cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jpptp06@yahoo.com
Editorial Address
Jalan Tentara Pelajar No. 10 Bogor, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 1410959x     EISSN : 25280791     DOI : -
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (JPPTP) adalah media ilmiah penyebaran hasil penelitian/pengkajian inovasi pertanian untuk menunjang pembangunan pertanian wilayah.Jurnal ini memuat hasil penelitian/pengkajian primer inovasi pertanian, khususnya yang bernuansa spesifik lokasi. Jurnal diterbitkan secara periodik tiga kali dalam satu tahun.
Arjuna Subject : -
Articles 634 Documents
KAJIAN KETAHANAN VARIETAS KENTANG TERHADAP SERANGAN PENYAKIT Phytophthora infestans DI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA Winarto, Loso; Haloho, Lermansius
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Study of Potato Variety Assessment Resistence for Phytophthora infestans Disease in District Karo, North Sumatra. Potate is a main potential commodity in  North Sumatra where the poduction was marketed to fulfill local and regional needs. This research was done in Cinta Rakyat Village, Simpang Empat Subdistrict, Karo Regency, North Sumatra which was located at 1,250 m above the sea level.  In this research four vatrieties were used; Granola, Atlantik, Kikondo, Margahayu and 0981-1085 Strains which were arranged by random Block Design and each treatment repeated 5 times. The distance between these plants was 30 cm x 80 cm, the plot measurement was 3m x 4 m (50 plants). The distance between each treatment was 50 cm, the distance between each repetition was 100 cm. To protect this plant from diseases several materials were used; 20 t/ha manure, 200 kg/ha urea, 400 kg/ha SP- 36, 200 kg/ha ZA, 150 kg/ha KCl.  Where as pest control was adjusted with the local condition. The research results after 70 days of plantation showed that the lowest intensity of Phytophthora  infestans disease was found  in Strains 0981-1085 (64.45%) treatment, where as the highest intensity was found in Granola variety (79.75%). The highest production was found in Strains 0981-1085 (31.89 t/ha) treatment, whereas Granola variety only reach 12,95 t/ha.  The R/C value was Granola (1), Margahayu (1.6), Atlantik (1.8), Kikondo (2.2) and 0981-1085 (2.5).Tanaman kentang merupakan salah satu komoditas unggulan dan menjadi sentra di Sumatera Utara, produknya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan regional.  Kajian ini dilaksanakan di Desa Cinta Rakyat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, ketinggian 1250 m dpl.  Varietas kentang yang digunakan, yaitu: varietas Granola, Atlantik, Kikondo Margahayu dan Galur 0981-1085.  Menggunakan Rancangan Acak Kelompok, setiap perlakuan diulang 5 kali.  Jarak tanam kentang 30 cm x 80 cm, jarak antar perlakuan 50 cm.  Pupuk yang digunakan: pupuk kandang ayam 20 t/ha, Urea 200 kg/ha, SP-36 400 kg /ha, ZA 200 kg/ha, KCl 150 kg /ha.  Pengendalian hama disesuaikan dengan kebutuhan.  Hasil kajian menunjukkan bahwa tanaman pada umur 70 hari setelah tanam (hst), intensitas serangan Phytophthora infestans terendah terdapat pada perlakuan 0981-1085 (64,45%) sedangkan intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan Varietas Granola (79,53%).  Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan Galur 0981-1085 (31,89 t/ha), sedang Varietas Granola hanya mencapai 12,95 t/ha.  Hasil perhitungan antara penerimaan dan pengeluaran (R/C) memberikan nilai secara berturut-turut Granola (1), Margahayu (1,6), Atlantik (1,8), Kikondo (2,2) dan Galur 0981-1085 (2,5).  Dengan demikian, tanaman kentang Galur 0981-1085 dan Kikondo layak untuk ditanam.
