cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN" : 12 Documents clear
MODEL DUGAAN VOLUME DAN RIAP TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.F) DI NUSA PENIDA, KLUNGKUNG BALI Susila, I Wayan Widhana
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.534 KB)

Abstract

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN BUAH KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PULP Abdulah, Lutfy; Mindawati, Nina; Kosasih, A. Syaffari
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.537 KB)

Abstract

ABSTRACTThe growth of oil palm plantation area for Crude Palm Oil (CPO) has been increasing. In Indonesia, oil palm plantation is more than 5 million ha with 14 million of CPO production. However, there are still unutilized wastes like Empty Fruit Bunch (EFB) which can be processed for some other products. EFB can be processed for pulp, craft, plastics and particle board. With Clorin Bleaching Free Technology, EFB can be  processed for paper with 75 - 80% brightness. Wastes of EFB is related to plantation age. Average of EFB biomass is 10.27 ton ha-1 and can give income for about USD 28 per ha. The enhancement of economic value can control forested area conversion to palm oil plantation.ABSTRAKPertumbuhan perkebunan kelapa sawit untuk produksi minyak semakin meningkat. Lebih dari 5 juta hektar kebun kelapa sawit yang ada di Indonesia dengan produksi minyak sawit mencapai 14 juta ton. Potensi kebun tersebut menyimpan limbah tandan buah kosong (EFB) yang sangat tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif menghasilkan pulp, kerajinan, plastik dan dengan teknologi Chlorin Bleaching Free pada EFB dapat dihasilkan kertas dengan tingkat keputihan mencapai 75 - 80%. Limbah EFB memiliki kaitan yang erat dengan umur. Biomassa EFB mencapai 10,27 ton/ha dan bila dimanfaatkan untuk produksi pulp dapat menghasilkan 28 USD/Ha. Pening- katan nilai ekonomi dapat mengendalikan konversi lahan berhutan untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit.
APLIKASI CITRAALOS PALSAR UNTUK PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI HUTAN TANAMAN AKASIA Qirom, Muhammad Abdul; Saleh, Muhammad Buce; Kuncahyo, Budi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.274 KB)

Abstract

ABSTRACTEstimation of carbon stock has direct limitations related to the speed of obtaining results, area coverage and high cost. Remote sensing can be used to estimate carbon stocks with an adequate level of accuracy. The objectives of this study are 1) to obtain the potential carbon storage of A. mangium, 2) to estimate model of carbon stocks based on a radar image (backscatter value of Alos Palsar), and 3) to map potential carbon stock distribution of A. mangium at PT. Inhutani II, South Kalimantan. The method used was a direct inventory of carbon stocks by making 69 measuring plots (0.1 ha area of each plot) spread across several age. The field inventory results were used to formulate a relationship with the polarization values of the Alos Palsar. The results showed that the potential surface carbon deposit varied from 32.03 to 46.10 tons/ha with an average value of 39.06 tons/ha. The total potential carbon stock per ha ranged from 35.48 to 51.01 tons/ha with an average of 43.24 tons/ha. The best allometric relationship between carbon stock and the polarization values HH and HV of the Alos Palsar image was Carbon Deposit = 292 + 2.00 HH2 + 27.1 HV with the R2  = 40.9%. Potential carbon storage based on Alos Palsar image ranged between 40 - 80 tons/ha. The result of Alos Palsar predicton is accurate so the technology can be used for measuring or monitoring of carbon stocks in plantation forest.ABSTRAKPendugaan persediaan karbon secara langsung mempunyai keterbatasan terkait dengan kecepatan memperoleh hasil, cakupan luasan yang terbatas dan biaya yang mahal. Penginderaan jarak jauh dapat dimanfaatkan untuk menduga persediaan karbon dengan akurasi yang cukup memadai. Tujuan penelitian ini yakni: 1) mendapatkan potensi simpanan karbon jenis A. mangium, 2) mendapatkan model penduga simpanan karbon berdasarkan citra Radar (nilai backscatter citra Alos Palsar), 3) mendapatkan peta sebaran potensi simpanan karbon jenis A. mangium di PT. Inhutani II, Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan dengan melakukan inventarisasi persediaan karbon secara langsung yakni pembuatan plot pengukuran sebanyak 69 plot dengan luas masing-masing plot seluas 0,1 Ha tersebar pada beberapa umur. Hasil inventarisasi tersebut digunakan untuk membentuk hubungan dengan nilai polarisasi dari citra Alos Palsar. Hasil penelitian menunjukkan potensi simpanan karbon permukaan sebesar 32,03 - 46,10 ton/ha dengan rata-rata 39,06 ton/ha. Potensi simpanan karbon total per Ha berkisar antara 35,48 -51,01 ton/ha dengan rata-rata 43,24 ton/ha. Model alometrik terbaik hubungan antara simpanan karbon dan nilai polarisasi HH dan HV dari citra Alos Palsar adalah Simpanan karbon = 292 + 2,00 HH2 + 27,1 HV dengan koefisien determinasi sebesar 40,9%. Potensi sebaran simpanan karbon total terbesar berdasarkan aplikasi citra Alos Palsar yakni berkisar antara 40 - 80 ton/Ha. Penggunaan Alos Palsar untuk menduga simpanan karbon menghasilkan dugaan yang cukup akurat sehingga teknologi ini dapat digunakan untuk mengukur atau monitoring persediaan karbon pada tegakan hutan tanaman.
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG KUNYIT ( Curcuma domestica Val ), LENGKUAS ( Languas galanga L.) Stunz, dan KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP Pythium sp. SECARA IN-VITRO Darmawan, Ujang W; Anggraeni, Illa
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.491 KB)

