cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi
ISSN : 1978192X     EISSN : 26549344     DOI : 10.21831
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 164 Documents
EKSISTENSI BURUH GENDONG SEBAGAI PILIHAN PEKERJAAN DI SEKTOR INFORMAL ( Studi Kasus di Pasar Giwangan, Yogyakarta ) Nur Hidayah *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 3, No 1 (2009): Vol 3, No 1, Maret 2009
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.593 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v3i1.3406

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : mengetahui kerja buruh gendong, mengetahui intensitas kerja buruh gendong, mengetahui pekerjaan buruh gendong sebagai profesi pokok atau sekedar pekerjaan sambilan, dan mengetahui alasan pemilihan pekerjaan sebagai buruh gendong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan (verifikasi) secara kualitatif. Setting penelitian di pasar Giwangan Yogyakarta dan lingkungan di sekitarnya. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1.) Ketiga belas informan yang menjadi subyek penelitian, berasal dari dua daerah yang berbeda yaitu Sukoharjo dan Bantul.  2.) Alasan memilih bekerja sebagai buruh gendong karena penghasilan suami tidak mencukupi untuk hidup sehari-hari dan tidak adanya biaya sekolah anak-anak, tidak mempunyai pendidikan yang cukup untuk mendukung bekerja di sektor formal, dan tidak memerlukan modal besar karena bisa dengan mengandalkan tenaga.3.) Ada yang menekuni profesi buruh gendong sebagai pekerjaan pokok, ada pula yang hanya sebagai sambilan ketika di desa sedang tidak panen. 4.) Rata-rata informan menekuni profesi sebagai buruh gendong sudah cukup lama bahkan sampai puluhan tahun. 5.) Rata-rata penghasilan mereka per hari berkisar 25.000.67.) Para informan ada yang mempunyai hubungan darah seperti kakak-adik, ibu-anak, bibi-keponakan dan sebagainya. 8.) Sebagian besar informan menginginkan anak-anaknya tidak mengikuti jejak mereka bekerja sebagai buruh gendong.   Kata kunci : buruh gendong, sektor informal
PROBLEMATIKA KELUARGA DENGAN POLA KARIR GANDA (Studi Kasus di Wilayah Mangir, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta) Nur Endah Januarti *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 4, No 2 (2010): September 2010
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.851 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v4i2.3431

Abstract

Problematic families with dual career path describes the life patterns of families with dual careers or families with a composition of husband and wife who are both working. Case studies conducted in the Territory Mangir, Sendangsari, Displays, Bantul, Yogyakarta. This study aims to: 1) Knowing the family background with dual career path to choose multiple career patterns in family life; 2) Knowing the various problems faced; 3) Knowing how to overcome various problems encountered. The following research using qualitative methods. Research resource persons were family members along with a third party if the family has a maid or relatives who live together. Research subjects taken by purposive sampling. The process of data collection is done by semi-structured interviews, non-participatory observation, field recording, and documentation. Researchers used the instrument in the form of interview guidelines and guidelines for observation. Checking the validity of data using triangulation techniques. Techniques in data analysis is data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that: 1) family background choose multiple career patterns in the family was at first a husband and wife are both working and the next because there is a principle or desire to get couples to work; 2) The problems that occur a variety of them ( a) not to participate in social activities, (b) the limited ability of parents to accompany the development of children's learning process, (c) unanticipated expenditures related to contributions to a celebration activities in the community and colleagues in the office, (d) no homework completion ladder well, (e) the rules of time to work all the time / not stabilized, (f) communication eg for "relationship" husband and wife, (g) the crisis of confidence in their role of a mother, wife and a worker, (h) terbenturnya work agenda in the workplace with other activities, (i) special assistance for children who cause the job not the maximum, (j) fatigue or stress on the solid work, (k) lack of parental control; 3) Efforts made or how to deal with various problems is (a) communication, (b) use the services of a third party, (c) one of the parties in, (d) ask for advice to the other party. Also found some of the findings in families with dual career path in this study are: (a) in a family with the dual career path job became one of the major factors considered in determining the amount ketururnan in the family (b) still attached placement of women at a subordinate under men. Keywords: Family, Patterns, Career, Ganda, Problems.
WASP DAN IDENTITAS AMERIKA Eko Rujito *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 2, No 2 (2008): Vol 2, No 2, September 2008
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.114 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v2i2.3401

