Articles
10 Documents
Search results for
, issue
" 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT"
:
10 Documents
clear
DILEMA TUTORIAL UNIVERSITAS TERBUKA
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (115.244 KB)
      Akhir-akhir ini sangat sering kita temui keluhan-keluhan yang dilontarkan oleh para mahasiswa Universitas Terbuka, baik yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis lewat media massa (koran, majalah, buletin dsb).       Koran biasanya merupakan sasaran yang paling empuk untuk menampung dan mengekspresikan keluhan, sesuai dengan sifatnya yang sangat komunikatif dewasa ini.      Inti keluhan tersebut biasanya berkisar pada kesulitan dalam mendalami materi kuliah secara mandiri. Terbatasnya komunikasi antara mahasiswa dengan pembimbing, dan langkanya interaksi antar mahasiswa sejurusan sebagai teman belajar juga lawan diskusi, terbatasnya referensi yang dimiliki dan sejenisnya adalah merupakan anak masalah yang berkembang dari keluhan tersebut.      Keluhan yang seringkali menyita beberapa kolom surat khabar tersebut rupanya mendapat sambutan hangat dari para pengelola Universitas Terbuka.
KITA YANG KAYA GAGASAN
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (129.421 KB)
Dunia pendidikan memang dunia yang mengasyikkan walaupun serba kompleks. Dunia yang penuh liku, penuh pertimbangan, penuh kebijaksanaan, penuh kontra pendapat, penuh humor dan bahkan terkadang penuh dengan .... sensasi!Betapa tidak, hampir semua orang terlibat didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Kita tak bisa lepas dari sebuah definisi, pendidikan adalah upaya untuk menyesuaikan tingkah laku manusia agar senantiasa siap menghadapi hari esok. Dunia kita berjalan terus, terkadang pelan tapi pasti dan dilain saat cepat tak terkendali, sehingga manusia yang tidak siap tentu akan tertinggal oleh lajunya peradaban dunia.Manusia dalam hal ini selalu mendambakan sumbangsih pendi-dikan supaya hari esoknya manusia bukan hari merupakan hari kemarinnya dunia karena manusia tidak boleh dikuasai oleh alam ini.Akan tetapi pada kenyataannya untuk mewujudkan sebuah idealita seringkali harus menempuh jalan yang berliku ganda, hingga tidak mustahil bila realita dipelupuk mata nampak bersifat kontroversi dengan hakekat kebenaran yang kita dambakan.
STRATEGI MASUK UNIVERSITAS
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (110.982 KB)
      Ketidak-seimbangan antara kuantitas lulusan SMTA dengan daya tampung perguruan tinggi masih merupakan ciri khas utama di dalam sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini. Demikian besarnya ratio calon terhadap daya tampung menyebabkan setiap calon harus punya strategi untuk dapat merebut satu jatah kursi dari sekian ribu yang disediakan.     Mengandalkan motivasi saja nampaknya amat mustahil untuk bisa meraih sukses, demikian pula hanya mengandalkan latar belakang ekonomi/dana. Sedangkan mengandalkan kepandaian saja nampaknya juga belum memberikan kepuasan dan kemantapan penuh oleh karena faktor luck masih sangat sering berbicara dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru.      Tentu semua itu merupakan hal yang menarik. Coba kalau anda memiliki persediaan waktu yang cukup untuk mengadakan penelitian (research) maka dari data yang masuk secara dini sudah dapat diin-terpretasi bahwa tak semua calon yang gagal masuk perguruan tinggi memiliki aikyu yang lebih rendah dari mereka yang lolos sensor.      Dari itu semua kemudian timbullah beberapa pertanyaan, "Kena-pa demikian ...?", dan kemudian, "Lalu bagaimana resep untuk dapat masuk perguruan tinggi?".      Meski kedua pertanyaan tersebut tidak mudah untuk menjawab-nya tetapi saya sangat yakin bahwa kita akan lebih pandai mengajukan jawaban untuk pertanyaan yang pertama daripada pertanyaan yang kedua atau yang terakhir, sebab meskipun tak formal banyak di antara masyarakat kita yang sesungguhnya boleh diberi predikat "pengamat pendidikan dan sosial".
SD SWASTA JANGAN DIKORBANKAN
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (114.673 KB)
GAGASAN kemanusiaan Mendikbud tentang Sistem Orang Tua Asuh yang telah diterapkan di Sekolah Dasar (SD) seluruh Indonesia mendapat sambutan simpatik dari segenap lapisan masyarakat, khususnya bagi mereka yang telah tersentuh nyanyian kemanusiaan yang mengalun.            Sistem orang tua asuh yang digalakkan untuk mensukseskan program WAJAR (Wajib Belajar) tersebut memakai prinsip tanjung perak tepi laut, siapa suka boleh ikut.      Prinsip yang jauh dari segala paksaan tersebut nampaknya memang cocok diterapkan dalam dunia pendidikan kita dewasa ini, terbukti dengan banyaknya anggota masya rakat yang dengan ikhlas bersedia menjadi orang tua asuh untuk satu atau beberapa murid SD sekaligus.      Kenyataan ini barangkali akan berbicara lain bila dipaksakan kepada masyarakat, misalnya saja kepada masyarakat golongan tertentu diinstruksikan menjadi Orang Tua Asuh, dan sebagainya.      Oleh karena dengan prinsip sukarela bisa tercatat orang tua asuh relatif besar jumlahnya (angka yang eksakt belum diumumkan Depdikbud ...?) maka dapat dikatakan bahwa sistem ini merupakan proyek Depdikbud yang mendapat sukses besar, karena berangkat dari embrio yang sehat.
