cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006" : 14 Documents clear
PEMANDU KOMITMEN SUKSES Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Daniel Goleman, kemampuan motivasi terdiri dari dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme. Komitmen merupakan penyelarasan diri dengan sasaran kelompok dan institusi atau masyarakat. Orang dengan kemampuan ini akan siap berkorban demi pemenuhan sasaran institusi atau masyarakat yang lebih penting, merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar, menggunakan nilai-nilai kelompok yang dilandasi hati nurani dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan serta aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok atau masyarakat. Rachel Carson telah berjuang untuk mempertahankan komitmennya, setelah ia menemukan dalam penelitiannya bahwa pestisida dapat merusak lingkungan. Akhirnya ia menerbitkan buku yang berjudul Silent Spring. Carson menyadari bahwa bukunya akan menuai kontroversi, tetapi ia dengan komitmennya untuk menyelamatkan lingkungan tetap kokoh dengan pendiriannya. Dalam buku tersebut Carson menyerukan diselenggarakannya debat umum yang serius mengenai besar kerugian yang harus ditanggung oleh alam yang sangat dicintainya dan bercerita dengan keyakinan yang luar biasa tentang betapa rapuhnya keadaan semua makhluk hidup, termasuk manusia, akibat penggunaan DDT dan bahan-bahan kimia lain yang lebih beracun. Carson ditentang oleh industri pertanian, yang secara besar-besaran mengadakan kampanye untuk mendiskreditkan peringatannya. Meskipun demikian ia tetap memegang komitmennya untuk menyelamatkan lingkungan. Akhirnya Presiden John F Kennedy terkesan oleh bukunya dan memerintahkan penelitian ulang kebijakan pestisida Federal. Pada 1963, badan penasihat Presiden untuk urusan ilmu pengetahuan mendukung pendirian Carson. Sekarang orang mengakui bahwa gagasan pendukung lingkungan modern dengan munculnya Company Social Responsibility, dimulai dengan terbitnya buku Silent Spring. ”Seribu kata darinya, maka dunia menempuh arah yang baru,” kata salah seorang editor buku tersebut. ”Begitu dahsyatnya daya dari tujuan hidup yang didukung oleh komitmen emosi” tulis Cooper dan Sawaf dalam Executive EQ. Apa yang dilakukan Rachel Carson adalah mengerahkan segenap tenaga dengan bakat dan tujuan hidup dengan motivasi yang kuat atau dengan komitmen emosi. ”Tidak ada karya besar di dunia yang pernah terwujud tanpa semangat yang menggelora” kata filsuf Jerman, Hegel. Para pemimpin dan para eksekutif harus menyadari bahwa motivasi terbukti lebih penting daripada intelektual ataupun keterampilan teknis. Bagaimanapun yang menggerakkan motivasi bukan kepala, melainkan hati. ”Sesungguhnya di dalam tubuh anak Adam terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah tubuh itu seluruhnya, dan anggota-anggota tubuh yang lain akan membuatnya baik. Ia adalah hati,” demikian sabda Rasulullah SAW. Hati adalah pemimpin yang harus dipatuhi yang memandu komitmen, sedangkan anggota tubuh lainnya adalah rakyat yang harus patuh pada pemimpinnya.
“RECOVERY” PENDIDIKAN YOGYAKARTA Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.049 KB)

Abstract

Delapan tahun lalu World Bank mengeluarkan dokumen pendidikan di Indonesia dalam laporannya yang berjudul “Education in Indonesia: From Crisis to Recovery” (1998). Di dalam dokumen setebal 174 halaman yang dibagi menjadi tujuh bagian tersebut penulis diminta menjadi salah satu pembahas dan sekaligus sebagai anggota tim nasional untuk menindaklan-juti rekomendasinya.          Dokumen World Bank tersebut pada dasarnya menyatakan demikian rendahnya kualitas pendidikan akibat krisis ekonomi yang terjadi semenjak pertengahan tahun 1997. Bahkan dokumen ini secara tidak langsung telah menggambarkan kegagalan pendidikan nasional. Tingkat partisipasi pendi-dikan yang rendah, angka drop-out yang tinggi,  angka melanjutkan yang terbatas, prestasi belajar siswa yang rendah, dsb, merupakan indikator gagalnya pendidikan nasional kita.          Atas kegagalan tersebut maka diperlukan langkah-langkah nyata untuk mengadakan “recovery” (baca: pemulihan) pendidikan nasional, setidak-tidaknya kembali pulih seperti sebelum terjadinya krisis; syukur-syukur kalau bisa lebih meningkat prestasinya. Selanjutnya Depdiknas, Bappenas, dan World Bank membentuk tim nasional untuk mangaktualisasi gagasan tersebut.