Abstract

There have been abundant of studies on White Anglo-Saxon Protestant and its role in shaping American culture. The assumption that America is an Anglo-Saxon Protestant nation is not entirely wrong, to certain extent, it is even indubitable. Anglo-Saxon Protestant culture and ethics have shaped America the nation it is today. This cannot be separated from the fact that the first settlers were people with Anglo-Protestant background. Through more than two hundred years of immigrations, however, when people from other parts of the globe with different cultural background and religious beliefs flooded America in huge number, this core culture did not vanish. It survived and was embraced by the majority of Americans. This paper tries to scrutinize the way the WASP identity became American identity. To do this, there are three basic ideas related to the WASP that need to be explored; the Anglo-Saxon ethnicity, Protestantism, and Anglo-conformity. In the first part it will try to investigate the significance of Anglo-Saxon ethnicity and the meaning of being an Anglo-Saxon. The second part will deal with very core of the WASP, Protestantism. In this part, this paper will answer the question on the role of Protestantism in shaping WASP identity and American identity. The last part is a discussion on the process of assimilation experienced by immigrants with non-Anglo-Saxon Protestant origins in order to be acknowledged as Americans. Keywords: WASP, American Identity, American Culture
MODAL SOSIAL DALAM STRATEGI INDUSTRI KECIL Eni Fitriawati *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 4, No 1 (2010): Vol 4, No 1, Maret 2010
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.771 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v4i1.3426

Abstract

Dewasa ini banyak bermunculan sektor perindustrian baik dalam lingkup industri kecil maupun industri rumah tangga, mulai dari industri pangan maupun industri kreatif. Industri kecil slondok merupakan industri kecil yang berkembang di Desa Sumurarum  yang dikerjakan secara turun-temurun dan terus berkembang sampai sekarang. Pada tahun 1973 industri kecil slondok hanya dilakukan oleh bapak Bajuri dan dikerjakan secara manual. Seiring berkembangnya teknologi maka sekarang pengerjaan dengan menggunakan mesin dan industri kecil slondok kini berkembang menjadi sentra industri kecil di kota Magelang. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil industri kecil slondok, mulai dari sejarah, komponen industri (pengrajin, penadah, pemasok, buruh, bahan baku, teknologi ), dan mendeskripsikan bagaimana modal sosial dalam strategi industri kecil slondok di Desa Sumurarum, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah melalui sumber data primer yang diperoleh melalui teknik wawancara mendalam (in-depth interview) dengan pengrajin, penadah, dan pemasok bahan baku dalam industri kecil slondok di Desa Sumurarum. Subjek penelitian adalah pengrajin slondok di Desa Sumurarum. Untuk sumber data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan seperti monografi desa, dan handout pengolahan makanan dalam cluster industry slondok/puyur di Desa Sumurarum, dan foto atau gambar. Teknik pengambilan sampel itu menggunakan cara Purposive Sampling, sedangkan untuk mengabsahkan data menggunakan teknik triangulasi. Dalam memeriksa keabsahan data ini peneliti menggunakan triangulasi sumber. Analisis data ini menggunakan Model Analisis Interaktif dari Milles dan Hubberman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Industri kecil slondok yang terdapat di Desa Sumurarum, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang merupakan industri kecil yang berkembang mulai dari satu unit industri dan kini menjadi sentra industri kecil, 2) Modal sosial berperan sangat penting dalam strategi industri kecil slondok. Kepercayaan mempunyai peran penting dalam proses produksi, norma atau aturan mempunyai peran penting dalam pembentukan harga bahan baku dan harga slondok tawar serta dalam kesepakatan kerja. Jaringan mempunyai peran penting dalam jalinan usaha untuk pemasaran hasil industri kecil slondok. Modal sosial mempunyai peran sebagai strategi dalam pengembangan industri kecil slondok khususnya bagi pengrajin .   Kata kunci: strategi, industri kecil slondok, peran.
MOTIVASI DAN HARAPAN MAHASISWA DIFABLE TERHADAP PENDIDIKAN INKLUSI DI UIN SUNAN KALIJAGA Muryanti Muryanti; Tri Mulyani
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 7, No 1 (2018): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.297 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v7i1.21054

