cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN" : 7 Documents clear
PENGARUH PERIODE DAN RUANG SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BAMBANG LANANG Hengki Siahaan; Shabiliani Mareti; Nanang Herdiana; Teten Rahman S.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.606 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.13-20

Abstract

Bambang lanang (Madhuca aspera H.J. Lam.) merupakan salah satu jenis potensial di Kabupaten Labat, Sumatera Selatan, tetapi hingga saat ini, informasi  silvikultur tentang jenis ini masih sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan mengatasi  penurunan viabilitas benih bambang lanang. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh periode dan ruang simpan terhadap perkecambahan benih bambang lanang. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor perlakuan terdiri atas lima taraf periode simpan yaitu 0, 1, 2, 3 dan 4 minggu serta dua taraf ruang simpan yaitu ruang AC dan ruang suhu kamar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas benih bambang lanang mengalami penurunan yang nyata selama penyimpanan. Penyimpanan benih selama 4 minggu menurunkan daya berkecambah sebesar 42,5  % dan kecepatan berkecambah sebesar 2,77 hari. Penyimpanan benih diruang AC meningkatkan daya berkecambah sebesar 25 % dibanding penyimpanan pada ruang suhu kamar, Daya berkecambah  menurun drastis jika benih disimpan di ruang suhu kamar yaitu sebesar 64 %, sedangkan penyimpanan di ruang AC hanya terjadi penurunan sebesar 21 %.
POTENSI Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. SEBAGAI JAMUR ANTAGONIS TERHADAP Cylindrocladium sp. PENYEBAB PENYAKIT LODOH PADA PERSEMAIAN SECARA IN-VITRO Rezeka Amalia; Elis Nina Herliyana; Illa Anggraeni
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3585.84 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.63-75

Abstract

Salah satu penyakit yang umum menyerang tanaman di persemaian adalah penyakit lodoh (damping off) yang disebabkan oleh jamur    patogen Cylindrocladium sp. Pengendalian biologi dengan menggunakan jamur antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium  sp. merupakan altematif yang diharapkan dapat mengurangi resiko pencemaran dengan meminimalkan gangguan terhadap keseimbangan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi jamur antagonis Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. dalam pengendalian hayati terhadap patogen Cylindroc/adium sp. penyebab penyakit  lodoh pada persemaian tanaman hutan secara in-vitro.Pengujian dilakukan di dalam cawan petri dengan metode biakan ganda (Dual Culture) menggunakan media PDA (agar kentang). Rancangan yang digunakan adalah Split Plot dengan lima perlakuan yaitu perlakuan A untuk satu koloni jamur patogenik Cylindrocladium sp. dengan satu koloni jamur antagonis Trichoderma sp (CT 1:1), B untuk satu koloni jamur patogenik Cylindrocladium sp. dengan dua koloni jamur antagonis Trichoderma sp. (CT 1:2), C untuk satu koloni jamur patogenik Cylindrocladium sp. dengan satu koloni jamur antagonis Gliocladiumsp. (CG 1 :1 ), D untuk satu koloni jamur patogenik Cylindrocladium sp. dengan dua koloni jamur antagonis Giocladium sp. (CG 1:2) dan E untuk Cylindrocladium sp. (kontrol), setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Parameter yang diukur   adalah pertumbuhan diameter koloni Cylindrocladium  sp. dan persentase penghambatan jamur antagonis terhadap Cylindrocladium sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  persentase  penghambatan jamur antagonis Trichoderma  sp. terhadap patogen Cylindrocladium sp.  pada perlakuan A (CT 1 : 1) dan perlakuan B (CT 1:2) hari ke-6 masing-masing  sebesar   24,2% dan  22,4%, sedangkan persentase penghambatan pada jamur antagonis Gliocladium  sp. terhadap patogen Cylindrocladium sp. pada perlakuan  C (CG 1:1) dan perlakuan D (CG  1:2)  hari  ke-6  masing-masing  sebesar  19,3%  dan 15,2%. Penghambatan ini disebabkan oleh adanya aktivitas  antibiosis dan lisis serta persaingan  tumbuh dari Trichoderma sp. dan Gliocladium  sp. terhadap Cylindrocladium  sp. 
PERTUMBUHAN SEMAI GAHARU (Aquilaria malaccensis) SETELAH APLIKASI PAKLOBUTRAZOL SELAMA PENYIMPANAN Dida Syamsuwida; Aam Aminah; Ateng R Hidayat
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4121.703 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.21-31