INISIATIF YANG PALING INDAH Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daniel Goleman, inisiatif merupakan kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Orang dengan kemampuan ini siap untuk memanfaatkan peluang, mengejar sasaran lebih daripada yang dipersyaratkan atau diharapkan dari orang lain, berani melanggar batas-batas dan aturan-aturan yang tidak prinsip bila perlu agar tugas dapat dilaksanakan, mengajak orang lain melakukan sesuatu yang tidak lazim dan bernuansa petualangan. Muhammad Ali, petinju legendaris mengejar sasaran lebih daripada yang dipersyaratkan atau diharapkan dari orang lain. Pernah ditanya dalam wawancara televisi, tentang cara yang diterapkan sehingga menjadi petinju legendaris. Muhammad Ali menjawab ”Sejak sekian lama saya telah mempelajari bahwa seseorang tidaklah cukup dengan hanya mempunyai kemampuan, tetapi dia juga harus memiliki limpahan imajinasi dan impian”. Anita Roddick, pendiri The Body Shop yang sukses secara internasional, berani melanggar batas-batas dan aturan-aturan yang berlaku pada kosmetik. Aturan kosmetik yang berlaku adalah bahwa wanita begitu kurang percaya diri sehingga mereka mau membayar semahal apapun untuk formula-formula yang sederhana asalkan iklan mengatakan bahwa mereka akan menjadi lebih menarik. ”Saya mempelajari ke mana arah yang dituju oleh industri kosmetik, kemudian saya berjalan ke arah yang berlawanan” kata Anita Roddick. Ia percaya bahwa wanita mempunyai harga diri dan mendambakan produk-produk yang sederhana, beraroma istimewa dan bertanggungjawab terhadap lingkungan. Jim Clark, yang pernah memimpin Silicon Graphics pada 1992, telah mencapai prestasi puncak dalam profesinya dan tidak mempunyai alasan yang kuat untuk berganti pekerjaan atau mengerjakan sesuatu yang penuh petualangan. Tetapi Clark mengajak orang lain melakukan sesuatu yang tidak lazim dan bernuansa petualangan. Ia mengajak Marc Andreessen, mahasiswa University of Illinois yang baru berusia 21 tahun mendirikan perusahaan Netscape. ”Kalau ini tidak berhasil, saya akan dianggap orang paling bodoh sedunia ” kata Clark. Netscape pada 1996 menguasai 75% pasar Web browser dan menempatkan Netscape pada 45 juta PC dan meraih pangsa pasar yang luar biasa, yang menjadikan Clark miliarder pertama dari Internet dan memberikan Andreessen lebih dari 100 juta dolar, demikian tulis Tetzeli yang berjudul What’s It reality Like to be Marc Andreessen? dalam majalah Fortune terbitan 1996. Pengalaman pribadi saya mengajarkan bahwa mengajak orang lain melakukan sesuatu yang tidak lazim dan bernuansa petualangan itu sangat indah. Tetapi tidak semua staf saya mau mengikuti gaya saya. Perusahaan baru yang tercipta dan berkembang dengan baik sehingga bermanfaat kepada orang lain itulah letak keindahannya. Meskipun demikian perusahaan yang baru berdiri tersebut tidak selalu berjalan mulus. Tetapi bagaimanapun sebaik-baiknya manusia jika ia paling bermanfaat untuk orang lain. Itulah inisiatif yang paling indah
PRESTASI INDIVIDUAL VERSUS KOLEKTIF Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.282 KB)

Abstract

       Apakah Anda kenal dengan Peter Pan, Raja, Sheila On 7, Slank, dan Dewa 19? Kalau pertanyaan ini saya tujukan kepada para remaja barangkali semuanya akan menyatakan kenal, bahkan kenal banget! Peter Pan, dll, adalah kelompok musik populer yang sekarang banyak “digandrungi” oleh para remaja kita. Remaja kita tidak saja kenal lagu-lagunya tetapi ternyata kenal juga sampai kesukaannya, susunan keluarganya, sampai kebiasaan di atas dan di luar panggungnya.          Sekarang kalau pertanyaannya sedikit “dibelokkan”, Apakah Anda kenal Pangus Ho, Irwan Ade Putra, Yonathan Pradana Mailoa, Andi Octa-vian Latief, Firmansyah Kasim, dan Rudy Handoko? Kalau pertanyaan ini saya tujukan kepada remaja barangkali tidak genap lima dari setiap seratus remaja yang mengenalnya; atau bahkan semua akan mengatakan tidak kenal sama sekali.          Sungguh-sungguh terjadi; Peter Pan, Raja, dll. yang “hanya” (maaf) memiliki prestasi di tingkat nasional saja sangat dikenal di kalangan remaja, sedangkan Pangus Ho, Irwan Ade Putra, dll. yang memiliki prestasi di ting-kat internasional malah tidak dikenal.