Abstract

ABSTRAKPythium sp. sebagai salah satu penyebab penyakit dumping off telah banyak menimbulkan kerusakan. Upayapemanfaatan bahan kunyit (Curcuma domestica ), lengkuas ( Languas galanga) dan kencur (Kaempferia galanga )dilakukan sebagai alternatif pengendalian penyakit tersebut yang bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui pengaruh ekstrak dari rimpang ketiga jenis tanaman tersebut terhadap Pythium sp. Metode yangdigunakan adalah peracunan media tumbuh PDA dengan menggunakan ekstrak dari rebusan rimpang danmenganalisa respon pertumbuhannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga ekstrak tersebut mampumengendalikan pertumbuhan Pythium sp. pada konsentrasi 20%, 30%, 40% dan 50%. Hasil terbaik ditunjukkanoleh perlakuan lengkuas 50% yang mampu mengendalikan pertumbuhan hingga 64 % pada hari pertama danmenurun menjadi 60%pada hari kedua dan 54%pada hari ketiga. 
PENYUSUNAN MODEL PENDUGA VOLUME POHON JENIS JELUTUNG RAWA (Dyera polyphylla (Miq) V. Steenis) Qirom, Muhammad Abdul; Supriyadi, Supriyadi
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.799 KB)

Abstract

ABSTRACTThe development of of Dyera polyphylla trees requires complete information on the estimated yield. The estimated yield or volume can be obtained by using an estimating equation for the tree volume.The objectives was to obtain of the best estimation models for the total and merchantable volumes of D. polyphylla trees. The volume estimation models were formulated using 96 selected tree samples representing the whole stand populations. Sample trees were measured using Spiegel Relascop Bitterlich (SRB). The estimator models tested consist of linear and non-linear models with a single variable (diameter) and double variables (diameter and height of the tree). The results of this study indicated that diameter as the single variable can be used to formulate an estimator model for both the total and merchantable volumes of trees. However, the addition of the height variable into the model is still needed. The estimation models of tree volumes with two variables (diameters and heights) were used to obtain a standard volume table. The determination coefficient rose less than 2% compared to the model with the diameter variable. The best model of tree volume estimators with either one or two variables has high coefficient (> 80%) of determination (R2). The best models of estimating total tree volume are 1) with the use of diameter as a single variable: Ln Volume 7.9444      2.1952 *  Ln Diameter    and 2) with the use of diameter and height as double variables: Volume =2.4081*10-4*(Diameter2.Height)0.80871. The best models to estimate the volume of merchantable trees are 1) with the use of diameter variable: Ln Volume = 8.2598+(2.2843)*(Ln(Diameter)), and 2) with the use of diameter and height as the variables: Ln Volume = 9.0589+(1.8958)*(Ln)Diameter))+(0.7347) *(Ln(Height))ABSTRAKPengembangan jenis Jelutung Rawa membutuhkan informasi yang lengkap terkait perkiraan hasil yang akan diperoleh. Perkiraan hasil dapat diperoleh dengan menduga volume tegakan menggunakan persamaan penduga volume pohon. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model-model penduga volume terbaik jenis Jelutung Rawa untuk volume pohon total dan volume kayu yang dapat diperdagangkan. Penyusunan model penduga volume ini menggunakan 96 sampel pohon terpilih yang mewakili kondisi tegakan secara keseluruhan. Pohon sampel tersebut diukur dengan menggunakan Spiegel Relaskop Bitterlich (SRB) sehingga sampel pohon tidak ditebang. Model- model penduga pohon yang diujicobakan terdiri dari model linear dan non-linear dengan peubah tunggal (diameter) dan ganda (diameter dan tinggi pohon). Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan diameter sebagai peubah tunggal dapat digunakan menyusun model penduga volume pohon baik volume total maupun volume kayu yang dapat diperdagangkan. Namun demikian, penambahan variabel tinggi kedalam model tetap diperlukan. Model penduga volume pohon dengan dua variabel diameter dan tinggi digunakan untuk menyusun tabel volume standar. Koefisien determinasi naik < 2% dari model dengan peubah diameter. Model terbaik penduga volume baik satu atau dua peubah mempunyai R2   yang tinggi (> 80%). Model terbaik untuk menduga volume pohon total yakni 1) menggunakan peubah tunggal (diameter): Ln Volume = –7,9444 + (2,1952) * (Ln (Diameter)); dan 2) menggunakan peubah ganda (diameter dan tinggi): volume = 2,4081 * 10-4  * (Diameter2.Tinggi)0,80871. Model terbaik untuk menduga volume pohon merchantable yakni 1) menggunakan peubah diameter: Ln Volume = – 8,2598 + (2,2843) * (Ln (Diameter)); 2) menggunakan peubah diameter dan tinggi:Ln Volume = – 9,0589 + (1,89958) * (Ln (Diameter)) + (0,7347) * (Ln(tinggi)).
KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PEMBENTUKAN BINTILAKAR PADA CEMARA UDANG Atmanto, Winastuti Dwi; Sumardi, Sumardi; Kabirun, Siti
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTNitrogen fixation not only occurs in the symbiosis between legumes and Rhizobium bacteria, but also between non- legume plants and other type of microorganisms, for example symbiosis between Casuarina equisetifolia and Frankia. The morphological characteristics of C. equisefolia is not widely known yet, especially its nodule formation and its capacity to fix nitrogen. This research was aimed to 1) investigate the characteristics of Frankia root nodules of C. equsetifolia at pot and field experiment, 2) acquire the Frankia isolates which are fastest formed on C. equsetifolia. Observation of  the rate of root nodules formation carried out in pots with zeolite planting medium. Isolates used as treatments were derived from the selection of the different morphological characteristics of isolates from some coastal areas, namely: Madura (M1, M3, M4, M5, M6, M7, M8, M10, M11), Tepus (T1, T2, T3, T4), Samas (S1) and without inoculation (Kt) as control. Each of isolate was inoculated into 4 seedlings. The formation, development and amount of root nodules were observed every 2 weeks. The results found similar forms of  root nodules in the pot and field experiment. The outer part of root nodules performed soft colour but getting darker and harder inside the nodules. Root nodulation was observed at all isolates 4 weeks after inoculation, with mean number of nodules is 2.55 (34.86%). This study concluded that the isolates of M5 and M6 are best to use as a source of inoculum for the production of C. equisetifolia seedlings, because of its ability to form root nodule concurrently within 2 weeks.ABSTRAKMekanisme penambatan nitrogen tidak hanya terjadi pada simbiosis antara jenis Legum dengan Rhizobium, tetapi juga antara jenis non-legum dengan jenis mikroorganisma yang lain. Contohnya adalah antara jenis cemara udang dengan Frankia. Karakter morfologi jenis ini belum banyak diketahui terutama pada kemampuan pembentukan bintil akar dan kapasitasnya dalam menambat nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui tentang karakteristik bintil akar jenis cemara udang pada percobaan pot dan lapangan, 2) mendapatkan isolat Frankia dari bintil akar yang paling cepat membentuk bintil akar pada tanaman cemara udang. Pengamatan terhadap kecepatan pembentukan bintil akar dilakukan di dalam pot dengan media tanam zeolit. Isolat yang digunakan sebagai perlakuan diperoleh dari seleksi terhadap karakteristik morfologi isolat yang berbeda dari tanaman asal Madura (M1, M3, M4, M5, M6, M7, M8, M10, M11), Tepus (T1, T2, T3, T4), Samas (S1) dan tanpa inokulasi (Kt). Masing- masing isolat diinokulasikan pada 4 (empat) semai cemara udang. Pengamatan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali, diamati perkembangan, pembentukan dan jumlah bintil akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan ragam bentuk bintil akar cemara udang dalam percobaan pot dan lapangan. Bagian permukaan bintil akar dalam pertumbuhannya selalu berwarna lebih muda, makin ke arah dalam semakin gelap dan keras. Semua isolat yang diuji pada semai cemara udang mampu membentuk bintil akar setelah 4 (empat) minggu diinokulasi dengan rata-rata jumlah bintil akar yang terbentuk 2,55 buah (34,86%). Isolat M5 dan M6 paling baik digunakan sebagai sumber inokulum untuk pembuatan semai cemara udang, karena dalam waktu 2 (dua) minggu semua bibit serempak membentuk bintil akar.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PEMBENTUKAN BINTILAKAR PADA CEMARA UDANG Winastuti Dwi Atmanto; Sumardi Sumardi; Dja'far Shiddieq; Siti Kabirun
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.3.155-163