ANALISIS RESPON PENAWARAN PETANI KENTANG DI KECAMATAN KAYU ARO KABUPATEN KERINCI ., Edison; ., Mukhlis
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Supply Response Analysis of Potato Farmers in the Kayu Aro Subdistrict, Kerinci Regency. In Otonomi Daerah (OTDA) era, Regional government efforts to look for regional potency in order to increaseRegional Income. Potato in Kerinci Regency has given a significant contribution in Kerinci’s PDRB. Supply response and input demand by potatoes’farmers in Kayu Aro District Kerinci Regency was estimated by using profit function. The objective of this study is to analyze supply response on potatoes’farmers. Research was conducted in Kayu Aro District Kerinci Regency from August to December 2007. About 65 potato farmers were collected by simple random sampling in three villages Kayu Aro District. The result showed that farmers do maximize their profit in short term and response to price changing efficiently. Potato’s supply elasticity with considering its price was closed to one (Sbi = 0,983)Pada masa Otonomi Daerah (OTDA), Pemerintah Daerah berupaya untuk mencari potensi daerah dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kentang di Kabupaten Kerinci telah memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan PDRB daerah Kerinci. Respon penawaran dan permintaan input oleh petani yang mengusahakan kentang di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci diestimasi menggunakan analisis fungsi keuntungan. Tujuan studi ini untuk menganalisis respon penawaran petani kentang. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2007. Sebanyak 65 petani kentang diambil secara acak di tiga desa Kecamatan Kayu Aro. Hasil memperlihatkan bahwa petani benar-benar memaksimumkan keuntungannya dalam jangka pendek dan respon terhadap perubahan harga secara efisien. Elastisitas penawaran kentang dengan mempertimbangkan harganya sendiri mendekati satu (Sbi = 0,983).
PENGUJIAN VARIETAS DAN DOSIS PUPUK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL RATUN-PADI DI SAWAH PASANG SURUT ., Susilawati; Purwoko, Bambang S
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Test of Rice Varieties and Fertilizer Dose for Increasing Yield of Rice Ratoon in Tidal Swamp Land. The main cause of low productivity of rice in the tidal swamp land is a high level of soil acidity and toxicity of pyrite. To improve the productivity of rice per season in tidal swamp land is to establish the ratoon. The experiment was conducted in type B tidal swamp land, Dadahup A-2 village, Kapuas District, Central Kalimantan. The objectives of this study were (a) to determine the effect of doses of fertilizers combined with water-logging after cutting, (b) to obtain technology information to enhance the ratoon yield, and (c) to produce recommendations of the farming system in tidal swamp land. The experiment was arranged in a split plot design with three replications. The main plots were five rice varieties, i.e. IR42, Batanghari, Ciherang, Intani-2, and Batang Samo, while subplots were two levels of doses fertilizers, i e. half doses of the main crops (N1 = 75 kg Urea, 50 kg SP-36 and 50 kg of KCl per hectare) and one quarter doses of the main crops (N2 = 37,5 kg of Urea, 25 kg SP-36 and 25 kg of KCl per ha). The results of the experiment indicated that application of fertilizers with a half dose of the main crops increased the grain per panicle, number of filled grain and yield, that was higher than a quarter doses of the main crops. Batang Samo variety was the most responsive to fertilization with higher doses, while Intani-2 variety was responsive to a lower dose of the fertilizer. Batanghari was superior variety with the highest yield of ratoon both a half doses fertilization and a quarter of the main crops. Based on the farming analysis, the ratooning system is very feasible in the tidal swamp lands because it can increasing productivity ± 2.4 – 2.7 t/ha. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas padi di lahan pasang surut adalah dengan memanfaatkan ratun. Penerapan budidaya padi dengan sistem ratun, dapat memberikan tambahan produksi 40-60% per musim tanam, hemat input, biaya, tenaga dan waktu. Suatu penelitian dilaksanakan di lahan pasang surut tipe B, Dadahup A-2, Kabupaten Kapuas, Kalimatan Tengah, mulai bulan Juni 2007 sampai Januari 2008. Penelitian bertujuan untuk : (a) mengetahui pengaruh dosis pupuk dan penggenangan air setelah panen tanaman utama, (b) mendapatkan informasi teknologi untuk meningkatkan potensi ratun, dan (c) menghasilkan rekomendasi usahatani dengan sistem ratun di lahan pasang surut. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama terdiri atas lima varietas padi, yaitu : IR42, Batanghari, Ciherang, Intani-2, dan Batang Samo. Anak petak terdiri atas dua takaran dosis pemupukan, yaitu : setengah dari dosis tanaman utama (N1 = 75 kg Urea, 50 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha) dan seperempat dari dosis tanaman utama (N2 = 37.5 kg Urea, 25 kg SP-36 dan 25 kg KCl per hektar). Ratun yang dipupuk dengan perlakuan N1 menghasilkan jumlah gabah per malai, jumlah gabah isi dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan N2. Varietas Batang Samo paling responsif tehadap pemupukan dengan dosis tinggi, sedangkan varietas Intani-2 paling responsif terhadap pemupukan dengan dosis rendah. Varietas Batanghari merupakan varietas terbaik yang mampu memberikan hasil ratun tertinggi, baik pada perlakuan N1 maupun N2. Usahatani dengan sistem ratun layak diusahakan di lahan pasang surut karena mampu memberikan tambahan poduksi  2,4 – 2,7 t/ha.