Abstract

Pendidikan inklusi memberikan harapan bagi kelompok difable untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan warga negara lain. Dengan bekal pendidikan tersebut diharapkan mereka mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh pekerjaan demi kesejahteraan untuk kelangsungan hidupnya. Tulisan ini hendak mengkaji bagaimana motivasi dan harapan yang dimiliki oleh para difable terhadap pendidikan inklusi yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Kalijaga. Metode penelitian kualitatif dengan penggalian data primer melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap mahasiswa difable. Data sekunder diperoleh dari beberapa dokumen yang dimiliki oleh PLD UIN dalam proses penyelenggaraan pendidikan inklusi tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi difabel, mayoritas sama dengan mahasiswa lain untuk mendapatkan pendidikan dan mencapai cita-cita sama dengan mahasiswa normal. Proses pembelajaran di UIN belum sesuai dengan keinginan mereka karena banyak kekurangan dari sarana dan prasarana, pendamping mahasiswa difabel dan dosen yang kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mendidik kelompok difabel. Kata Kunci: Pendidikan inklusi, mahasiswa difable, motivasi dan harapan.
PENGGUNAAN STATISTIK DALAM PENELITIAN SOSIOLOGI Partini *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 2, No 1 (2008): Vol 2, No 1, Maret 2008
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.729 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v2i1.3396

Abstract

The usage of statistic in social research, particularly in sociology is very uncomplicated and straightforward as long as the related researcher understands the basic argument from the chosen statistic formula. The choosing of specific formula is based on the type and data quality in order to get a more precise and accurate formula. The precision and accuracy in choosing the technique and statistic formula strongly define the quality of conducted research so that the formulizing of the summary is more precise, too. Statistic is nothing but a mean to create a more “meaningful” data. The usage itself is varies and the right understanding is not only based on the number resulted manually or computerize which usually used on the SPSS program but also have to be supported with the concept and theory. Furthermore, the understanding can also be get from research result conducted by other and from a balance battle of concept and empiric fact. Simply by using this method, the results can be accepted by others and can be more meaningful particularly for the sake of science development and policy makers. One of the excellences of by using the quantitative research method that usually applies the statistic formula can be used to predict. Moreover, the results and the summary can be generalized to the condition of population so that those can be utilized by a lot of people.   Keywords: Statistic, Quantitative Method, Sociological Research
KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA PETANI PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN PERTANIAN DI DESA Ruri Purnamawati *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 3, No 2 (2009): Vol 3, No 2, September 2009
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.857 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v3i2.3416

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan proses kontribusi SDM petani perempuan dalam kehidupan pertanian di Desa Tegalrejo, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo. Fenomena menunjukkan bahwa petani perempuan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menopang ekonomi keluarga. Oleh sebab itu penelitian ini juga ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kontribusi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan  kualitatif deskriptif. Informan penelitian ini adalah petani perempuan  yang ada di Desa Tegalrejo. Informan diambil melalui teknik Snowball sampling, informasi diperoleh dari satu informan ke informan lain hingga data jenuh.  Adapun teknik keabsahan datanya adalah menggunakan Triangulasi. Teknik analisis data dibagi dalam empat tahapan yaitu: 1. Pengumpulan data, 2. Reduksi data,  3. Penyajian data, dan 4. Penarikan kesimpulan serta kemudian dipadukan dengan salah satu analisis gender yakni Analisis Harvard yang terdiri atas tiga elemen pokok yaitu profil aktivitas, profil akses, dan profil kontrol. Hasil penelitian pada kontribusi SDM petani perempuan di Desa Tegalrejo ini adalah terdapat enam wujud kontribusi SDM petani perempuan, yaitu kontribusi keuangan, kontribusi kepercayaan memperoleh kapital, kontribusi untuk menjalin hubungan sosial yang harmonis, kontribusi melanjutkan tradisi bertani/kearifan lokal, dan kontribusi tenaga kerja pertanian yang ulet dan disiplin, serta kontribusi ide/pikiran. Adapun proses kontribusi tersebut dibagi menjadi dua yaitu kontribusi dalam rumah tangga petani dan kontribusi dalam pertanian. Faktor pendukung yang mempengaruhi kontribusi SDM petani prempuan ini adalah: himpitan ekonomi; banyaknya kegiatan sosial yang diikuti; kerjasama yang harmonis antar sesama petani perempuan; interaksi yang terjalin dengan baik antara petani perempuan dengan pihak-pihak yang mendukung kegiatan pertanian; dan modal sosial yang dimiliki petani perempuan, sedangkan faktor penghambatnya adalah: rasa percaya diri  yang rendah; fisik lemah; beban kerja ganda; posisi perempuan yang termarginalkan dalam pengambilan keputusan dalam ranah publik pertanian; serta  akses dan kontrol yang rendah terhadap sumber daya pertanian yang ada.   Kata Kunci: Petani Perempuan, SDM, Kehidupan Masyarakat Pertanian.
PERANAN DAN STATUS PEREMPUAN DALAM SISTEM SOSIAL Puji Lestari *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 5, No 1 (2011): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.929 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v5i1.3439

