cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Indonesian Journal of Conservation
ISSN : 22529195     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
The Indonesian Journal of Conservation [p-ISSN 2252-9195] is a journal that publishes research articles and conservation-themed conservation studies, including biodiversity conservation, waste management, green architecture and internal transportation, clean energy, art conservation, ethics, and culture, and conservation cadres
Arjuna Subject : -
Articles 319 Documents
SURVEY PARADIGMA MASYARAKAT YOGYAKARTA TERHADAP KEBERADAAN SERTA KONSERVASI AMFIBI DAN REPTIL Jayanto, dkk, Herdhanu
Indonesian Journal of Conservation Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v3i1.3086

Abstract

The Special Region of Yogyakarta (DIY) covers an area of 318 590 km2, owns ± 8% of the total number of amphibian and reptile species in Indonesia (± 1.100). Compared to the other groups of animals, these species are relatively easy to find in rural area (remote area). In addition to their high biodiversity value, the existence of these two groups of animals is also an important component of the ecosystem. The analysis of social paradigm in D.I.Y. region aimed to measure the communities’ support towards and knowledge about the conservation of amphibians and reptiles. The survey was conducted in October-December 2013. The Location of the surveys included Gadjah Mada University (Kab. Sleman), Sermo Wildlife (Kab. Progo), Dlingo Village (Kab. Bantul),  Kukup Beach and Ngandong (Kab. Gunung Kidul). The data collection was carried out using a questionnaire about amphibians and reptiles. The result showed that most respondents supported the existence of the amphibian and reptile conservation, but the communities’ knowledge was still lacking in order to support the conservation. Law enforcement and legal awareness of some community groups and the publics were still deemed less. On a regional scale, threats to the amphibians and the reptiles were partly antrophogenik and some of them were natural. In addition, on the regional scale, a topic emphasized was the conflict between men and snakes. This study is expected to be basis principles on policy-making, community supporting action and authorities in nature conservation, particularly for amphibians and reptiles.Keywords: amphibians, reptiles, conservation, social paradigms, rural communities Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y.) meliputi luas area sebesar 318.590 km2, memiliki ±8% jumlah jenis dari total keseluruhan (±1.100) jenis amfibi dan reptil di Indonesia. Dibandingkan dengan kelompok hewan lainnya, mereka tergolong relatif mudah dijumpai oleh masyarakat pedesaan (remote area). Selain nilai kekayaan biodiversitas yang tinggi, keberadaan kedua kelompok hewan tersebut juga menjadi komponen penting dalam ekosistem. Analisis paradigma masyarakat di wilayah D.I.Y. dilakukan untuk menakar dukungan dan pengetahuan mereka dalam konservasi amfibi dan reptil. Survei dilakukan pada bulan Oktober - Desember 2013. Lokasi survei meliputi Universitas Gadjah Mada (Kab. Sleman), Suaka Margasatwa Sermo (Kab. Kulonprogo), Desa Dlingo (Kab. Bantul), serta Pantai Kukup dan Ngandong (Kab. Gunung Kidul). Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuisioner tentang amfibi dan reptil. Sebagian besar responden mendukung adanya konservasi amfibi dan reptil, namun pengetahuan yang diperlukan dalam mendukung konservasi di masyarakat masih sangat kurang. Penegakan hukum dan kesadaran hukum dari beberapa kelompok masyarakat maupun masyarakat umum juga masih dirasa kurang. Untuk skala regional, ancaman terhadap amfibi dan reptil sebagian bersifat antrophogenik dan sebagian adalah alami. Dalam skala regional, topik yang ditekankan adalah konflik yang terjadi antara manusia dengan ular. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pengambilan kebijakan dan aksi masyarakat pendukung dan otoritas dalam konservasi alam, khususnya untuk jenis amfibi dan reptil.Kata kunci: amfibi, reptil, konservasi, paradigma sosial, masyarakat pedesaan
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BERKARAKTER DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tsabit Azinar Ahmad, Dewi Liesnoor Setyawati Margareta Rahayuningsih
Indonesian Journal of Conservation Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v2i1.2692