KURIKULUM SMA 1984,LAMPU KUNING SEKOLAH KEJURUAN
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (122.55 KB)
      Struktur program kurikulum SMA yang baru telah di susun, bahkan beberapa media telah memasyarakatkannya. Kurikulum yang kemudian banyak disebut orang dengan Kurikulum 84 tersebut terdiri dari 15 (lima belas) mata pelajaran yang merupakan program inti serta 5 s/d 8 mata pelajaran merupakan program khusus (pilihan).      Kurikulum 84 yang akan mulai diterapkan pada ta-hun ajaran yang akan datang diibaratkan hidangan prasmanan pada sebuah pesta, di mana setiap tamu dipersilahkan mengambil ramuan jenis hidangan sesuai dengan seleranya. Yang disenangi boleh diambil sedangkan yang tidak disu-kai boleh dilewatkan (KOMPAS 19-2-84).      Barangkali perumpamaan diatas akan lebih tepat bahwa kurikulum 84 ibarat hidangan setengah prasmanan, dimana setiap tamu dalam pesta tersebut bebas memilih dan mengambil lauk pauk yang telah disediakan sedangkan nasi dan sayur sudah disiapkan dalam sebuah piring dalam porsi yang sama. Ada lima macam lauk yang disediakan di mana setiap tamu dipersilahkan (penghalusan dari kata diwajibkan) mengambil satu diantaranya.      (Mudah-mudahan saja nasi dan sayur yang sudah disiapkan dalam piring selalu cocok untuk bermacam-macam lauk tersebut).
SISTEM GERAKAN ORANG TUA ASUH UNTUK PTS
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
      Bagus, demikian satu komentar tentang penerapan sistem orang tua asuh untuk menunjang program wajib belajar bagi anak usia 7 s/d 12 tahun yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui Depdikbud baru-baru ini.      Gerakan orang tua asuh yang diresmikan Mendikbud pada salah satu Sekolah Dasar di Yogyakarta sebagai tanda diresmikannya sistem ini secara nasional ternyata membawa dampak yang positif. Berbagai pihak, baik secara individual, keluarga, kelompok maupun secara organisasi menyatakan bersedia dan meminta dijadikan orang tua asuh atas dasar kemanusiaan dan tanpa pamrih. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa orang-orang pandai yang ber-budi luhur sangatlah diperlukan untuk suksesnya pembangunan bangsa secara utuh, baik pembangunan fisik maupun mental spiritual. Itulah rupanya mereka kemudian men-jadi cinta pada dunia pendidikan, meski di negara kita masih berwarna "putih-kelabu" ini.
PENANAMAN STATUS AKREDITASI SAATNYA DITINJAU KEMBALI
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (122.087 KB)
      Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mempertajam polemik yang pernah terjadi tentang pengakreditasian SMA Swasta yang baru-baru ini semarak di beberapa media massa.      Seperti kita ketahui bersama kebijaksanaan pemerintah untuk mengakreditasikan SMA Swasta guna mendapatkan jenjang kualifikasi yang disebut Disamakan, diakui dan terdaftar, khususnya pada tahap yang pertama banyak mendapatkan kritik dan tanggapan dari masyarakat luas. Dari yang seratus prosen setuju sampai kepada yang sem-bilan puluh sembilan koma sembilan prosen menolak, dari yang mengatakan akreditasi sangat besar manfaatnya sam-pai yang memberikan komentar akreditasi merusak citra keadilan, terlalu jauh mencampuri urusan sekolah swasta.      Tetapi seperti diduga semula, hangat-hangat tahi ayam rupanya masih berlaku. Pada saat ada orang senang membicarakan, hampir semua ingin mengutarakan argumentasinya masing-masing, entah yang menurut hasil pemikirannya sendiri maupun yang sekedar anut grubyuk semata.      Setelah itu ...? Semua berjalan seperti biasa kembali, seolah-olah bioritme kehidupan ini tidak bakal goyah oleh hempasan badai yang melanda --sampai akhirnya badai tersebut menjadi letih dan hilang.
