cover
Contact Name
Teti Estiasih
Contact Email
-
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
jpathp@ub.ac.id
Editorial Address
Jl. Veteran Malang 65145 Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Pangan dan Agroindustri
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 26852861     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jpa
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 3: July 2020" : 6 Documents clear
PENGARUH PENAMBAHAN TEMPE DAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN HEDONIK NUGGET NANGKA MUDA (Artocarpus heterophyllus LMK) Uswatun Hasanah; Millatul Ulya; Umi Purwandari
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.5

Abstract

Pemanfaatan nangka muda dalam pembuatan nugget yang dikombinasikan dengan bahan nabati menjadikan nugget nangka muda dapat dikonsumsi baik kalangan vegetarian maupun non vegetarian. Penambahan tempe dan tepung tapioka berfungsi untuk meningkatkan protein dan memperbaiki tekstur nugget nangka muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi tempe, tapioka dan interaksi keduanya terhadap karakteristik fisikokimia dan hedonik nugget nangka muda. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui proporsi terbaik berdasarkan metode Comparative Performance Index (CPI). Penelitian ini menggunakan RAL 2 faktor yaitu proporsi tempe dan proporsi tapioka. Proporsi tempe yang digunakan yaitu 0 %, 10 %, 20 % dan 30 %. Sedangkan proporsi tapioka yang digunakan yaitu 10 % dan 20 %. Parameter uji pada penelitian ini antara lain kadar air, tekstur, kadar lemak, kadar protein dan uji hedonik. Hasil penelitian menunjukkan proporsi tempe berpengaruh nyata terhadap hardness, chewiness, kadar protein dan kadar lemak. Proporsi tapioka berpengaruh nyata terhadap kadar air, hardness, cohesiveness, springiness, gumminess, chewiness, kadar protein, kadar lemak dan tekstur (hedonik). Interaksi antara proporsi tempe dan tapioka berpengaruh terhadap kadar protein dan kadar lemak. Proporsi terbaik berdasarkan metode CPI adalah nugget dengan proporsi tempe 30 % dan tapioka 20 %. Kadar air, kadar protein dan kadar lemak nugget berturut-turut yaitu 36,75 %; 5,093 % dan 9,777 %.
PENGARUH ISOLAT PROTEIN KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA KEFIR BUBUK Heni Rizqiati; Nurwantoro Nurwantoro; Andi Febrisiantosa; Claradhita Ayu Shauma; Rani Khasanah
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.1

Abstract

Pembuatan kefir bubuk melalui pengeringan merupakan pengolahan lanjutan yang dapat menghindari pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan, dapat memperpanjang masa simpan, mempermudah distribusi, dan memperkecil ruang penyimpanan kefir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Isolat Protein Kedelai (IPK) terhadap rendemen, total padatan terlarut, aw, pH, derajat kecerahan, kadar air, kelarutan, total asam kefir bubuk. Penelitian ini meliputi pembuatan kefir, pembuatan kefir bubuk dengan penambahan IPK berbagai konsentrasi, pengujian parameter, dan analisis data yang diperoleh. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan variasi perlakuan yang diberikan adalah (T0) tanpa penambahan IPK 0%, (T1) penambahan IPK 2.5%, (T2) penambahan IPK 5%, (T3) penambahan IPK 7.5%, dan (T4) penambahan IPK 10%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan IPK memberikan pengaruh nyata (p<0.05) terhadap peningkatan rendemen dan nilai pH, serta penurunan total padatan terlarut, derajat kecerahan, kadar air, kelarutan, dan total asam. Kefir bubuk dengan penambahan IPK 2.5% merupakan perlakuan terbaik.
PEMANFAATAN CHITOSAN DARI LIMBAH UDANG GALAH SEBAGAI EDIBLE COATING BUAH TOMAT DENGAN VARIASI WAKTU PENYIMPANAN Nenengsih Verawati; Nur Aida; Khairul Muttaqin
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.3

Abstract

Limbah kulit dan kepala udang mengandung senyawa kitin yang bermanfaat dalam bidang pangan. Sintesis kitin menjadi chitosan dapat bermanfaat sebagai edible coating pada buah tomat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar air, abu dan protein pada chitosan cangkang udang galah dan mengetahui pengaruh penambahan chitosan terhadap lama penyimpanan buah tomat. Analisis data dalam penelitian menggunakan Rancang Acak Kelompok (RAK) dua faktor yaitu lama penyimpanan tomat dengan 5 taraf, yaitu 0; 3; 6; 9; dan 12 hari, dan konsentrasi serbuk chitosan dengan 4 taraf, yaitu 0%; 1%; 1.5% dan 2%. Hasil analisis chitosan yaitu kadar air 7.90%; abu 3.72% dan protein 4.01%. Penambahan konsentrasi chitosan memberikan pengaruh terhadap jumlah dissolved solids, susut berat, total acidity dan vitamin C selama penyimpanan buah tomat. 
KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN MIKROBIOLOGI SABUN SUSU KAMBING Putri Dian Wulansari; Dwi Wijayanti
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.4

