cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Studi Komunikasi dan Media
ISSN : 19785003     EISSN : 24076015     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media" : 9 Documents clear
AKTIFITAS EKONOMI MASYARAKAT MELALUI INTERNET Hasyim Ali Imran
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.74 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180201

Abstract

The case of this research is phenomenon of activities in online shopping site in Karang Taruna. By harnessing the concept uses of theory uses and gratification introduced by Katz, Gurevitch and Hass, and the concept of activity by Levy, this research (by survey method) studies about that phenomenon through three dimension: kinds of media;media exposure; and media content. Those dimensions become a base in the making of this research questionairre. This shows the versality of audience reaction towards online shopping sites. This is an empiric evidence that audiences actively use media. They are stubborn active selectors. This fact supports the truth of assumption in uses and gratification model. Alvin Tofler’s Assumption about society in information era is not always correct. The truth of this assumption depends on how the audiencesuse the media. That the audience in this research are generally consumers in the process of online shopping, become an indication to challenge Alvin Tovfler’s assumption. On the contrary, audience which are as “owners of economic resources”or “producers” in the process of transaction, supports the truth of Alvin Tofler’s one. In Toffler, this minor group is the “counquerer of the world”. Mengambil kasus terkait fenomena aktifitas bisnis melalui Online Shopping Sites pada pengrus karang taruna, maka dengan berbasiskan konsep uses dalam model theory uses and gratification dari Katz, Gurevitch dan Hass serta konsep aktifitas Levy, penelitian bermetode survai ini menelaah fenomena tadi melalui tiga dimensi : Jenis Media; Terpaan Media; dan Isi Media. Substansi dimensi dimaksud selanjutnya menjadi dasar pembuatan kuesioner atas sejumlah pertanyaan utama penelitian. Dari hasil diskusi hasil penelitian kiranya itu memperlihatkan ragam reaksi audience dalam memperlakukan Online Shopping Sites. Fenomena audience ini menjadi bukti empirik kalau audience memang aktif terkait penggunaan media. Mereka sebagai active selector yang stubborn dan ini kembali menegaskan kebenaran asumsi yang dikemukakan dalam model teori uses and gratification.;-Asumsi Alvin Tovfler mengenai masyarakat era informasi berindikasi masih belum sepenuhnya benar.;-Kebenaran asumsi ini tampaknya tergantung pada bagaimana audience itu memperlakukan media itu sendiri. Audience yang dalam penelitian ini dominannya berposisi sebagai konsumen dalam tahap transaksi Online Shopping, dapat menjadi indikasi yang menolak kebenaran asumsi Alvin Tovfler tadi. Sementara adience yang relatif minim berposisi “Sebagai Pemilik Sumber-sumber Ekonomi” atau “Sebagai Produsen” dalam transaksi tadi, tentunya pula dapat menjadi pendukung bagi kebenaran asumsi Alvin Tovfler. Dalam bahasa Tovler, kalangan minoritas inilah yang ” menguasai dunia”.
LITERASI INTERNET APARATUR PEMERINTAH (Survei Aparat Pemerintah di Lingkungan Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat, Propinsi Maluku) Muhammad Rustam
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.008 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180205

Abstract

Backgroud of this research is about the relationship between Information and Communication Technology and the chenge of current government system. This research questions government official’s internet literacy in relation to implementation of the governance system. This research shows that :1) Government official’s internet literacy is low; 2) Accordingly, it suggests that government officials are not ready to take role as officials working in governance system. In order to have an adaptability toward goverment system change, ICT literacy of government officials should be empowered specially in term of e-litercy. Key words : Internet Literacy; government official; governance.Dengan berlatarbelakangkan fenomena perkembangan ICT (Information and Communication Tekhnology) dalam kaitannya dengan perubahan sistem pemerintahan saat ini, penelitian ini mempertanyakan persoalan literasi internet aparat pemerintah dalam kaitan penerapan sistem pemerintahan berbasis konsep governance. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan : 1) Kadar literasi internet aparat pemerintah umumnya cenderung masih belum memadai; 2) Sehubungan kadar literasi internet itu cenderung masih belum memadai pada umumnya, ini berindikasi kalau para aparatur itu belum siap memerankan diri sebagai aparat yang bekerja dalam sistem pemerintahan berbasiskan konsep governance. Guna kepentingan adaptasi aparatur terhadap perubahan sistem pemerintahan, kiranya dianggap perlu dilakukan kegiatan-kegiatan sejenis empowering terkait upaya peningkatan kadar ICT literacy, khususnya tentu menyangkut i-litercy. Kata-kata kunci : Literasi Internet; aparat pemerintah.
MASYARAKAT DESA, INTERNET DAN PENINGKATAN EKONOMI (Survai Komunitas PNPM di Jambi, Bengkulu, Babel) Ari Cahyo Nugroho
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.042 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180202

