cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Bercadik
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
ESTETIKA TARI ZAPIN SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN KARYA KAKI-KAKI Pangestu, Indah Yuni; Ediwar, Ediwar; Martion, Martion
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK : Kesenian-kesenian yang kuat mengekspresikan peradaban Islam dalam kebudayaan Melayu di antaranya kesenian Zapin. Tari Zapin berkembang tidak hanya dikalangan istana tetapi juga di kalangan masyarakat Melayu dengan ragam-ragam dan gerak  yang cukup khas. Konsep estetika gerak Zapin sebagai refleksi dari masyarakat  Melayu lebih banyak didasarkan pada nama-nama gerak bernuansa Islam, antara lain gerak alif sembah, alif sembah, bunga alif pusing, dan bunga alif pusing. Kata- kata alif didasarkan pada abjad pertama huruf Arab yang bentuknya tegak lurus, maka komposisi dari gerak alif adalah merupakan gerakan penari yang membuat garis lurus. Dari konsep tentang kebudayaan dalam Islam, maka menurut penulis, zapin adalah salah satu seni Islam. Artinya seni ini adalah wujud dari konsep-konsep ajaran Islam. Didalamnya terkandung nilai-nilai, filsafat, bahkan adat, estetika, etika, dan semua hal yang berkait dengan seni Islam. Di dalam zapin terkandung kultur Islam, yang kemudian disesuaikan dengan jiwa lokal, yakni Alam Melayu, sebagai salah satu kawasan yang menyumbang peradaban Dunia Islam, yang runduk di bawah arahan wahyu Allah. Berkenaan dengan penciptaan tari kaki-kaki maka metode yang digunakan untuk meliputi observasi dan wawancara. Sementara landasan penciptaan yang penulis gunakan adalah pernyataan Datuk Haji Abdul Ghani Othman bahwa “Pada umumnya pergerakan tari Zapin Melayu dititikberatkan kepada cara melangkah serta bunga-bunga langkah dengan hayunan tangan dan badan yang sangat minimal tetapi anggun dan cukup menarik”. Kemudian teori yang dikemukakan oleh Sal Murgiyanto bahwa “Tradisi pada dasarnya merupakan sebuah proses pertumbuhan yang tidak selalu mudah untuk dirusak atau dinodai, lebih bijak apabila kita mendalaminya, bukan untuk hanyut bersamanya, tetapi untuk mengolah dan mengembangkannya.Kata Kunci: Estetika, Tari Zapin, Kaki-Kaki
FENOMENA MUSIK KOMPANG KECAMATAN BENGKALIS DI ERA GLOBALISASI Ruseli, Yeni; Minawati, Rosta
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Musik Kompang merupakan seni pertunjukan yang bernafaskan Islam. Di Bengkalis hampir disetiap desa memiliki group kompang, yang ditampilkan dalam upacara perkawinan, khitanan, muharam, aqiqah dan sebagainya. Musik kompang adalah musik tradisi Melayu berupa nyanyian atau puji-pujian terhadap kebesaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW diiringi kompang. Musik Kompang mempedomani dari kitab Berjanzi. Musik Kompang di era globalisasi saat ini masih tetap bertahan ditengah masyarakatnya, walaupun musik-musik modern yang popular cukup berkembang. Namun musik kompang tetap dapat bertahan ditengah-tengah menjamurnya pilihan-pilihan kesenian lainnya.Kata Kunci: Musik kompang, Kebertahanan, Bengkalis, Musik Tradisional.
TRANSFORMASI UPACARA BULEAN SUKU TALANG MAMAK MENJADI TARI RENTAK BULEAN PADA MASYARAKAT INDERAGIRI HULU PROVINSI RIAU Oktavia, Irni; Erlinda, Erlinda
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK:Tari Rentak Bulian merupakan persofikasi dari upacara Bulean yang terdapat di Suku Talang Mamak Provinsi Riau, yang dilatar belakangi oleh sistem kehidupan masyarakat yang mempunyai kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib. Upacara Bulean merupakan jenis upacara pengobatan sebagai solusi dalam mengobati suatu penyakit dengan mempergunakan kekuatan batin dalam mendekatkan diri kepada makhluk gaib, guna kesembuhan orang yang sakit. Kehadiran upacara Bulean menimbulkan inspirasi seorang seniman untuk mentransformasikan upacara Bulean kebentuk seni pertunjukan yaitu seni tari yang dinamakan tari Rentak Bulian. Tarian tersebut menggambarkan bagaimana cara pengobatan yang dilakukan masyarakat Talang Mamak untuk menyembuhkan penyakit melalui upacara Bulean. Dalam hal ini walau pun upacara Bulean telah mengalami alih rupa, baik dari segi bentuk, fungsi dan makna, telah berubah dari bentuk sakral ke profan, namun dalam konteks pertunjukannya tidak dapat mengabaikan persayaratan ritual yang harus dipenuhi.Kata Kunci: Upacara Belian, Rentak Bulian, Melayu, Masyarakat Talang Mamak
ESTETIKA TARI ILLAU SIMAGEK AURDURI KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK Nursyam, Yesriva; Erlinda, Erlinda
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Tulisan ini membahas tentang Estetika Tari Illau Simagek Aurduri Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif bersifat deskriptif analisis yang memaparkan keadaan di lapangan mengenai tari Illau. Penelitian menunjukkan bahwa tari di Minangkabau mengandung makna yang dalam serta nilai estetika tersendiri di tengah masyarakat pendukungnya, sebagaimana yang tampak pada tari Illau di Nagari Simagek Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Tari Illau yang merupakan tari tradisi masyarakat Simagek berfungsi sebagai tari yang digunakan dalam Batagak Gala bagi seorang penganten laki-laki. Hal ini membuat tari Illau Simagek memiliki perbedaan dengan tari Illau lainnya di Minangkabau, karena tari yang pada awalnya ditarikan untukhiburan raja ini dipergunakan untuk batagak gala bagi sepasang pengantin, sementara tari Illau lainnya berhubungan dengan kematian.Kata Kunci: tari Illau, Simagek, estetika, sosial budaya
MEMBANGUN KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN COMMUNITY MELAYU DI MESKOM BENGKALIS MELALUI SENI KOMPANG Nilawati, Nilawati; Nursyirwan, Nursyirwan; Minawati, Rosta
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Penulisan seni kompang ini menjadi penting dan berarti bagi pengkajian kebudayaan Melayu. Tujuan kajian adalah melirik kebudayaan dan kepribadian masyarakat Melayu melalui; melirik bila kompang dipandang sebagai budaya masyarakat Melayu; menyampaikan kompang berada dalam posisi strata; mengapresasi interpretasi keberadaan kompang; dan menggambarkan pemahaman kompang sebagai musik tradisional. Penulisan ini bertujuan pula untuk: mengungkap konsep ikon budaya melayu dalam kompang; menyampaikan bentuk-bentuk ikon budaya melayu yang dapat dilahirkan dalam penyajian kompang; menjelaskan appresiasi masyarakat Meskom terhadap perubahan dan kebertahanan kreativitas ekspresi seni kompang. Metode dalam penelitian untuk menuju karya tulis ilmiah maupun jurnal bersifat kualitatif dan kuantatif, melalui pendekatan pengkajian etnografi, etnomusikologi dan antropologi meliputi interpretasi atas ikon, dan representasi budaya kompang di Meskom Bengkalis. Terkait pelaksanaan penelitian ditempuh dengan beberapa tahapan antara lain: persiapan; pengumpulan data lapangan (penelitian); pengolahan data (kerja laboratorium); dan penyusunan laporan. Secara umum hasil penelitian dapat dikatakan bahwa: interpretasi tradisi kompang pada community Meskom- Bengkalis tradisi mereka adalah produk dari suatu masyarakat tradisional. Tradisi itu terbentuk melalui proses panjang melalui kebiasaan turun-temurun oleh sekelompok masyarakat yang berada di wilayah Meskom-Bengkalis. Strata atau posisi kompang pada community Meskom-Bengkalis tergolong ke dalam kelompok folk art (seni untuk rakyat), dan mass art (seni untuk massa), dalam bahasa umum, musik kompang berasal dari rakyat, diperankan oleh rakyat, diperuntukkan bagi rakyat.Kata Kunci: Seni Kompang, Kebudayaan, Kepribadian, Community Melayu, Meskom-Bengkalis.