ANALISIS FINANSIAL DAN TITIK IMPAS USAHATANI PADI MELALUI PENDEKATAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI SULAWESI TENGGARA ., Rusdin; Mustaha, M. A; ., Hilman
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Financial Analysis and Breakeven Point of Rice Farming System Through Integrated Crop Management (ICM) Approach in South East Sulawesi. Rice intensification has been implemented since three decades ago. It had been able initially to improve the rice productivity, but since the last decade, rice productivity in some locations tend to slope and even downhill. One of the efforts to increase rice productivity is by using of integrated crop management (ICM), on participative approach that considers the physical environment, bio-physic, climate, and social economic condition of local farmers. The study was aimed to analysis and to determine the income and breakeven point of ICM application. The study was conducted on Mei – December 2007 in Wawo Oru village, Subdistrict Palangga, South Konawe Regency, South East Sulawesi Province at second time of planting. The result showed that ICM approach was able to increase productivity 80.30% and gave income Rp 2.47 million/second season/ha by R C ratio 1.79. The implication of the research was that ICM of rice was very potential to be developed by taking in to account the Intensifikasi padi yang dicanangkan sejak sekitar dasawarsa yang lalu, pada awalnya telah mampu meningkatkan produktivitas padi secara nyata, tetapi sejak satu dasawarsa terakhir, produktivitas padi di beberapa lokasi cenderung melandai bahkan ada yang menurun. Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan menerapkan budidaya padi pendekatan pengelolaan tananam terpadu (PTT). Pendekatan tersebut tersebut mempertimbangkan lingkungan fisik, biofisik, iklim, dan kondisi sosial ekonomi petani setempat dan bersifat partisipatif. Tujuan kajian ini adalah menganalisis dan mengetahui besarnya keuntungan usahatani dan titik impas dari penerapan PTT. Kajian dilakukan di lokasi wilayah agroekosistem sawah semi intensif yaitu Desa Wawouru, Kecamatan Palangga, Kab. Konawe Selatan pada MT II yaitu bulan Mei – Desember 2007. Hasil analisis menunjukan bahwa penerapan pendekatan PTT mampu meningkatkan produksitivitas sebesar 80,30% dan keuntungan bersih sebesar Rp. 2,47 juta/MT/ha dengan nilai R C ratio 1,79. Implikasinya, budidaya padi dengan pendekatan PTT dinilai layak untuk dikembangkan dengan memperhatikan kesesuaian agroekosistemnya.
DAMPAK PRIMA TANI TERHADAP PEMANFAATAN DAN PRODUKTIVITAS SUMBERDAYA LAHAN DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI Subagyono, Kasdi; Kariyasa, Ketut
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Impact of Prima Tani on Land Resources Utilization and Productivity and Farmer Household Income. In efforts to accelerate technology adoption and innovation at farmer level, Department of Agriculture through IAARD since 2005 has developed Prima Tani Program that spread over in 25 provinces and at 33 villages. In 2008, it covered 201 villages and 200 districts in all provinces of Indonesia. The aim of this study at assessing the impact of Prima Tani focused on land resources utilization and farmer household income. Study was conducted in West Java (Karawang and Garut districts), as one of province for Prima Tani development. The study results indicate that the Prima Tani had a positive impact on the utilization of land resources. This was evident in the increasing use of land resources for farming activities (13.72%) and cropping intensity index (50-100%). Furthermore, it was also able to significantly improve the land resources productivity (>40%) and enhance the role and contribution of agriculture to farmer household income (33% to 38%). Thus, Prima Tani Program has shown good performance and it it was be in line with governments program in reduction of poverty and unemployment problems in rural areas. Therefore,  the success of this program in the future will be determined by the support of various parties and related agencies in encouraging the acceleration of its adoption in broader areas. Dalam upaya mempercepat adopsi dan teknologi inovasi di tingkat petani, Departemen Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian sejak 2005 mengembangan Program Prima Tani yang tersebar di 25 provinsi dan 33 desa. Pada 2008, program ini telah tersebar di 201 desa dan 200 kabupaten di seluruh provinsi di Indonesia. Tujuan studi ini adalah mengkaji dampak Prima Tani yang difokuskan pada pemanfaatan sumberdaya lahan dan pendapatan rumah tangga petani. Kajian telah dilakukan di Jawa Barat (Kabupaten Karawang dan Garut), sebagai salah satu provinsi pengembangan Prima Tani. Hasil kajian menunjukkan bahwa Prima Tani mempunyai dampak positif terhadap pemanfaatan sumberdaya lahan. Hal ini dibuktikan semakin meningkatnya penggunaan sumberdaya lahan untuk kegiatan usahatani (13,72%) dan intensitas pertanaman (50-100%). Lebih lanjut, program ini juga secara nyata mampu memperbaiki produktivitas sumberdaya lahan (>40%) dan meningkatkan peranan serta kontribusi usaha pertanian terhadap pendapatan keluarga petani (33% menjadi 38%). Dengan demikian, program yang berawal dari desa ini telah menunjukkan kinerja secara baik dan sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. Oleh karena itu, kesuksesan program ini ke depan sangat ditentukan adanya dukungan berbagai pihak dan instansi terkait dalam mendorong percepatan adopsinya dalam skala yang lebih luas.
