cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jombang,
Jawa timur
INDONESIA
Educate
ISSN : 23015101     EISSN : -     DOI : -
Jurnal ilmiah tentang pendidikan bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Prodi. Pendidikan Bahasa Inggris FBS Unipdu Jombang.
Arjuna Subject : -
Articles 91 Documents
A PPP (PRESENTATION, PRACTICE, AND PRODUCTION) PHASE METHOD OF TEACHING SPEAKING TO UNIVERSITY STUDENTS Yusuf, Adi
Educate Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.098 KB)

Abstract

Teaching speaking is considered as the “interesting and challenging activity”. Indeed, it needs various ways in order to make students “active in speaking” during the class. This article would like to present the three phases, namely a PPP (Presentation, Practice, and Production) method in “teaching speaking to university students”. The fundamental principles of using this method is that the “students are smart and creative”. Eventhough, they are considered as “intelligent and creative”, teachers still need to guide or control them to anticipate any errors made by the students. Furthermore, it is important for teachers to know when to give “instant correction” in class. When the class is focused on accuracy, teachers can give an “instant correction”. On the other hand, when it is focused on “fluency”, it is not suggested that teachers give “instant correction” and this may interfere with the goals of activity. Keywords: Presentation, Practice, Production, accuracy, fluency Abstrak Mengajar kelas speaking bisa dianggap sebagai aktivitas yang menarik dan menantang. Berbagai cara benar-benar perlu dilakukan untuk membuat para siswa aktif dalam berbicara selama pelajaran. Artikel ini membahas tentang tiga tahapan, yaitu sebuah metode PPP (Presentation, Practice, and Production) yang diterapkan dalam “mengajar speaking” pada mahasiswa. Landasan dalam menggunakan metode ini adalah bahwa mahasiswa pandai dan kreatif. Meskipun, demikian pengajar masih perlu “membimbing atau mengontrol” mereka untuk mengantisipasi adanya kesalahan. Di samping itu, pengajar harus tahu kapan waktu yang tepat untuk memberikan “koreksi langsung” di kelas. Ketika kelas sedang difokuskan pada “ketepatan”, pengajar bisa memberikan “koreksi langsung”. Sebaliknya, ketika kelas sedang difokuskan pada “kepasihan/ kelancaran”, sebaiknya pengajar tidak memberikan “koreksi langsung” dan hal ini bisa mengganggu tujuan aktifitas kelas. Kata kunci: Presentation, Practice, Production, accuracy, fluency
BETWEEN ACQUISITION AND LEARNING: ADULT SECOND LANGUAGE ACQUISITION PROCESS Saifuddin, Muhammad
Educate Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.132 KB)

Abstract

Muhammad Saifuddin Unipdu – Jombang saifuddin.unipdu@gmail.com Abstract Language acquistion and learning posit the way children get their second language. It defines the process of getting the language in which they may develop it in different circumstance. In the early ages, they acquire their second language in which it can be done through children - mother‟s communication or even through their social communication. Later, they tend to learn the second language. On the other hand, as they grow older and become adult, they conciously learn language. However, it is not always assumed that adult get their second language through learning but it is rather acquiring. Adult have more time exposure to a language acquisition that it shows their acquisition process is bigger than children‟s. The input also determines the acquirers to stimulate the language production where it refers to language competence and language performance in which both of them are also the principle of language acquisition. Keywords: Acquisition, Learning, Language Process Abstrak Proses pemerolehan dan belajar bahasa mengandaikan cara anak-anak mendapatkan bahasa kedua mereka. Artikel ini mendefinisikan proses pemerolehan bahasa di mana mereka mengembangkannya dalam situasi-situasi yang berbeda. Pada usia dini, mereka memperoleh bahasa kedua mereka melalui komunikasi ibu - anak atau bahkan melalui komunikasi sosial mereka. Kemudian, mereka cenderung untuk belajar bahasa kedua. Di sisi lain, saat mereka tumbuh dewasa dan menjadi dewasa, mereka dengan sadar belajar bahasa. Namun, itu tidak bisa diasumsikan bahwa orang dewasa mendapatkan bahasa kedua mereka selalu melalui pembelajaran tetapi sebenarnya mereka hanya sekedar mengakuisisi. Orang dewasa memiliki waktu akuisisi bahasa yang lebih banyak sehingga menunjukkan proses akuisisi mereka lebih besar dari pada anak-anak. Input juga merangsang produksi dan kompetensi bahasa pengakuisisi dimana keduanya juga merupakan prinsip akuisisi bahasa. Kata kunci: Akuisisi, Belajar, Proses Bahasa
PENGEMBANGAN BUKU SAKU DENGAN METODE MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN HURUF KANJI TINGKAT DASAR DI SMA DARUL ULUM 2 UNGGULAN BPPT CIC (CAMBRIDGE INTERNATIONAL CENTRE) JOMBANG Laili, Nurul; Fauziyah, Nailul
Educate Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.086 KB)