PERANAN GORDANG SAMBILAN DALAM KEGIATAN UPACARA HORJA GODANG DI KOTANOPAN MANDAILING NATAL Majid, Abdul; Nursyirwan, Nursyirwan; Yulika, Febri
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK : Upacara Horja godang merupakan upacara adat perkawinan pada etnik Mandailing,dilaksanakan setelah seminggu acara akad nikah. Upacara Horja Godang dilaksanakanoleh masyarakat keturunan raja-raja di Kecamatan Kotanopan yang mayoritaspenduduknya adalah etnik Mandailing. Menurut tradisinya upacara Horja Godangberlangsung selama tiga hari, lima hari, atau satu minggu, sesuai dengan ketentuanadat. Pada upacara Horja Godang ditampilkan Gordang Sambilan sebagai musikpendukung upacara. Secara turun-temurun masyarakat Kotanopan berpendapatbahwa musik Gordang Sambilan merupakan musik adat dan Gordang Sambilandiyakini sebagai alat musik milik raja-raja mereka secaran turun temurun. Fungsimusik Gordang Sambilan sangatlah menentukan pada rangkaian upacara HorjaGodang. Fungsi musik tersebut meliputi (1) Fungsi Ekspresi Emosi, (2) FungsiReaksi Jasmani, (3) Fungsi Hiburan, (4) Fungsi Representasi Simbolis, (5) FungsiKomunikasi, (6) Fungsi Identitas Etnik.
STRUKTUR DRAMATIK SERIAL TV SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA AGUS WIDJOYONO Hutagama, Yogian; Minawati, Rosta; Nursyirwan, Nursyirwan
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK :Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan struktur dramatik yang terdapat dalam Serial TV Sengsara Membawa Nikmat, karya Agus Widjoyono. Menggunakan pendekatan struktural dengan metode analisis deskriptif tulisan ini akan membuktikan bahwa serial TV mengandung unsur naratif dalam bentuk rangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain dan terkait oleh logika sebab akibat (kausalitas) yang terjadi dalam ruang dan waktu. Rangkaian peristiwa ini memiliki struktur dramatik dan saling memelihara kesinambungan cerita dari awal hingga akhir. Serial TV Sengsara Membawa Nikmat memiliki struktur dramatik yang menyangkut perkembangan dan kaitan antar konflik dari awal hingga akhir cerita.Pendekatan strukturalisme yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengetahui perkembangan cerita, tokoh/penokohan, klimaks dari permasalahan dan tahap akhir yang merupakan kesimpulan dari isi cerita yang menuturkan plot/alur dramatik.Kata Kunci: Serial TV, Struktur Dramatik, Sengsara Membawa Nikmat.