Abstract

Villagers become one of the main targets in term of building the information society. This research case is receiveres of National Programs for Community Empowerment in province of Jambi, Bengkulu, and Babel. By surveying 373 respondents determined by proportional random sampling, it shows that the usage pattern in the selectivity dimension (media content, media type, media exposure) is various. Their economy status is in low-level. They do not have information communication technology gadgets. This findings explain that they are not literate since of pracondition of PNPM itself, for example savings-and-loan program in village. In the observation, it shows that PNPM activities is so coordinative that individuals must not access internet. Statistic test shows that there is significant relationship between variable of internet usage pattern with economic status. But, the relationship is two tail.Dengan latar belakang desa menjadi salah satu target utama dalam upaya mewujudkan masyarakat informasi, penelitian menjadikan komunitas penerima program PNPM sebagai kasus di tiga provinsi (Jambi, Bengkulu dan Babel). Dengan metode survai terhadap 373 responden yang ditetapkan dengan teknik simple random sampling proportional, temuan memperlihatkan, dari segi pola penggunan menurut segi dimensi selektifitas; baik dari sisi menyangkut isi media yang diseleksi; Jenis media; dan terpaan media, polanya terjadi secara beragam. Tingkat ekonomi mereka dari ukuran kepemilikan barang, umumnya cenderung masih relatif rendah. Dalam kaitan barang yang berkaitan dengan produk TIK, kebanyakan mereka masih belum memilikinya. Secara praktis, gambaran dari temuan penelitian ini, bisa pula menjelaskan bahwa anggota komunitas penerima langsung program PNPM itu pada umumnya tampak masih cenderung tidak akrab dengan dunia ICT. Beberapa hal yang mungkin jadi penyebab kondisi tersebut, diantaranya faktor prakondisi program PNPM itu sendiri. Misalnya terkait dengan program simpan pinjam PNPM Mandiri Perdesaan. Dari hasil observasi, dalam program ini, kegiatannya koordinatif sehingga memang tidak membuat setiap individu penerima itu harus mengakses internet. Dari hasil analisis uji statistik memperlihatkan bahwa memang ada hubungan yang signifikan antara variabel pola penggunaan internet dengan tingkat ekonomi. Namun signifikansi hubungan itu bersifat dua arah (two tail).  
RADIO SIARAN DAN KHALAYAK (Survei Masyarakat Kota Merauke Terkait Radio PRO 2 FM RRI Merauke) Rukman Pala
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.581 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180207

Abstract

ABSTRACTThe background of this research is the phenomenon of FM usage by radio industries in Indonesia.This research focuses on Radio PRO 2 FM RRI in Merauke. This one triesto focus on audience in Merauke district, that is Karang Indah village. The radio phenomenon is content of Radio programs in PRO 2 FM RRI in Merauke. The relationship with audience is about motivation and aspiration variables. By non-probability-sampling survey, this one shows that most of audiences are eager to listen to program of Pro 2 FM RRI in Merauke. But, respondents have a great aspiration to listen to Radio Pro 2 FM RRI. In the elaboration, it shows that those two variables are assumed to have a relationship. Statistically, the alpa value is 0, 05. Key words : Radio Program,; Audiences; Format; interest; Aspiration.ABSTRAKDilatar belakangi fenomena penggunaan saluran FM oleh industri radio siaran di Indonesia, penelitian ini difokuskan pada fenomena praktik Radio PRO 2 FM RRI Merauke. Dalam pemfokusan tersebut, penelitian ini mencoba mengaitkannya dengan khalayak di salah satu kelurahan di distrik Merauke, yaitu Kelurahan Karang Indah. Fenomena radio yang jadi fokus studi yaitu menyangkut program isi siaranRadio PRO 2 FM RRI Merauke. Keterkaitannya dengan khalayak terbatas menyangkut fenomena variabel minat dengar dan variabel aspirasi. Melalui metode survey non probability sampling, temuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berminat dengar kecil terhadap siaran Pro 2 FM RRI Merauke. Namun responden itu banyak yang beraspirasi besarterhadap Radio Pro 2 FM RRI. Hasil elaborasi mengenai variabel minat dengar dengan variabel aspirasi yang diasumsikan ada keterkaitannya, secara statistik memang terdapat signifikansi pada alpa 0,05. Kata-kata kunci : Radio siaran ; khalayak; format; minat ; aspirasi.
DOMINASI WACANA ANTI-POLITIK BARAT PADA MEDIA-MUSLIM REVIVALIS (Analisis Wacana Model Teun Van Dijk Tabloid Media Umat Edisi Pemilu 2014) Karman Karman
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.156 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180208

Abstract

Indonesia as a democratic country has conducted general elections since 1955. Democracy originating from Greece has globalized. In other word, it becomes grand narratives. In Indonesia, muslim media responds democracy differently. Some media denies it because of spirit to implement islam totally (revivalism). Media Umat tabloid is a media which voice discourse of ant-western politic (anti-democracy). This article dealts with how media delegitimize democracy as product of the West, and what the reasons media delegitimize it. This discourse analysis harnesses analysis model introduced by Teun Van Dijk. This one focuses on textual structure. This research shows that Media Umat Tabloid focuses to delegitimize political parties because of their inability to make an improvement for Indonesia. According to Media Umat, The root cause is secularism & capitalism. The argumentation to delegitimize based on two different contexs. First, performance of political and legal institutions do not make an improvement and welfare. Oppositely, they do corruptive actions. Democracy tends to be on the side of capitalist and only and brings about demagogue. Second, delegitimzation on the basis of theological argument that democracy is incompatible with Islamic canon (syari’ah). Indonesia sebagai negara demokratis sudah menyelenggarakan proses pemilihan umum. Demokrasi yang berasal dari bangsa Yunani kini menjadi sistem yang mendunia, grand narratives. Di Indonesia, konsep ini mendapat penolakan dari umat islam. Penolakan ini dikaitkan dengan semangat untuk kembali ke sistem Islam secara total (revivalisme). Tabloid Media Umat adalah media yang menyuarakan wacana anti-demokrasi. Tulisan ini akan membahas bagaimana wacana delegitimasi sistem demokrasi sebagai produk Barat dilakukan oleh media tersebut, dan bagaiama media ini melakukan delegitimasi demokrasi. Penelitian menggunakan analisis wacana model Van Dijk yang fokus pada analisis struktur teks. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa Tabloid MU mendelegitimasi Partai politik yang dinilai tidak akan menciptakan kemajuan dan menyelesaikan persoalan bangsa. Sebab, akarnya terletak pada sistem yang sekuler dan kapitalistik. Delegitimasi demokrasi didasarkan pada dua konteks yang berbeda. Pertama, kinerja lembaga politik dan hukum tidak mampu memberikan kemajuan dan kesejahteraan tapi malah berbuat korup. Demokrasi selalu berpihak kepada pemilik modal, dan melahirkan para demagogue. Kedua, delegitimasi atas dasar teologis. Demokrasi tidak sesuai dengan hukum Islam.
KOMUNIKASI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT BERBASIS DIALEK BUDAYA LOKAL (Studi Kasus Proses Komunikasi Penunjang Pembangunan Berbasis Dialek Konjo pada Masyarakat di Tana Toa Kajang Kabupaten Bulukumba) Syarifuddin Syarifuddin
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.378 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180209

Abstract

ABSTRACTThis study deals with the phenomenon of communication process between the Government and the community using Konjo dialect (local dialect). Research also wants to get an overview about othat communication process through that language. By using qualitative research approach and methods of case study introduced by Yin, this reseacch shows that Konjo dialect is a form of verbal communication process without media in interpersonal and small group-communication settings. The participants who use Konjo dialect are local peoples, communities in Tana Toa Kajang Bulukumba. The communication process is bound with communication message called Pasang ri Kajang which mean "Message, mandate; advice, mandate ; forecast ; and Warning/recall". The development agenct’s success in the communication process with Konjo dialect because they refer to the Development Support Communication principle. The agent has the support from the Liaison. Effects is still cognition. Conative effect is achieved because of life principle of Pasang ri Kajang that is "kamase-masea" which mean humbleness in life. In order to achieve the conative effect, it requires the spread of need for achieviement virus by liaison in Kajang tribal communities.Keywords : Communication; Development Support Communication; local culture,Konjo Dialect.ABSTRAK Penelitian ini ingin mengetahui fenomena proses komunikasi yang terjadi antara Pemerintah dan Masyarakat yang setting-nya berbasiskan pada dialek konjo. Penelitian ingin mendapatkan gambaran proses komunikasi melalui dialek konjo. Dengan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus model Yin, penelitian menunjukkan, dialek Konjo merupakan bentuk proses komunikasi lisan non media yang keberlangsungannya bisa dalam setting interpersonal maupun kelompok. Partisipan komunikasi berbasis dialek Konjo dalam realitasnya bersifat lokal (khusus), dilakukan komunitas suku Kajang di di Tana Toa Kajang Kabupaten Bulukumba saja. Proses komunikasi tersebut terikat dengan pesan komunikasi yang disebut Pasang ri Kajang. Makna isi dari Pasang ri Kajang itu yaitu “Pesan, wasiat, amanat; Nasihat atau wasiat; Amanat/amanah; Renungan/ramalan; dan Peringatan/mengingat”. Keberhasilan agen pembangunan menerapkan Proses komunikasi yang berbasis dialek Konjo, berdasarkan indikasinya karena berbasiskan pada prinsip Komunikasi Penunjang pembangunan (Development Support Communication-DSC). Para agen ini mendapat dukungan dari Liaison. Efek yang dicapai baru efek kognitif. Efek konatif tercapai berindikasi karena masyarakat Kajang masih terikat Pasang ri Kajang yang nota bene ditunjang prinsip hidup masyarakat yang disebut “kamase-masea” yang bermakna kehidupan yang serba sangat sederhana. Dalam kasus ini, untuk dapat mencapai efek konatif, maka sebagai prakondisi, diperlukan langkah awal berupa penyebaran virus need for achieviement oleh liaison di kalangan komunitas suku Kajang.Kata-kata Kunci : Komunikasi; Komunikasi Penunjang Pembangunan; Budaya Lokal. Dialek Konjo
AKTIFITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT MELALUI INTERNET Bambang Sunarwan
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.033 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180206

Abstract

This research question focuses on communication activities of peoples by internet. To answer it, this one refers to the activity concept introduced by Levy and Windahl which refers to the dimension of audience’s orientation in the level of selectivity and involvment. By surveying respondents, this shows facts that audience orient themselves toward media usage. Accordingly, media efect will be moderate. Stronger effect of media to audiences takes place in media they select in the process of orientation selection, vice versa. Media which probably give a strong effect to audience in the level of selectivity are E-mail ; writing status in networking sites, chating space, and websites. Meanwhile, in the level of involvment, the media are web page, e.g., status in social networking sites, e-mail and chating space. Media which influeance audience strongly are facebook, yahoo messenger, yahoo mail, and google mail. Keywords : communication activities; Internet.ABSTRAKPermasalahan penelitian ini difokuskan pada aktifitas komunikasi anggota masyarakat melalui internet. Dalam upaya menjawabnya penelitian berbasiskan pada konsep aktifitas Levy dan Windahl yang merujuk pada dimensi orientasi khalayak dalam level selektifitas dan keterlibatan. Dengan metode survai pada responden, maka penelitian ini berhasil memperlihatkan bukti empirik bahwa khalayak itu memang secara absolut menentukan dirinya sendiri untuk mengorientasikan dirinya pada penggunaan media. Dengan begitu, efek dari media dengan sendirinya menjadi moderat. Efek media yang lebih kuat pada khalayak akan terjadi pada media yang terpilih dalam seleksi orientasi khalayak dan sebaliknya efek yang lemah akan terjadi pada media yang tidak terpilih. Media-media (saluran komunikasi) yang diduga akan berpengaruh kuat terhadap khalayak itu, dari fenomena level selektifitas yaitu : E-mail; Status dalam situs social Networking ; Chating Space/ruang ngobrol; dan websites. Sementara dari fenomena level keterlibatan, yaitu saluran-saluran dalam web page seperti “Status dalam situs social Networking ; E-mail dan Chating Space. Sedang nama-nama web page yang diduga akan sangat berpengaruh terhadap khalayak yaitu Face Book; Yahoo Messenger ; Yahoo mail dan Google Mail.
KONSTRUKSI REALITAS PERAN KPK DALAM PEMBERITAAN ONLINE TERKAIT KASUS KORUPSI (Studi Framing Beberapa Pemberitaan Online Terkait Peran KPK pada Kasus Korupsi Mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiah) Parulian Sitompul
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.807 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180203