Abstract

The purpose of this research develops teaching material of environmental education character based in Semarang State University. This research used research and development approach and used qualitative and quantitative data analysis. Qualitative analyses have done by observation, interview, and focus group discussion, field note, and document analysis. T test used to analyze quantitative data.  Result of study based on questionnaire for environmental education lecturers shown that 48% argued subject material was inadequate to internalize character of conservation. This study also shown subject material of environmental education has several weaknesses in seven conservation pillars. Based on quasi experimental approach used one shot case study, it conclude t count are 4,45; t table for df 44 and α = 5% are 1,68. Based on student assessment, there were several excesses in new teaching material. Student argued new teaching material has several excesses in lay out, content, structure, and language uses. Keywords: environmental education character based, development, subject material    Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengembangan bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup berkarakter di Universitas Negeri Semarang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (Research and Development) dan data dianalisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif yang dilakukan melalui observasi, wawancara, lokakarya (FGD), pencatatan (field-note), dan dokumen dianalisis secara kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil angket penilaian dosen-dosen PLH terhadap buku teks selama ini sebesar 46,86% menunjukkan bahwa buku ajar PLH dalam kategori tidak memadai dalam mewujudkan karakter konservasi. Penelitian juga menunjukkan bahwa buku ajar masih memiliki kelemahan dalam hal nilai-nilai karakter yang sesuai dengan tujuh pilar konservasi. Berdasarkan efektivitas draf buku ajar terbaru dengan quasi eksperimen menggunakan desain one shot case study diperoleh nilai thitung adalah 4,45 dan nilai ttabel untuk dk 44 dan α = 5% adalah 1,68. Berdasarkan penilaian mahasiswa, ada beberapa nilai tambah dalam buku ajar yang baru.  Mahasiswa menganggap buku ajar yang baru memiliki keunggulan dari segi tampilan, isi, struktur, dan bahasa yang digunakan. Kata Kunci: PLH berkarakter, pengembangan, bahan ajar  
EFEKTIVITAS PENERAPAN ELECTRONIC PORTOFOLIO PADA PERKULIAHAN PRAKTIKUM IPA DASAR UNTUK MENDUKUNG KEBIJAKAN PAPERLESS Taufiq, Muhamad; Savitri, Erna Noor; Amalia, Andin Vita; Sudarmin, Sudarmin
Indonesian Journal of Conservation Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v5i1.11763

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of the implementation of Electronic Portfolio in Basic science lab learning, especially in support of paperless policy at the State University of Semarang (Unnes). The sample was odd semester students of science education study programs Faculty Unnes 2015 which followed the IPA Basic practicum courses. Lectures conducted by implementing Web-based Electronic Portfolio Blog which provides facilities to the students in the collection of statements by way of uploading (upload) via the menu on Electronic Portfolios thereby minimizing the use of paper (paperless). The questionnaire results were analyzed student responses associated qualitative descriptive effectiveness in supporting paperless policy and useabilitas utilization. Electronic Portfolio concluded that effective in supporting policy paper use management in an effective and efficient (Paperless Policy) in the lecture Basic science lab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan Electronic Portofolio dalam pembelajaran khususnya praktikum IPA Dasar dalam mendukung kebijakan paperless di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester gasal program studi pendidikan IPA FMIPA Unnes Tahun 2015 yang mengikuti mata kuliah praktikum IPA Dasar. Perkuliahan dilaksanakan dengan menerapkan Electronic Portofolio berbasis Web Blog yang memberikan fasilitas kepada mahasiswa dalam pengumpulan laporan dengan cara meng-upload (mengunggah) melalui menu yang tersedia pada Electronic Portofolio sehingga meminimalisir penggunaan kertas (paperless). Hasil angket respon mahasiswa dianalisis secara diskriptif kualitatif terkait efektivitasnya dalam menunjang kebijakan paperless dan useabilitas pemanfaatannya. Disimpulkan bahwa Electronic Portofolio efektif dalam mendukung kebijakan pengelolaan pemanfaatan kertas yang efektif dan efisien (Paperless Policy) dalam perkuliahan praktikum IPA Dasar. 
TINGKAT PENCEMARAN LINGKUNGAN PERAIRAN DITINJAU DARI ASPEK FISIKA, KIMIA DAN LOGAM DI PANTAI KARTINI JEPARA Riza, Faisal; Bambang, Azis Nur; Kismartini, Kismartini
Indonesian Journal of Conservation Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v4i1.5158