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menganalisis potensi sabun susu kambing ditinjau dari karakteristik fisik, kimia dan mikrobiologi. Parameter yang diukur pada karakteristik fisik adalah nilai kekerasan, daya busa, warna, bau dan tekstur sabun. Karakteristik kimia sabun yang dianalisis terdiri dari kadar air, massa jenis, pH, total asam lemak, asam lemak bebas, lemak netral, alkali bebas, dan minyak mineral, sedangkan karakteristik mikrobiologi yaitu uji daya hambat terhadap bakteri kulit (Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun susu kambing menghasilkan total asam lemak dan lemak mineral yang kualitasnya lebih rendah dibandingkan dengan sabun kontrol. Sabun susu kambing memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus, akan tetapi tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Kesimpulan sabun susu kambing yang dihasilkan memenuhi syarat mutu sabun batang yang ditetapkan oleh SNI 06-3532-1994, kecuali kandungan minyak mineralnya. 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KHAMIR THERMOTOLERANT DAN ETHANOL-TOLERANT PADA BUAH LOKAL INDONESIA Mochamad Nurcholis; Dendy Fernando; Elok Zubaidah; Jaya Mahar Maligan
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.2

Abstract

Pemanfaatan buah lokal di Indonesia salah satunya sebagai sumber bioetanaol karena kandungan pati yang besar. Pada pembuatannya terdapat proses hidrolisis yang dihasilkan oleh yeast (khamir). Kekurangan pada khamir ialah memiliki toleransi terbatas terhadap etanol dan juga tidak tahan terhadap suhu diatas 40˚C. Penelitian ini bertujuan memperoleh isolat khamir penghasil etanol yang memiliki toleransi tinggi terhadap etanol dan suhu. Penelitian ini melalui beberapa tahap yakni isolasi khamir, uji thermotolerant, uji ethanol tolerant, kemudian uji kadar alkohol dengan Gas Cromatography, uji morfologi koloni dan sel, pembuatan inokulum, dan pembuatan kurva pertumbuhan khamir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat B01 (Kenitu) dan B14 (Coklat) diduga genus Candida sp. Sedangkan isolat B02 (Pisang) dan B03 (Pepaya) diduga genus Saccharomyces sp. Pada uji ethanol toleran isolat  B01, B02, B14,dan  B03  memiliki toleransi yang baik terhadap etanol 14%, dan pada isolat  B01 dan B14  masih dapat toleran pada konsentrasi 15%. Sedangkan pada uji thermotolerant semua sampel bertahan hingga suhu 48˚C. Untuk kemampuan dalam produksi etanol isolat B01 sebesar 2,41 % (b/v) pada jam ke-48, B02 sebesar 2,54 % (b/v) pada jam ke-48, B14 sebesar 2,63 % (b/v) pada jam ke-48, dan  B03 sebesar 3,07 % (b/v) pada jam ke-48. 
OPTIMASI PROSES PEMBUATAN SOHUN DARI PATI UBI BANGGAI (DIOSCOREA ALATA) Feri Kusnandar; Mimah Mutmainah; Tjahja Muhandri
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 3: July 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.03.6

Abstract

Ubi Banggai merupakan ubi lokal yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di Kepulauan Banggai Sulawesi Tengah. Ubi Banggai banyak mengandung karbohidrat, terutama pati. Pati ubi Banggai mengandung amilosa yang tinggi yang sesuai untuk bahan baku pembuatan sohun. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi proses pembuatan sohun pati ubi Banggai (Dioscorea Alata). Pati Banggai dari tiga varietas (Baku Pusus, Baku Tuu Oloyo dan Baku Boan) diekstraksi dan diproses menjadi sohun. Optimasi proses dilakukan dengan menggunakan pati Baku Pusus. Sohun dibuat dengan mencampurkan pati ubi Banggai dengan air, dilewatkan dalam ekstruder ulir tunggal dan dikeringkan. Sepuluh kombinasi percobaan yang memvariasikan persen air (50-60% dari berat pati) dan suhu barrel (95-100oC) dirancang dengan response surface methodology. Optimasi proses berdasarkan parameter kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP), daya serap air dan elongasi. Proses optimum pembuatan sohun adalah kombinasi air (61%) dan suhu barrel ekstruder (99oC). Sohun memiliki KPAP 6.16% KPAP rendah, dan daya serap air dan elongasi tinggi (278.08% dan 236.95%). Dibandingkan sohun dari pati Baku Puyus, sohun pati Baku Tuu Oloyo dan Boan yang diproses pada kondisi proses menunjukkan KPAP lebih tinggi (7.12% dan 8.54%), daya serap air (204.05% dan 201.90%) dan elongasi (310.94% dan 320.70%) yang lebih rendah. Ketiga sohun menunjukkan sifat translusen dan berwarna keabu-abuan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6