KAPITAL SOSIAL DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOMUNITAS BANJAR: SUATU ANALISIS KO-PRODUKSI TRIPARTIT PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT Mudiarta, Ketut Gede
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Social Capital and Income Increase of Banjar Farmers Community: A Co-Production Analysis of Three Parties of Government, Private and Public. This paper aims to explain the role of capital social and co-production of public, private and community in influencing of income. The study used mix methods , namely the use of quantitative methods as the main approach supported a qualitative approach. Research sites established on the location of the implementation of Prima Tani in Bali, exactly in Sanggalangit, Gerokgak-Buleleng District. The main findings of this study are: First, the regression results followed a path analysis conducted reveals that social capital is the dominant factor for increasing peoples income. Second, the institutional environment of regulations and formal policies, or new elements dynamically drive into the framework of economic action in regulating the actor or group of agribusiness, based on banjar. Linkage between environmental policies with the informal relationships that bind the actions of actors in pursuit of its interests is an institutional framework. In that framework, the role of government-private-local communities, play an important function for increased social capital, which leads to increase community income. The high social capitals role in increasing income must be supported in terms of policy interventions in funding strategy of development program that can stimulate the growth and development of social networks. Agribusiness policy, especially the implementation of technological innovations must be tranformative  for cultural change and social structure of society. On the other hand, the social space of development investment needs to be improved, because the investment in this relatively lagged behind investment in the economic field. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan peran kapital sosial dan ko-produksi pemerintah, swasta dan masyarakat dalam mempengaruhi pendapatan. Studi ini menerapkan metode mix, yakni menggunakan metoda kuantitatif sebagai pendekatan utama yang didukung pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ditetapkan pada lokasi implementasi Prima Tani yakni program percepatan akselerasi pemasyarakatan inovasi teknologi pertanian di Bali, tepatnya di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak-Buleleng. Temuan utama penelitian ini adalah: Pertama, hasil regresi dilanjutkan analisis jalur yang dilakukan menunjukkan bahwa kapital sosial merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Kedua, lingkungan institusional berupa peraturan dan kebijakan-kebijakan formal, ataupun unsur-unsur baru secara dinamis berjalan menjadi kerangka dalam mengatur tindakan ekonomi aktor atau kelompok pelaku agribisnis, berbasis banjar. Tindakan ekonomi aktor, berbasis pada relasi informal yang dilandasi aturan-aturan in-formal banjar dalam mewadahi aktivitas anggotanya. Pertalian dan pertautan antara lingkungan kebijakan (policy environment) dengan relasi informal yang mengikat tindakan aktor dalam mengejar kepentingan-kepentingannya merupakan sebuah kerangka, yakni kerangka institusional. Pada kerangka itu, peran pemerintah-swasta-komunitas lokal, memainkan fungsi penting bagi peningkatan penguasaan kapital sosial, yang bermuara pada peningkatan pendapatan komunitas agribisnis berbasis banjar. Tingginya peran kapital sosial dalam peningkatan pendapatan mesti didukung intervensi kebijakan dalam hal penganggaran program pembangunan yang dapat merangsang semakin tumbuh dan berkembangnya jaringan sosial. Kebijakan agribisnis terutama implementasi inovasi teknologi mesti bersifat tranformatif bagi perubahan budaya dan struktur sosial masyarakat. Pada sisi lain, investasi pembangunan ruang sosial perlu ditingkatkan, karena investasi bidang ini relatif tertinggal dibandingkan  investasi dalam bidang  ekonomi.
KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS MESIN PENYIANG (POWER WEEDER) PADI DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN ., Harnel; ., Buharman
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technical and Economic Study of Power Weeder Machine for Rice in Rainfed Field. Rice farming in rainfed field needed much labour, especially in terms of planting and weeding. Dependence of rainfall will cause labour for planting and weeding has become more limited because it must compete with other commodities. On the other hand, the increased availability of agricultural labour in rural areas is limited because it’s started to shift out of agriculture. Therefore, it’s needed a weeder machine to increase labour productivity and to benefit economically. Review of power weeder, held in Nagari Muaro Bodi, IV Nagari Sub district Sijunjung District which is location of Primatani of West Sumatra AIAT, whereas includes work capacity, slip percentage, efficiency, rotation’s speed, depth of equipment and tools of economic analysis. Power weeder cultivator obtained effective work capacity of 0.0377 ha/hour, theoretical work capacity of 0.0427 ha/hour, lost time during the weeding 15.72%, field efficiency of 88.37%, energy requirement of 0.223 HP, about 0.65% not weeded, and 0.37% of crop damage. Basic cost of weeding by power weeder amounted IDR 246,220,-/ha while the break event point is 10.1 ha/year. This cultivator can be developed in rainfed lowland, technically and economically.Dalam usahatani padi di lahan sawah tadah hujan cukup banyak membutuhkan tenaga kerja, terutama dalam hal penanaman dan penyiangan. Ketergantungan akan curah hujan menyebabkan tenaga kerja untuk tanam dan penyiangan padi semakin terbatas karena harus bersaing dengan komoditas lain. Di sisi lain, ketersedian tenaga kerja pertanian di pedesaan mulai terbatas karena bergeser ke luar sektor pertanian. Oleh karena itu, diperlukan alat penyiang padi sawah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan efisiensi biaya. Kajian teknis dan ekonomis dimaksudkan untuk menilai kinerja alat dan mesin tersebut dan kemampuan secara ekonomi untuk meperoleh keuntungan. Kajian dari mesin penyiang (power weeder), dilaksanakan di Nagari Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung yang merupakan lokasi Prima Tani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat, yang meliputi kapasitas kerja, persentase slip, efisiensi, kecepatan putaran, kedalaman alat dan analisis ekonomi alat. Kinerja dari mesin penyiang power weeder diperoleh kapasitas kerja efektif sebesar 0,0377 ha/jam, kapasitas kerja teoritis 0,0427 ha/jam, kehilangan waktu selama penyiangan 15,72%, efisiensi lapang 88,37%, tenaga yang dibutuhkan 0,223 HP, persentase gulma yang tidak tersiang 0,65% dan persentase kerusakan tanaman 0,37 %. Biaya pokok penyiangan dengan menggunakan mesin penyiang power weeder adalah sebesar Rp.246.220/ha. Sedangkan titik impas (break event point) untuk mesin penyiang power weeder adalah 10,1 ha/th. Secara teknis dan ekonomis mesin penyiang ini dapat dikembangkan pada lahan sawah tadah hujan.
KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH DI PINRANG SULAWESI SELATAN ., Arafah
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Study on Utilization of Organic Fertilizer in Paddy Rice Field Plant in Pinrang South Sulawesi. Study concerned in exploiting of organic fertilizer at rice crop to know organic fertilizer affectivity and efficiency at lowland rice in Marannu Village, Mattirobulu District, Pinrang South Sulawesi. Study started in May to September 2005 had executed at irrigation rice field farm property of farmer with treatment formation: (1) Manure, (2) Straw compost and (3) Treatment of farmer. The study showed that the highest grain yield was obtained at higher straw compost treatment of 800 kg/ha (11.11%) compared with the pattern of the farmers, and 640 kg/ha (8.69%) compared with manure treatment. Level of benefits obtained in the treatment of hay is higher IDR 580,600,- (7.42%) compared with the treatment of farmers and IDR 1,582,480,- (23.19%) compared with manure treatment.Telah dilakukan kajian tentang pemanfaatan kompos pupuk organik pada tanaman padi sawah dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pupuk organik pada tanaman padi sawah di Desa Marannu, Kecamatan Mattirobulu, Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dimulai pada bulan Mei sampai dengan September 2005. Kajian dilaksanakan pada lahan sawah irigasi milik petani dengan susunan perlakuan: (1) pupuk kandang, (2) kompos jerami, dan (3) pola petani. Hasil kajian menunjukkan bahwa hasil gabah tertinggi diperoleh pada perlakuan kompos jerami lebih tinggi 800 kg/ha (11,11%) dibanding dengan pola petani dan 640 kg/ha (8,69%) bila dibanding dengan perlakuan pupuk kandang. Tingkat keuntungan yang diperoleh pada perlakuan jerami lebih tinggi Rp.580.600 (7,42%) dibanding dengan perlakuan petani dan Rp.1.582.480 (23,19%) dibanding dengan perlakuan pupuk kandang.
PENGKAJIAN RAKITAN TEKNOLOGI USAHATANI MINAPADI-AZOLLA DENGAN PEMANFAATAN BIOMASS DI LAHAN SAWAH IRIGASI Setyorini, Dwi; Hardini, Dini; Arifin, Zaenal
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Assessments on Technology Package of Paddy-Cum-Fish-Azolla Culture Using Biomass in Irrigation Land: To maintain or increase agricultural production of environmentally friendly technologies needed in efforts to manage natural resources effectively and efficiently in terms of ecology and economics. The aim of this study is to obtain a farming package of mina rice farm-azolla appropriate in irrigated land. Assessment carried out in Mojosari, in April to October 2000. Randomized block design with 4 replications was used as the experimental design. The treatment consisted of a package of technology of mina rice: A = mina rice technology package, B =mina rice-azolla technology package and C = mina rice-azolla with row planting. The assessment indicated that, mina rice should use azolla to add fertilizer N and to get harvesting higher from the tile. While the growth of nila fish will be faster if done using row planting “Legowo System”. Analysis showed that production of rice and fish is higher due to mina rice-azolla with row planting, however, the highest return is on mina rice-azolla using tile cultivation system which R/C is 1.68.Untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi pertanian yang ramah lingkungan diperlukan teknologi dalam upaya pengelolaan sumberdaya alam secara efektif dari segi ekologi dan efisien dari segi ekonomi. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mendapatkan paket usahatani minapadi-azolla yang sesuai di lahan sawah irigasi. Pengkajian dilakukan di Mojosari, pada April sampai dengan Oktober 2000. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan penelitian terdiri dari paket teknologi minapadi: A=paket teknologi minapadi, B=paket teknologi minapadi-azolla, dan C=paket teknologi minapadi-azolla jajar legowo. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa usahatani minapadi di lokasi kajian sebaiknya menggunakan azolla untuk menambah pupuk N dan untuk mendapatkan hasil ubinan yang lebih tinggi. Sedangkan pertumbuhan ikan nila lebih cepat bila usahatani minapadi dilakukan dengan menggunakan sistem tanam jajar legowo. Analisis usahatani minapadi-azolla jajar legowo menghasilkan produksi padi dan ikan lebih tinggi, tetapi keuntungan tertinggi dihasilkan pada usahatani minapadi-azolla dengan sistem tanam tegel dengan R/C 1,68.