Abstract

Increasing the human activities, especially in coastal areas could waste product  from aquaculture activities, domestic waste, tourism, and fisheries activities. The objective of this research  to calculate  Water pollution index value consist  parameter Physics, chemistry and heavy metals, among others, is the transparency,turbidity, temperature, TSS, DO, BOD5, pH, salinity, detergents, oils and fats as well as heavy metals Pb,Hg and Cd. This study was conducted in April 2015. The survey method used in this study. The results showed that water quality of the estuary area has  1-2.5 m transperancy, turbidity from 1.2 to 14.3, temperature 30 ° C, TSS 18-30 mg / l, DO 4.1 to 6.22 mg / l, BOD5 6.08 to 15.71 mg / l, pH 7.9, Salinity ranges between 34- 35 ‰, Detergents 0.01 to 1.2 mg / l MBAs, Oils and fats 0.1 to 1.3 mg / l, Pb <0.003 mg / l, Hg <0.001 mg / l, Cd <0.001 mg / l. Water pollution index showed a value below the threshold range, but there are some stations that have exceeded the threshold value and are included in the category of lightly polluted on st1 (IP = 2,11), st2 (IP = 1.08) and st5 (IP = 1.02) according to the Decree of the Minister of Environment No. 115 2003. Peningkatan aktivitas manusia terutama di daerah pesisir menghasilkan limbah dari  kegiatan budidaya perikanan, limbah domestik, pariwisata, dan kegiatan perikanan tangkap. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung nilai indeks pencemaran Perairan di Pantai Kartini meliputi  parameter Fisika, kimia dan Logam berat antara lain adalah kecerahan, kekeruhan, Suhu, TSS, DO, BOD5,  pH, Salinitas, Deterjen, Minyak  dan lemak serta logam berat Pb,Hg dan Cd. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015. Metode survey digunakan dalam penelitian ini.   Hasil penelitian menunjukkan Kualitas perairan kawasan muara memiliki kecerahan 1-2,5 m, kekeruhan 1,2 – 14,3 , Suhu 30o C, TSS 18 - 30  mg/l,  DO 4,1 – 6,22 mg/l, BOD5 6,08 – 15,71 mg/l, pH 7,9 Salinitas berkisar antara 34- 35‰,  Deterjen 0,01 – 1,2 mg/l MBAS, Minyak dan Lemak 0,1 – 1,3 mg/l, Pb <0,003 mg/l, Hg <0,001 mg/l, Cd <0,001 mg/l. Indek pencemaran perairan menunjukan nilai di bawah kisaran ambang batas,  namun ada beberapa stasiun yang telah melampaui nilai ambang batas dan termasuk dalam kategori tercemar ringan yaitu pada st1 (IP = 2,11), st2 (IP = 1,08) dan st5 (IP = 1,02) menurut Keputusan  Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003. 
PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK MELALUI KONSERVASI MORAL SEJAK DINI -, Sugiyo
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v1i1.2063

Abstract

Education of children under six years is considered a very  important role than in subsequent periods, due to the success of one's life in the future have been established since the early ages. At this time a variety of children's ability to grow and develop very rapidly. Provision of appropriate stimulation and facilities at this time, will be very influential on  subsequent child development process and conversely, if the environment around the child such as parents, educators, and society does not provide the proper stimulation for the ability of the child, the child may not like what's developing  expected. Therefore, the need for cultural conservation efforts in the education sector and the planting of early moral values in order to develop the character of early childhood. The hope the child will grow into a young generation of Indonesia morecharacter, tough, honest and have integrity that is a reflection of national culture and act suave manners and daily life in the association. Pendidikan anak di bawah usia enam tahun dipandang sangat penting peranannya dibandingkan pada masa-masa berikutnya, karena keberhasilan kehidupan seseorang di masa depan telah dibentuk sejak mulai usia dini. Pada masa ini berbagai kemampuan anak tumbuh dan berkembang sangat pesat. Pemberian stimulasi dan fasilitas yang tepat pada masa ini, akan sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak selanjumya dan sebaliknya, apabila lingkungan sekitar anak seperti orang tua, pendidik, dan masyarakat tidak memberikan stimulasi yang tepat bagi kemampuan anak, maka anak dapat berkembang tidak seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya konservasi budaya dalam sektor pendidikan dan penanaman nilai moral sejak dini dalam rangka  pengembangan karakter anak usia dini. Harapannya anak akan tumbuh menjadi generasi muda Indonesia yang lebih berkarakter, tangguh, jujur, dan memiliki integritas yang merupakan cerminan budaya bangsa dan bertindak sopan santun dan ramah tamah dalam pergaulan keseharian.
MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER KONSERVASI Khusniati, Miranita
Indonesian Journal of Conservation Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v3i1.3091

