cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Peternakan Indonesia
Published by Universitas Andalas
ISSN : 19071760     EISSN : 24606626     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Peternakan Indonesia (JPI) "Indonesian Journal of Animal Science". Jurnal Peternakan Indonesia (JPI) diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Andalas, sebagai media publikasi hasil penelitian, pengkajian dan pendalaman literatur tentang ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan dan kehewanan. JPI diterbitkan untuk menyempurnakan dan melanjutkan Jurnal Peternakan dan Lingkungan (JPL) yang telah ada semenjak bulan Oktober 1994. JPI diterbitkan tiga kali dalam setahun pada bulan Februari, Juni dan Oktober. Tulisan/karya ilmiah yang diterima belum pernah dipublikasikan atau tidak sedang dipertimbangkan untuk dipublikasikan di jurnal lain.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia" : 9 Documents clear
Variasi Marka Kualitatif pada Ayam Kokok Balenggek ; Plasma Nutfah ‘Ayam Penyanyi’ Sumatera Barat Rusfidra Rusfidra
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.166-169.2014

Abstract

Marka kualitatif pada Ayam Kokok Balenggek (AKB) perlu diidentifikasi sebagai penciri suatu bangsa pada AKB. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa marka kualitatif pada AKB. Penelitian dilakukan di kandang penangkaran AKB Kinantan Bagombak, Kota Solok, Sumatera Barat. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan pengumpulan data dilakukan secara sensus. Parameter yang diamati adalah morfologi bulu, distribusi bulu, warna ear lobe, dan variasi bentuk kaki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa marka kualitatif morfologi bulu pada AKB adalah bulu normal (100%), distribusi bulu adalah bulu normal (100%), warna ear lobe bervariasi dari merah (74,02%), putih (19,85%) dan putih kemerah-merahan (6,13%). Variasi bentuk kaki AKB adalah normal (94,81%), dan AKB berkaki pendek/creeper (5,19%). Untuk pengembangan lebih lanjut usaha peternakan Kinantan Bagombak sebagai salah satu kandang penangkaran secara ek-situ di Sumatra Barat, sebaiknya AKB yang dikembangkan adalah AKB yang memiliki morfologi bulu normal, distribusi bulu normal, warna ear lobe merah, dan variasi bentuk kaki normal.
Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 W. Sartika; E. Rahmi
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.198-202.2014

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan harga protein hewani asal ternak khususnya daging, telur, susu serta bahan pakan ternak di Kota Padang tahun 2012. Metode penelitian  adalah studi literatur  tentang data bulanan harga protein hewani tahun 2012. Analisis data disajikan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan harga protein hewani di Kota Padang tahun 2012 untuk harga daging sapi mengalami kenaikan harga tertinggi pada bulan September sebesar 9% jika dibandingkan dengan harga daging sapi pada Agustus 2012 yaitu Rp78000/kg. Harga daging kambing atau domba mengalami penurunan sebesar 33%  pada bulan Maret ke April 2012. Harga telur ayam ras dan telur puyuh cukup stabil dengan harga rata-rata untuk ayam  ras sebesar Rp 1.050/butir dan telur puyuh Rp 283/butir. Harga bahan baku pakan khususnya jagung mengalami fluktuasi sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2012 sedangkan harga dedak sebesar Rp 2.500/kg stabil sampai akhir tahun 2012.
Peran Sektor Peternakan Ayam Pedaging dalam Perekonomian Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau S. A. Kurniati
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.170-178.2014

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik pengusaha dan profil usaha peternakan ayam pedaging, peranan subsektor peternakan dalam perekonomian Kabupaten Kuantan Singingi. Metode penelitian adalah studi kasus berdasarkan data PDRB subsektor peternakan ayam pedaging tahun 2007-2011, dengan menggunakan analisis deskriptif, LQ (Location Quetient), dan surplus pendapatan. Pengusaha ayam pedaging rata-rata berumur 37 tahun, lama pendidikan 12 tahun, memiliki pengalaman berusaha 4 tahun, jumlah tanggungan keluarga 3 orang, dan umumnya skala usaha kecil berkisar 300-500 ekor. Analisis LQ menyatakan bahwa tahun 2007, 2008, dan 2011 subsektor peternakan sebagai sektor basis karena memiliki nilai LQ lebih dari 1 sekaligus mendapatkan surplus pendapatan bagi perekonomian karena telah mampu memenuhi kebutuhan lokal masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi.
Kecernaan in-Vitro Ransum Berbasis Limbah Jagung Amoniasi dengan Berbagai Rasio Konsentrat untuk Ruminansia Elihasridas Elihasridas; R. Herawati
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.145-151.2014

Abstract

Penelitian ini untuk menentukan rasio optimum penggunaan limbah jagung amoniasi dan konsentrat dalam ransum komplit ternak ruminansia berdasarkan parameter kecernaan secara in-vitro.  Empat formula ransum komplit tersebut adalah; R1= 20% limbah jagung amoniasi dan 80% konsentrat, R2= 40% limbah jagung amoniasi dan 60% konsentrat, R3= 60% limbah jagung amo­niasi dan 40% konsentrat dan R4= 80% limbah jagung amoniasi dan 20% konsentrat. Ke­cernaan ran­sum ditentukan setelah diinkubasi selama 48 jam dengan cairan rumen menurut teknik Tilley dan Terry (1969). Data dianalisis menggunakan rancangan acak kelompok. Parameter yang diukur adalah kecernaan bahan kering, bahan organik dan protein kasar, serta konsentrasi VFA dan NH3 cairan rumen. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecernaan dan konsentrasi VFA dan NH3 berbeda nyata (P<0,05), namun antara R1 dan R2 berbeda tidak nyata (P>0,05). Disimpulkan bahwa 40% lim­bah jagung amoniasi dan 60% konsentrat yang lebih baik digunakan sebagai ransum komplit untuk ruminansia.
Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami Fermentasi pada Usaha Penggemukan Sapi Potong di Jawa Barat S. L. Mulijanti; S. Tedy; Nurnayetti Nurnayetti
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.179-187.2014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan pakan dari limbah padi terhadap pertambahan bobot badan dan nilai ekonomi usaha ternak sapi potong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Desember 2011 di kelompok ternak Metal Sangkan Hurip Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 8 ulangan, dengan perlakuan sebagai berikut: A (jerami segar+konsentrat komersil), B (jerami segar+dedak padi), C (jerami fermentasi+konsentrat komersil), D (jerami fermentasi+dedak padi). Untuk mengetahui perlakuan pemberian pakan yang paling ekonomis dilakukan uji analisis losses and gain dengan mem­ban­dingkan perlakukan A dengan perlakuan B, C dan D yang diperoleh dari nilai marginal benefit cost ratio (MBCR). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata PPBH ternak yang diberi perlakuan jerami fermentasi+dedak padi hasilnya lebih tinggi yaitu sebesar 0,78 kg, jerami segar+dedak padi 0,70 kg, jerami fermentasi+konsentrat komersial 0,67 kg dan jerami segar+konsentrat komersial 0,55 kg. Sedangkan dari hasil analisa imbangan pendapatan atas biaya (B/C) 1,41 diperoleh hasil inovasi teknologi pakan jerami fermentasi+dedak padi, 1,37 untuk jerami segar+dedak padi, nilai yang sama dengan perlakuan jerami fermentasi+konsentrat komersil, dan 1,25 untuk jerami segar+konsentrat komersil. Pemanfaatan jerami fer­mentasi dan dedak padi memberikan pertambahan bobot badan tertinggi dan secara ekonomi mem­berikan keuntungan tertinggi.
Performa Reproduksi Domba Jantan dengan Ransum Berbasis Limbah Perkebunan Singkong yang Disuplementasi Seng (Zn) dan Kobalt (Co) I. Hernaman; K. Hidajat; A. Budiman; S. Nurachma
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.152-156.2014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah  perkebunan singkong (LPS) dalam ransum yang disuplementasi seng dan kobalt terhadap performa reproduksi domba jantan. Penelitian dilakukan pada 20 ekor domba jantan umur ±1 tahun dengan bobot badan 24,65±4,26 kg yang dialokasikan ke dalam rancangan acak kelompok pada 5 perlakuan ransum dan diberi percobaan selama 6 minggu. Di akhir penelitian diambil semen untuk evaluasi secara mik­roskopis dan makroskopis. Hasil menunjukan bahwa secara makroskopis pemberian LPS meng­hasilkan volume semen yang sama dengan pemberian konsentrat, namun lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian rumput saja, semua warna semen adalah krem, pH 7-7,6 dengan konsistensi yang agak encer dan kental, gerakan masa antara cukup dan baik. Evaluasi mikroskopis untuk se­mua perlakuan menghasilkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05). Suplementasi seng dan kobalt tidak memberikan banyak pengaruh terhadap semen domba.
Karakterisitik Kimia dan Total Koloni Bakteri Gelatin dari Beberapa Jenis Kulit Ternak S. Melia; I. Juliyarsi; M. Hayatuddin
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.188-192.2014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat kimia dan total koloni bakteri gelatin yang dihasilkan dari beberapa jenis kulit ternak. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit sapi, kulit kerbau dan kulit kambing yang diperoleh dari rumah potong hewan di Padang.  Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok, 6 perlakuan dan 4 kelompok.  Perlakuannya meliputi : (A). 100% kulit sapi, (B).  100% kulit kerbau, (C). 100% kulit kambing, (D). 50% kulit sapi : 50% kulit kerbau, (E).  50% kulit sapi : 50% kulit kambing, (F).  50% kulit kerbau : 50% kulit kambing.  Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis stastistik dan uji lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).  Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar protein, kadar lemak dan total koloni bakteri.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelatin yang dihasilkan dari beberapa jenis kulit ternak berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar protein, kadar lemak dan total koloni bakteri.  Gelatin yang terbaik dari hasil penelitian adalah gelatin yang diperoleh dari kulit sapi 100%, dengan kadar protein 31,47%, kadar lemak 1,43% dan total koloni bakteri 8,34 x105 CFU/g.
Performa Reproduksi Sapi Perah di Sumatera Barat Reswati Reswati; Jaswandi Jaswandi; E. Nurdin
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.157-165.2014

