Fase-STAD Terhadap Hasil dan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Asam Basa Anike Sem; Srini Iskandar; Sri Rahayu
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.642 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v4i1.1846

Abstract

Model Pembelajaran Learning Cycle menekankan pada masalah rendahnya hasil belajar siswa dan mendorong motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran. Model pembelajaran Learning Cycle dapat dipadukan dengan model pembelajaran STAD pada fase elaborasi. Perpaduan tersebut bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan motivasi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran LC 6E-STAD dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran LC 6E. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas XI IPA yang dipilih secara random sampling. Instrumen penelitian terdiri atas tes pilihan ganda materi asam basa dan angket motivasi yang valid dan reliabel. Data hasil belajar dan motivasi siswa dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan uji t pada taraf sig. α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar dan motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran LC 6E-STAD dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran LC 6E pada materi asam basa. Hasil belajar kognitif dan psikomotor siswa kelas LC 6E-STAD lebih baik dari kelas LC 6E. Motivasi belajar siswa pada kelas LC 6E-STAD lebih meningkat dibanding motivasi belajar pada kelas LC 6E.
Peguasaan Konsep IPA Siswa SMP pada Materi Tekanan pada Zat Cair dan Aplikasinya Ika Rahmawati; Arif Hidayat; Sri Rahayu
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 3: September 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.931 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i3.8189

Abstract

Abstract: The aim of this study is to master the concepts to determine junior high school students on the material pressure on the fluid and its application in everyday life, which learned problem based learning. The design study is a quasi-experimental non-equivalent control group using two-class research sample. The class consists of two experimental classes (class VIII B, n = 28) were dibelajarakan with problem-oriented learning (PBM) and the control class (class VIIIC, n = 28) that learned with argumentative models. Measuring instruments IPA concept championship test, consisting of 25 pieces MC questions, validated by the level of reliability r = 0.738. N-gain average results showed that the experimental group was much higher (0.67) than the control group (0.58), being the criteria of both. N-profit results were analyzed with independent samples t-test. The analysis showed that, statistically, the mastery of the concepts of scientific experiment class and control class differ significantly.Key Words: Problem Based Learning, Mastery of Concepts IPA, The Pressure on The LiquidAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep IPA yang dicapai siswa SMP pada materi tekanan pada zat cair serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang dibelajarkan dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment non equivalent control group dengan menggunakan dua kelas penelitian sebagai sampel. Dua kelas tersebut terdiri dari kelas eksperimen (kelas VIIIB, n = 28) yang dibelajarakan dengan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan kelas kontrol (kelas VIIIC, n = 28) yang dibelajarkan dengan model ekspositori. Instrumen pengukuran menggunakan tes penguasaan konsep IPA yang terdiri dari 25 item soal pilihan ganda yang telah tervalidasi dengan tingkat reliabilitas r = 0,738. Hasil rerata N-gain menunjukkan bahwa kelas eksperimen jauh lebih tinggi (0,67) dibanding kelas kontrol (0,58), dengan kriteria sedang pada keduanya. Hasil N-gain dianalisis dengan menggunakan independent sample t test. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara statistik penguasaan konsep IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan.Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Penguasaan Konsep IPA, Tekanan pada Zat Cair
Pengaruh Pembelajaran Kimia Kelarutan dengan LC-5E Berkonteks SSI terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Halimah Mustika Nurhayati; Sri Rahayu; Yahmin Yahmin
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 4: Desember 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.836 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i4.8192

Abstract

Abstract: The aims of the study were to understand the effect of differences in chemistry learning with Learning Cycle-5E (LC-5E) instructional model using Socio-scientific Issues (SSI) context toward critical thinking skill of senior high school students on solubility material. This was a quasi-experimental with pretest-posttest control group design. The research data was from test results with critical thinking instruments that have been developed (R = 0.7319). The test results were analyzed using independent sample t-test. The results showed that there was significant difference of students’ critical thinking skills between students that learned with LC-5E using SSI context and that learned with conventional learning. Significance of differences can be seen from the effect size of each critical thinking indicator that is worth a weak, moderate and strong.Key Words: LC-5E, SSI, critical thinking Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran kimia dengan Learning Cycle-5E berkonteks SSI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada materi kelarutan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental semu pretest-posttest control group design. Data penelitian dari hasil tes dengan instrumen berpikir kritis yang telah dikembangkan (R=0,7319). Hasil tes dianalisis dengan uji-t dua kelompok bebas. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI yang dibelajarkan dengan LC-5E berkonteks SSI dan yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Kebermaknaan perbedaan dapat dilihat dari effect size masing-masing indikator berpikir kritis yang bernilai lemah, sedang dan kuat.Kata kunci: LC-5E, SSI, berpikir kritis
Pengaruh Learning Cycle–5E Berkonteks SSI Terhadap Pemahaman Hakikat Sains Pada Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis Garam Siswa SMA Eris Ratnawati; Sri Rahayu; Fauziatul Fajaroh
Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 1: Maret 2016
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.45 KB) | DOI: 10.17977/jps.v4i1.8177