Abstract

Mekanisme penambatan nitrogen tidak hanya terjadi pada simbiosis antara jenis Legum dengan Rhizobium, tetapi juga antara jenis non legum dengan jenis mikroorganisma yang lain. Contohnya adalah antara jenis cemara udang dengan Frankia. Karakter morfologi jenis ini belum banyak diketahui terutama pada kemampuan pembentukan bintil akar dan kapasitasnya dalam menambat nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui tentang karakteristik bintil akar jenis cemara udang pada percobaan pot dan lapangan, 2) mendapatkan isolat Frankia dari bintil akar yang paling cepat membentuk bintil akar pada tanaman cemara udang. Pengamatan terhadap kecepatan pembentukan bintil akar dilakukan di dalam pot dengan media tanam zeolit. Isolat yang digunakan sebagai perlakuan diperoleh dari seleksi terhadap karakteristik morfologi isolat yang berbeda dari tanaman asal Madura (M1, M3, M4, M5, M6, M7, M8, M10, M11), Tepus (T1, T2, T3, T4), Samas (S1) dan tanpa inokulasi (Kt). Masing- masing isolat diinokulasikan pada 4 (empat) semai cemara udang. Pengamatan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali, diamati perkembangan, pembentukan dan jumlah bintil akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan ragam bentuk bintil akar cemara udang dalam percobaan pot dan lapangan. Bagian permukaan bintil akar dalam pertumbuhannya selalu berwarna lebih muda, makin ke arah dalam semakin gelap dan keras. Semua isolat yang diuji pada semai cemara udang mampu membentuk bintil akar setelah 4 (empat) minggu diinokulasi dengan rata-rata jumlah bintil akar yang terbentuk 2,55 buah (34,86%). Isolat M5 dan M6 paling baik digunakan sebagai sumber inokulum untuk pembuatan semai cemara udang, karena dalam waktu 2 (dua) minggu semua bibit serempak membentuk bintil akar.
MODEL DUGAAN VOLUME DAN RIAP TEGAKAN JATI (Tectona grandis L.F) DI NUSA PENIDA, KLUNGKUNG BALI I Wayan Widhana Susila
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.534 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.3.165-178

Abstract

Hutan rakyat jati (Tectona grandis L.f) sudah banyak dikembangkan di Kecamatan Nusa Penida, umumnya ditanam pada lahan-lahan kosong dengan kondisi tanah relatif kritis. Akan tetapi, Informasi kuantitatif seperti data riap dan potensi tegakan jati masih relatif kurang. Penelitian bertujuan memperoleh model dugaan volume dan informasi riap tegakan jati. Penelitian dilakukan secara purposive sampling di enam desa pada bulan Mei hingga Juni 2009, dengan melakukan survey potensi jati yang berdiameter batang (dbh) ≥ 10 cm. Parameter yang diukur pada setiap pohon adalah diameter dbh (D), tinggi pohon (T), tahun tanam, kerapatan tegakan, dan lain-lain. Berdasarkan hasil survey, dipilih 117 pohon sebagai pohon contoh dengan melakukan pengukuran batang perseksi setiap panjang 1 m untuk memperoleh volume pohon jati aktual. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1) model penduga volume pada tinggi pohon diameter 10 cm adalah v = 0,00006 D2,660 dan v = 0,00012 D1,967 T0,673, pada tinggi pohon bebas cabang adalah v = 0,000245 D2,109  dan v = 0,00011 D2,017 T0,631 , dan pada tinggi pohon pangkal tajuk adalah v = 0,00025 D2,084 dan v = 0,00011 D2,014 T0,663 ; 2) angka bentuk batang jati rata-rata (f) adalah adalah 0,72 ; dan 3) riap tegakan jati adalah riap diameter sampai 2,25 cm/tahun dan riap tinggi pohon sampai 1,97 m/tahun. 
APLIKASI CITRA ALOS PALSAR UNTUK PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI HUTAN TANAMAN AKASIA Muhammad Abdul Qirom; Muhammad Buce Saleh; Budi Kuncahyo
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.274 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.3.121-134