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi sapi perah di Sumatera Barat. Metode yang dilakukan adalah survey terhadap 24 ekor sapi perah yang dikelola oleh perusahaan di Kabupaten 50 Kota dan 35 ekor sapi perah yang dikelola oleh peternakan rakyat di Kota Padang Panjang. Analisis data dengan deskriptif, serta dilakukan uji T dengan program SPSS versi 12. Hasil penelitian menunjukkan umur beranak pertama (Age at First Calving) sapi perah di Kabupaten 50 Kota dan Kota Padang Panjang masing-masing 31,63±6,37 bulan dan 30,17±4,10 bulan;  masa kosong (Days Open) 260,63±147,04 hari dan 192,26±114,04 hari; sedangkan selang beranak (calving interval) 548,63±168,30 hari dan 477,26±114,04 hari. Performa reproduksi di kedua daerah ini belum baik karena melebihi jangka waktu optimal untuk ketiga variabel tersebut. Tidak ada perbedaan (P>0,05) antara penampilan reproduksi sapi perah di kedua daerah penelitian.
Pengaruh Waktu Pemberian Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) terhadap Jumlah Korpus Luteum dan Kecepatan Timbulnya Berahi pada Sapi Pesisir T. Afriani; Jaswandi Jaswandi; Defrinaldi Defrinaldi; Y. E. Satria
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.16.3.193-197.2014

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan timbulnya berahi dari dosis Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang berbeda dan pengaruh waktu pemberian GnRH terhadap jumlah korpus luteum pada sapi Pesisir. Materi yang digunakan yaitu 12 ekor induk sapi Pesisir, hormon PGF2α dan GnRH. Terdiri dari dua tahap, pertama Induk sapi disinkronisasi dengan 5 ml PGF2α dan kemudian diberi GnRH 50 µg, 100 µg dan 200µg. Kedua sapi disinkronisasi dengan 5 ml PGF2α dan kemudian diberi GnRH dosis hasil penelitian tahap pertama dan dibagi atas 4 waktu penyuntikan, yaitu A(16), B(32), C(48), dan D(64) jam. Peubah yang diamati adalah waktu terjadinya estrus setelah diberi dosis yang berbeda dan jumlah korpus luteum (CL) yang terbentuk dari waktu penyuntikan yang berbeda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis GnRH yang tercepat menunjukan gejala estrus adalah 100 µg dengan rataan 45.42±2.24 jam, 200 µg rataan 51.33±4.51 jam dan 50 µg rataan 76.53±11.92 jam. Waktu pemberian GnRH berpengaruh terhadap jumlah CL yang terlihat dari jumlah CL dari masing-masing perlakuan. Perlakuan C(48) jam menunjukkan jumlah CL yang paling banyak dengan rataan 4.33±1.15 dan diikutiB(32) jam dengan rataan 3.67±1.53,perlakuan A(16) jam dengan rataan1.67±1.15perlakuan D(64) dengan rataan 1.67±0.58.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 27 No 3 (2025): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 27 No 2 (2025): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 27 No 1 (2025): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 26 No 3 (2024): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 26, No 3 (2024): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 26 No 2 (2024): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 26, No 2 (2024): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 26 No 1 (2024): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 26, No 1 (2024): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 25, No 3 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 25 No 3 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 25, No 2 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 25 No 2 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 25 No 1 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 25, No 1 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 24, No 3 (2022): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 24, No 2 (2022): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 24, No 1 (2022): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 23, No 3 (2021): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 23, No 2 (2021): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 23, No 1 (2021): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 22, No 3 (2020): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 22, No 1 (2020): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 21, No 3 (2019): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 21, No 2 (2019): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 21, No 1 (2019): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 20, No 3 (2018): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 20, No 2 (2018): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 20, No 1 (2018): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 19, No 3 (2017): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 19, No 2 (2017): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 19, No 1 (2017): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 17, No 3 (2015): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 16, No 2 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 16 No 2 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 15, No 1 (2013): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 14, No 3 (2012): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 14, No 2 (2012): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 14, No 1 (2012): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 13, No 3 (2011): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 13, No 2 (2011): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 13, No 2 (2011): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 13, No 1 (2011): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 12, No 3 (2007): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 12, No 2 (2007): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 12, No 1 (2007): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 11, No 3 (2006): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 11, No 2 (2006): Jurnal Peternakan Indonesia Vol 11, No 1 (2006): Jurnal Peternakan Indonesia More Issue