Abstract

Nurul Laili Nailul Fauziyah Jurusan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Sastra, Unipdu Jombang (dekiru22@gmail.com) Abstrak Penelitian ini dilakukan terhadap kelas ekstrakurikuler bahasa Jepang di SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT CIC (Cambridge International Centre) Jombang yang berjumlah 20 orang. Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui kemampuan daya ingat siswa dalam menulis kanji dengan menggunakan buku saku metode mnemonik sehingga hasil belajar yang dilakukan pada setiap kegiatan belajar dapat meningkat dan efektif terutama dalam penguasaan kanji. Metode penelitian R&D (Research & Development) digunakan karena penelitian ini merupakan mengembangkan media pembelajaran dalam hal ini pengembangan buku saku dengan metode mnemonik dan untuk mengetahui efektifitas dari penggunaan buku saku. Pengembangan buku saku tersebut berasal dari buku ajar yang berupa lembaran-lembaran kertas yang memuat seluruh materi dalam pengajaran bahasa Jepang dengan mengembangkan fokus pada penguasaan kanji, baik menulis, membaca, dan memahami kanji dalam kalimat- kalimat berdasarkan pola yang telah ada di dalam buku ajar. Berdasarkan data yang berasal dari tim validator, respon siswa, dan unjuk kerja siswa, dihasilkan bahwa penguasaan siswa akan kemampuan mengingat kanji dasar dengan menggunakan buku saku semakin meningkat. Keseluruhan penelitian ini akan memberikan luaran dalam bidang pendidikan bahasa Jepang antara lain sebagai bahan ajar berupa buku saku untuk pengayaan materi pembelajaran kanji tingkat dasar dan sebagai bentuk penulisan jurnal ilmiah yang memiliki ISSN. Kata Kunci: mengingat, buku kecil, kanji dasar
PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS KEBIDANAN DI UNIPDU SESUAI DENGAN LEVEL 5 KKNI (SEBUAH ANALISIS KEBUTUHAN) Fitriana, Irta
Educate Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is based on the fact that the syllabus for learning English at D-3 Midwifery Unipdu Jombang was not appropriate with the needs of the profession of a midwife. The results showed that the syllabus‟ content of English required by the graduate of D3 midwifery Unipdu is as follows: General expressions: 1) common phrases to start and end a conversation with a client. 2) The introductory phrases. 3) Therapeutic greetings. 4) Numbers. 5) Time expressions. 6) Phrases to praise. 7) Phrases to calm someone. Grammar: 1) Yes / No questions / Wh questions. 2) Imperative sentences. Vocabulary: 1) Vocabulary about teens‟ physical changes. 2) Vocabulary on adolescent mental changes. 3) Vocabulary of the human‟s reproductive system. 4) Vocabulary related to pregnancy. 5) Vocabulary related to patient's vital signs. 6) Vocabulary of human‟s reproductive system. 7) Vocabulary related to childbirth. 8) Vocabulary related to signs of labor. 9) Vocabulary of stages of labor. 10) Vocabulary of after birth. 11) Vocabulary of contraception. 12) Vocabulary of newborn care. 13) Vocabulary of infant feeding. 14) Vocabulary of reproductive disorders in women Keywords: Syllabus, KKNI level 5, Needs Analysis
HIPOTESIS KRASHEN: BENTUK PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG Laili, Nurul
Educate Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.826 KB)