KEBUDAYAAN LOKAL SEBAGAI POTENSI DALAM BERKARYA KOMIK Ariesta, Olvyanda
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK : Komik adalah media bercerita melalui gambar-gambar yang disusun sedemikian rupa membentuk narasi. Dalam perkembangannya, komik sempat mendapat reaksi keras dari pemerintah Amerika karena dianggap membawa ideologi anti pemerintaah pada tahun 1954, sehingga komik-komik tersebut dibakar. Namun seiring perkembangan zaman, komik mendapat tempatnya sendiri di masyarakat, perkembangan komik pun semakin pesat, bukan hanya sebagai bacaan hiburan, tapi di dalamnya juga terdapat pesan-pesan yang menyusung nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan lokal yang ada di Nusantara memiliki potensi yang besar sebagai ide pembuatan komik. Dengan mengangkat kebudayaan lokal, baik secara tema maupun visual di dalam komik, maka melalui komik dapat ikut memperkenalkan kebudayaan bangsa kepada pembaca yang multikultural, serta memperkuat identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan tradisional.Kata kunci: Komik, Budaya lokal, Kerinci
EKSPRESI MUSIKAL RATOK SIKAMBANG DALAM BABIOLA Darmansyah, Darmansyah; Bahar, Mahdi; Nursyirwan, Nursyirwan
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang pertunjukan biola. Masyarakat Batang Kapas mengenalnya dengan istilah babiola. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis salah satu repertoar lagu dalam pertunjukan biola, yang sangat dikenal oleh masyarakat setempat, yaitu ratok sikambang. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan semiotik sebagai simbol budaya. Hasil penelitian memperlihatkan, bahwa tradisi babiola (pertunjukan biola) dengan ratok sikambang-nya merupakan simbol sosial mayarakat. Biola itu sendiri adalah sejenis alat musik tradisional yaitu sejenis instrumen gesek mirip biola (viol), dengan materi utamanya adalah penyampaian teks kaba (cerita). Salah satu repertoar lagunya yangterkenal adalah Ratok Sikambang. Ratok Sikambang diyakini sebagai lagu tradisional tertua dan memiliki karakteristik melodi dan teks. Isi teks lagu berupa imitasi bentuk isak tangis ratapan yang dipandang masyarakat pendukungnya sebagai representasi suasana sedih yang membatin, dan hal ini dialami tokoh legendaris Sikambang yang selalu dirundung penderitaan hidup. Penyajian tradisi Babiola dalam membawakan karakter lagu Ratok Sikambang disajikan secara eksrepsif oleh tukang biola (pemain biola) sebagai puncak ekspresi musikal.
INTERPRETASI MOTIF ORNAMEN BADA MUDIAK DI MINANGKABAU Marba, Sabri; Ediwar, Ediwar
Bercadik Vol 1, No 1 (2013): Bercadik | Diskursus Budaya Lokal
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.465 KB)

Abstract

ABSTRAK : Tulisan ini bertujuan untuk memahami falsafah motif bada mudiak di Minangkabau, menafsir kembali hubungannya dengan falsafah “alam takambang jadi guru”. Tentang penciptaan motif, hubungannya dengan alam dan reinterpretasi motif yang berlandaskan doktrin adat Minangkabau yaitu Adat bersendi syara’, syara’ bersendi Kitabullah. Menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data melalui studi pustaka. Orang Minangkabau menamakan tanah airnya Alam Minangkabau. Pemakaian kata alam itu mengandung makna yang tidak bertara, seperti yang diungkapkan dalam mamangannya: Alam takambang jadi guru. Penciptaan karya ornamen Bada Mudiak di Minangkabau merupakan ekspresi dari hasil interpretasi yang berasal dari pengamatan terhadap alam, seperti tumbu-tumbuhan, hewan, serta benda keperluansehari-hari. Seni Islam menolak untuk menggambarkan manusia dan mahkluk hidup karena ada keyakinan dan kepercayaan yang mengarahkan senimannya ke arah produk kreatif tertentu, doktrin Adat bersendi syara’, syara’ bersendi Kitabullah, meletakkan agama Islam sebagai sumber utama dalam pandangan hidup orang Minangkabau, sehingga visualisasinya cendrung mengarah pada seni yang abstrak (sarian) dan geometrik.Kata Kunci: Alam, Abstrak, Bada Mudiak, Hulu.

Page 1 of 2 | Total Record : 12