cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal AgroBiogen
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 19071094     EISSN : 25491547     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal AgroBiogen memuat artikel primer dan sekunder hasil penelitian bioteknologi dan sumberdaya genetik tanaman, serangga, dan mikroba pertanian. Jurnal ini diterbitkan tiga kali setahun pada bulan April, Agustus dan Oktober oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2017): Juni" : 9 Documents clear
Pemuliaan Kentang Produk Rekayasa Genetik Tahan terhadap Penyakit Busuk Daun (Phytophthora infestans) dan Aman Pangan di Indonesia A. Dinar Ambarwati; Tri J. Santoso; Edy Listanto; Toto Hadiarto; Eny I. Riyanti; Kusmana Kusmana; Bambang Sugiharto; Netty Ermawati; Sukardiman Sukardiman
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p67-74

Abstract

Pemanfaatan tanaman kentang produk rekayasa genetik (PRG) dalam pemuliaan tanaman melalui persilangan dengan Atlantic dan Granola telah menghasilkan enam galur PRG hasil silangan yang terseleksi. Sebelum komersialisasi, kentang PRG harus dikaji keamanan pangan dan lingkungannya. Penulisan bertujuan memberikan informasi mengenai tanaman kentang PRG di Indonesia yang tahan terhadap penyakit busuk daun Phytophthora infestans dan telah dinyatakan aman untuk di-konsumsi oleh manusia. Analisis stabilitas menunjukkan bahwa gen RB stabil terintegrasi selama empat generasi klonal ber-urutan dalam genom tanaman kentang PRG dengan satu sisipan gen. Hasil studi komposisi dan nutrisi, glikoalkaloid total, dan anti nutrisi pada kentang PRG Katahdin SP951 dan galur-galur silangannya bersifat sepadan dengan Katahdin non-PRG. Studi toksisitas menunjukkan bahwa pemberian pakan suspensi umbi kentang dan suspensi tepung kentang Katahdin SP951 dan galur-galur silangan tidak berdampak terhadap mortalitas, bobot badan, dan tanda-tanda klinis pada mencit. Protein RB tidak memiliki homologi yang tinggi dengan protein toksin sehingga tidak bersifat toksik. Studi alergenisitas dengan Simulated Gastric Fluid dan Simulated Intestinal Fluid menunjukkan bahwa protein umbi kentang Katahdin SP951 dan galur-galur silangan terdegradasi kurang dari 5 menit inkubasi setelah perlakuan enzim pepsin atau tripsin. Protein RB tidak mempunyai sekuen asam amino yang homolog dengan protein alergen, sehingga tidak berpotensi menimbulkan alergi. Kentang Katahdin SP951 telah dinyatakan aman untuk dikonsumsi melalui Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2016. Tanaman kentang PRG tahan P. infestans yang dapat mengurangi 50% aplikasi fungisida, dan telah mendapat sertifikat aman pangan dan aman lingkungan diharapkan dapat menjadi pilihan untuk dimanfaatkan petani.
Optimasi Regenerasi Padi Indica melalui Jalur Organogenesis Rossa Yunita; Nurul Khumaida; Didy Sopandie; Ika Mariska
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p35-42

Abstract

Regenerasi tanaman merupakan tahapan penting yang perlu dikuasai sebelum diaplikasikan untuk perakitan varietas unggul secara kultur in vitro. Penelitian bertujuan mengoptimasi teknik regenerasi in vitro beberapa varietas padi indica melalui jalur organogenesis. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang disusun secara faktorial. Materi yang dicobakan, yaitu Ciherang, Inpari 13, Inpara 3, Pokkali, dan IR29. Perlakuan yang diberikan untuk induksi kalus organogenik adalah 2,4-D (0, 1, 3, 5, 7 mg/l) + kasein hidrolisat 3 g/l, untuk regenerasi kalus membentuk tunas adventif adalah BA (0, 1, 5 mg/l) + zeatin (0, 0,1, 0,3 mg/l) + prolin 100 mg/l, untuk multiplikasi tunas adalah MS + thidiazuron/TDZ (0, 0,1, 0,3 mg/l) dan untuk perakar-an adalah IBA (0, 1, 2, 3 mg/l). Hasil penelitian menunjukkan media terbaik untuk induksi kalus untuk padi varietas Ciherang, Inpari 13, dan Pokkali adalah MS + 2,4-D 3 mg/l, sedangkan untuk varietas Inpari 3 dan IR 29 adalah MS + 2,4-D 5 mg/l. Media terbaik untuk regenerasi tunas untuk varietas Ciherang adalah BA 5 mg/l + zeatin 0,1 mg/l + prolin 100 mg/l, untuk Inpari 13 adalah MS + BA 3 mg/l + zeatin 0,3 mg/l + prolin 100 mg/l, untuk Inpara 3 adalah BA 5 mg/l + zeatin 0,3 mg/l + prolin 100 mg/l dan untuk Pokkali dan IR29 adalah MS + BA 3 mg/l + zeatin 0,1 mg/l. Media terbaik untuk multiplikasi tunas adalah MS + TDZ 0,3 mg/l dan untuk induksi perakaran adalah MS + IBA 2 mg/l. Setiap tahapan kegiatan pembentukan planlet membutuhkan formulasi media yang berbeda.
Front Matter JA Vol 13 No 1 Agrobiogen, Jurnal
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p%p