OPTIMISME Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Daniel Goleman, optimisme merupakan kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. Orang dengan kemampuan ini tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan, bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya untuk gagal, memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang kekurangan pribadi. Dr Moustafa Mahmoud, dalam buku Mind and Body, menyatakan bahwa ”Kita akan menghadapi segala yang kita harapkan dan ramalkan menjadi suatu kesuksesan”. Kita harus selalu meningkatkan terus harapan positif dan menjadi orang yang optimis. Kita juga harus belajar dari Helen Keller. Ia seorang yang tuli, buta dan bisu tetapi hatinya bercahaya. Akhirnya ia menjadi seorang penulis terkenal, yang dipenuhi rasa optimisme. Ia pernah mengatakan ”Optimisme adalah keyakinan yang menghantarkan kita menuju kesuksesan”. Saya merasa bersyukur kepada Allah, meskipun saya telah ditinggal oleh kedua orangtua saya pada usia sekitar 3 tahun, sehingga saya harus ikut nenek saya. Ketika masih kecil nenek saya selalu bercerita tentang putra-putranya, termasuk bercerita tentang Bapak saya. Suatu saat, nenek saya bercerita tentang Paman saya yang paling kecil. ”Om Kamil itu dahulu susah hidupnya, harus ikut orang lain supaya dapat sekolah. Tetapi sekarang sudah jadi Orang” kata nenek saya. Om saya ketika itu menjadi Marketing Manager Perusahaan Swedia. Setelah itu, beliau mendirikan pabrik kompresor di Bekasi. Saya mengidolakan beliau yang mempunyai pabrik atau jadi pengusaha. Saat yang lain nenek bercerita tentang Om saya yang bernama Om Tarjo yang selalu memeragakan cara menyetir mobil. Sayapun berharap suatu saat kelak mempunyai mobil seperti Om saya. Bahkan nenek juga bercerita tentang Om saya yang bernama Om Kamal. ”Om Kamal itu jadi guru di sekolah Telale Gajah” kata nenek saya. Saya mendengar sambil tersenyum, karena nenek saya menyebutkan hal yang lucu. Telale gajah adalah bahasa Jawa atau dalam bahasa Indonesianya belalai gajah. Tetapi maksudnya menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada. Membangkitkan optimisme saya suatu saat seperti Om saya yang dapat kuliah di Universitas Gadjah Mada. Nenek saya memang buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis, tetapi mengajarkan optimisme kepada saya dengan hati yang tulus. Ajaran tersebut menggores pada hati saya yang paling dalam, bekas goresan tersebut tidak dapat dihapus hingga saat ini, tetap membara tanpa bisa dipadamkan, kecuali oleh Sang Pencipta. Nenek saya adalah Guru terbaik yang tidak ada tandingannya. Saya sangat berutang budi kepada nenek saya, saya belum sempat membalas kebaikan nenek saya, tetapi Allah telah memanggilNya. Saya hanya dapat berdoa, mudah-mudahan Allah memberikan tempat terbaik di sisiNya. ”Berharaplah terhadap kebaikan, niscaya kalian akan mendapatkannya” sabda Rasulullah SAW.
JENDERAL VERSUS PROFESOR Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.355 KB)

Abstract

       Ini kisah jenderal dan profesor di Indonesia. Jenderal adalah sebutan yang sangat terhormat di kalangan angkatan; di sisi lain profesor juga sebutan yang sangat terhormat di kalangan pendidikan. Meski keduanya sama-sama terhormat akan tetapi nasibnya tidak selalu sama.          Menurut catatan Indonesia Police Watch (IPW), sekarang institusi Polri mengalami kelebihan puluhan jenderal yang sebagian besar belum mendapatkan posisi baru atau menganggur. Karenanya, Kapolri Jenderal Soetanto dihimbau agar supaya tidak terlalu royal atau terlalu mudah me-naikkan pangkat seorang perwira menengah menjadi perwira tinggi. Bila Kapolri terlalu mudah menaikkan pangkat perwira menengah dikhawatir-kan kelebihan jenderal akan semakin menjadi.          Menurut Ketua Presidium IPW, berdasarkan data yang dikumpulkan, sekarang ini terjadi surplus jenderal Polri yang jumlahnya mencapai 43 orang. Selanjutnya dieksplisitkan beberapa nama jenderal Polri yang saat ini belum mendapatkan job yang memadai.