Abstract

Science learning is expected to nurture students’ characters that the students are able to appreciate and preserve various cultures more. This study aimed to find out how science learning models based on local wisdom is able to deepen the concept of science and foster conservation character through the reconstruction of the original science. In addition, the study also tried to reveal how the application sample of science learning models based on local wisdom is able to deepen the concept of science and foster conservation character through the reconstruction of the original science. Science learning model based on local wisdom could be done through the reconstruction of the original science (indigenous science) into western science or scientific science. It was applied by observing the culture in a community in order to reconstruct the science concepts which in turn can foster learners’ conservation value.Keywords: local wisdom, scientific reconstruction of the original (Indigenous Science), the conservation character Pembelajaran sains diharapkan mampu menumbuhkan karakter peserta didik yang lebih menghargai berbagai budaya yang ada dan berusaha untuk melestarikannya. Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana model pembelajaran sains berbasis kearifan lokal melalui rekonstruksi sains asli yang mampu memperdalam konsep sains dan menumbuhkan karakter konservasi, serta bagaimana contoh aplikasi dari model pembelajaran sains berbasis kearifan lokal melalui rekonstruksi sains asli yang mampu memperdalam konsep sains dan menumbuhkan karakter. Model pembelajaran sains berbasis kearifan lokal  dapat dilakukan melalui rekonstruksi sains asli (indegenous science) menjadi sains barat atau sains ilmiah. Aplikasi model pembelajaran sains berbasis kearifan lokal yaitu dengan melakukan observasi terhadap suatu kebudayaan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya direkonstruksi konsep-konsep sainsnya yang pada akhirnya mampu menumbuhkan nilai karakter konservasi peserta didik.Kata kunci: kearifan lokal, rekonstruksi sains asli (Indigenous Science), karakter konservasi 
PENGEMBANGAN KEBUN WISATA PENDIDIKAN (KWP) UNNES MELALUI BIOEDUENTERPREUNERSHIP Rahayuningsih, Margareta; Abdullah, Muh; Arifin, Samsul; N, Vitradesi
Indonesian Journal of Conservation Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v5i1.11768

Abstract

Educational garden of Semarang State University has an area of about two hectares and developed since 2001. Initial management focuses on developing Jelajah Alam Sekitar (JAS) (exploring environment around). The potential of Unnes basically can be used as inventory for the campus environment, and therefore could be used as branding of Conservation University through creative and innovative products with the concept of empowerment. The purpose of this activity is the development and sustainability of the program in Educational Gardens of Unnes through Biodeduenterpreneurship. IbIKK Development of Educational Gardens of Unnes as Conservation University branding through the Bioeduenterpreunership has formed a business unit under the name "Omah Keboen Unnes", draw up a business plan , develop tour packages, education and training, and has been able to improve the infrastructure and services by adding completeness of equipment and facility improvements. With the promotion that is conducted recently, a business unit Omah Keboen Unnes in 2014 has been able to attract consumers with details of 15 people follow the package “Ketan” (Paket Tulang Daung [Package of Bone Leaf]), 100 people follow package JAS to know the biodiversity in KWP, 200 students attend the package outbound and also 60 training plant nursery. Kebun Wisata Pendidikan Unnes (Universitas Negeri Semarang) memiliki luas sekitar dua hektar dan dikembangkan sejak tahun 2001. Awal pengelolaan lebih fokus untuk mengembangkan pendidikan jelajah alam sekitar (JAS). Potensi yang dimiliki Unnes tersebut pada dasarnya dapat dijadikan sebagai inventaris bagi lingkungan kampus dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai branding Universitas Konservasi melalui produk kreatif dan inovatif dengan konsep pemberdayaan. Tujuan kegiatan ini adalah pengembangan dan keberlanjutan program di Kebun Wisata Pendidikan Unnes melalui Biodeduenterpreneurship. IbIKK Pengembangan Kebun Wisata Pendidikan Unnes sebagai Branding Universitas Konservasi melalui program Bioeduenterpreunership telah membentuk unit usaha dengan nama “Omah Keboen Unnes”, menyusun business plan yang terperinci, mengembangkan paket-paket wisata, pendidikan dan pelatihan, serta telah dapat meningkatkan prasarana dan layanan dengan menambah kelengkapan peralatan dan pembenahan fasilitas. Dengan promosi yang belum lama dilakukan, unit usaha Omah Keboen Unnes pada tahun 2014 telah mampu menarik konsumen dengan rincian 15 orang mengikuti paket Ketan (Paket Tulang Daun), 100 orang mengikuti paket JAS untuk mengenal keanekaragaman hayati di KWP, 200 siswa mengikuti paket outbond dan juga 60 orang mengikuti pelatihan pembibitan tanaman. 
KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI TUTUR DAN SERAT: SUMBER REKONSTRUKSI KARAKTER RELIGIUS BANGSA Mulkhan, Abdul Munir
Indonesian Journal of Conservation Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v2i1.2697