Abstract

Abstract: The aims of this study were to investigate the difference of students' nature of science understanding who were taught using 5E learning cycle model with SSI learning context and conventional model on buffer solution and salt hydrolysis. This study used quasi-experimental with pretest and post-test design. The sample considered two classes and selected by convenience sampling technique in SMAN Tulungagung. The data were obtained using the questionnaires nature of science Likert scale (R = 0.883) and analyzed by one way ANCOVA and effect size. The research results showed significant different on students’ nature of science understanding between students who were taught using 5E learning cycle model with SSI learning context and students who taught using conventional model. Based on effect size, nature of science aspects that large contribute was the scientific method, empirical, inference, social dimension of science, and Social and cultural embeddedness of science. Aspects of the nature of science that medium contributes was tentative, creative, and theory driven. While the theory and law were small contribute.Key words: Learning Cycle-5E , Socioscientific Issues, Nature Of Science, Buffer Solution, Salt Hydrolysis Abstrak: Penelitian ini bertujuan menguji perbedaan pemahaman hakikat sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle-5E berkonteks SSI dan model pembelajaran konvensional pada materi larutan penyangga dan hidrolisis garam. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu dengan pretes dan pascates. Sampel terdiri dari dua kelas dan dipilih menggunakan teknik convenience sampling di SMAN Tulungagung. Data diperoleh menggunakan instrumen angket hakikat sains berskala likert (R = 0,883) dan dianalisis dengan ANCOVA satu jalur dan effect size. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan pemahaman hakikat sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle-5E berkonteks SSI dan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan effect size, aspek hakikat sains yang berkontribusi tinggi adalah metode ilmiah, empiris, inferensi, dimensi sosial sains, dan penerapan sains dalam bidang sosbud. Aspek hakikat sains yang berkontribusi sedang adalah tentatif, kreatif, dan theory driven. Sedangkan hukum dan teori berkontribusi kecil.Kata kunci: Learning Cycle-5E , Socioscientific Issues, Hakikat Sains, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN BERPIKIR KRITIS UNTUK SISWA SMP KELAS VII PADA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN Dharmawati Dharmawati; Sri Rahayu; Susriyati Mahanal
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.8, Agustus 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.904 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i8.6677

Abstract

This study aims to generate critical thinking assessment instrument for seven graders within organism interaction in an environment with an appropriate validity and reliability level. The design of this instrument is developed using stages suggested by Borg and Gall. The stages are researching and collecting information, planning, developing a preliminary product, conducting the limited examination, revising product from limited examination, field testing, revising product from field testing, and finalizing product. The result of content and construction validation shows that the level of feasibility is 88,35% and categorized as very feasible. While the degree of readability of assessment items is 93,51% and it is categorized as excellent. The coefficient of inter-rater reliability of assessment items is 0,951 and categorized as excellent. The instrument acquires reliability coefficient 0,792 for multiple choice and 0,753 for essay items. This study shows that the content, construction, and items in assessment are feasible.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen asesmen berpikir kritis untuk siswa SMP kelas VII pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan dengan tingkat validitas dan reliabilitas yang memadai. Rancangan penelitian menggunakan model pengembangan menurut Borg & Gall, yang meliputi langkah-langkah: penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba terbatas, revisi produk uji coba terbatas, uji coba lapangan, revisi uji coba produk lapangan, dan penyempurnaan produk akhir. Berdasarkan hasil validasi isi dan konstruk diperoleh tingkat kelayakan produk sebesar 88,35% berada pada kriteria sangat layak. Tingkat keterbacaan soal asesmen sebesar 93,51% dengan kategori sangat baik. Koefisien inter-rater reliability pada soal asesmen bentuk penugasan sebesar 0,951 dengan kategori sangat baik. Instrumen tersebut mempunyai koefisien reliabilitas sebesar 0,792 (soal pilihan ganda) dan 0,753 (esai). Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa  berdasarkan validasi isi, konstruk, dan butir soal adalah layak untuk digunakan.
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA Noor Fathi Maratusholihah; Sri Rahayu; Fauziatul Fajaroh
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 2, No 7: JULI 2017
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.717 KB) | DOI: 10.17977/jptpp.v2i7.9645

Abstract

The aim of this research was to analyze misconception on salt hydrolysis and buffer solution material on students taught by using conceptual change approach Dual Situated Learning Model with animation aid and students taught by conventional approach. Students on two classes in SMAN 4 Malang were given two-tier test about salt hydrolysis and buffer solution material. Method used in this research was descriptive method. Research instrument was two-tier diagnostic test which was consist of 16 items, Finding showed that amount of misconceptions of student taught by conceptual change approach Dual Situated Learning Model with animation aid was lower than students taught by conventional approach.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi pada materi hidrolisis garam dan larutan penyangga pada siswa yang diajar menggunakan pendekatan perubahan konseptual Dual Situated Learning Model berbantuan animasi dan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional. Siswa pada dua kelas di SMAN 4 Malang diberikan tes two-tier mengenai materi hidrolisis garam dan larutan penyangga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif. Instrumen penelitian adalah tes diagnostic two-tier yang terdiri atas 16 soal. Temuan penelitian menunjukkan bahwa jumlah miskonsepsi siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan perubahan konseptual Dual Situated Learning Model (DSLM) berbantuan animasi lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional.