Garuda - Garba Rujukan Digital

Article Per Year (5 Year)

All

BioWallacea Journal of Biological Research

wallacea
Website

Published by Universitas Halu Oleo

ISSN : 23556404 EISSN : 26856360 DOI : https://doi.org/10.1234/1234

Core Subject : Health, Agriculture,

Agriculture, Biological Sciences & Forestry Veterinary

BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) telah memiliki ISSN 2355-6404 (print) dan ISSN 2685-6360 (online) yang merupakan salah satu jurnal nasional dan diterbitkan oleh Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo. Jurnal ini fokus pada ilmu biologi dan serumpun. Jurnal BioWallacea menerima naskah-naskah terbaik dari penulis yang bersifat asli hasil penelitian maupun telaah (review). Naskah ditulis dengan baik untuk setiap topik berkaitan dengan biologi yang berkembang saat ini serta bidang-bidang lain, termasuk: Penelitian Ekologi Fisiologi Ekofisiologi Taksonomi Botani Zoologi Mikrobiologi Biologi Laut Ilmu terapan berkaitan dengan ilmu Biologi seperti Bioteknologi, Biokimia, dan Biologi Sel serta Molekuler. Penelitian yang berkaitan isu lingkungan, termasuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Arjuna Subject : Biokimia, Genetika dan Biologi Molekuler - Biokimia, Genetika dan Biologi Molekuler (Lain-Lain)

Articles 10 Documents

Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea" : 10 Documents clear

INTERAKSI BURUNG PEMAKAN BUAH DAN TUMBUHAN PENGHASIL BUAH DI KEBUN RAYA UHO : FUNGSI KEBUN RAYA UHO SEBAGAI PENYEDIA RESOURCES BAGI KOMUNITAS BURUNG Adi Karya; Rita Ayu Ningtyas; Al Firman
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis burung pemakan buah, perilaku makan serta karakteristik buah pakan bagi komunitas burung di Kebun Raya UHO. Empat buah transek sepanjang ± 1 km dan diletakkan secara purposive random sampling di dalam Kebun Raya UHO. Dicatat nama jenis burung pemakan buah, perilaku makan burung serta karakteristik morfologi buah pakan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 7 jenis burung pemakan buah yaitu burung kacamata laut, cabai panggul kuning, cabai panggul kelabu, cucak kutilang, walik raja, walik kembang dan punai pengantin. Terdapat lima jenis buah pakan yaitu Ghondolia (Polyscias Kjellbergii), buah Elaeocarpus sp., beringin (Ficus sp.), batu-batu (Rhodomyrtus sp.) dan Anamirta cocculus. Perilaku burung dalam mengkonsumsi buah menggunakan dua cara yaitu menelan buah secara langsung dan mematuk bagian-bagian buah sedikit-demi sedikit. Krakteristik buah memiliki ukuran yang bervariasi yaitu panjang 0.6 cm dan berat 0.1 gr pada Ghondolia (Polyscias Kjellbergii) hingga panjang 1.9 cm dan lebar 1.6 cm serta berat 2.5 gr pada beringin (Ficus sp.). Bentuk buah bervariasi yaitu berbentuk lonjong pada beringin (Ficus sp), berbentuk bulat pada Anamirta cocculus hingga berbentuk lonceng pada Batu-batu (Rhodomyrtus sp.). Warna buah bervariasi yaitu berwarna hitam pada Ghondolia (Polyscias Kjellbergii), warna hijau kebiru-biruan pada Elaeocarpus sp., warna merah pada beringin (Ficus sp.) dan warna kemerah-merahan pada Batu-batu (Rhodomyrtus sp.). Kata Kunci: Burung pemakan buah, Tumbuhan Pakan, Kebun Raya UHO ABSTRACTThis study aims to determine the frugivorous birds, foraging behavior and to know the characteristics of fruit who consumed by birds in UHO Botanical Garden. Four transects along ± 1 km and placed by purposive random sampling in UHO Botanical Garden. Note the name of the frugivorous birds, foraging behavior and morphological characteristics of the fruits. The result show that there were 7 species of frugivorous birds in UHO Botanical Garden. The species of birds were lemon bellied white eye, Yellow-sided Flowerpecker, grey-sided Flowerpecker, Sooty-headed Bulbul, Superb Fruit-dove, Black-naped Fruit-dove and Grey-cheeked Green Pigeon. There were 5 fruit plants species found in the UHO Botanical Garden. The fruit plants were Ghondolia (Polyscias Kjellbergii), Elaeocarpus sp., beringin (Ficus sp.), batu-batu (Rhodomyrtus sp.) and Anamirta cocculus. Foraging behaviour by using two ways of swallowing fruit directly and pecking pieces of fruit little by little. The size of fruits has a variety ranging from length 0.6 cm and weight 0.1 gr on Ghondolia (Polyscias Kjellbergii) to large enough size with length 1.9 cm and width 1.6 cm and weight of 2,5 grams on the Beringin (Ficus sp .). The shape of fruits are oval-shaped like on the beringin (Ficus sp), rounded in Anamirta cocculus to bell-shaped on batu-batu (Rhodomyrtus sp.). The color of the fruit varies in black color in Ghondolia (Polyscias Kjellbergii), bluish green color on Elaeocarpus sp., Red color on the beringin (Ficus sp.) and reddish on the batu-batu (Rhodomyrtus sp.). Keywords: Frugivorous birds, Fruit tree, UHO Botanical Garden

KEBUNTINGAN MENCIT (Mus Musculus L.) TAHAP PASCA IMPLANTASI LANJUT. PASCA PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG JAHE PUTIH (Zingiber Officinale Var. Amarum) PREGNANCY MICE (Mus Musculus L.) POST-IMPLANTATION STEP FURTHER WITH POST GIVE WHITE GINGER RHIZOME EXTRACT Wa Ode Harlis
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAKKandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe (Zingiber officinale var. Amarum) diantaranya golongan flavonoid, fenolik, terpenoid dan minyak atsiri. Golongan terpenoid dan minyak atsiri yang terkandung pada rimpang jahe putih dapat bersifat sebagai antifertilitas pada hewan jantan yaitu dapat mencegah proses transportasi sperma, sedangkan minyak atsiri dapat menggumpalkan sperma sehingga menurunkan motilitas dan daya hidup sperma yang menyebabkan sel sperma tidak mencapai sel telur dan pembuahan dapat tercegah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang jahe putih terhadap kebutingan mencit (Mus musculus L.) tahap pasca-implantasi lanjut. Jenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA, α = 0,05) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Sebanyak 16 ekor mencit betina dengan berat 20-30 gr berumur 2-3 bulan dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu K1 (Aquades), K2 (0,7mg/g bb), K3 (1,4 mg/gbb), dan K4 (2,8 mg/gbb) ekstrak. Ekstrak diberikan secara oral sebanyak 0,5 mL/ekor/hari, pada kebuntingan hari ke-8 sampai ke-12. Mencit dipelihara sampai hari kebuntingan ke-18. Mencit dikorbankan dengan menggunakan klorofom dan dibedah. Selanjutnya dilakukan pengamatan persentase fetus hidup dan persentase fetus mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang jahe putih memiliki pengaruh terhadap kebuntingan mencit tahap pasca implantasi lanjut dengan menurunkan persentase fetus hidup yaitu K1 (1,01%), K2 (0,63%) dan K3 (0,4%), sedangkan K4 tidak ditemukan fetus. Meningkatkan persentase fetus mati pada perlakuan K3 (1,4 mg/g) yaitu 0,4%. Kata Kunci : Ekstrak Rimpang Jahe Putih, Kebuntingan Pasca Implantasi Lanjut. ABSTRACT The content of secondary metabolite compounds found in ginger plants (Zingiber officinale var. Amarum) including flavonoids, phenolic, terpenoids and essential oils. Terpenoids and essential oils contained in white ginger rhizome can be as antifertility in male animals that can prevent sperm transport process, while the essential oil can agglomerate sperm to reduce the mortality and sperm life that causes sperm cells do not reach the egg and fertilization can be prevented. The aim of this research was to know the effect of white ginger rhizome extract (Zingiber officinale var. Amarum) on the post-implantation advanced stage of mice (Mus musculus L.). This research was experimental method with completely randomized design (CRD) which consists of 4 treatments and 4 replications. The data was analyzed by Analysis of Variance (ANOVA, α = 0,05). A total of 16 female mice weighing 20-30 g 2-3 months old were divided into 4 groups : K1 (Aquades), K2 (0.7 mg/gb), K3 (1.4 mg/gbb), and K4 ( 2.8 mg/gb) extract of white ginger rhizome. The extract was administered orally as 0.5 ml/ head/day, on gestation day 8 to 12. The mice were maintained up to 18 days gestation. Mice were sacrificed by using chloroform and dissected. Further more, the observation of the parameters of post-implantation gestation advanced stage is the percentage of fetuses and fetal death. The results showed that the extracts of white ginger rhizome has an influence on the post-implantation stage of gestation mice by reduce the percentage of live fetuses are K1 (1.01%), K2 (0.63%) and K3 (0.4%), while the K4 not found fetus. Increase the percentage of dead fetus on treatment of K3 (1.4mg/g) is 0.4%. Keywords : The Extract of White Ginger Rhizome Extract, The Post Implantation Advanced Stag

STUDI LUASAN TERUMBU KARANG DENGAN PENGINDERAAN JAUH DI TELUK MOLAWE KABUPATEN KONAWE UTARA, SEBELUM, DISAAT, DAN SETELAH PENAMBANGAN NIKEL DI SEKITAR TELUK Sampunur Kaslan; Saenuddin Saenuddin
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luasan terumbu karang sebelum penambangan nikel, saat berlangsung penambangan nikel, dan setelah penambangan tidak beraktivitas di sekitar Teluk Molawe. Maka informasi mengenai dinamika luasan terumbu karang seiring dengan aktivitas penambangan nikel dapat didokumentasikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penginderaan jauh (Remote sensing) menggunakan citra Landsat dengan formulasi lyzenga yang di analisis menggunakan program Er Mapper dan ARC GIS, sehingga luasan terumbu karang pada waktu berbeda dapat dipetakan dengan jelas. Kata Kunci : Luasan terumbu Karang, Penginderaan Jauh, Teluk Molawe. ABSTRACT The purpose of this research is to know the extent of coral reefs before nickel mining, during nickel mining, and after mining around Molawe Bay. The method used in this research is remote sensing using Landsat image with lyzenga formulation which is analyzed using Er Mapper and ARC GIS program. Result of this resarch that live coral cover in 2009 is 631,13 Ha (68.12%) during nickel mining in 2013 has decreased drastically by 23.9% to 409.25 Ha (44.52%), while 2017 after nickel mining was stopped in 2013, live coral cover to increase again to 583.28 Ha (58.68%) with the percentage increase from the year 2013 - 2017 is 14.4%. Key Words : Coral reef extent, remote sensing, Molawe Bay.