BELAJAR DARI KEGAGALAN SONY Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERUSAHAAN Jepang, Matsushita mengembangkan video VHS pada 1970-an dan kemudian melisensikan teknologinya. Sony mengembangkan video Betamax yang lebih baik dari VHS, tetapi gagal melisensikan teknologinya. Padahal menurut para pengkaji produk secara teknis sepakat bahwa Betamax merupakan produk lebih baik daripada VHS. Perekam Betamax menghasilkan gambar dan suara dengan kualitas lebih bagus dibandingkan perekam VHS. Betamax dapat merekam TV dalam waktu satu jam, tetapi untuk VHS membutuhkan waktu dua jam atau empat jam. VHS kasetnya lebih besar dan pitanya bergerak lebih lambat. Selisih waktu tersebut dapat digunakan untuk melihat film atau bermain game. Akhirnya standar dunia video adalah VHS dan Betamax mengalami kegagalan, yang merupakan pelajaran berharga dari Sony. ?Jika Anda tidak mengetahui seluk beluk hukum, maka Anda tidak mungkin melakukan bisnis di Amerika Serikat,? kata Akio Morita. Akhirnya Sony sangat hati-hati dalam menganalisis potensi terhadap masalah hukum sebelum mengeluarkan produk barunya. Prosedur ini merupakan bagian penting dalam mengembangkan produknya, terutama dalam teknologi dari perekaman video analog ke digital. Sebelum pita audio digital diluncurkan, pembuat perangkat keras dan perangkat lunak bekerja sama dalam membuat draft proposal yang berkaitan dengan isu-isu hak cipta. Saat ini Sony menjadi perusahaan yang superior dalam teknologi audio visual yang tergabung dengan periperal komputer. Sony juga telah menciptakan media penyimpanan komputer, mulai dari floppy disk sampai CD-ROM dan DVD-ROM. Sony telah mengembangkan produk yang mengkombinasikan teknologi magnetik dan optik. Lebih dari itu, menciptakan layar komputer Trinitron dengan resolusi tinggi. Kegagalan Sony berikutnya adalah ketika membeli Columbia Pictures dan CBS Records pada 1989. Hal ini dilakukan karena arogansinya terhadap Barat, agar Sony dikukuhkan sebagai penakhluk dunia Barat dari Jepang. Sony mengeluarkan biaya Rp 3,2 miliar untuk membiayai operasional filmnya. Kegagalan ini merupakan salah satu cacat dari Sony, yang merupakan salah satu perusahaan dunia yang inovatif. Tetapi di balik itu, sesungguhnya Morita mempunyai tujuan lain, yaitu merupakan strategi untuk melindungi perangkat lunak yang kualitasnya tinggi agar dapat melengkapi produk perangkat keras yang merupakan kekayaan Sony pada abad 21. Sony telah siap untuk memicu sebuah reputasi yang kokoh sebagai pensuplai produk inovatif dan kualitas tinggi yang berhubungan dengan teknologi, misalnya perekaman magnetik, piranti optis, semi konduktor dan pengolahan sinyal digital. Sebagai tambahan, teknologi berbasis perangkat keras ini, membuat Sony mempunyai kemampuan menyatukan perangkat lunak dan perangkat keras sebagai cetak biru bisnis audio visual dalam abad 21. Sony membayar masa depan dengan kegagalan sebagai strategi.