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang peran dan status perempuan dalam sistem social, yang terkait dengan realitas dalam kehidupan social khususnya pada aspek kehidupan rumah tangga, pembangunan, keluarga inti (extended family) dan keluarga luas (nuclear family) . Peran dan satus perempuan dalam hal ini dapat terlhat melalui keterlibatan perempuan itu sendiri dalam ikatan kesatuan pada kelompok-kelompok social yang diikutinya dalam kehidupan masyarakat, antara lain dalam kehidupan rumah tangga, keluarga, pembangunan dan sebagainya. Selanjutnya, dalam kelompok-kelompok social tersebut pada dasarnya memperlihatkan tentang bagaimana peran dan status perempuan itu, bagaimana ketergantungannya dengan individu-individu lain beserta unsur-unsur social yang tergabung didalam kelompok tersebut, yang terintegrasi,  bersifat lebih kekal dan stabil. Kondisi masyarakat seperti inilah yang pada dasarnya dapat dikatakan sebagai sistem social. Peranan dan status itu sebenarnya merupakan unsur atau komponen yang tergabung dalm sistem social disamping unsur-unsur yang lainnya, begitu pula peranan dan status perempuan itu sendiri dalam suatu kelompok social pada kehidupan ini, karena dengan status dan peranan perempuan tersebut dapat menentukan sifat dan tingkatan kewajiban serta tanggung jawab didalam kelompok dimana si perempuan itu terlibat. Selain itu, juga dapat menentukan hubungan antara atasan dan bawahan secara terstruktur terhadap anggota lainnya yang tergabung didalm kelompok social tersebut. Status yang dimiliki oleh perempuan dalam hal ini merupakan serangkaian tanggung jawab, kewajiban, serta hak-haknya yang telah ditentukan dalam suatu kelompok atau masyarakatnya. Sedangkan pola tingkah laku yang diharapkan dari perempuan itu sendiri sebagai pemangku status dinamakan peranan. Peranan-peranan itu didalam kelompok social atau masyarakat saling berpadu sedemikian rupa dengan p;eranan anggota lainnya sehingga saling tunjang-menunjang secara timbale balik didalam sesjatu hal yang menyangkut tugas, hak dan kewajiban. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penampilan peranan (status-role performance) dari perempuan sebenarnya adalah sebagai proses penunjukkan atau penampilan dari satus dan peranan dari kelompok sosialnya sebagai unsur status social dalam sistem social.   Kata kunci: perempuan, sistem social, peran, status.
FENOMENA PROSTITUSI DI PANTAI SAMAS BANTUL YOGYAKARTA Vivi Ambarwati *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 6, No 1 (2012): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.864 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v6i1.3370