Abstract

Gaharu  (A. malaccensis)  merupakan salah satu dari 6 jenis penghasil gaharu berkualitas tinggi dan dikenal memiliki karakteristik   benih rekalsitran sehingga sulit disimpan untuk jangka waktu lama dengan metode konvensional. Dengan demikian perlu metode  penyimpanan yaitu menyimpannya dalam bentuk semai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi beberapa bahan penghambat pertumbuhan, kondisi tempat simpan dan media simpan terhadap pertumbuhan semai gaharu selama penyimpanan: Bahan penghambat pertumbuhan yang digunakan adalah paklobutrazol, NaCl dan akuades sebagai kontrol. Kondisi tempat simpan terdiri dari rumah tumbuh, naungan berat dan naungan ringan. Sedangkan media simpan semai terdiri dari campuran tanah pasir (1: 1) dan pasir saja. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan paklobutrazol berpengaruh nyata terhadap penekanan pertumbuhan tinggi semai gaharu. Sementara kombinasi perlakuan bahan penghambat paklobutrazol 250 ppm, media pasir dan tempat simpan rumah tumbuh secara efektif berhasil menekan pertumbuhan semai gaharu selama penyimpanan dengan persentase hidup yang tinggi.
PENENTUAN KRITERIA KECAMBAH NORMAL YANG BERKORELASI DENGAN VIGOR BIBIT TUSAM (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) Nurhaysbi Nurhaysbi; Dede J. Sudrajat; Pipit S. Aisyah
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2265.745 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.1-11

Abstract

Perbanyakan tanaman secara generatif memegang peranan penting dalam penanaman. Keberhasilan pengadaan bibit untuk penanaman  sangat bergantung pada proses perkecambahan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria kecambah normal Pinus merkusii  yang diperlukan untuk menentukan daya berkecambah yang berkorelasi dengan daya tumbuh dan vigor bibit di persemaian. Penelitian ini terdiri dari tiga percobaan, meliputi : (1) pengujian perkecambahan di laboratorium untuk memperoleh kriteria kecambah normal yang akan digunakan, (2) pengujian perkecambahan beberapa lot benih menggunakan kriteria kecambah normal yang diperoleh pada percobaan 1, dan (3) pengujian benih  di persemaian yaitu uji korelasi dengan hasil pengujian di laboratoriurn menggunakan  kriteria kecambah normal yang terpilih. Pengamatan di laboratorium dilakukan terhadap beberapa parameter, yaitu struktur kecambah (panjang  hipokotil, epikotil dan radikula), persentase   kecambah normal, diameter batang bibit, tinggi bibit, jumlah daun, rasio pucuk akar, panjang akar dan tunas, jumlah kotiledon, daya tumbuh di persemaian, dan bobot basah dan bobot kering bibit yang dilakukan  pada akhir penelitian. Rancangan acak lengkap digunakan untuk menentukan kriteria kecambah normal dalam menghitung  daya berkecambah. Rancangan ini mengunakan faktor sumber benih dan perlakuan pendahuluan yang terdiri 6 kelompok benih yaitu (1) benih dari kebun benih tanpa perlakuan (kontrol), (2) benih dari kebun benih dengan pengusangan 30 jam, (3) benih dari kebun benih dengan pengusangan 60 jam, (4) benih dari tegakan benih tanpa perlakuan (kontrol), (5) benih dari tegakan benih pengusangan 30 jam, dan(6) benih dari tegakan benih pengusangan 60 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria kecambah normal A (kulit benih terbuka dan radikula muncul berwarna merah kecoklatan)  merupakan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan daya berkecambah benih Pinus merkusii di laboratorium. Daya berkecambah yang ditentukan oleh kriteria kecambah normal A tersebut berkorelasi dengan beberapa tolok ukur vigor bibit (tinggi bibit, jumlah  daun, panjang akar, serta rasio pucuk dan akar) di persemaian.
PENGARUH RUANG, MEDIA DAPERIODE SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KEMENYAN (Styrax benzoin Dryand) Eliya Suita
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (859.4 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.45-52

Abstract

Benih kemenyan mempunyai kadar air awal yang tinggi yaitu rata-rata sekitar 45%, menunjukkan bahwa jenis ini termasuk jenis rekalsitran yang tidak tahan terhadap pengeringan dan tidak dapat disimpan pada suhu rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ruang simpan, media simpan dan periode simpan yang terbaik berdasarkan nilai daya berkecambah benih kemenyan. Rancangan percobaan yang dipergunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial, dengan 3 faktor meliputi ruang simpan (ruang kamar, ruang AC), media  simpan (kontrol, arang, serbuk sabut kelapa) dan periode simpan ( 0 minggu, 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu). Setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan masing-masing sebanyak 50 butir benih. Hasil penelitian menunjukkan viabilitas benih kemenyan dapat dipertahankan dengan menyimpan benihnya dengan media simpan arang atau tanpa media (kontrol) dalam ruang kamar  selama 6 minggu dengan daya berkecambah yang dicapai masing-masing sebesar 90,67 % dan 86,67 % pada kadar air 40, 18 % dan 22,87 %. Benih kemenyan sebelum ditabur sebaiknya disimpan dulu di ruang kamar untuk menghilangkan dormansi embrio dan mengembangkan embrio benihnya agar siap berkecambah.
REGENERASI TANAMAN Shorea pinanga Scheff. MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK Yelnititis Yelnititis
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4302.413 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.33-44