PENDIDIKAN PASCAGEMPA Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.737 KB)

Abstract

       Seperti yang terjadi di Yogyakarta, sekitar dua tahun lalu atau tepatnya pada tanggal 6 Maret 2004, daerah Nabire Irian Jaya dihantam gempa yang sangat dahsyat. Kedahsyatan gempa di Nabire ini melebihi apa yang terjadi di Yogyakarta karena kalau kekuatan gempa di Yogyakarta hanya 5,9 Skala Richter versi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) maka kekuatan gempa di Nabire mencapai 6,9 Skala Richter.          Mari kita bayangkan, kalau Yogyakarta sekali pukul dengan 5,9 Skala Richter saja banyak bangunan yang ambruk dan rata dengan tanah lalu bagaimana dengan Nabire yang kena ?pukulan? serupa yang kekuatannya lebih besar? Mayoritas bangunan di Nabire roboh dan hancur berkeping-keping, termasuk bangunan sekolah. Lantai ruang belajar dan dinding pun pecah-pecah, retak, bahkan roboh. Tidak hanya bangunan fisik akan tetapi fasilitas sekolah, seperti laboratorium, tempat praktik, kursi, meja, papan tulis, dan lemari, ikut rusak. Lebih daripada itu buku-buku yang ada di sekolah tidak dapat dipakai lagi.          Salah satu keluhan masyarakat yang kemudian muncul adalah kurang adanya penanganan pendidikan yang sungguh-sungguh dari pemerintah pascagempa. Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Nasional Kabupaten Nabire Blasius Nuhuyanan mengatakan, tak ada gempa saja kondisi pendi-dikan jauh di bawah standar nasional, apalagi setelah terjadi gempa. Apakah Yogyakarta akan seperti Nabire?
MELAWAN LIBERALISASI PENDIDIKAN Supriyoko, Ki
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.332 KB)

Abstract

       Sahabat saya mantan rektor IAIN Walisongo Semarang, juga mantan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama (Depag) RI, Qodri Azizy, pernah menulis buku berjudul ?Melawan Globalisasi? (2003). Bagi yang hanya membaca judul tanpa membaca isinya, pasti akan berkomentar, ?globalisasi koq dilawan?. Bagi yang membaca judul dan isinya pasti tidak berkomentar seperti itu karena Pak Qodri sama sekali tidak melawan globalisasi dalam arti sebenarnya; tetapi justru membagi resep bagaimana ?menikmati? globalisasi tanpa harus kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.          Judul tulisan ini pun demikian halnya, ?Melawan Liberalisasi Pendidik-an?. Bagi yang hanya membaca judulnya pasti akan berkomentar senada, ?Liberalisasi koq dilawan?.          Dengan tetap menghargai para ilmuwan, akademisi dan warga kampus lainnya yang melawan liberalisasi dalam pengertian sebenarnya, saya sama sekali tidak demikian; tetapi justru menyodorkan resep bagaimana cara ?menikmati? liberalisasi pendidikan tanpa kehilangan jati diri.
KREATIVITAS TOKOH-TOKOH DUNIA Suyanto, Mohammad
ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006
Publisher : ARTIKEL KORAN DAN MAJALAH DOSEN UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

          ?Kreativitas merupakan ciri dari tokoh-tokoh dunia yang telah mengaktualisasikan dirinya? kata Abraham Maslow. Sifat kreatif nyaris memiliki arti sama dengan kesehatan, aktualisasi diri dan sifat manusiawi yang lengkap. Sifat-sifang dikaitkan dengan kreativitas ini adalah fleksibilitas, spontanitas, keberanian, berani membuat kesalahan, keterbukaan dan rendah hati. Kreativitas tokoh-tokoh dunia ini dalam banyak hal mirip dengan kreativitas anak-anak sebelum mereka mengenal takut pada ejekan orang lain, mereka masih melihat masalah secara segar tanpa prasangka. Menurut Maslow sifat-sifat ini merupakat sifat-sifat yang sering hilang setelah orang menjadi dewasa.  Orang yang mengaktualisasikan diri tidak kehilangan pendekatan yang segar dan naïf ini, atau jika harus kehilangan, mereka akan mendapatkannya kembali dikemudian hari.  Hampir setiap anak mampu membuat lagu, puisi, lukisan, tarian, cerita atau permainan secara mendadak, tanpa direncanakan atau didahului oleh suatu maksud sebelumnya. George Land melaporkan dalam Break-Point and Beyond, bahwa kreativitas anak usia 5 tahun mencetak skor 98 %, anak usia 10 tahun mencetak skor 32 %, anak usia 15 tahun mencetak skor 10 %, dan orang dewasa usia 42 tahun mencetak skor hanya 2 %.           Spontanitas juga hampir memiliki arti yang sama dengan kreativitas. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri lebih, tidak malu-malu karenanya, lebih ekspresif, wajar dan polos. Biasanya mereka tidak perlu menyembunyikan perasaan-perasaan atau pikiran-pikiran mereka atau tingkah laku yang dibuat-buat. Kreativitas menuntut kebranian, kemampuan untuk bertahan, mampu mengabaikan kritikan serta cemoohan dan mampu untuk menolak pengaruh kebudayaannya sendiri. Setiap tokoh telah memberikan bukti tentang unsur keberanian yang dibutuhkan dalam saat-saat penciptaan yang sunyi, saat mengukuhkan sesuatu yang baru. Ini sejenis kenekatan, suatu lompatan ke depan sendirian, suatu pemberontakan atau suatu tantangan. Tokoh-tokoh tersebut juga mengalami rasa takut, tetapi rasa takut tersebut dapat diatasi agar terbuka kemungkinan ke arah penciptaan. Skalipun rendah hati terhadap gagasan baru serta cepat mengakui ketidaktahuan maupun kesalahan, tetapi tetap mempunyai pendirian teguh dan rela mengorbankan popularitasnya demi membela sebuah gagasan baru. Mereka penuh percaya diri dan memiliki harga diri, sehingga dapat lebih memusatkan perhatian pada tugas yang harus diselesaikan daripada mempertahankan ego mereka sendiri.           