Abstract

HIPOTESIS KRASHEN: BENTUK PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG
AIMS FOR USING FUN GAMES TO IMPROVE THE ESL STUDENTS’ SPEAKING ABILITY Maisarah, .
Educate Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1049.899 KB)

Abstract

Maisarah Unipdu – Jombang Inmai5@yahoo.com Abstract This article reveals the reasons why fun games are effective to help the students improve their vocabularies and use the language actively. The use of games can be a good language learning tool. During the games, a student not only competes with other students to achieve the learning goal but also collaborates with the others. This process makes the students do the game as good as possible for the sake of winning. When the games are applied, the students are „forced‟ to speak and they will try to use vocabularies related to the theme of the game. It would be very helpful especially for the students in building their confidence and improving their speaking ability. Moreover, games can be used to help the students of beginning level through the silent period. They facilitate the students through many kinds of learning so that the ESL students can absorb the language very well. Not only the reasons to use fun games in the classroom, this article also shares how to choose suitable games for the students completed with their application in the classroom. Keywords: Fun games, ESL students, speaking ability
COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING: IMPLICATIONS FOR THE COMMUNICATIVE CLASSROOM Farid, Achmad
Educate Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.183 KB)

Abstract

A linguistically informed teacher about views of language can either adopt structuralist or functionalist approach to successfully teach language in his/her classroom. The Communicative Language Teaching is aimed at attracting second language learners to purposeful classroom activities in which learners use and reproduce language as it is practiced in real communication beyond the classroom in meaningful situations. To achieve this, a linguistically well-informed language teacher needs to focus on his role as a facilitator, an interdependent member of the classroom, a needs analyst, a counsellor, and a group activity manager. In addition, the teacher needs to remember that in communicative classroom students negotiate (for meaning) between themselves in their own ways in the classroom communications. Therefore, a linguistically well-informed teacher needs to consider what classroom activities he needs to pick up to achieve the ultimate goal of the CLT, which is the communicative competence.
USING ENGLISH TO ENHANCE THE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS’ SENSE OF NATIONALISM Fanani, Achmad
Educate Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.366 KB)

Abstract

English is an international language and is used worldwide. Hence, it must be mastered by anyone who would like to interact and succeed internationally. Learning English is very important to do since early ages (more specifically since elementary school) to have better result. Unfortunately the government has made unpopular decision by removing English subject from the elementary school curriculum because of its potential to reduce the students’ sense of nationalism. In fact, there is no scientific evidence that prove learning English in early age can only reduce the students’ sense of nationalism. Indonesian people have been for long time dealing with foreign languages such as Arabic, Dutch, and Japanese. But the nationalism of Indonesian people in general remains high. In short, there is no need to remove this subject from the curriculum. Teaching English is actually can be used to raise the sense of nationalism. At least there are two ways that can be applied: internalization of nationalism values into the teaching materials and using songs of nationalism. Through these techniques it is expected that not only the children’s English but also their sense of nationalism will increase. Keywords: English, nationalism, internalization of values, nationalism songs Abstrak Bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan digunakan di seluruh dunia. Oleh karena itu, ia harus dikuasai oleh siapapun yang ingin berinteraksi dan meraih kesuksesan secara internasional. Belajar bahasa Inggris sangat penting dilakukan sejak usia dini (lebih khusus lagi sejak SD) agar hasilnya lebih baik. Sayangnya pemerintah telah membuat keputusan yang tidak populer dengan menghapus pelajaran bahasa Inggris dari kurikulum sekolah dasar karena berpotensi mengurangi rasa nasionalisme siswa. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan pembelajaran bahasa Inggris di usia dini bisa mengurangi rasa nasionalisme siswa. Orang Indonesia telah lama berurusan dengan bahasa asing seperti bahasa Arab, Belanda, dan Jepang. Tapi nasionalisme masyarakat Indonesia pada umumnya tetap tinggi. Singkatnya, tidak perlu mengeluarkan mata pelajaran Bahasa Inggris dari kurikulum. Pengajaran bahasa Inggris sebenarnya bisa digunakan untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Setidaknya ada dua cara yang bisa diterapkan: internalisasi nilai nasionalisme ke dalam bahan ajar dan menggunakan lagu nasionalisme. Melalui dua cara ini diharapkan tidak hanya bahasa Inggris anak-anak yang meningkat tetapi juga rasa nasionalisme mereka. Kata kunci: bahasa Inggris, nasionalisme, internalisasi nilai, lagu nasionalisme
JENIS KESALAHAN YANG BIASA TERJADI DALAM KARANGAN SISWA BERBAHASA BAHASA JEPANG Indrowaty, Sri Aju
Educate Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.644 KB)