Abstract

ABSTRACTThis article presents the construction of KPK role in online news regarding corruption case. Frame model used is the one introduced by Robert Entmant. The research shows that there are two main construction in three online news. First, militancy of KPK, and its role as opposision towards illegal power of government. Second, frame of KPK as anti-elite organizations. It makes up KPK role in the eradication of corruption conducted by elites. Theoretically, research should be conducted to analyze news about KPK because of plentifulness of corruption cases. Practically, media should support news about the truth. News about corruption should not be exclusivly constructed or oppose law or universal justice.Key words : Reality Construction; online news; Framing.ABSTRAKTulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang konstruksirealitas peran KPK dalam pemberitaan online terkait kasus korupsi. Framing Robert Entmant dipakai sebagai perangkat pengumpulan data pada penelitian ini.Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat dua konstruksi utama dalam ketiga berita online. Pertama konstruksi bingkai militansi KPK, peran KPK sebagai opsi oposisi terhadap kekuatan penguasa atau pemerintah yang bergerak tidak pada nilai proses hukum tetapi pada nilai-nilai universal demokrasi. Kedua, konstruksi bingkai KPK sebagai organisasi anti elitis, ini merupakan konstruksi peran KPK sebagai bentuk perlawanannya kepada korupsi yang memang merupakan perilaku elite. Secara teoritis perlu dilakukan kajian wacana lebih dalam terkait pemberitaan tentang KPK, mengingat kasus yang banyak dan bergulir. Secara praktis bahwa media sebaiknya memberikan pemberitaan yang mendukung kebenaran. Dimana pemberitaan tentang korupsi jangan dijadikan sebuah konstruksi elitis ataupun konstruksi yang membangun opini tertentu yang menonjolkan sisi berlawanan dengan pengakuan hukum atau keadilan universal.Kata-kata kunci : Konstruksi Realitas; Berita Online; Framing.
MEDIA BARU, BUDAYA POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK (Survei Pemilih di Jambi, Babel dan Jakarta Mengenai Aktifitas Komunikasi Politik Melalui Media Baru) Bambang Mudjiyanto
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.144 KB) | DOI: 10.31445/jskm.2014.180204

Abstract

This research tries to answer problems regarding phenomenon of political culture, and political participation of the peoples by using new media (population based on data in regional commission for general election). By survey, this research shows that there is variety of political culture in the three of research location. But, the over all inclination, the political culture is participant. Other finding is that there is vartiety of political participation as well. It shows that there is difference of political participation typology, specially apathetic one. The respondent proportion is different to each other but dominant, specially in Pangkal Pinang. Phenomenon of the same political typology in the three research locations is spectator one. Respondents in this typology become second dominant respondents in every location. Statistically, the relationship of those two variables is not significant. Relationship notations as follow: in Jakarta, X2 = 1,1857, df 3, p > α 0,05 (7,815). In Pangkal Pinang, X2 = 5,330, df 6, p > α 0,05 (12,592), in Jambi X2 = 2,0063, df 4, p > α 0,05 (9,488). Keywords : New Media; Political Culture; Participation Culture.ABSTRAK Penelitian ini berupaya menjawab persoalan menyangkut fenomena budaya politik dan partisipasi politik terkait penggunaan media baru oleh masyarakat (para anggota masyarakat yang secara sampling terpilih dari populasi pemilih menurut data KPUD). Dengan metode survai, penelitian ini menemukan bahwa memang terdapat keragaman budaya politik di tiga lokasi penelitian namun dengan satu kecenderungan di mana responden umumnya secara over all sudah memiliki budaya politik partisipan. Temuan lain yaitu bahwa fenomena partisipasi politik itu memang bervariasi adanya. Secara over all memperlihatkan bahwa di lokasi itu cenderung adanya perbedaan tipologi terkait dengan gejala partisipasi dimaksud. Perbedaan itu terutama menyangkut responden yang bertipologi apatis. Proporsi responden yang demikian berbeda jumlahnya di setiap lokasi, namun jadi bagian responden yang menonjol. Paling banyak dijumpai di Pangkal Pinang. Sedang tipologi politik lain yang cenderung sama gejalanya di tiga lokasi penelitian, yaitu tipologi Spektator. Responden bertipologi ini menjadi kelompok responden terbesar kedua di setiap lokasi penelitian. Secara statistik hubungan kedua variabel tidak signifikan. Notasi hubungan tersebut yaitu : Di Jakarta, X2 = 1,1857, df 3, p > α 0,05 (7,815). Di Pangkal Pinang , X2 = 5,330, df 6, p > α 0,05 (12,592). Di Jambi X2 =2,0063, df 4, p > α 0,05 (9,488).

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No No. 2 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 28 No No 1 (2024): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 2 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA (JSKM) Vol 27 No 1 (2023): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 2 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 26 No 1 (2022): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 25, No 2 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 25, No 1 (2021): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 2 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 1 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 2 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 23, No 1 (2019): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 2 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 22, No 1 (2018): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 1 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 2 (2016): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 20, No 1 (2016): JURNAL STUDI KOMUNIKASI DAN MEDIA Vol 19, No 2 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 19, No 1 (2015): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 18, No 1 (2014): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 2 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 17, No 1 (2013): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 2 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 16, No 1 (2012): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 2 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 15, No 1 (2011): Jurnal Studi Komunikasi dan media More Issue