Mereka tidak takut melakukan kesalahan-kesalahan, termasuk kesalahan bodoh. Mereka berpikir ?gila-gilaan? sebagai orang yang kreatif.  Mereka fleksibel, mampu menyesuaikan diri bila situasinya berubah, mampu menghentikan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, mampu menghadapi kebimbangan serta perubahan-perubahan kondisi tanpa mengalami ketegangan yang tidak perlu dan tidak merasa terancam oleh apapun dan siapapun. Mereka pekerja keras, mempunyai banyak inspirasi dan menghasilkan karya nyata yang mendunia. Mereka selalu bekerja keras, disiplin dan latihan.   Menjadi anak-anak yang tanpa dosa, melihat dunia dengan mata lebar, tidak mengenal rasa takut pada ejekan, kesalahan kegagalan yang dipandu oleh kecerdasan spiritual akan menjadikan Anda sebagai orang yang sangat kreatif di level tertinggi.

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2006 2006


Filter By Issues
All Issue 2010: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI-MARET 2010 2010: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2010 2010: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI-MARET 2010 2010: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2010 2010: HARIAN JAWA POS 2010: HARIAN MEDIA PIKIRAN RAKYAT 2010: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2009 2009: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2009 2009: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2009 2009: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2009: HARIAN SINAR HARAPAN 2009: HARIAN SUARA KARYA 2009: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2009: HARIAN JAWA POS 2009: HARIAN SINAR HARAPAN 2009: HARIAN KOMPAS 2009: HARIAN KOMPAS 2009: HARIAN JAWA POS 2009: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2009: HARIAN MEDIA INDONESIA 2009: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2008 2008: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2008 2008: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2008 2008: HARIAN KOMPAS 2008: HARIAN KOMPAS 2008: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2008: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2008: HARIAN SINAR HARAPAN 2008: HARIAN JAWA POS 2008: HARIAN SINAR HARAPAN 2008: HARIAN JAWA POS 2008: HARIAN SUARA MERDEKA 2008: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2008: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2007 2007: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2007 2007: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2007 2007: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2007: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2007: MAJALAH FASILITATOR 2007: HARIAN MEDIA INDONESIA 2007: MOZAIK OBITUARI 2007: HARIAN MEDIA INDONESIA 2007: HARIAN KOMPAS 2007: MAJALAH FASILITATOR 2007: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2006 2006: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2006 2006: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2006 2006: HARIAN KOMPAS 2006: MAJALAH FASILITATOR 2006: MAJALAH FASILITATOR 2006: HARIAN MEDIA INDONESIA 2006: MAJALAH METODIKA 2006: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2006: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2006: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2006: HARIAN SUARA MERDEKA 2006: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2006: HARIAN JAWA POS 2006: HARIAN SUARA MERDEKA 2006: HARIAN KOMPAS 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JANUARI - MARET 2005 2005: HARIAN REPUBLIKA EDISI JULI - SEPTEMBER 2005 2005: HARIAN JAWA POS 2005: HARIAN MEDIA INDONESIA 2005: HARIAN JAWA POS 2005: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2005: MAJALAH FASILITATOR 2005: HARIAN MEDIA INDONESIA 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JANUARI - MARET 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT JULI - SEPTEMBER 2004 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI OKTOBER - DESEMBER 2004 2004: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN REPUBLIKA EDISI APRIL - JUNI 2004 2004: HARIAN JAWA POS 2004: HARIAN MEDIA INDONESIA 2004: HARIAN MEDIA INDONESIA 2004: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2004: MAJALAH FASILITATOR 2004: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2004: HARIAN