UJI DAYA HAMBAT SUPPOSITORIA VAGINA EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) TERHADAP Candida albicans Muhammad Azdar Setiawan; Iis Rahima J.
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAK Daun sirih merupakan obat tradisional yang digunakan untuk mengatasi keputihan. Ekstrak daun sirih dibuat dalam bentuk suppositoria vagina agar mempermudah penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat suppositoria vagina ekstrak daun sirih hijau terhadap Candida albicans. Jenis penelitian ini adalah eksperimen yang terdiri atas lima perlakuan dengan tiga kali pengulangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap). Ekstrak daun sirih hijau diperoleh dari hasil maserasi. Formulasi dibuat menggunakan basis larut air yaitu gelatin tergliserinasi dengan konsentrasi ekstrak 25%, 30%, dan 35%. Evaluasi fisik yang dilakukan yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, dan uji keseragaman bobot telah memenuhi syarat sediaan. Uji daya hambat suppositoria vagina ekstrak daun sirih hijau menggunakan metode Cylinder cup. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa suppositoria vagina ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 25%, 30% dan 35% memiliki daya hambat rata-rata sebesar 4,67 mm, 7,5 mm, dan 10,96 mm. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa data Fhitung (121,59) > Ftabel (3,48) dan dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) yang menunjukkan bahwa ketiga konsentrasi suppositoria vagina berbeda nyata dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Kata Kunci: Daun Sirih Hijau, Suppositoria Vagina, Candida albicans ABSTRACT Piper betle leaf is a traditional medicine that has been used for overcome vaginal discharge. Green betel leaf extract made in the vaginal suppository.This research aims to find out the inhibition of vaginal suppository ofgreen betel leaf extract against Candida albicans. The type of this research is an experiment consisting of five treatments with three repetitions. This research was conducted by RAL method (Completely Randomized Design). Green betel leaf extractobtained from the results of maceration. The formulations made used a water soluble base of glycerinated gelatinwith extract concentrations of 25%, 30%, and 35%. Physical evaluation conducted organoleptic test, homogeneity test, and weight uniformity test have fulfilled the requirements of the preparation. The inhibition test of vaginal suppositoria of green betel leaf extract using Cylinder cup method. The results showed that vaginal suppository of green betel leaf extract at concentrations of 25%, 30% and 35% has an inhibition average of 4.67 mm, 7.5 mm, and 10.96 mm. The results of the ANOVA test showed that the Fcount (121,59)> Ftable (3.48) and BNT (Least Significant Differences) showed that the three concentrations of vaginal suppository differed significantly in inhibiting the growth of Candida albicans fungus. Keywords: Green Betel Leaves, Vaginal Suppository, Candida albicans

VARIASI GEOGRAFIK KERAPATAN MANGROVE DAN KEPADATAN GASTROPODA SERTA KETERKAITANNYA DI PULAU TUNDA SERANG BANTEN, INDONESIA Syahrial Syahrial
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAKMangrove merupakan ekosistem pesisir yang paling produktif, dimana ekosistem mangrove Pulau Tunda Serang Banten belum banyak digali potensi keanekaragaman hayatinya. Kajian variasi geografik kerapatan mangrove dan kepadatan gastropoda serta keterkaitannya di Pulau Tunda Serang Banten telah dilakukan pada bulan Januari 2014. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis mangrove dan gastropodanya, termasuk hubungan antara kepadatan gastropoda terhadap kerapatan mangrovenya. Pengumpulan data kondisi vegetasi mangrove dilakukan dengan transek garis dan plot. Transek garis ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dengan arah tegak lurus garis pantai sampai ke daratan. Pengumpulan data gastropoda dilakukan dalam plot berukuran 1 x 1 m2 dan dipasang dalam plot pengamatan vegetasi mangrove berkategori pohon (10 x 10 m2). Keterkaitan antara kepadatan gastropoda dengan kerapatan mangrovenya digunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada Stasiun 1 untuk kategori pohon, kerapatan tertingginya adalah spesies Rhizophora apiculata (1244.44 ind/ha), sedangkan kategori anakan maupun semainya, kerapatan tertingginya adalah Bruguiera gymnorrhiza (622.22 ind/ha dan 20000.00 ind/ha). Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa kepadatan gastropoda di kedua stasiun didominasi oleh spesies Littoraria scabra dengan masing-masing kepadatan tertingginya adalah 6.31 ind/m2 (Stasiun 1) dan 2.24 ind/m2 (Stasiun 2), sedangkan keterkaitan antara kepadatan gastropoda dengan kerapatan mangrovenya sebesar 77.40%.Kata Kunci: Variasi geografik, kerapatan mangrove, kepadatan gastropoda, Pulau Tunda, Indonesia ABSTRACTMangrove is the most productive coastal ecosystem, where the mangrove ecosystem of Tunda Island Serang Banten has not been explored the potential of biodiversity. The study of geographic variation of mangrove and gastropods density with relevance on Tunda Island Serang Banten was conducted on january, 2014. It’s aim to know mangrove type and gastropods biodiversity include relation between gastropods and mangrove density. Mangrove vegetation condition data collected by line transect and plot. Line transect is pulled from the point reference (the outer mangrove stand) with the direction perpenticular to the shoreline to the mainland. Gastropods data collected by plot 1 x 1 m2 size and put on mangrove vegetatation observation plot as tree category (10 x 10 m2). Relation between gastropods and mangrove density used simple linear regression. The research result shown in station 1 with the highest density of tree category is Rhizophora apiculata species (1244.44 ind/ha), and the highest density of sapling or seedling categories are Bruguiera gymnorrhiza (622.22 ind/ha and 20000.00 ind/ha). In station 2 with the highest density of tree, sapling , and seedling category are Rhizophora apiculata species (1988.89 ind/ha, 622.22 ind/ha and 17777.78 ind/ha). Be side of that, the research result shown gastropods density in both of stations are dominated by Littoraria scabra species with each respectively of highest density are 6.31 ind/m2 (Station 1) and 2.24 ind/m2 (Station 2), then the relation between gastropods and mangrove density is 77.40%.Keywords : Geographic variation, mangrove density, gastropods density, Tunda Island, Indonesia.

KELIMPAHAN Acanthaster planci DI PERAIRAN PULAU TUNDA KABUPATEN SERANG, BANTEN Neviaty p. Zamani; Lalang Lalang; Riska Riska
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAK Acanthaster planci memainkan peranan penting dalam keseimbangan ekosistem terumbu karang. Apabila jumlahnya melimpah maka akan menjadi hama bagi ekosistem terumbu karang. Oleh karena itu kelimpahan A. planci dapat dijadikan indikator kesehatan terumbu karang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelimpahan A. planci dan kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tunda Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2014. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan dengan metode purposif sampling. Stasiun penelitian ditetapkan berdasarkan empat arah mata angin : Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Pengambilan data karang menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT) sedangkan pengambilan data A. Planci dengan menggunakan metode Belt Transect. Parameter perairan yang diukur adalah suhu, salinitas, kecerahan dan kecepatan arus. Hasil pengukuran parameter fisika–kimia perairan di lokasi pengamatan masih menunjukan kisaran normal yang menunjang bagi kehidupan biota karang dan A. planci, suhu perairan berkisar antara 26-290C, kecerahan perairan 100%, kecepatan arus berkisar antara 0,05 ms-1-0,19 ms-1, dan salinitas berkisar antara 30-32 ppt. Persentase penutupan karang berkisar antara 54,95-73,00% dengan kriteria “Baik”. Kelimpahan A. planci berkisar antara 0,03-0,02 ind/m2. Dari hasil pengukuran persentase penutupan karang dan kelimpahan A. Planci tidak menunjukkan hubungan yang signifikan, karena A. planci hanya memakan polip karang. Hal ini memungkinkan karang untuk segera pulih kembali setelah serangan dari A. planci berhenti. Kata Kunci: Terumbu karang, A. planci, Pulau Tunda. ABSTRACT Acanthaster planci plays an important role in the balance of coralreef ecosystems. If the amountis abundant it will be a pest to the coralreef ecosystem. Hence the abundance of A.planci can be used as indicators of the health of coral reefs.This study were to investigate the abundance of A. planci and coral reff condition in habiting the island of Tunda in Serang Regency, Banten. The study was conducted in January, 2014. Purposive sampling was used to determine the observed station. The station was also decided by considering four wind directions: north, south, east, and west. Line Intercept Transect (LIT) was applied to find out the coral cover, while Belt Transect was used to measure A. planci abundance. Water quality parameters were also measured including temperature, salinity, water clearence and water current. Results showed that water quality was in to larebale range to support both the coral and A. planci live. Water temperature ranged from 26-29oC, water clearence was 100%, velocity ranged from 0.05 ms-1–0.19 ms-1, and salinity ranged from 30-32 ppt. The coral cover ranged from 54,93-73,00% and ranged from in ”good” category. A. Planci abundance ranged from 0,03-0,07 ind/m2. There was no significant correlation between the percentage of the coral cover and A.planci abundance since the organism is a coral pholyp feeder. Key words: Coral reef, A. planci, Tunda Island.