Abstract

Isolasi dan Identifikasi Entomopatogen Hirsutella citriformis (Speare) dan Potensi Miselianya sebagai Sumber Inokulum untuk Pengendalian Wereng Cokelat (Nilaparvata lugens Stål.) Wawan, Wawan; Santoso, Teguh; Anwar, Ruly; Priyatno, Tri P.
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p43-52

Abstract

Hirsutella citriformis merupakan salah satu jamur entomopatogen potensial untuk wereng batang cokelat (WBC), tetapi belum banyak dimanfaatkan karena konidianya sulit diperbanyak sehingga perlu dicari propagul alternatif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi isolat H. citriformis yang menginfeksi WBC dan menguji efektivitas miselianya sebagai alternatif inokulum konidia dalam pengendalian biologis WBC. Identifikasi Hirsutella dilakukan berdasarkan karakter morfologis dan molekuler dan berdasarkan sekuen internal transcribed spacer (ITS). Konidia dan miselia pada berbagai konsentrasi diaplikasikan pada nimfa WBC instar 2–3 dengan cara penyemprotan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakter morfologis, isolat jamur entomopatogen asal Bogor yang menyerang WBC di lapangan adalah H. citriformis. Salah satu isolat (Bgr 0716) telah diidentifikasi berdasarkan sekuen ITS dan terkonfirmasi sebagai H. citriformis. Aplikasi miselia isolat Bgr 0716 efektif mengendalikan WBC dengan nilai lethal time 50% (LT50) selama 13,3 hari, tidak jauh berbeda dari nilai LT50 konidia yang terjadi dalam waktu 12,8 hari. Nilai lethal concentration 50% (LC50) miselia sekitar 2,303 g/l, sedangkan nilai LC50 untuk aplikasi konidia adalah sebesar 2,5 × 105 konidia/ml. Dengan nilai LT50 dan LC50 yang relatif rendah tersebut, miselia layak untuk di-aplikasikan dalam skala luas karena produksinya lebih mudah dan cepat dibanding dengan produksi konidia. Oleh karena itu, miselia H. citriformis dapat menjadi propagul aktif sebagai alternatif konidia untuk pengembangan biopestisida efektif terhadap WBC.
Keragaman Genetik Rizobakteri Penghasil Asam Indol Asetat Berdasarkan 16S rRNA dan Amplified Ribosomal DNA Restriction Analysis Puji Lestari; Dwi N. Susilowati; I Made Samudra; Tri P. Priyatno; Kristianto Nugroho; Whyranti Nurarfa; Inda Setyawati; Yadi Suryadi
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p25-34