KOMPAS 2004: HARIAN JAWA POS 2004: HARIAN KOMPAS 2004: MAJALAH FASILITATOR 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI JULI-SEPTEMBER 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI JULI-SEPTEMBER 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI OKTOBER-DESEMBER 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI APRIL-JUNI 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI APRIL-JUNI 2003 2003: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT EDISI OKTOBER-DESEMBER 2003 2003: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2003 2003: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2003: HARIAN KOMPAS 2003: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2002: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2002: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2002: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2002: Tabloid Pelajar PELAJAR INDONESIA 2002: HARIAN KOMPAS 2002: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2002: HARIAN SUARA KARYA 2002: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2002: HARIAN KOMPAS 2002: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2001: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2001: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2001: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2001: MAJALAH PUSARA 2001: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2001: HARIAN SUARA KARYA 2001: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2001: HARIAN KOMPAS 2001: HARIAN SUARA MERDEKA 2001: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2000: HARIAN MEDIA INDONESIA 2000: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2000: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2000: HARIAN KOMPAS 2000: HARIAN SUARA KARYA 2000: MAJALAH TRANSFORMASI 2000: MAJALAH PUSARA 2000: HARIAN SUARA KARYA 2000: HARIAN SUARA PEMBARUAN 2000: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2000: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 2000: HARIAN SUARA MERDEKA 2000: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 2000: HARIAN KOMPAS 2000: MAJALAH PUSARA 1999: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1999: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1999: MAJALAH PUSARA 1999: HARIAN SUARA MERDEKA 1999: MAJALAH PUSARA 1999: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1999: HARIAN SUARA KARYA 1999: HARIAN SUARA KARYA 1999: HARIAN REPUBLIKA 1999: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1999: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1999: HARIAN KOMPAS 1998: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1998: HARIAN SUARA KARYA 1998: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1998: HARIAN BALI POS 1998: MAJALAH PUSARA 1998: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1998: MAJALAH PUSARA 1998: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1998: HARIAN SRIWIJAYA POS 1998: HARIAN SUARA KARYA 1998: HARIAN SUARA MERDEKA 1998: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1997: HARIAN BERITA NASIONAL 1997: HARIAN SURYA POS 1997: MAJALAH PUSARA 1997: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1997: HARIAN SUARA MERDEKA 1997: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1997: HARIAN BALI POS 1997: HARIAN KOMPAS 1997: HARIAN BERITA NASIONAL 1997: HARIAN SRIWIJAYA POS 1997: HARIAN SUARA KARYA 1997: HARIAN SUARA MERDEKA 1997: HARIAN KOMPAS 1997: HARIAN BALI POS 1997: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1997: HARIAN YOGYA POS 1997: HARIAN SUARA KARYA 1997: HARIAN SRIWIJAYA POS 1997: MAJALAH PUSARA 1997: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1997: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1996: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1996: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1996: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1996: HARIAN BALI POS 1996: HARIAN BISNIS INDONESIA 1996: MAJALAH PUSARA 1996: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1996: HARIAN YOGYA POS 1996: HARIAN SURYA POS 1996: HARIAN KOMPAS 1996: HARIAN SUARA KARYA 1996: HARIAN BERITA NASIONAL 1996: HARIAN SURYA POS 1996: MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH 1996: HARIAN BALI POS 1996: MAJALAH PUSARA 1996: HARIAN SUARA MERDEKA 1996: HARIAN YOGYA POS 1996: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1996: HARIAN SUARA KARYA 1995: HARIAN JAWA POS 1995: HARIAN SUARA MERDEKA 1995: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1995: HARIAN BERNAS 1995: HARIAN SUARA KARYA 1995: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1995: HARIAN SURABAYA POS 1995: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1995: HARIAN BERNAS 1995: HARIAN BALI POS 1995: HARIAN SUARA MERDEKA 1995: HARIAN BALI POS 1995: HARIAN SURABAYA POS 