DESKRIPSI MORFOLOGI DAN STATUS TAKSONOMI SEMUT DARI KOMUNITAS MANGROVE DI PULAU HOGA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI Suriana Suriana
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan ciri-morfologi dan mengklarifikasi status taksonomi berdasarkan ciri tersebut pada semut-semut yang ditemukan di kawasan Taman Nasional Wakatobi khususnya di pulau Hoga. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi. Sampel semut diperoleh dari lokasi penelitian dengan menggunakan perangkap tanam (pitfall trap) dan beating. Perangkap tersebut ditempatkan sedemikian rupa di sekitar tegakan mangrove yang telah dibuat plot-plot pengamatan. Deskripsi morfologi dilakukan dengan mengamati bagian: 1) kepala; meliputi bagian-bagain mulut, antena dan asesoris yang ada padanya 2) mesosoma meliputi bentuk pelekatan dan asesoris yang ada, dan 3) gaster, meliputi bentuk, jumlah ruas dan bentuk pelekatannya. Ciri-ciri yang ditemukan selanjutnya dikonfirmasi dengan buku identifikasi semut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 spesies semut yaitu: Mirmoterus sp., Oecophilla smaragdina, Camponotus sp. (Sub family Formicinae) Tapinoma sp., Iridomyrmex sp. (Sub family Dolicodinae). Ke-5 spesies tersebut merupakan family Formicidae. Kata Kunci: semut , mangrove, pulau Hoga Taman Nasional Wakatobi. ABSTRACT The aims of this research was to describe the characteristics of morphology and clarify the taxonomic status based on these characteristics on the ants found in the Wakatobi National Park, especially on the Hoga island. This research is an exploratory research.The ant sample was obtained from the research location by using pitfall trap and beating.The trap is placed in such a way around the mangrove stand that have made observation plots. Morphological description is done by observing the sections: 1) head; covering the parts of the mouth, antennae and accessories 2) mesosoma includes existing attachments and accessories, and 3) gaster, covering the shape, the number of segments and the form of attachment. The findings are further confirmed by ant identification books. The results showed there are five species of ants ie: Mirmoterus sp., Oecophilla smaragdina, Camponotus sp. (Sub family Formicinae) Tapinoma sp., Iridomyrmex sp. (Sub family Dolicodinae). All five species are family formicidae. Keywords: ant, mangrove, Hoga island in Wakatobi National Park

KARAKTERISASI MORFOLOGI ANGGREK ALAM (ORCHIDACEAE) ASAL TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI (TNRAW) KOLEKSI KEBUN RAYA UNIVERSITAS HALU OLEO Indrawati Indrawati; Yusuf Sabilu
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan pengelompokkan jenis anggrek alam (Orchidaceae) koleksi Kebun Raya Universitas Halu Oleo. Jenis penelitian ini digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data dianalisis menggunakan program Multy Variate Statistical Package (MVSP) versi 3.1 untuk mengetahui tingkat kemiripan dan pengelompokan antara jenis. Sampel penelitian yaitu jenis anggrek pilihan yang sehat untuk diamati sifat berdasarkan scoring panduan karakterisasi anggrek (BPTH, 2007). Karakterisasi dalam pemberian scoring menunjukkan hasil Pengelompokkan berdasarkan sistem klasifikasi dengan fenogram presentase kemiripan berdasarkan karakter vegetatif dan generatif dari 12 jenis anggrek asal TNRAW, hasil pengelompokan yaitu semua spesies termasuk dalam satu sub famili Epidendroideae, karena tergolong habitus epifit dan terbagi kedalam 3 tribus dan 3 sub tribus dengan persentase berbeda. Tribus (Vandeae) sub tribus (Aeridinae) terdapat 9 spesies tingkat persentase 77,9%-89,3%. Tribus (Dendrobieae) sub tribus (Dendrobiineae) terdapat 2 spesies tingkat persentase 87,9%. Tribus (Podochileae) sub tribus yaitu (Bulbophyllinae) 1 spesies tingkat persentase 67,7%. Kata kunci: Morfologi, Anggrek Alam (Orchidaceae), MVSP, Fenogram ABSTRACTThis study aimed to determine the characteristics of morphology and grouping of natural orchid species (Orchidaceae) collection of Botanical Gardenof Halu Oleo University. The type of research used was descriptive quantitative data analyzed. Data were analyzed using Multy Variate Statistical Package (MVSP) program version 3.1 to determine the level of similarity between types. The research sample was the type of orchid choiceof healthy to be observed nature based on orchid characterization guidebook (BPTH, 2007). Result of research based on phenogram character of vegetative and generative morphology, from 12 species of orchid had characteristic belonging to epiphytic habitus and growth type that was monopodial (7) type and sympodial (5). Pseudobulb types were clump type, chain, new pseudobulb (keiky), each type had (1) type. Leaf shape was straight / slightly inverted (2), needle-shaped (1), langset breech (2), spike grease and thick (2), oval / oblong (2), wavy (1), triangle (1), spear (1). Flowering type was cluster type (9), erect (1), panicle (1), like umbrella (1). Root type was the adhesive root (10), the air roots (2). Grouping of orchids based on existing phenograms and classification systems: subfamily Epidendroideae, tribus (Vandeae) sub tribus (Aeridinae) there were 9 species percentage levels of 77.9% -89.3%. Tribus (Dendrobieae) sub tribus (Dendrobiineae) there were 2 species percentage 87.9%. Tribus (Podochileae) sub tribus (Bulbophyllinae) 1 species percentage rate 67.7%. Keywords: Morphology, Orchidaceae, MVSP, Phenogram

PROYEKSI PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN Sitti Wirdhana Ahmad Bakaraeng
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAK Jumlah penduduk yang terus mengalami peningkatan signifikan akan mengancam terjadinya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Konawe Kepulauan. Diperlukan analisis kebutuhan lahan sawah agar potensi lahan pertanian tidak dialihfungsikan. Hasil analisis menunjukkan, bahwa kebutuhan luas panen dan kebutuhan luas tanam di Kabupaten Konawe Kepulauan sampai tahun 2025 masing-masing 213,7 Ha dan 215,2 Ha, yang tersebar pada enam (6) Kecamatan di Konawe Kepulauan. Kata Kunci : Jumlah Penduduk, Kebutuhan luas tanah, kebutuhan luas panen, Konawe Kepulauan. ABSTRACT The number of the significantly increasing of people will be threatening the agricultural conversion in Konawe Kepulauan. It is needed an analysis as of the agricultural potential is not converted to non agricultural. The result shows that the harvested area and planting area in Konawe Kepulauan until 2025 are 213,7 Ha and 215,2 Ha. It is spread in six districts of Konawe Kepulauan Keywords : Number of Population, planting area, harvested area, Konawe Kepulauan.

LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN TUMBUHAN KAYU BESI (Metrosideros petiolata Koord.) DI KAWASAN HUTAN LINDUNG NANGA-NANGA PAPALIA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA Muhsin Muhsin; Sitti Wirdhana Ahmad Bakkaraeng; Putra Prabowo
BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea
Publisher : University of Halu Oleo