Abstract

Asam indol asetat (AIA) dapat dihasilkan oleh bakteri rizosfer/rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman (PPT). Keragaman genetik isolat bakteri PPT indigenous Indonesia perlu diinvestigasi untuk mencari sumber potensial agen PPT dengan informasi kekerabatan intra dan interspesies yang jelas. Karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui keragaman genetik rizobakteri penghasil AIA indigenous Indonesia dengan gen 16S rRNA, dilengkapi dengan ARDRA. Koleksi isolat bakteri BB Biogen diidentifikasi kandungan AIA-nya, morfologi secara makroskopis dan sekuensing pada sekuen 16S rRNA dan ARDRA. Total empat belas isolat rizobakteri memiliki kandungan AIA dalam kisaran 5,24-37,69 µg/ml dan tertinggi pada SM1. Karakteristik morfologi koloni rizobakteri mendukung variasi strain bakteri penghasil AIA. Delapan isolat terpilih diidentifikasi sebagai spesies Bacillus dengan homologi 96-99%. Lima isolat (SM1, JP4, KP3, MB2, dan CP3) diidentifikasikan sebagai B. subtilis, SC2 sebagai B. amyloliquefaciens, BL2 dekat dengan B. velezensis, dan JP3 memiliki homologi tinggi dengan Brevundimonas olei. Delapan isolat rizobakteri tersebut berkerabat dekat dengan strain bakteri referensi yang memiliki kesamaan spesies. Analisis ARDRA-RsaI menghasilkan lima filotipe dengan keunikan pola sidik jari. Isolat CP3, MB 2, dan KP 3 berada dalam satu filotipe. Kedekatan isolat dalam Bacillus sp. digambarkan oleh filotipe 5 (B. subtilis SM1 dan B. velezensis BL2) yang diduga jauh dari B. amyloliquefaciens SC2 (filotipe 4) dan JP 3 pada genus Brevundimonas (filotipe 3). Keragaman genetik isolat rizobakteri penghasil AIA terhitung rendah berdasarkan 16S-rRNA dan ARDRA-RsaI.
Front Matter JA Vol 13 No 1 Jurnal Agrobiogen
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p%p

Abstract

Keragaman Genotipik dan Fenotipik 48 Aksesi Kedelai Introduksi Asal Cina Rerenstradika T. Terryana; Kristianto Nugroho; Reflinur Reflinur; Karden Mulya; Nurwita Dewi; Puji Lestari
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p1-16

Abstract

Sebagai salah satu komoditas tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi dan jagung, kedelai memerlukan upaya peningkatan keragaman genetik dengan cara introduksi aksesi dari negara lain terutama Cina sebagai salah satu negara asal kedelai di dunia. Marka simple sequence repeat (SSR) dapat digunakan untuk analisis keragaman genetik antaraksesi kedelai introduksi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari keragaman genotipik dan fenotipik 48 aksesi kedelai introduksi asal Cina menggunakan 15 marka SSR. Analisis DNA dilakukan menggunakan PCR dan data hasil PCR menggunakan marka SSR dianalisis menggunakan perangkat lunak XLSTAT, NTSYS, dan PowerMarker. Data karakter morfologis diperoleh dari basis data Germplasm Resources Information Network (GRIN), United States Department of Agriculture (USDA) (www.ars-grin.gov). Data ini digunakan sebagai data keragaman fenotipik yang diperlukan untuk menunjang hasil karakterisasi molekuler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman karakter morfologis dan molekuler antaraksesi kedelai yang dipelajari. Berdasarkan hasil analisis komponen utama, karakter tinggi tanaman, bobot 100 biji, hasil biji, warna pusar biji, warna trikoma, warna bunga, dan warna polong berkontribusi besar terhadap keragaman total. Analisis molekuler menggunakan marka SSR menunjukkan bahwa terdapat variasi alel yang cukup tinggi (9–25 alel) di antara aksesi kedelai dengan rerata jumlah alel 15,6, sedangkan rerata nilai Polymorphism Information Content (PIC) sebesar 0,89 (0,84–0,94). Seluruh marka SSR memiliki nilai PIC>0,5 yang menunjukkan bahwa marka tersebut informatif untuk studi keragaman genetik kedelai dengan rerata nilai diversitas gen sebesar 0,90. Hasil analisis filogenetik dan analisis koordinat utama menunjukkan bahwa 48 aksesi tersebut mengelompok menjadi tiga dengan koefisien kemiripan 0,84. Pada penelitian ini dilakukan pula uji asosiasi antara marka SSR dan karakter morfologis. Asosiasi yang signifikan ditemukan pada tujuh lokus marka SSR. Persentase keragaman total yang dapat dijelaskan oleh marka SSR tersebut, yaitu 17,25–78,45%. Marka GMES2225 dan Sat_286 berasosiasi dengan warna kulit biji, sedangkan marka GmF35H berasosiasi dengan tinggi tanaman. Informasi keragaman genetik akan sangat bermanfaat sebagai langkah awal untuk kegiatan seleksi tetua persilangan dengan sifat yang diinginkan dalam membantu program pemuliaan kedelai di Indonesia.
Keragaman Genetik Dua Puluh Aksesi Plasma Nutfah Jatropha spp. Menggunakan Marka Simple Sequence Repeat Kristianto Nugroho; Rerenstradika T. Terryana; Reflinur Reflinur; Puji Lestari; Karden Mulya; I Made Tasma
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p17-24