PERENCANAAN BENGKEL TERPADU
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (118.707 KB)
Perencanaan Bengkel Terpadu bergerak dalam dua jalur, ialah perencanaan fisik serta organisasi dan pengelolaan yang keduanya harus direncanakan secara ter padu pula, karena menurut pengalaman perencanaan fisik yang baik ternyata tidak selalu mendukung organisasi dan pengelolaan yang sempurna.      Ambil contoh, dalam struktur organisasi terdapat lima Ketua Jurusan masing-masing dengan sekretarisnya, akan tetapi tidak satu lokalpun disediakan untuk para Ketua Jurusan tersebut. Atau sebaliknya!      Orientasi pembangunan Bengkel Terpadu adalah Kurikulum STM Tahun 1976. Masalahnya adalah lebih dari 80% STM Swasta di DIY masih menggunakan Kurikulum 1964 atau Kurikulum 1964 yang Disempurnakan, karena untuk menerapkan Kurikulum 1976 terbentur masalah bengkel dan fasilitasnya yang belum memenuhi syarat.            Ini cukup memprihatinkan! Ibarat makan di Restaurant kita disuguhi nasi yang kemarin. Demikian kiranya masih ada dalam batas wajar karena apabila kita amati lebih jauh ternyata sampai saat ini masih ada pula STM Negeri di DIY ini yang juga belum mampu menerapkan Kurikulum 1976, alias masih menggunakan Kurikulum 1964 / 1964 yang Disempurnakan pula (Aduh, kasihan sekali sekolah ini).            Bengkel Terpadu akan menolong STM-STM swasta dalam menerapkan Kurikulum 1976 (Kurikulum terakhir saat ini yang disarankan pemerintah).
KETIDAKADILAN DALAM SIPENMARU
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (118.612 KB)
      Apabila tiada aral melintang serta segala sesuatunya akan berjalan sesuai dengan rencana sebentar lagi negeri ini akan punya gawe. Tanggal 21 - 24 Mei 1984 akan diselenggarakan pengujian tertulis seleksi penerimaan mahasiswa baru (sipenmaru) bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) serta Universitas Terbuka yang pelaksanaan-nya secara serentak di seluruh Indonesia.      Sekitar seratus delapan belas ribu (=118.000) mahasiswa baru akan dihasilkan didalam penyaringan ini (termasuk sekitar 8 000 yang akan disaring malalui pene-lusuran minat dan kemampuan).      Dari jumlah diatas yang kiranya agak mengejutkan adalah mahasiswa baru pada Universitas Terbuka yang pada angkatan pertama ini diperkirakan mampu menampung seki-tar 25 000 (dua puluh lima ribu) mahasiswa baru, suatu jumlah yang relatif besar atau kalau kita hitung akan mencapai sekitar 21% dari jumlah keseluruhan mahasiswa baru untuk semua program di perguruan tinggi negeri (semoga tidak timbul kesan bahwa Universitas Terbuka hanya mementingkan kuantitas).       Tanpa melihat kuantitas keluaran SMTA baik untuk tahun ini maupun tahun-tahun sebelumnya, baik SMTA nege-ri maupun swasta tentu jumlah tersebut nampak begitu besar, akan tetapi manakala kita sempat menengok data statistik yang ada maka tidak mustahil kalau kesan ter-sebut akan semakin memudar dan akan berubah secara kontraversial.
WADAH TUNGGAL PTS, SATU TAPI DUA
Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (114.472 KB)
      Musyawarah Nasional (Munas) Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berlangsung di Jakarta pada bulan Juli ini boleh dicatat sebagai hari istimewa bagi perguruan tinggi swasta di seluruh Indonesia pada khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya, karena pada forum tersebut berbagai ide dan gagasan mengenai pembangunan pendidikan melalui sektor swasta dapat dituangkan.      Jumlah PTS di seluruh Indonesia yang berkisar 500 atau setengah ribu (500) lembaga adalah jumlah yang tidak kecil dan menunjukkan betapa besar peran perguruan tinggi swasta dalam pemantapan sistem pendidikan nasional. Salah satu topik yang menarik di dalam Munas tersebut adalah tentang ide pembentukan wadah tunggal PTS sebagai penggabungan dari beberapa organisasi yang selama ini ada pada per-satuan lembaga pendidikan tinggi swasta se Indonesia.      Selama ini kita mengenal adanya beberapa wadah kebersamaan antar PTS, yang tepatnya sebanyak lima macam; masing-masing ialah Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Swasta (BKS-PTS), Badan Kerja Sama Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Swasta (BKS-YPPTS), Yayasan Pembina dan Pengembangan PTS (YPP-PTS), Majelis Rektor Universitas serta Institut Swasta se Indonesia (MR-UISI), dan ada lagi yang namanya Majelis Pimpinan Sekolah Tinggi dan Akademi Swasta se Indonesia (MP-STASI).      Oleh karena kelima wadah tersebut masing-masing mempunyai AD-ART dan otonomi sendiri-sendiri maka maklumlah kalau masing-masing tentu akan mengetengahkan eksistensinya. Hal inilah yang rupanya mengilhami munculnya ide untuk menyatukan kelima wadah tersebut dalam satu "wadah tunggal" sebagai manifestasi dari integralitas beberapa organisasi yang berkepentingan.