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju dekomposisi serasah daun tumbuhan kayu besi (Metrosideros petiolata Koord.) di Kawasan Hutan Lindung Nanga-Nanga Papalia Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Populasi dalam penelitian ini adalah serasah daun dari jenis pohon Kayu Besi (Metrosideros petiolata Koord.) yang terdapat dalam plot pengamatan. Pengamatan bahan yang digunakan adalah serasah daun dari jenis kayu besi (Metrosideros petiolata Koord.) yang terdapat pada kantong serasah. Metode penelitian dengan memasukkan 20 gram serasah daun yang telah kering dan dimasukkan kedalam kantung berukuran 25 x 30 cm yang terbuat dari jaring nilon sebanyak 64 kantong pada masing-masing presentase penutupan tajuk yang berbeda yaitu 75-100%, 50-75%, 25-50%, dan 0-25%. Pada masing-masing presentase penutupan tajuk diletakkan sebanyak 16 kantung sampel, kemudian ditanam kedalam tanah dengan kedalaman ± 10 cm. Selanjutnya diambil kembali sebanyak 4 kantong serasah pada masing-masing presentase penutupan tajuk pada bulan pertama sampai bulan ke 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan laju penghancuran serasah daun pada presentase penutupan tajuk 75-100% sebesar 7,01 gram/bulan, 50-75%, 6,41 gram/bulan, 25-50%, 6,70 gram/bulan, dan 0-25% yaitu 5,78 gram/bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada kecendrungan semakin tinggi pertumbuhan penutupan tajuk maka semakin tinggi laju penghancuran serasah. Kata kunci : Dekomposisi serasah, Tutupan tajuk, kayu besi (Metrosideros petiolata Koord.) ABSTRACT This research aims to determine the decomposition rate of ironwood leaf (tulis latinnya) litter in Nanga-Nanga papalia protected forest area, Kendari city, Southeast Sulawesi. The population in this research was the leaf litter from ironwood trees (tulis latinnya) in the plot of observation. Besides that, the observation material was the leaf litter from ironwood (tulis latinnya) in the litter bag. The research method was done by putting 20 grams of dry litter into the bag of 25×30 cm which made by nylon net as much as 64 bags for each percentage of different canopy closures, that were 75-100%, 50-75%, 25-50%, and 0-25%. In each percentage of different canopy closure was put as much as 16 sample bags and planted in the soil with ± 10 cm depth. After that, it were taken back as much as 4 sample bags for each percentage of different canopy closure in the first month until the fourth month. The results showed that there were the difference of destruction rate of leaf litter in the percentage of canopy closure 75-100% as much as 7,01 grams/month, 50-75% was 6,41 grams/month, 25-50% was 6,70 grams/month and 0-25% was 5,78 grams/month. It were showed that there was a tendency for the higher growth of canopy closure, the higher the rate of litter destruction.Keywords: Litter destruction rate, percentage of canopy closure, Ironwood (Metrosideros petiolata Koord.)

Page 1 of 1 | Total Record : 10

Filter by Year

2017 2017

Filter By Issues

All Issue Vol 10, No 1 (2023): Biodiversitas Wallacea Vol 9, No 2 (2022): Biodiversitas Wallacea Vol 9, No 1 (2022): BioWallacea Universitas Halu Oleo Vol 8, No 2 (2021): Biodiversitas Wallacea Vol 8, No 1 (2021): BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research) Vol 7, No 2 (2020): Biodiversitas on Asian Wallacea Vol 7, No 1 (2020): BioWallacea and Sains Vol 6, No 2 (2019): BioWallacea and Biotechnological Science Vol 6, No 1 (2019): Biology and Wallacea Vol 5, No 2 (2018): Biodiversitas Wallacea Vol 5, No 1 (2018): Sains & Biodiversitas Wallacea Vol 4, No 2 (2017): Biodiversity Wallacea Vol 4, No 1 (2017): Biosains & Technology in Wallacea Vol 3, No 2 (2016): Biodiversity in Wallacea Vol 3, No 1 (2016): BIodiversitas Vol 2, No 2 (2015): Keragaman dan Bioteknologi Vol 2, No 1 (2015): Bodiversitas Vol 2, No 1 (2015) Vol 1, No 1 (2014) More Issue

Home Page

OAI Link

Editorial Team

Contact

Reviewer

Google Scholar

Contact Name
Suriana

Contact Email
suriana0568@gmail.com

Phone
+6285396691601

Journal Mail Official
biowallacea@uho.ac.id

Editorial Address
alan H.E.A. Mokodompit, Kampus Baru, Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo Kendari

Location
Kota kendari,

Sulawesi tenggara

INDONESIA

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Home Page

OAI Link

Editorial Team

Contact

Reviewer

Google Scholar

Contact Name Suriana

Contact Email suriana0568@gmail.com

Phone +6285396691601

Journal Mail Official biowallacea@uho.ac.id

Editorial Address alan H.E.A. Mokodompit, Kampus Baru, Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo Kendari

Location Kota kendari, Sulawesi tenggara INDONESIA

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Abstract

Contact Name
Suriana

Contact Email
suriana0568@gmail.com

Phone
+6285396691601

Journal Mail Official
biowallacea@uho.ac.id

Editorial Address
alan H.E.A. Mokodompit, Kampus Baru, Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Halu Oleo Kendari

Location
Kota kendari,

Sulawesi tenggara

INDONESIA