1995: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1995: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1995: HARIAN SUARA KARYA 1995: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1994: HARIAN SUARA KARYA 1994: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1994: HARIAN SUARA MERDEKA 1994: HARIAN PIKIRAN RAKYAT 1994: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1994: HARIAN BALI POS 1994: HARIAN SURABAYA POS 1994: HARIAN BERNAS 1994: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1994: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1994: HARIAN SUARA KARYA 1994: HARIAN BALI POS 1994: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1994: HARIAN SURABAYA POS 1993: HARIAN BERNAS 1993: HARIAN BALI POS 1993: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1993: HARIAN SURABAYA POS 1993: HARIAN JAWA POS 1993: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1993: HARIAN BERNAS 1993: HARIAN KOMPAS 1993: HARIAN BALI POS 1993: HARIAN SUARA KARYA 1993: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1993: HARIAN SURABAYA POS 1993: HARIAN SUARA KARYA 1992: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1992: HARIAN SUARA KARYA 1992: HARIAN BALI POS 1992: HARIAN WAWASAN 1992: HARIAN SUARA MERDEKA 1992: HARIAN SUARA KARYA 1992: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1992: HARIAN SURABAYA POS 1992: HARIAN SURABAYA POS 1992: HARIAN WAWASAN 1992: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1992: HARIAN SUARA MERDEKA 1992: HARIAN BALI POS 1992: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1992: HARIAN BERNAS 1991: HARIAN MEDIA INDONESIA 1991: HARIAN BALI POS 1991: HARIAN SUARA KARYA 1991: HARIAN SURABAYA POS 1991: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1991: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1991: HARIAN BERNAS 1991: HARIAN SUARA MERDEKA 1991: HARIAN SUARA MERDEKA 1991: HARIAN YOGYA POS 1991: HARIAN YOGYA POS 1991: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1991: HARIAN WAWASAN 1991: HARIAN SUARA KARYA 1991: HARIAN SURABAYA POS 1991: HARIAN BALI POS 1990: MAJALAH PUSARA 1990: HARIAN MEDIA INDONESIA 1990: HARIAN SUARA MERDEKA 1990: HARIAN YOGYA POS 1990: MAJALAH POPULASI 1990: HARIAN SUARA MERDEKA 1990: HARIAN SUARA PEMBARUAN 1990: HARIAN WAWASAN 1990: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1990: HARIAN KOMPAS 1990: HARIAN BALI POS 1990: HARIAN JAWA POS 1990: HARIAN WAWASAN 1990: HARIAN KOMPAS 1990: HARIAN MEDIA INDONESIA 1990: HARIAN BALI POS 1990: HARIAN YOGYA POS 1990: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1990: HARIAN SURYA POS 1990: HARIAN SUARA KARYA 1990: HARIAN SUARA KARYA 1990: MAJALAH PUSARA 1989: MAJALAH PENDOPO 1989: HARIAN WAWASAN 1989: HARIAN JAWA POS 1989: MAJALAH PUSARA 1989: HARIAN JAWA POS 1989: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1989: HARIAN WAWASAN 1989: HARIAN SUARA KARYA 1989: HARIAN YOGYA POS 1989: HARIAN SUARA KARYA 1989: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1989: HARIAN SUARA MERDEKA 1988: HARIAN SUARA MERDEKA 1988: HARIAN WAWASAN 1988: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1988: HARIAN SUARA KARYA 1988: HARIAN SUARA MERDEKA 1988: HARIAN SURYA POS 1988: HARIAN SUARA KARYA 1988: HARIAN KOMPAS 1988: MAJALAH PENDOPO 1988: HARIAN WAWASAN 1988: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1988: HARIAN SURYA POS 1987: HARIAN PRIORITAS 1987: HARIAN SURYA POS 1987: HARIAN KOMPAS 1987: HARIAN JAWA POS 1987: HARIAN SUARA KARYA 1987: HARIAN JAWA POS 1987: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1987: HARIAN SURYA POS 1987: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1987: HARIAN SUARA KARYA 1987: HARIAN SUARA MERDEKA 1987: HARIAN KOMPAS 1987: HARIAN PRIORITAS 1987: HARIAN WAWASAN 1987: HARIAN SUARA MERDEKA 1986: HARIAN JAWA POS 1986: HARIAN PRIORITAS 1986: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1986: HARIAN SUARA MERDEKA 1986: HARIAN PRIORITAS 1986: HARIAN SUARA KARYA 1986: HARIAN SUARA MERDEKA 1986: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1986: MAJALAH ARENA 1985: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1985: MAJALAH PUSARA 1985: MAJALAH PUSARA 1985: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1985: HARIAN SUARA MERDEKA 1985: HARIAN SUARA MERDEKA 1985: MINGGUAN MINGGU PAGI 1985: HARIAN BERITA NASIONAL 1984: MINGGUAN MINGGU PAGI 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1984: HARIAN BERITA NASIONAL 1984: HARIAN MASA KINI 1984: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1984: HARIAN BERITA NASIONAL 1983: HARIAN BERITA NASIONAL 1983: MAJALAH MAHASISWA 1983: MAJALAH PUSARA 1983: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1983: HARIAN MASA KINI 1983: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1982: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT 1982: HARIAN KEDAULATAN RAKYAT More Issue