KAJIAN ADOPSI PENERAPAN TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK KASCING DI DAERAH SENTRA PRODUKSI SAYURAN KABUPATEN TABANAN ., Suharyanto; Kariada, I Ketut
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adoption Analysis on The Application of Organic Casting Fertilizer at Area of Vegetables Production Centre in Tabanan District. Adoption of organic casting fertilizer technology applied at upland vegetables centre in Baturiti District of Tabanan Bali has been evaluated. The aim was to reduce the intensive use of chemical fertilizers where research on integration of crops and livestock farming systems was implemented since 2002 until 2005. Data was collected by survey in March to June 2004 whereas 35 farmer cooperators were involved. Types of data collected were characteristics of farmers, farmers intends to adoption, technology application, and crops production. This research was purposed to gain information on the adoption of organic casting technology and the impact of research activities on vegetables production.The data was analyzed using descriptive analysis in the form of quatitative and qualitative data by scoring techniques. Research result showed that average knowledge of farmers on innovation of organic casting fertilizer was very high (86.64%), and farmers attitude to technology innovation was classified agree with percentage score of 82.44%. Productivity of vegetables increases compared to manure application. For the sustainability adoption of organic casting fertilizer, therefore required: (1) increasing the ownership of cattle, (2) continued guidance by extension workers since preparation, harvest until products marketing, (3) existing guaranty, stable and good price due to organic products, (4) the existing of awareness and participation of farmers or farmers group, and (5) supporting from local Government.Kajian adopsi penerapan teknologi pupuk organik kascing di daerah sentra produksi sayuran ini merupakan evaluasi dari kegiatan pengkajian sistem usahatani integrasi ternak sapi potong pada usahatani sayuran di lahan kering dataran tinggi beriklim basah Kabupaten Tabanan tahun 2001-2003.Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei pada bulan Maret-Juni 2004 terhadap 35 petani responden. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik petani, perilaku petani terhadap adopsi, penerapan teknologi, serta produktivitas tanaman. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh informasi: tingkat adopsi teknologi pupuk organik kascing dan dampak kegiatan pengkajian integrasi ternak sapi potong pada usahatani sayuran terhadap produktivitas sayuran. Data dianalisis secara deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif dengan teknik skoring. Hasil kajian menunjukan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan petani tentang inovasi pupuk organik kascing termasuk dalam kategori sangat tinggi 86,64%, sedangkan sikap petani terhadap inovasi teknologi pupuk organik kascing termasuk dalam kategori setuju, dengan persentase pencapaian skor 82,44%. Produktivitas beberapa komoditas sayuran juga meningkat dibandingkan dengan pupuk kandang biasa. Agar adopsi teknologi pupuk organik kascing dapat berlanjut, maka diperlukan : (1) meningkatkan jumlah kepemilikan ternak sapi, (2) bimbingan oleh petugas terus-menerus, sejak persiapan, panen hingga pemasaran hasil, (3) adanya jaminan harga yang layak dan stabil mengingat produk yang dihasilkan petani dilokasi pengkajian sudah mengarah pada produk pertanian organik, (4) kesadaran dan partisipasi petani sendiri, serta (5) dukungan pemerintah daerah.

Page 2 of 64 | Total Record : 634


Filter by Year

2003 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 3 (2021): Desember 2021 Vol 24, No 2 (2021): Juli 2021 Vol 24, No 1 (2021): Maret 2021 Vol 23, No 3 (2020): November 2020 Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020 Vol 23, No 1 (2020): Maret 2020 Vol 22, No 3 (2019): November 2019 Vol 22, No 2 (2019): Juli 2019 Vol 22, No 1 (2019): Maret 2019 Vol 21, No 3 (2018): November 2018 Vol 21, No 2 (2018): Juli 2018 Vol 21, No 1 (2018): Maret 2018 Vol 20, No 3 (2017): November 2017 Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017 Vol 20, No 1 (2017): Maret 2017 Vol 19, No 3 (2016): November 2016 Vol 19, No 2 (2016): Juli 2016 Vol 19, No 1 (2016): Maret 2016 Vol 18, No 3 (2015): November 2015 Vol 18, No 2 (2015): Juli 2015 Vol 18, No 1 (2015): Maret 2015 Vol 17, No 3 (2014): November 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 17, No 1 (2014): Maret 2014 Vol 16, No 3 (2013): November 2013 Vol 16, No 2 (2013): Juli 2013 Vol 16, No.1 (2013): Maret 2013 Vol 15, No 2 (2012): Juli 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 15, No 1 (2012): Maret 2012 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 3 (2011): November 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 2 (2011): Juli 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 14, No 1 (2011): Maret 2011 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 3 (2010): November 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 2 (2010): Juli 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 13, No 1 (2010): Maret 2010 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 3 (2009): November 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 2 (2009): Juli 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 12, No 1 (2009): Maret 2009 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 3 (2008): November 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 11, No 1 (2008): Maret 2008 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 3 (2007): November 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 10, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 3 (2005): November 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 2 (2005): Juli 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 8, No 1 (2005): Maret 2005 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 2 (2004): Juli 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 7, No 1 (2004): Januari 2004 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 2 (2003): Juli 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 Vol 6, No 1 (2003): Januari 2003 More Issue