Abstract

This paper analyzes local knowledge as a source for the reconstruction of the religious character of the younger generation. These are due every culture and traditions have a mechanism to deliver the messages of its local knowledge. One medium that is able to convey the message of local wisdom oral tradition and serat. Local culture and tradition are medium to reconstruct awareness about what people believed in god. Much more local knowledge can be developed for educational materials in the form of the value of local wisdom that can be searched. Some idioms describe local wisdom are ojo dumeh, malati, ora ilok, besok ono jaman naliko pasar ilang kumandange, sepur biso mabur. However at this time there are problems, the values ​​of ethics (manners) and predictive technologies that regardless of educational practice and moral education or technology education. Therefore, the integration of local knowledge needs to be done through education, formal, non-formal, and informal. Thus, local knowledge transmission medium capable of developing into a culture that is able to meet the challenges of the times in accordance with human nature as religious beings. Keywords: local wisdom, oral culture, serat, character. Tulisan ini bertujuan menganalisis kearifan lokal sebagai sumber rekontruksi karakter religius bagi generasi muda. Ini disebabakn tiap kebudayaan dan tradisi memiliki mekanisme untuk menyampaikan pesan-pesan kearifan lokal yang dimilikinya. Salah satu media yang mampu menyampaikan pesan kearifan lokal adalah dalam tradisi tutur dan serat.  Budaya dan tradisi lokal amat kaya merekonstruksi kesadaran tentang apa yang diyakini masyarakat sebagai Tuhan atau disebut Tuhan. Banyak lagi kearifan lokal yang bisa dikembangkan bagi materi pendidikan nilai berupa hikmah lokal yang bisa dicari. Beberapa kata hikmah lokal seperti; ojo dumeh, malati, ora ilok, besok ono jaman naliko pasar ilang kumandange, sepur biso mabur. Namun saat ini terjadi masalah, nilai-nilai etik (sopan-santun) dan prediksi teknologi itu terlepas dari praktik pendidikan dan pendidikan moral atau pendidikan teknologi. Oleh karena itu, integrasi kearifan lokal perlu dilakukan melalui pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal. Dengan demikian, kearifan lokal mampu berkembang menjadi media transmisi budaya yang mampu menjawab tantangan zaman sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk religius.  Kata kunci: kearifan lokal, tutur, serat, karakter  
MENGAWAL LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DI KAWASAN SEKARAN UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK -, Suhadi
Indonesian Journal of Conservation Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v1i1.2068