Abstract

The  phenomenon  of  prostitution  is  usually  often  appear  in  tourist  areas. Prostitution has also appeared in the district of Bantul Samas Beach Yogyakarta despite local laws that prohibit  prostitution. This study aims to: 1). Describe  the  factors that cause  the  existence  of  prostitution  in  Samas  Beach,  2).  Describe  the  community  and local government efforts in dealing with prostitution in Samas Beach.This  study  used  descriptive  qualitative  method  of  analysis.  Informants  in  this study were CSWs (Commercial Sex Workers) Samas Beach, citizens around and Satpol PP  Bantul  regency.  The  research  subject  was  taken  by  snowball  sampling  technique. The  number  of  prostitutes  in  Samas  Beach  is  currently  under  number  10,  so  that sampled quite four informants sex workers because of data and information obtained is adequate. The  process  of  data  collection  is  done  with  the  interview,  non-participatory observation,  field  recording  and  documentation.  Researchers  itself  is  a  qualitative research  instrument,  but  also  coupled  with  the  guidance  interview  and  observation guidelines.  Validity  of  data  using  data  triangulation  technique.  Techniques  in  data analysis  is  the  technique  of  Miles  and  Huberman  interactive  analysis  with  4  stages, namely: data collection, data reduction, data presentation and conclusion.The results showed that: 1). The factors causing the existence of prostitution inSamas Beach is divided into two: internal and external factors. Internal factors causing the existence of prostitution in Samas Beach is derived from the self-sex workers Samas Beach is: do not have other life skills, frustration and trauma and sexual needs. While the  external  factors  causing  the  existence  of  prostitution  in  Samas  Beach  namely: economic factors, call a friend, the narrowness of employment, abuse and misuse of bus terminal facilities stalls shacks wild, 2). Grassroots efforts and local governments in dealing  with  prostitution  in  Samas  Beach  is:  social  control  of  routine  patrolling  and monitoring,  implementing  regulations  Bantul  district  no.  5  year  2007  on  the prohibition of prostitution, conducting raids sex workers, providing skills training, lowcost  health  care  through  mobile  health  center  and  routine  supervision  of  the  police station Sanden and police station Bantul.Key words: the phenomenon of prostitution, sex workers and surrounding communities
PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT TERHADAP PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN LIFE SKILL (Studi kasus di Lembaga Advokasi Pendidikan Yogyakarta) Kiromim Baroroh *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 3, No 1 (2009): Vol 3, No 1, Maret 2009
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.531 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v3i1.3407

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peran Lembaga Advokasi Pendidikan Yogyakarta (LAPY) dalam memberdayakan perekonomian perempuan, 2) Faktor Pendukung dan Penghambat pemberdayaan perempuan program life skill menjahit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di kantor LAPY, tempat pelatihan dan tempat usaha/rumah peserta pelatihan Life Skill. Waktu penelitian  dilaksanakan selama satu setengah tahun  yaitu Januari 2007 sampai Juni 2008. Informan Penelitian : Peserta pelatihan, tutor pelatihan, dan pengurus LAPY. Teknik Pengumpulan Data: Wawancara, Pengamatan dan Dokumentasi . Teknik analisis data yaitu (1) reduksi data; (2) sajian data; dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan:  1). Peran LAPY dalam memberdayakan perekonomian perempuan melalui life skill dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan menjahit sampai permagangan dan pemberian modal usaha. Disini peran LAPY adalah sebagai fasilitator dan motivator. 2).Faktor pendukung pendampingan program pemberdayaan perempuan: Kerja sama antara pengurus LSM dan masyarakat sasaran, serta adanya pihak ketiga yaitu BMT Bringahrjo yang bersedia memberikan bantuan modal. b. Faktor penghambat: 1).Faktor penghambat yang berasal dari kelompok sasaran program adalah: kurangnya kesadaran dan kemauan untuk menerapkan pengetahuan tentang kewirausahaan, keterbatasan modal untuk meningkatkan penguasaan teknologi,  kurangnya kemampuan untuk memanfaatkan dunia usaha karena keraguan UKM untuk meningkatkan usaha,dan kurangnya akses terhadap sumber teknologi dan pengetahuan. 2)Faktor penghambat yang berasal dari LSM: Sistem perekrutan peserta belum dilakukan konsisten sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, pengurus LSM yang mempunyai profesi lain tidak dapat berkonsentrasi memberikan pendampingan, kurangnya relawan yang bersedia melakukan pendampingan secara berkesinambungan.   Kata Kunci: LSM, Perempuan, Life Skill

Page 4 of 17 | Total Record : 164