Abstract

Jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan salah satu tanaman yang potensial sebagai penghasil energi alternatif bahan bakar fosil. Informasi mengenai keragaman genetik genus Jatropha spp. sangat penting untuk menentukan arah kegiatan pemuliaan ke depan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keragaman genetik 20 aksesi plasma nutfah Jatropha spp. asal Indonesia dan Thailand menggunakan 20 marka SSR. Sebanyak 129 alel berhasil dideteksi dengan rentang 4-9 alel per lokus dan rerata 6,5 alel. Nilai diversitas gen sebesar 0,53 hingga 0,86 dengan rerata 0,75, sedangkan nilai PIC sebesar 0,49 hingga 0,84 dengan rerata 0,71. Sebanyak 12 marka memiliki nilai PIC > 0,70 dan bersifat informatif untuk membedakan individu jarak. Rerata frekuensi alel utama yang diperoleh sebesar 37% dengan rentang 18–55%. Sebanyak 7 marka SSR mampu membedakan genotipe heterozigot dengan nilai heterozigositas sebesar 0,05 hingga 0,11 dengan rerata 0,03. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa 20 aksesi Jatropha spp. memisah menjadi dua klaster utama pada koefisien kesamaan 0,70. Klaster pertama terdiri atas 17 aksesi J. curcas, sedangkan klaster kedua terdiri atas 3 aksesi, yaitu J. podagrica, J. gossypifolia, dan J. multifida. Data keragaman genetik yang diperoleh pada penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar pemilihan tetua persilangan dalam rangka menghasilkan varietas unggul baru dengan karakter kadar minyak tinggi sesuai yang diharapkan.
Virulensi Wereng Batang Cokelat (Nilaparvata lugens Stål) dan Strategi Pengelolaannya Chaerani Chaerani
Jurnal AgroBiogen Vol 13, No 1 (2017): Juni
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jbio.v13n1.2017.p53-66

Abstract

Wereng batang cokelat (WBC) timbul menjadi hama utama padi di Asia sebagai dampak revolusi hijau. Ledakan populasi WBC didukung oleh perilaku WBC yang monofagus pada padi, keperidian tinggi, dan kemampuan migrasi jarak jauh. WBC bersifat labil dalam virulensi dan mampu beradaptasi pada varietas tahan. Penggunaan istilah ‘biotipe’ untuk pengelompokan virulensi WBC masih diperdebatkan karena adanya variasi virulensi dan genetik antarindividu dalam satu biotipe. Makalah tinjauan ini membahas aspek strategi hidup dan makan, biokimia, interaksi dengan endosimbion, dan genetik WBC untuk mengetahui basis adaptasi virulensi WBC sehingga dapat digunakan dalam perbaikan strategi pengelolaan hama ini. Pada level molekuler, virulensi ditandai dengan peningkatan profil ekspresi gen-gen yang berkaitan dengan detoksifikasi senyawa alelokemik tanaman; metabolisme lipid, karbohidrat, asam amino, dan nitrogen; jalur lintas penyinalan respons pertahanan, respons terhadap cekaman, dan respons kekebalan. Penelitian genomik mengungkap interaksi komplementer antara WBC dan mikroorganisme endosimbion, tetapi percobaan menggunakan WBC aposimbiotik menunjukkan bahwa kepadatan endosimbion tidak selalu berkorelasi positif dengan virulensi WBC. Bertolak belakang dengan hasil-hasil penelitian sebelum-nya, pemetaan genetik gen virulensi menggunakan tetua inbred menunjukkan bahwa virulensi WBC dikendalikan secara monogenik sehingga hubungan gene-for-gene antara WBC dengan tanaman padi berlaku. Strategi penanaman varietas tahan untuk mengantisipasi adaptasi virulensi WBC seiring dengan dinamika varietas padi yang ditanam di lapangan dibahas dalam makalah ini.

Page 1 of 1 | Total Record : 9