Abstract

Sri Aju Indrowaty Unibraw – Malang Ayumirza9220@gmail.com Abstract The use of different languages raises various language errors, either consciously or unconsciously. The process of learning a second language cannot be separated from errors they may make. Making errors is a hallmark of learning. However, errors in language production is very disturbing in achieving the goal of attaining a good language. The types of errors made range from errors in listening (kiku), errors in speaking (hanasu), errors in reading (yomu), errors in writing (kaku). Using Japanese in writings, especially in an essay, often results in various errors. This article describes the grammatical errors that are often made by the students in their writings. This study at least find errors in morphological level, errors in phrasal level, and errors in syntactic level. Keywords: Errors, writing, type of errors Abstrak Pengunaan berbagai bahasa menimbulkan berbagai kesalahan berbahasa, baik disadari maupun tidak disadari. Proses pembelajaran bahasa kedua tidak terlepas dari adanya kesalahan. Kesalahan merupakan ciri dari pembelajaran. Namun demikian kesalahan dalam berbahasa sangat mengganggu dalam usaha tujuan pencapaian bahasa yang baik. Jenis kesalahan yang dilakukan bervariasi mulai dari kesalahan mendengarkan (kiku), kesalahan berbicara (hanasu), kesalahan membaca (yomu), kesalahan menulis (kaku). Penggunaan bahasa Jepang dalam penulisan, terutama dalam sebuah karangan sering menimbulkan berbagai kesalahan. Artikel ini menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan gramatika yang sering dibuat oleh para siswa dalam karangan-karangan mereka. Penelitian ini setidaknya menemukan kesalahan dalam hal kesalahan morfologis, kesalahan frasa, dan kesalahan sintaksis. Kata kunci: Kesalahan, karangan, jenis kesalahan
IDENTIFIKASI KESALAHAN UMUM PENGUCAPAN HURUF DIAM (SILENT LETTERS) OLEH MAHASISWA SEMESTER II UNIPDU (SEBUAH DASAR PENYUSUNAN BAHAN AJAR ENGLISH PRONUNCIATION) Fanani, Achmad; Fitriana, Irta
Educate Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Educate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.765 KB)

Abstract

Achmad Fanani Irta Fitriana Fakultas Bahasa dan Sastra Unipdu Jombang (akufanani@gmail.com) Abstrak Sistem bunyi (sound system) bahasa Inggris banyak berbeda dengan sistem bunyi bahasa Indonesia. Oleh karena itu sangat dimungkinkan seorang pembelajar Indonesia mengalami kesulitan bahkan kesalahan ketika harus melafalkan kata-kata dalam bahasa Inggris. Misalnya, sering sekali kita mendengar pembelajar bahasa Inggris mengucapkan "knowledge [nɔlədj]" dengan "[knɔlədj]", atau "sight [sait ]" dengan "[saig]". Penelitian ini difokuskan pada identifikasi kesalahan-kesalahan umum dalam pengucapan huruf diam (silent letters) dalam kata-kata bahasa Inggris oleh para pembelajar Indonesia tingkat pemula (novice). Penelitian ini sangat penting karena ratusan kata dalam bahasa Inggris mengandung huruf diam. Namun sayangnya, kebanyakan pembelajar bahasa Inggris tingkat pemula, dan bahkan juga tingkat menengah, salah dalam mengucapkan kata-kata tersebut. Mereka cenderung membunyikan huruf-huruf diam tersebut sehingga seringkali menyulitkan pemahaman lawan bicara. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang sering dibuat mahasiswa, maka akan dapat dirumuskan bahan ajar dan metode-metode pengajaran yang tepat untuk menangani masalah ini, yang tentu disesuaikan dengan konteks pembelajar Indonesia. Kata Kunci: huruf diam, novice high, kesalahan umum

Page 3 of 10 | Total Record : 91