Abstract

Meranti  (Shorea pinanga  Scheff.) merupakan  salah satu anggota suku Dipterocarpaceae yang berperan penting sebagai penghasil kayu. Perbanyakan tanaman secara generatif mempunyai kendala karena mempunyai  masa berbuah sekali dalam 5 tahun dan termasuk buah rekalsitran. Penelitian perbanyakan tanaman melalui  embriogenesis  somatik telah dilakukan untuk mendapatkan embrio  somatik secara massal. Embrio dari buah yang masih muda digunakan sebagai eksplan. Media yang digunakan adalah media dasar Murashige dan Skoog (MS) yang diperkaya dengan 30 gr/l sukrosa, vitamin grup B  dan 8 gr/I  agar Penelitian dilakukan dalam 3 tahap yaitu  tahap  induksi  kalus embriogenik, tahap induksi embrio somatik dan tahap perkecambahan embrio somatik. Pada tahap induksi kalus dan induksi kalus embriogenik  diberikan perlakuan 2,4-D (2,0 mg/l -  5,0 mg/l) atau dicamba (0,5  mg/I -  2,0  mg/I). Pada tahap induksi embrio somatik  100 mg/I kaius embriogenik dikuiturkan pada  perlakuan kinetin (0,5  mg/ l- 1,5  mg/I)  atau  BA (0, 1 mg/I   -  0,5  mg/I) atau thidiazuron  (0, 1 mg/l  - 0,3  mg/I).   Pada tahap perkecambahan  embrio somatik diberikan perlakuan GA3  (0,1 mg/I -  0,5 mg/l) pada media MS dan Y2 MS. Pengamatan dilakukan terhadap  waktu induksi kalus, jumlah  kalus embriogenik yang  diperoleh, tekstur dan wama  kalus hasil inisiasi dan kalus embriogenik, jumlah  embrio somatik, jumlah embrio somatik yang berkecambah  membentuk plantlet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 2,4-D 5,0 mg/I merupakan perlakuan terbaik untuk inisiasi kalus dan induksi kalus embriogenik dengan rata-rata Jama waktu  inisiasi  10,1 hari, jumlah  kalus embriogenik  yang terbentuk adalah 95,5 %. Perlakuan kinetin 1,5 mg/I  merupakan perlakuan terbaik untuk induksi embrio somatik dengan jumlah rata-rata  110 embrio  somatik  fase kotiledon dan 271 embrio fase globular. Perlakuan terbaik untuk perkecambahan embrio somatik adalah medium  Yi  MS  + GA3  0,1   mg/I yang menghasilkan  5 plant/et  dari  10 embrio yang ditanam.
TEKNIK PENANAMAN EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DI DAERAH AGAK KERING Hendromono Hendromono
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.34 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2008.5.1.53-61

Abstract

Pohon eboni sebagai penghasil  kayu mewah merupakan jenis yang hanya tumbuh alami di Sulawesi. Harga kayu eboni yang mahal mengakibatkan pohonnya dieksploitasi secara berlebihan dihabitat alarnnya. Untuk mencegah eboni dari kepunahan diperlukan konservasi eboni secara in-situ dan ex-situ. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui teknik penanaman eboni di daerah tropik yang beriklim agak kering. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap berkelompok dalam percobaan faktorial 2 x 3. Perlakuan  berupa kedalaman penanaman (Ao= penanaman pada pangkal batang; A1 = penanaman  lebih dalam daripada pangkal batang) dan pupuk organik (Bo=  tanpa pupuk, B1 = diberi 2 liter pupuk kandang kambing per lubang; B2  = diberi 2 liter pupuk hijau per lubang). Tiap kombinasi  perlakuan terdiri dari 25 bibit dan diulang enam kali.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit eboni di daerah yang beriklim agak kering lebih baik ditanam lebih dalam dari pada pangkal batang.  Pemberian pupuk hijau 2 liter per lubang tanam dapat lebih mempercepat pertumbuhan tinggi tanaman eboni di lapang hingga 1 7% dari pada tanpa pupuk. Pemberian pupuk kandang kambing yang belum masak cenderung menghambat  pertumbuhan tanaman muda eboni di lapang.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue