Articles
32 Documents
Search results for
, issue
"Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016"
:
32 Documents
clear
URGENSI HAKIM MEMERIKSA BERITA ACARA PEMERIKSAAN TERSANGKA PADA PROSES PERSIDANGAN (Studi di Pengadilan Negeri Malang)
Rahmatullah Aryadi
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Rahmatullah Aryadi, Prof. Masruchin Ruba’i, SH., MS. , Paham Triyoso, SH., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email: Arik.Jhubek@gmail.com  Abstraksi Dalam skripsi ini penulis membahas tentang Urgensi Hakim Memeriksa Berita Acara Pemeriksaan Tersangka Pada Proses Persidangan. Hal ini dilatarbelakangi karena sebagai syarat administrasi dari sebuah perkara pidana memiliki fungsi yang tidak terbatas hanya pada tingkat penyidikan. Akan tetapi sampai ada tingkat persidangan masih dipergunakan kembali oleh hakim dalam beberapa tahap persidangan hingga menjadi pertimbangan dalam membuat putusan. Tujuan penelitian ini ditujukan bagi mahasiswa hukum sebagai refrensi dan rujukan dalam Hukum Acara Pidana. Skripsi ini menggunakan metode yuridis empiris dan pendekatan yuridis sosiologis. Dari pembahasan ini didapatkan jawaban, bahwa Hakim memeriksa Berita Acara Pemeriksaan tersangka pada tahap pertama persidangan karena Berita Acara Pemeriksaan Tersangka dan berkas perkara lain menjadi pedoman hakim untuk memulai persidangan terutama untuk memeriksa identitas Terdakwa. Selain itu, Hakim menggunakan Berita Acara Pemeriksaan Tersangka pada tahap pembuktian hingga pertimbangan dalam membuat putusan. Akibat hukum bagi hakim yang tidak berpedoman pada Berita Acara Pemeriksaan Tersangka pada tahap pertama adalah tidak dimulainya persidangan dan akibat hukum jika hakim tidak menggunakan Berita Acara Pemeriksaan Tersangka pada tahap pembuktian adalah putusan yang dibuat hakim akan kaku karena hanya berpedoman pada pembuktian.  Kata kunci : Berita Acara Pemeriksaan Tersangka, Proses Persidangan, Akibat Hukum.
TINJAUAN YURIDIS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA MELALUI PENERAPAN PASAL 4 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENCUCIAN UANG (Studi Putusan Nomor 320/PID.SUS/2013/PT.BDG)
Ferina Manjilatussyifa
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Ferina Manjilatussyifa, Bambang Sugiri, Bambang Sudjito Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email : ferinamanjilatussyifa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini membahas terkait tinjauan yuridis putusan hakim mengenai peranan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, khususnya Pasal 4 dalam menanggulangi tindak pidana narkotika. Seperti yang kita ketahui tindak pidana narkotika saat ini marak terjadi, dan bahkan telah dijadikan sebagai bisnis karena keuntungan yang didapat dari perdagangan narkotika ini bernilai fantastis. Hasil tindak pidana narkotika tersebut kemudian “dicuci†melalui berbagai tahapan. Ini dilakukan agar uang hasil tindak pidana narkotika sulit dilacak dan terdeteksi oleh otoritas atau penegak hukum, dan dapat digunakan seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah. Dalam Putusan Nomor 320/PID.SUS/2013/PT.BDG, seorang hakim memutus perkara banding yang mana putusannya menyebutkan bahwa seorang terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan menyakinkan telah melakukan tindak pidana pencucian uang dari tindak pidana asal (predicate crime) narkotika. Hakim memutus berdasarkan berbagai pertimbangan-pertimbangan baik yuridis maupun non-yuridis. Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana putusan hakim dan apa saja pertimbangan hakim dalam memutus perkara tindak pidana pencucian uang dengan tindak pidana asal (predicate crime) berupa tindak pidana narkotika, selain itu untuk mengetahui dan menganalisis keuntungan/kelebihan apa yang didapat ketika Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 digunakan dalam tindak pidana narkotika. Kata Kunci : tindak pidana pencucian uang, tindak pidana narkotika, pertimbangan hakim.
PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENAMBANG PASIR TANPA IZIN (ILLEGAL) DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN RESORT KOTA KEDIRI (STUDI DI KEPOLISIAN RESORT KOTA KEDIRI)
Elly Wahyuni
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Elly Wahyuni, Prof. Dr. I Nyoman Nurjaya, SH., MS. Dr. Bambang Sugiri, SH., MH.  Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email: ellywahyuni99@gmail.com  ABSTRAK Kegiatan pertambangan pasir illegal terus meningkat khususnya di wilayah Kota Kediri walaupun sudah ada sanksi terkait penambangan pasir illegal tersebut Pemerintah telah banyak melakukan upaya-upaya untuk mencegah adanya penambangan pasir illegal di Kota Kediri salah satunya dengan cara pemberian sanksi yaitu berupa pidana penjara bagi pemilik usaha pertambangan pasir illegal di Kota Kediri dan penyitaan alat-alat yang digunakan untuk menjalankan kegiatannya. Tetapi cara tersebut dirasa masih belum efektif untuk menertibkan para penambang pasir ilegal ini. Kenyataannya masih banyak ditemukan penambangan pasir illegal. Fokus penelitian ini adalah mengetahui proses penyidikan terkait dengan tindak pidana penambangan pasir illegal di wilayah hukum Kepolisian Resort Kota Kediri dan alasan terkait penggunaan Pasal 158, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara terkait dengan kasus penambangan pasir illegal di wilayah hukum Kepolisian Resort Kota Kediri. Penulisan karya tulis menggunakan metode yuridis empiris dengan pendekatan pendekatan yuridis-sosiologis. Data diperoleh dari hasil wawancara yang telah disusun secara sistematis untuk selanjutnya yang akan dianalisa secara kualitatif. Dengan begitu dapat diperoleh jawaban atau kejelasan atas permasalahan yang akan dibahas. Kata Kunci: Penyidikan, Pidana, Penambangan pasir.
KEKUATAN PEMBUKTIAN SURAT KETERANGAN DOKTER BERDASARKAN PASAL 187 KUHAP BAGI HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Di Pengadilan Negeri Kediri Kelas I-B)
Anggerita Adisty
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Anggerita Adisty, Dr. Ismail Navianto, SH., MH., Paham Triyoso, SH., M.Hum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email : Adistyanggerita@yahoo.com ABSTRAK Hakim dalam memutus perkara tindak pidana narkotika bagi pecandu narkotika wajib memperhatikan ketentuan dalam Pasal 54 dan Pasal 103 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang intinya mengatur mengenai rehabilitasi. Akan tetapi tidak semua pecandu narkotika yang melalui proses hukum diputus rehabilitasi oleh hakim meskipun terdapat alat bukti surat keterangan dokter yang menerangkan terdakwa mengalami sindrom ketergantungan. Sebelum berlakunya peraturan bersama tentang penanganan pecandu narkotika kedalam lembaga rehabilitasi hakim dalam memutus seorang pelaku yang merupakan pecandu mengambil pertimbangan dari surat keterangan dokter. Jenis-jenis alat bukti surat diatur dalam Pasal 187 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Prakteknya perkara tindak pidana narkotika yang telah diputus oleh hakim Pengadilan Negeri Kediri dengan nomor 121/Pid.Sus/2015/PN.Kdr dalam perkara tersebut terdakwa mengajukan beberapa alat bukti salah satunya alat bukti surat keterangan dokter yang menerangkan terdakwa postif pemakai sabu-sabu dan mengalami sindrom ketergantungan dokter tersebut mensarankan terdakwa agar direhabilitasi tetapi oleh Hakim Pengadilan Negeri Kediri dengan menggunakan dasar hukum Pasal 127 ayat (1) a Undang-Undang Republik Indonesia sebagaimana dakwaan ketiga Jaksa Penuntut Umum terdakwa diputus pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan. Kata Kunci: Hakim, Surat Keterangan Dokter, Tindak Pidana Narkotika
HAMBATAN PELAKSANAAN PEMBERIAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA HARIAN LEPAS (Studi di UD SWD Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri)
Istiqomah Khoirunisa
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Istiqomah Khoirunisa, Dr. Budi Santoso, SH.,LLM., Ratih Dheviana Puru H, SH.,LLM. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email : istiqomah.khoirunisa@yahoo.com Abstrak Penulisan karya tulis ini untuk menguraikan dan mendeskripsikan tentang hambatan pelaksanaan pemberian jaminan kecelakaan kerja pada pekerja harian lepas di UD SWD serta upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh pekerja dan pengusaha tersebut. Skripsi ini dilakukan dengan metode yuridis empiris dengan menggunakan metode pendekatan yurudis sosiologis. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa hambatan pelaksanaan pemberian jaminan kecelakaan kerja terdapat beberapa faktor, diantaranya faktor hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas, faktor masyarakat dan faktor kebudayaan. Kata Kunci : Hambatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Pekerja Harian Lepas
RATIO DECIDENDI HAKIM DALAM KASUS TINDAK PIDANA PERETASAN WEBSITE KEPRESIDENAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Muhammad Alfin
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Muhammad Alfin , Dr. Yuliati, SH. LLM Faizin Sulistio, SH., LLM. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email : m.alfinfhub2012@gmail.com  Abstraksi Dalam skripsi ini penulis membahas tentang dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan peretasan website Kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono. Pilihan tema ini dilatar belakangi oleh adanya kasus tindak pidana peretasan website Kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono yang dilakukan oleh Wildan Yani Ashari. Tersangka peretasan dikenakan pasal 30 ayat (1) Undang-Undang 11 tahun 2008. Terdakwa dinyatakan melanggar pasal 46 ayat 1 Jo. Pasal 30 ayat 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik .Sedangkan terdakwa Wildan Yani Ashari juga melakukan perubahan dan penambahan suatu Informasi Elektronik yang mana unsur tersebut terdapat di pasal 32 ayat (1) Undang-Undang no 11 tahun 2008 yang seharusnya dijatuhkan dengan pidana yang lebih berat.Tujuan penelitian ini ditujukan bagi mahasiswa hukum sebagai refrensi dan runjukan mengenai pertimbangan hakim dalam kasus peretasan website. Skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif dengan metode pendekatan kasus (Case Approach) dan pendekatan perundang-undangan (Statute Approach). Dari hasil penelitian, diperoleh jawaban atas permasalahan yang ada, bahwa putusan No.253/Pid B/2013/PN JR yang menyatakan terdakwa Wilda Yani Ashari terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 30 ayat (1) Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 kurang tepat. Perbuatan Wildan Yani Ashari tidak hanya masuk ke sistem jaringan komputer namun Wildan Yani Ashari juga merubah bentuk halaman website kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono. Merubah halaman berupa gambar Presiden, Istana, Bendera Merah Putih dan Garuda menjadi gambar atau bentuk  warna hitam yang bertulisan JemberHackerTeam dengan logo topeng dan terdapat tulisan Hacked by MJL007 dibagian tengah atas halaman. Tindakan Wildan Yani Ashari dinamakan site defacement atau perubahan halaman website yang dimana dapat dikenakan pasal 32 ayat (1) . sehingga putusan hakim yang menyatakan Wildan Yani Ashari dikenakan pasal 30 ayat (1) kurang tepat. Kata kunci : Ratio Decidendi , Hakim, Peretasan website
EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SANKSI ADMINISTRASI BAGI PENJUAL MINUMAN BERALKOHOL BERDASARKAN PASAL 22 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NO 5 TAHUN 2006
Deby Kurniawan
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Deby Kurniawan, Setiawan Nurdayasakti, Haru Permadi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email: deby777kurniawan@yahoo.com Abstrak Bagi orang atau perusahaan yang dalam menjalankan usahanya kedapatan menjual minuman beralkohol tanpa ijin, maka perijinan yang berkaitan dengan usahanya dapat dicabut dengan segala akibat hukumnya. Hal tersebut diatur dalam Pasal 22 Peraturan Daerah Kota Malang no 5 tahun 2006 terkait sanksi administrasi bagi penjual minuman beralkohol yang tidak memiliki ijin. Penelitian ini meninjau penerapan pasal tersebut untuk mengetahui bagaimana penerapan sanksi administrasi bagi penjual minuman beralkohol. Di dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penerapan Pasal 22 Peraturan Daerah Kota Malang no 5 tahun 2006 sampai saat ini tidak diterapkan. Berdasarkan hasil penelitian ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang selaku pihak yang berwenang memberi dan mencabut ijin minuman beralkohol selama ini tidak pernah ada orang atau perusahaan yang ijin usahanya dicabut. Melainkan semua pelaku pelanggaran penjualan minuman beralkohol dikenakan sanksi pidana berdasarkan Pasal 23 Peraturan Daerah Kota Malang No 5 tahun 2006. Kata Kunci: Minuman beralkohol, sanksi administrasi
PELAKSANAAN PEMBERIAN REMISI BERDASARKAN PASAL 34 PERATUTAN PEMERINTAH NOMOR 99 Tahun 2012 TENTANG SYARAT Dan TATA CARA PELAKSANAAN HAK WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Malang)
Ellen Ibtida’u Royan
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Ellen Ibtida’u Royan, Lutfi Effendi, Setiawan Nurdayasakti Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email: ellenollen@yahoo.com Abstrak Pembinaan  narapidana merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, professional, kesehatan jasmani dan rohani narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Dalam proses pembinaan dalam lembaga pemasyarakatan, narapidana memiliki hak-hak yang tetap dilindungi dalam sistem pemasyarakatan Indonesia. Dalam berbagai hak-hak yang dimiliki oleh narapidana, salah satunya adalah menurut pasal 34 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.Dalam pelaksanaan pembinaan, narapidana mendapatkan haknya yaitu remisi. Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan terdiri dari beberapa tahapan.Di dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris dan pendekatan yuridis sosiologis. Pelaksanaan pembinaan narapidana terdiri dari empat tahapan. Semua narapidana memiliki hak yang sama untuk memperoleh remisi kecuali dalam Pasal 34 huruf A Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan yang menjelaskan tentang perbedaan persyaratan memperoleh remisi. Kata kunci : pembinaan, pelaksanaan pembinaan narapidana, remisi, pelaksanaan pemberian remisi
ASESMEN TERPADU UNTUK MENENTUKAN TINDAKAN REHABILITASI SEBAGI ALTERNATIF PEMIDANAAN BAGI PECANDU DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi di Badan Narkotika Nasional Kota Kediri)
Destalia Kristiani
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Destalia Kristiani,Eny Harjati,S.H., M.Hum.,Faizin Sulistio, S.H., LLM. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email : destaliakristiani@gmail.com Abstrak Pada skripsi ini penulis mengangkat permasalahan mengenai asesmen terpadu untuk menentukan tindakan rehabilitasi sebagai alternatif pemidanaan bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang dilatarbelakangi dengan adanya pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika, harusnya mendapatkan perawatan yang intensif di lembaga rehabilitasi untuk memulihkan tingkat ketergantungannya pada narkotika, bukan malah dikenakan sanksi pidana berupa pidana penjara. Adapun hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwapelaksanaan asesmen untuk menentukan tindakan rehabilitasi adalah sama dengan hukum acara pidana biasa, akan tetapi memiliki perbedaanyaitu adanya hasil asesmen yang dikeluarkan tim asesmen terpadu menjadi bahan pertimbangan bagi hakim untuk memberikan putusan tindakan rehabilitasi, model rehabilitasi yang sudah diterapkan kepada pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika oleh BNN Kota Kediri adalah rawat inap dan rawat jalan. Â Kata Kunci: Asesmen, Narkotika, Rehabilitasi, Pecandu.
PELAKSANAAN PASAL 7 HURUF C PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA TERKAIT PENETAPAN LOKASI PEDAGANG KAKI LIMA
Deno Ukida Narasoma
Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum Sarjana Ilmu Hukum, Juni 2016
Publisher : Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Deno Ukida Narasoma, Agus Yulianto, S.H., M.H, Lutfi Effendi, SH.MH Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email : ukinarasoma@yahoo.com  Abstrak  Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan Pasal 7 Huruf c Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Berdasarkan fakta, bahwa. masih banyaknya pedagang kaki lima yang tidak menempati lokasi relokasi yang disediakan oleh pemerintah Kota Kediri. Dengan kondisi seperti itu sudah saatnya pemerintah Kota Kediri segera menertibkan pedagang kaki lima. Penertiban tersebut nantinya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga tidak mengganggu aktivitas lain dalam satu lingkungan yang sama. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana pelaksanaan pasal 7 huruf c Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima terkait Penetapan Lokasi Pedagang Kaki Lima serta hambatan dan solusi dalam pelaksanaan Pasal 7 huruf c Peraturan Daerah Kota Kediri nomor 7 Tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima terkait penetapan lokasi pedagang kaki lima. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan Pasal 7 huruf c Peraturan Daerah Kota Kediri nomor 7 Tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima terkait penetapan lokasi pedagang kaki lima serta untuk mengetahui, menemukan, dan menganalisis hambatan dan solusi dalam pelaksanaan Pasal 7 huruf c Peraturan Daerah Kota Kediri nomor 7 Tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan pedagang kaki lima terkait penetapan lokasi pedagang kaki lima. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis.  Kata kunci :    Pelaksanaan, Peraturan Daerah Kota Kediri, Penetapan Lokasi Pedagang Kaki Lima