Abstract

Pendugaan persediaan karbon secara langsung mempunyai keterbatasan terkait dengan kecepatan memperoleh hasil, cakupan luasan yang terbatas dan biaya yang mahal. Penginderaan jarak jauh dapat dimanfaatkan untuk menduga persediaan karbon dengan akurasi yang cukup memadai. Tujuan penelitian ini yakni: 1) mendapatkan potensi simpanan karbon jenis A. mangium, 2) mendapatkan model penduga simpanan karbon berdasarkan citra Radar (nilai backscatter citra Alos Palsar), 3) mendapatkan peta sebaran potensi simpanan karbon jenis A. mangium di PT. Inhutani II, Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan dengan melakukan inventarisasi persediaan karbon secara langsung yakni pembuatan plot pengukuran sebanyak 69 plot dengan luas masing-masing plot seluas 0,1 Ha tersebar pada beberapa umur. Hasil inventarisasi tersebut digunakan untuk membentuk hubungan dengan nilai polarisasi dari citra Alos Palsar. Hasil penelitian menunjukkan potensi simpanan karbon permukaan sebesar 32,03 - 46,10 ton/ha dengan rata-rata 39,06 ton/ha. Potensi simpanan karbon total per Ha berkisar antara 35,48 -51,01 ton/ha dengan rata-rata 43,24 ton/ha. Model alometrik terbaik hubungan antara simpanan karbon dan nilai polarisasi HH dan HV dari citra Alos Palsar adalah Simpanan karbon = 292 + 2,00 HH2 + 27,1 HV dengan koefisien determinasi sebesar 40,9%. Potensi sebaran simpanan karbon total terbesar berdasarkan aplikasi citra Alos Palsar yakni berkisar antara 40 - 80 ton/Ha. Penggunaan Alos Palsar untuk menduga simpanan karbon menghasilkan dugaan yang cukup akurat sehingga teknologi ini dapat digunakan untuk mengukur atau monitoring persediaan karbon pada tegakan hutan tanaman.
POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN BUAH KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PULP Lutfy Abdulah; Nina Mindawati; A. Syaffari Kosasih
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.537 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2012.9.3.179-186

Abstract

Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit untuk produksi minyak semakin meningkat. Lebih dari 5 juta hektar kebun kelapa sawit yang ada di Indonesia dengan produksi minyak sawit mencapai 14 juta ton. Potensi kebun tersebut menyimpan limbah tandan buah kosong (EFB) yang sangat tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif menghasilkan pulp, kerajinan, plastik dan dengan teknologi Chlorin Bleaching Free pada EFB dapat dihasilkan kertas dengan tingkat keputihan mencapai 75 - 80%. Limbah EFB memiliki kaitan yang erat dengan umur. Biomassa EFB mencapai 10,27 ton/ha dan bila dimanfaatkan untuk produksi pulp dapat menghasilkan 28 USD/Ha. Peningkatan nilai ekonomi dapat mengendalikan konversi lahan berhutan untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 1 (2023): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 2 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 16, No 1 (2019): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 2 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 15, No 1 (2018): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 14, No 1 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 2 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 13, No 1 (2016): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 2 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 2 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 11, No 1 (2014): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2014): JPHT Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 3 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 2 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 10, No 1 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 3 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 2 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 9, No 1 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 5 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 2 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 5 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 4 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 2 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 4 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 2 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 6, No 1 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 3 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 2 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 5, No 1 (2008): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 2 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 4, No 1 (2007): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 3 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 2 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 3, No 1 (2006): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 3 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 2 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 2, No 1 (2005): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN Vol 1, No 1 (2004): JPHT More Issue