Abstract

The other side that needs attention as the development of Semarang State University (SSU) advancing very fast these past four years is the waste management, especially for hazardous and toxic waste . In Sekaran area, there are some hazardous and toxic waste sources. These sources come from activities inside and outside campus. Those coming from inside campus are from practicum inside the laboratory, and some other business services inside campus. Those coming from outside campus created by modern household activities and various growing and developing business services around Sekaran area such as laundry, copy center, photography, printing, automotive workshop, etc. These hazardous and toxic waste shall be supervised appropriately for its potential in contaminating the environment. It is urgent to do thesocialization for types of hazardous and toxic waste to the society, service providers and laboratory managers. It is also needed to carry out a field research to outline the waste  sources around Sekaran area comprehensively. This is fundamental for one of conservation aspects that belong to SSU’s vision is physical conservation. The University needs to make sure that physical environment is preserved and therefore various cases of environmental contamination and destruction shall be minimalized. Sisi lain yang perlu mendapat perhatian seiring dengan  perkembangan Universitas Negeri Semarang yang sangat pesat dalam 4 tahun terakhir ini adalah pengelolaan limbah, terutama limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Di kawasan Sekaran terdapat beberapa sumber limbah B3. Sumber limbah ini berasal dari aktivitas dalam kampus dan luar kampus. Sumber limbah dari dalam kampus berasal dari aktivitas praktikum di laboratorium dan berbagai usaha jasa di dalam kampus. Sumber limbah di luar kampus berasal dari aktivitas rumah tangga yang semakin “modern”, dan berbagai usaha dan jasa yang tumbuh berkembang di kawasan Sekaran mulai dari pencucian pakaian, foto kopi, fotografi, percetakan, bengkel motor dan mobil. Limbah B3 ini perlu dikawal secara tepat, karena berpotensi merusak lingkungan.Sosialisasi tentang ragam limbah bahan berbahaya dan  beracun kepada masyarakat, penyedia jasa dan pengelola laboratorium perlu dilakukan. Penting juga dilakukan  penelitian lapangan untuk memetakan sumber limbah di Kawasan Sekaran secara komprehnsif. Hal ini penting sebab salah satu aspek konservasi yang menjadi visi unnes adalah konservasi fisik. Lingkungan fisik harus terjamin kelestariannya, dan karena itu berbagai pencemaran dan perusakan lingkungan harus diminimalisir.
PERUBAHAN BENTUK RUMAH TINGGAL VERNAKULAR DI TEPIAN SUNGAI DI KAMPUNG PAHANDUT, KOTA PALANGKA RAYA Torang, Ririsintari; Murtini, Titien Woro; Setyowati, Erni
Indonesian Journal of Conservation Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v5i1.11759

Abstract

Settlements in Kampung Pahandut were along the lines of Kahayan river, but nowadays there are a lot of changes as the development grows. Changes occur not only on the macro settlements, but also on the micro part in the settlements, as in the “panggung” houses and the “lanting” houses. The dwelling house in Kampung Pahandut can be classified into the type of vernacular because it is a developed form of folk architecture and it is based on the natural conditions and local culture. The phenomenon that occurs in Kampung Pahandut, the change of the residence’s shape, is analyzed by the qualitative descriptive method to find out the most influential factor. The analysis is done by analyzing the changes in particular houses which are different with any other houses. By intangible views, the analysis is done by analyzing the organization of space, the orientation of the house, and the hierarchy of the exterior and interior space. Meanwhile, the tangible views reflect the analysis on the structure, material, and ornaments used in the houses. As the result, the researcher found that changes occur in the function space which is optimized, the increase in space, the use of new materials and also the orientation of the house. These changes occur are not only triggered by the economic capacity of the current owners, but also because of a change of the people’s mindset, technology, environment, and so on.Permukiman di Kampung Pahandut dulunya berada di sepanjang garis sungai Kahayan, namun seiring perkembangan kota terjadi banyak perubahan. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada permukiman makro saja, melainkan juga terhadap bagian mikro dalam permukiman tersebut yakni pada rumah tinggal baik rumah panggung dan rumah lanting. Bentuk rumah tinggal yang ada di Kampung Pahandut dapat dikatakan termasuk jenis vernakular karena merupakan bentuk yang berkembang dari arsitektur rakyat dan dilandaskan pada kondisi alam dan budaya setempat. Fenomena yang terjadi di Kampung Pahandut yakni terjadinya perubahan pada bentuk rumah tinggal kemudian diteliti dengan metode kualitatif deskriptif dan dikuatkan dengan hasil dari analisa factor untuk menemukan  yang paling berpengaruh. Analisis dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada sampel data rumah yang dipilih karena memiliki perbedaan dari rumah yang lainnya.  Secara intangible dilihat pada organisasi ruang, orientasi rumah, hirarki ruang luar dan ruang dalam. Sedangkan secara tangible dilihat pada struktur, material, dan ornament yang digunakan pada rumah-rumah tersebut. Hasilnya peneliti menemukan bahwa perubahan terjadi pada fungsi ruang yang dioptimalkan, penambahan ruang, penggunaan material baru, dan juga perubahan orientasi rumah. Perubahan yang terjadi ini tidak hanya dipicu oleh kemampuan ekonomi pemilik saat ini, tetapi juga karena perubahan pola pikir, teknologi, lingkungan, dan sebagainya.  

Page 7 of 32 | Total Record : 319